Pengertian Kebijakan Dividen Kebijkan Dividen

dengan mengeluarkan biaya pengawasan monitoring untuk mengurangi perilaku menyimpang manajer. Selain itu, dalam beberapa situasi pemegang saham harus membayar manajer untuk biaya ikatan bonding demi menjamin bahwa manajer tidak akan mengambil tindakan yang akan merugikan pemegang saham atau untuk menjamin bahwa pemegang saham diberi kompensasi jika manajer mengambil tindakan yang salah. Kebanyakan hubungan keagenan antara pemegang saham dan manajer akan dikenakan pengawasan positif dan biaya ikatan, di samping itu akan ada beberapa perbedaan antar keputusan-keputusan manajer dan keputusan itu yang akan memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham. Setara dolar dapat mengurangi kesejahteraan para pemegang saham sebagai akibat dari divergensi dalam biaya hubungan keagenan, dan menyebut biaya yang terakhir ini sebagai “kerugian residual”. Untuk mengurangi agency cost terdapat beberapa alternatif yaitu dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen, dengan menggunakan kebijakan hutang, dengan meningkatkan dividen payout ratio DPR dan dengan mengaktifkan pengawasan melalui investor-investor institusional Putri dan Nasir, 2006.

2.2 Kebijkan Dividen

2.2.1 Pengertian Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen menurut Riyanto 2001:265 adalah bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan earnings antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan di dalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditahan di dalam perusahaan. Sedangkan menurut Sundjaja 2002 : 341, “Kebijakan dividen perusahaan dividend policy adalah rencana tindakan yang harus diikuti dalam membuat keputusan dividen”. Dikatakan bahwa kebijakan dividen harus diformulasikan dengan memperhatikan tujuan untuk memaksimalisasi kekayaan dari pemilik perusahaan dan untuk pembiayaan yang cukup. Ketika sebuah perusahaan memperoleh laba bersih net income dan tingkat arus kas pada suatu periode tertentu, manajemen dihadapkan pada keputusan pemanfaatan laba tersebut. Manajemen mempunyai dua alternatif perlakuan terhadap laba bersih sesudah pajak atau EAT Earning After Tax. Dua alternatif tersebut yaitu dibagi kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen dan diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan. Perusahaan pada umumnya, sebagian EAT dibagi dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan kembali, artinya manajemen harus membuat suatu kebijakan dividen yang menyangkut penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham dengan menentukan besarnya EAT yang dibagi sebagai dividen dan besarnya EAT yang ditahan. Persentase dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dibandingkan dengan EAT disebut dengan Dividen Payout Ratio. Adanya pemberian dividen oleh perusahaan, maka perusahaan dianggap telah memenuhi kewajibannya kepada investor. Apabila dividen yang diberikan perusahaan tinggi, maka dianggap perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik. Kebijakan pembayaran dividen yang dilakukan oleh perusahaan, secara tersirat diatur dalam konflik keagenan antara manajemen agent dan pemegang saham principal.

2.2.2 Jenis-jenis Kebijakan Dividen

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN HUTANG, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN

0 3 20

PENGARUH SET KESEMPATAN INVESTASI, KEBIJAKAN HUTANG, PROFITABILITAS, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN

0 3 17

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN HUTANG, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

2 8 124

PENGARUH SET KESEMPATAN INVESTASI, KEBIJAKAN HUTANG, PROFITABILITAS, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

0 6 108

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG, Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, Dan Ukuran perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empir

1 11 18

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG DAN Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, Dan Manajemen Laba Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada

0 2 15

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG Pengaruh Kepemilikan Manajerial Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

1 2 14

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG Pengaruh Kepemilikan Manajerial Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

0 5 13

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 131

Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Kebijakan Dividen terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan

0 3 22