2.3 KERANGKA BERPIKIR
Pembelajaran IPS hakikatnya adalah untuk mengembangkan konsep pemikiran siswa tentang realita kondisi sosial yang ada di lingkungan siswa.
Sehingga membentuk siswa yang sosialis dan mengembangkan kemampuannya dalam berpikir logis, kritis, dan dapat bekerjasama dengan oranglain. untuk
mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan proses pembelajaran yang berkualitas. Kualitas pembelajaran diartikan sebagai intensitas keterkaitan sistemik dan
sinergis guru, siswa, kurikulum dan bahan belajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai
dengan tuntutan kurikuler. Hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas V SDN Patemon
belum optimal.Faktor penyebab belum optimalnya kualitas pembelajaran adalah saat melaksanakan pembelajaran guru masih bertindak sebagai pusat dalam
pembelajaran teacher centered karena memberikan uraian materi dengan metode ceramah tanpa memberikan kesempatan siswa untuk mencari pemahaman secara
mandiri terhadap materi yang diajarkan. Penggunaan media untuk memudahkan pemahaman siswa juga belum maksimal digunakan. Dengan melihat pencapaian
hasil belajar dan pelaksanaan pembelajan IPS terlihat bahwa pembelajaran kurang berkualitas. Kondisi tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 64, dari 36
siswa hanya 14 siswa 38,8 yang mendapatkan nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal KKM, sedangkan 22 siswa lainnya 61,2 mendapat nilai di bawah
KKM.
Pemecahan masalah tersebut, peneliti bersama guru mitra melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model think talk write berbantuan
media komik sebagai pemecahan masalah tersebut. Model think talk write dipilih
karena model ini menekankan pada keberhasilan siswa untuk belajar baik secara individu maupun dalam kelompok. Dalam model think talk write pembelajaran
tidak bersifat teacher centered melainkan guru bertindak sebagai fasilitator. Alur pembelajaran model think talk write dimulai keterlibatan siswa dalam berpikir
atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide sharing dengan temannya sebelum menulis.
Sedangkan media komik dipilih karena penyajiannya mengandung unsur visual dan cerita yang kuat. Ekspresi yang divisualisasikan membuat pembaca terlibat
secara emosional sehingga membuat pembaca untuk terus membacanya hingga selesai. Dengan memadukan model pembelajaran think talk write menggunakan
komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat baca siswa, yang juga akan memotivasi siswa lebih giat belajar sehingga materi yang memuat
banyak hafalan akan terasa lebih menyenangkan untuk dibaca. Model think talk write berbantuan media komik apabila dilaksanakan
secara efektif dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Selanjutnya dapat memberikan kontribusi
bagi guru untuk menerapkan pembelajaran inovatif dan menyenangkan agar siswa aktif dan antusias mengikuti pembelajaran.
Kerangka berfikir tersebut dapat disajikan dalam bagan sebagai berikut:
Bagan 2.2: kerangka berfikir
KONDISI AWAL
1. Guru belum menggunakan model dan media pembelajaran yang variatif.
2. Siswa kurang aktif dan kurang antusias dalam pembelajaran.
3. Hasil belajar IPS siswa belum optimal, sebanyak 22 siswa 61,2 belum mencapai KKM.
PELAKSANAAN TINDAKAN
Melaksanakan pembelajaran melalui penerapan model think talk write berbantuan media komik sebagai berikut:
1. Siswa memperhatikan penjelasan tentang materi dan konsep pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2. Siswa mengamati
media komik
dan cara
penggunaannya 3. Masing-masing siswa diberikan komik pembelajaran.
4. Siswa membaca komik dan membuat catatan kecil secara individual tentang hal penting atau informasi
yang dia ketahui maupun belum diketahui dalam komik think.
5. Siswa dibagi dalam kelompok kecil heterogen 5-6 orang
6. Siswa berinteraksi dengan teman satu kelompok membahas isi catatan kecil yang telah dibuat dan
membuat rangkuman dengan pemahaman mereka peristiwa sesuai isi komik talk.
7. Dari hasil
diskusi siswa
secara individual
merumuskan pengetahuan sesuai dengan hasil diskusi merekadengan bentuk tulisan dengan bahasanya
sendiri write.
8. Masing –masing kelompok perwakilan kelompok
membacakan hasil diskusinya didepan kelas dan kelompok lain bertugas memberi tanggapan.
9. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.
KONDISI AKHIR
1
. Keterampilan guru meningkat minimal baik dengan skor 25
2. Aktivitas siswa meningkat minimal mencapai kategori baik dengan skor 20
3. Hasil belajar siswa meningkat di atas KKM yaitu 64 dan ketuntasan klasikal sampai 75.
2.4 HIPOTESIS TINDAKAN