BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Data Demografi Subjek Penelitian
Penelitian ini menggunakan subjek sebanyak 77 orang pasien PJK di RSU Dr. Pirngadi Medan. Berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini terdapat subjek
laki-laki sebanyak 32 orang 41,5, sedangkan perempuan sebanyak 45 orang 58,5.
Berdasarkan usia subjek penelitian, kelompok usia 31-40 tahun sebanyak 3 orang 3,9, kelompok usia 41-50 tahun sebanyak 16 orang 20,8 serta kelompok
usia 51- 60 tahun sebanyak 58 orang 75,3. Tabel 1. Distribusi dan frekuensi penggunaan obat kardiovaskular terhadap
pasien PJK berdasarkan jenis kelamin dan usia.
Variabel Frekuensi n = 77 orang Persentase
1. Jenis kelamin a. Laki-laki
b. Perempuan
32 45
41,5 58,5
2. Usia a. 31 – 40 tahun
b. 41 – 50 tahun c. 51 – 60 tahun
3 16
58 3,9
20,8 75,3
4.2 Frekuensi Xerostomia
Berdasarkan tabel 2 subjek penelitian yang mengalami xerostomia ketika dilakukan penelitian sebanyak 40 orang 51,9 sedangkan yang tidak mengalami
xerostomia 37 orang 48,1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Distribusi dan frekuensi xerostomia
pada pasien PJK
yang menggunakan obat kardiovaskular ketika dilakukan penelitian
Xerostomia Frekuensi F
Persentase Xerostomia +
40 51,9
Xerostomia - 37
48,1
Jumlah
77 100
Penelitian ini menunjukkan mayoritas pasien mengalami xerostomia pada penelitian ini adalah perempuan. Penelitian ini menunjukkan sebesar 51,9
mengalami xerostomia yaitu 23,3 pada laki-laki dan 28,6 pada perempuan. Tabel 3
Tabel 3. Distribusi dan frekuensi penggunaan obat kardiovaskular terhadap terjadinya xerostomia pada pasien PJK berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Xerostomia
Ya Tidak n n
Jumlah
Laki-Laki 18 23,3 14 18,2
32 41,6 Perempuan
22 28,6 23 29,9 45 58,4
Jumlah 40 51,9 37 48,1
77 100
Pada penelitian yang dilakukan pada 77 subjek terdapat 40 orang mengalami xerostomia dengan usia subjek yang berbeda-beda. Subjek yang menderita
xerostomia paling besar adalah yang berusia 51-59 tahun yaitu sebesar 38,9. Tabel 4
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Distribusi dan frekuensi penggunaan obat kardiovaskular terhadap terjadinya xerostomia pada pasien PJK berdasarkan usia
Usia Xerostomia
Ya Tidak n n
Jumlah
31 – 40 Tahun 1 1,3 2 2,6
3 3,9 41 – 50 Tahun
9 11,7 7 9,1 16 20,8
51 – 60 Tahun 30 38,9 28 36,4
58 75,3
Jumlah 40 51,9 37 48,1
77 100
Penelitian ini menunjukkan bahwa pasien PJK yang menggunakan obat kardiovaskular dan mengalami xerostomia sebesar 40 orang 51,9. Pemakaian
enam golongan obat kardiovaskular pada pasien PJK yaitu antiplatelet, nitrat, statin, ACE-Inhibitor, antagonis kalsium dan penyekat reseptor beta adrenergik
β-blockers yang paling banyak menderita xerostomia tujuh orang 9,1. Hasil uji statistik
menggunakan Pearson chi-square memperlihatkan bahwa nilai signifikansi p = 0,025 atau p
sig α 0,05. Dengan demikian, Ho ditolak atau Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis obat berpengaruh signifikan terhadap terjadinya xerostomia.
Tabel 5
Tabel 5. Tabulasi silang antara jenis obat kardiovaskular terhadap terjadinya xerostomia pada pasien PJK
Jenis obat kardiovaskular
Golongan Xerostomia
Ya Tidak n n
Jumlah Nilai
P
Antiplatelet dan ACE-
Inhibitor
1 1,3 2 2,6 3 3,9
Antiplatelet dan antagonis kalsium
0 0 2 2,6 2 2,6
Antiplatelet dan statin 1 1,3 2 2,6
3 3,9
Universitas Sumatera Utara
Antiplatelet, nitrat, dan ACE-Inhibitor
2 2,6 4 5,2 6 7,8
Antiplatelet, nitrat, antagonis kalsium
1 1,3 3 3,9 4 5,2
Antiplatelet, statin, dan ACE-Inhibitor
1 1,3 4 5,2 5 6,5
Antiplatelet, statin dan antagonis kalsium
2 2,6 3 3,9 5 6,5
Antiplatelet, nitrat, ACE- Inhibitor dan antagonis
kalsium 7 9,1 3 3,9
10 13,0
Antiplatelet, nitrat, ACE- Inhibitor dan penyekat beta
1 1,3 5 6,5 6 7,8
Antiplatelet, nitrat, antagonis kalsium dan
penyekat beta 3 3,9 5 6,5
8 10,4 0,025
Antiplatelet, statin, ACE- Inhibitor dan antagonis
kalsium 6 7,8 2 2,6
8 10,4
Antiplatelet, statin, nitrat, ACE-Inhibitor dan
penyekat beta 4 5,2 2 2,6
6 7,8
Antiplatelet, statin, antagonis kalsium, ACE-
Inhibitor dan penyekat beta 4 5,2 0 0
4 5,2
Antiplatelet, statin, nitrat, antagonis kalsium, ACE-
Inhibitor dan penyekat beta 7 9,1 0 0
7 9,0
Jumlah 40 51,9 37 48,1
77 00
Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 77 subjek, obat yang digunakan mereka sekurang-kurangnya adalah dua golongan obat. Pengggunaan enam golongan obat
yang paling banyak menyebabkan xerostomia yaitu tujuh orang 9,1. Hasil uji statistik menggunakan Pearson chi-square memperlihatkan bahwa nilai signifikansi p
= 0,003 atau p sig α 0,05. Dengan demikian, Ho ditolak atau Ha diterima
sehingga dapat disimpulkan bahwa kombinasi berpengaruh signifikan terhadap terjadinya xerostomia. Tabel 6
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6. Tabulasi silang antara kombinasi obat kardiovaskular terhadap terjadinya xerostomia pada pasien PJK
Kombinasi obat kardiovaskular
Xerostomia Ya Tidak
n n Jumlah
Nilai P
2 golongan obat 2 2,6 6 7,8
8 10,4 3 golongan obat
6 7,8 14 18,2 20 26,0
4 golongan obat 17 22,1 15 19,5
32 41,6 0,003
5 golongan obat 8 10,4 2 2,6
10 13,0 6 golongan obat
7 9,1 0 0 7 9,0
Jumlah 40 51,9 37 48,1
77 100
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN