15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Agency Theory
Agency Theory merupakan teori yang mengatur hubungan antara pemegang saham principal dengan manajer agent. Principal memberikan
wewenang kepada agen untuk menjalakan bisnis perusahaan demi kepentingan principal. Setiap keputusan manajer adalah keputusan yang bertujuan untuk
memaksimalkan sumber daya perusahaan. Apabila manajer bertindak untuk mementingkan kepentingan individunya daripada kepentingan pemegang saham
maka perusahaan akan dirugikan. Keadaan inilah yang memunculkan konflik keagenan antara manajer dengan pemilik perusahaan. Masing-masing pihak
memiliki tujuan dan memiliki risiko yang berbeda berkaitan dengan perilakunya. Apabila manajer gagal menjalankan fungsinya akan berisiko tidak ditunjuk lagi
sebagai manajer perusahaan, sementara pemegang saham akan berisiko kehilangan modalnya kalau salah memilih manajer. Hal ini merupakan
konsekuensi dari pemisahan antara fungsi kepemilikan dengan pengelolaan. Sebagai agen pihak manajemen memiliki banyak informasi tentang perusahaan
tersebut diantaranya informasi mengenai kemampuan dan risiko perusahaan, serta tata cara mengelola perusahaan. Sedangkan pemegang saham memiliki sedikit
informasi dan juga tidak begitu berminat untuk mengetahui cara dan bagaimana perusahaan itu dijalankan Rachmad dan Muid, 2013.
Perbedaan informasi tersebut menyebabkan agen lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan perusahaan sehingga merugikan
prinsipal. Perbedaan informasi ini disebut sebagai asymmetric information. Asymmetric information adalah situasi dimana manajer memiliki informasi yang
berbeda yang lebih baik mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki oleh investor Brigham dan Houston, 1998.
Jensen dan Meckling 1976 mengemukakan teori keagenan yang menjelaskan bahwa kepentingan manajemen dan pemegang saham seringkali
bertentangan, sehingga bisa terjadi konflik diantara keduanya. Hal tersebut disebabkan manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang
saham tidak menyukai kepentingan pribadi manajer tersebut, karena pengeluaran tersebut akan menambah kos perusahaan yang menyebabkan penurunan
keuntungan perusahaan dan penurunan dividen yang akan diterima. Pemegang saham menginginkan agar kos tersebut dibiayai oleh utang, tetapi manajer tidak
menyukai dengan alasan bahwa utang mengandung risiko yang tinggi. Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham dapat diminimumkan dengan
suatu mekanisme pengawasan monitoring yang dapat mensejajarkan kepentingan yang terkait tersebut. Namun dengan munculnya mekanisme
pengawasan ini menyebabkan timbulnya suatu kos yang disebut agency cost. Menurut Jensen dan Meckling 1976 agency cost adalah biaya yang
meliputi biaya pengawasan monitoring, biaya ikatan bonding, dan kerugian residual residual loss. Pemegang saham dapat mengurangi divergensi
kepentingannya dengan memberikan insentif yang layak kepada manajer dan
dengan mengeluarkan biaya pengawasan monitoring untuk mengurangi perilaku menyimpang manajer. Selain itu, dalam beberapa situasi pemegang saham harus
membayar manajer untuk biaya ikatan bonding demi menjamin bahwa manajer tidak akan mengambil tindakan yang akan merugikan pemegang saham atau untuk
menjamin bahwa pemegang saham diberi kompensasi jika manajer mengambil tindakan yang salah.
Kebanyakan hubungan keagenan antara pemegang saham dan manajer akan dikenakan pengawasan positif dan biaya ikatan, di samping itu akan ada
beberapa perbedaan antar keputusan-keputusan manajer dan keputusan itu yang akan memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham. Setara dolar dapat
mengurangi kesejahteraan para pemegang saham sebagai akibat dari divergensi dalam biaya hubungan keagenan, dan menyebut biaya yang terakhir ini sebagai
“kerugian residual”. Untuk mengurangi agency cost terdapat beberapa alternatif yaitu dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen, dengan
menggunakan kebijakan hutang, dengan meningkatkan dividen payout ratio DPR dan dengan mengaktifkan pengawasan melalui investor-investor
institusional Putri dan Nasir, 2006.
2.2 Kebijkan Dividen