Konseptual Kerangka Teoritis dan Konseptual 1.

h. Penyidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang- undang untuk melakukan penyidikan. 20 i. Penggeledahan adalah tindakan penyidik untuk memasuki dan melakukan pemeriksaan terhadap tempat kediaman seseorang atau untuk melakukan pemeriksaan terhadap badan dan pakaian seseorang. 21

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penulisan skripsi ini bertujuan agar pempermudah dalam memahami penulisan skripsi ini secara keseluruhan. Dalam penulisan penelitian hukum ini dicoba akan memaparkan sistematika penulisannya sebagai berikut: I. PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, pemasalahan dan ruang lingkup, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teoritis dan konseptual, dan sistematika penulisan. II. TINJAUAN PUSTAKA Bab ini memaparkan tentang sistem hukum acara pidana yang berlaku di Indonesia berdasarkan pada KUHAP, penyelidikan dan penyidikan, penangkapan dan penahanan terhadap tersangkaterdakwa, upaya hukum terhadap putusan hakim dan salah tangkap. 20 Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP. 21 Pasal 1 Angka 17 dan 18 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP. III. METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai bentuk penelitian meliputi pendekatan masalah, sumber dan jenis data terkait bahan hukum yang digunakan dalam penulisan ini, penentuan populasi dan sampel, metode pengumpulan dan pengolahan data serta analisis data. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini memaparkan hasil penelitian dan membahasmenganalisis tentang upaya hukum korban salah tangkap pada tahap penyidikan kepolisian dan faktor-faktor penghambat dalam upaya hukum korban salah tangkap pada tahap penyidikan kepolisian. V. PENUTUP Bab ini berisi uraian simpulan tentang penelitian hukum ini dan memberikan saran-saran yang relevan dengan penelitian. II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Korban

Pengertian korban dalam pembahasan disini adalah untuk sekedar membantu dalam menentukan secara jelas batas yang dimaksud oleh pengertian tersebut sehingga diperoleh kesamaan cara pandang. Secara luas, pengertian korban Yang dimaksud korban tidak langsung di sini seperti, istri kehilangan suami, anak yang kehilangan bapak, orang tua yang kehilangan anaknya, dan lainnya. 22 Korban diartikan bukan hanya sekedar korban yang menderita langsung, akan tetapi korban tidak langsung pun juga mengalami penderitaan yang dapat diklarifikasikan sebagai korban suatu kejahatan tidaklah harus berupa individu atau perorangan, tetapi bisa berupa kelompok orang, masyarakat atau juga badan hukum. Bahkan pada kejahatan tertentu, korbannya bisa juga berasal dari bentuk kehidupan lainnya. Seperti tumbuhan, hewan atau ekosistem. Korban semacam ini lazimnya kita temui dalam kejahatan terhadap lingkungan. Namun, dalam pembahasan ini korban sebagaimana dimaksud terkahir tidak termasuk didalamnya. 23 22 Didik M. Arif Mansur, 2007, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hlm. 34 23 R. Wiyono,2006, Pengadilan HAM di Indonesia, Graha Ilmu, Jakarta,Hlm. 78