Hubungan Penggunaan Obat Kardiovaskular pada Pasien PJK terhadap Xerostomia

dirangsang menunjukkan hasil kurang dari 0,3mLmenit keadaan tersebut disebut keadaan patologis. e. Sialografi Sialografi merupakan suatu teknik radiografi untuk melihat kelenjar ludah setelah terlebih dahulu memasukkan bahan kontras secara retrograde yang dapat larut kedalam duktus submandibula atau parotid. Metode ini merupakan metode yang direkomendasikan untuk mengevaluasi instrinsik dan keadaan abnormal yang terjadi dari sistem duktus karena dapat memberikan gambaran yang jelas dari cabang duktus dan ujung kelenjar asinar. 7,15,20

2.3 Hubungan Penggunaan Obat Kardiovaskular pada Pasien PJK terhadap Xerostomia

Sebelumnya telah disebutkan bahwa obat kardiovaskular yang dikonsumsi pasien PJK memiliki efek samping sistemik maupun rongga mulut yang salah satunya adalah xerostomia. 11 Pusat saliva mengontrol derajat pengeluaran saliva melalui saraf otonom yang mempersarafi kelenjar saliva. Tidak seperti sistem saraf otonom ditempat lain, respon simpatis dan parasimpatis di kelenjar saliva tidak saling bertentangan. Baik stimulasi simpatis maupun parasimpatis, keduanya meningkatkan sekresi saliva tetapi jumlah, karakteristik, dan mekanisme yang berperan berbeda. Rangsangan parasimpatis berperan dominan dalam sekresi saliva dapat menyebabkan pengeluaran saliva encer dalam jumlah besar dan kaya enzim. Stimulasi simpatis di pihak lain, menghasilkan volume saliva yang jauh lebih sedikit dengan konsistensi kental dan kaya mukus. Karena rangsangan simpatis menyebabkan sekresi saliva dalam jumlah sedikit, mulut terasa lebih kering daripada biasanya. 3,19 Adanya pengurangan laju aliran saliva akibat mengonsumsi obat kardiovaskular terjadi dikarenakan obat tersebut dapat menyebabkan depresi saraf otonom. Penggunaan obat kardiovaskular tersebut dapat memblokade sistem parasimpatis yang berperan dominan dalam sekresi saliva sehingga keadaan simpatis dari saraf otonom yang bekerja dengan menghasilkan volume saliva yang sedikit. Universitas Sumatera Utara Depresi tersebut dapat terjadinya dengan meniru aksi sistem saraf otonom atau dengan secara langsung beraksi pada proses seluler yang diperlukan untuk salivasi. 3,19 Meniru aksi sistem saraf otonom terjadi dengan cara meniru aksi neurotransmitter dari saraf otonom yang biasanya memberikan perintah untuk kelenjar saliva mengeluarkan saliva, sehingga keadaan yang terjadi pada pasien yang mengonsumsi obat tersebut adalah terhambatnya aliran saliva. 3,4,19 Apabila obat tersebut bereaksi secara langsung dalam proses seluler itu dapat terjadi ketika obat PJK tersebut berdifusi ke pembuluh darah untuk meringakan penyakitnya, obat tersebut langsung memberikan sinyal ke otak untuk menghambat kerja saraf otonom dalam mengatur sekresi saliva sehingga dapat mengakibatkan penurunan laju aliran saliva. 4,11,19 Universitas Sumatera Utara

2.4 KERANGKA TEORI