Efektivitas Evaluasi Penerapan ISO 9001 : 2008 Dalam Mewujudkan Pelayanan Prima Pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (KP2T-PM) Kabupaten Pakpak Bharat

85

a. Efektivitas

Kriteria efektivitas dapat diukur dari tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan. Pelaksanaan suatu kebijakan dapat dikatakan efektif jika tujuan sudah tercapai. 1. Penerapan ISO 9001 : 2008 adalah sebagai kebijakan untuk memperbaiki sistem pelayanan pada KP2T-PM dengan hasil yang diharapkan adalah meningkatnya kualitas pelayanan dan terwujudnya pelayanan prima. Belum optimalnya pelaksanaan prosedur pelayanan perizinan karena izin yang diterbitkan terkadang tidak sesuai dengan Standar Operasional Prosedur SOP. Hal ini diakibatkan karena belum dilaksanakannya kontrol terhadap pelaksanaan SOP yang telah ditetapkan, sehingga proses penerbitan izin tidak sesuai dengan prosedur atau tahapan yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu, rekaman dari pelaksanaan pekerjaan tidak ada, sehingga arsip atau dokumen yang ada tidak tertata dengan baik. Maka sulit untuk menemukan arsip yang lalu bila suatu saat diperlukan lagi. Kedua hal ini menjadi alasan KP2T-PM menerapkan ISO 9001 : 2008. Dalam hal ini, jika penerapan ISO 9001 : 2008 dikaitkan dengan terciptanya pelayanan prima, yaitu pelayanan yang terjangkau, murah, dan cepat, kriteria belum dapat diukur. Tetapi jika dikaitkan dengan Universitas Sumatera Utara 86 sistem pelayanan, penerapan ISO 9001 : 2008 cukup efektif untuk mengubah sistem pelayanan suatu organisasi sehingga mengarah ke pelayanan prima. Ini terlihat dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pegawai KP2T-PM. Dengan diterapkannya ISO 9001 : 2008, cara kerja pegawai menjadi berubah, lebih terstruktur dan terkendali. 2. Penerapan ISO 9001 : 2008 sebagai sistem manajemen mutu mengarahkan KP2T-PM untuk menyelenggarakan pelayanan yang sesuai dengan prosedur SOP Hal ini terlihat dari tuntutan ISO agar organisasi menetapkan sasaran mutu sebagai jaminan bahwa target yang ditetapkan untuk mengurus sebuah izin benar-benar dipatuhi. Dengan adanya sasaran mutu tersebut, masyarakat sebagai pelanggan memiliki jaminan baik kejelasan waktu maupun prosedur. Sehingga ‘penyakit’ pelayanan publik, seperti prosedur yang berbelit-belit dan waktu pengurusan yang lama dapat dihindari. Selain memberikan jaminan bagi masyarakat, sasaran mutu ini juga memberikan arah dan bagi pegawai dalam memberikan pelayanan. Karena ketika sasaran mutu ini tidak terpenuhi, organisasi akan menghadapi kendala saat audit internal dilakukan. Universitas Sumatera Utara 87 Contoh Sasaran mutu Pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP No TAHAPAN WAKTU Proses Tota l 1 Pemohon mengisi formulir yang telah disediakan 30 Menit 1 Hari 2 Pemohon menyerahkan formulir dan kelengkapan berkas masing- masing rangkap 3 tiga. 10 Menit 3 Petugas Informasi dan Pengaduan meneliti kelengkapan dan kecukupan jumlah berkas yang dipersyaratkan. 10 Menit 4 Petugas Pelayanan meneliti dan memverifikasi kelengkapan dan kebenaran berkas. 20 Menit 5 Petugas Pelayanan menyerahkan resi serah terima berkas kepada pemohon. 5 Menit 6 Kepala Seksi mempelajari berkas permohonan dan membuat pertimbangan. 30 Menit 7 Petugas Data mencetak Sertifikat Izin. 30 Menit 8 Kepala Seksi Informasi dan Penyuluhan Izin mempelajari hasil cetakan Izin Petugas Data. 10 Menit 9 Petugas Administrasi membuat stempel paraf koordinasi pada izin yang telah dicetak sebagai pertinggal. 5 Menit 1 Hari 10 Kepala Seksi Informasi dan Penyuluhan Izin, Kepala Seksi Pelayanan Perizinan, Kepala Tata Usaha memberi paraf atas draft izin. 15 Menit 11 Kepala Kantor menandatangani Sertifikat Izin. 30 Menit Universitas Sumatera Utara 88 3. Terwujudnya pelayanan prima diharapkan akan mendorong meningkatnya kesadaran masyarakat dalam mengurus izin dan menjadi daya tarik bagi investor untuk berinvestasi di Kabupaten Pakpak Bharat. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melegalisasi usahanya berkaitan dengan kondisi ekonomi dan perkembangan usaha di Kabupaten Pakpak Bharat. Sebagian besar usaha yang ada masih terbilang baru. Belum lagi daya beli masyarakat yang masih rendah menjadi beberapa faktor yang menyebabkan keengganan masyarakat untuk mengurus izin. Di samping itu, investasi di Kabupaten Pakpak Bharat masih dalam tahap perkembangan. Dengan memiliki sertifikasi ISO tidak cukup efektif untuk meningkatkan investasi di Kabupaten Pakpak Bharat tapi bisa meningkatkan image daerah dalam hal kualitas pelayanan.

b. Efisiensi