61
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan di SMK N 2 Magelang. Hasil penelitian
dan pembahasan akan diuraikan secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini akan diuraikan secara deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian tersebut meliputi kedisiplinan siswa sebelum
pelaksanaan layanan informasi, kedisiplinan siswa sesudah pelaksanaan layanan informasi, dan peningkatan kedisiplinan siswa antara sebelum dan sesudah
pelaksanaan layanan informasi.
4.1.1 Analisis Deskriptif Kuantitatif
1 Kedisiplinan Siswa Sebelum Pelaksanaan Layanan Informasi
Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan siswa sebelum pelaksanaan layanan informasi digunakan instrumen skala kedisiplinan siswa. Hasil
pengukuran tingkat kedisiplinan siswa sebelum pelaksanaan layanan informasi pada siswa kelas X Pemasaran 2 SMK Negeri 2 Magelang dapat dilihat dalam
tabel berikut.
Tabel 4.1 Tingkat Kedisiplinan siswa
Sebelum Pelaksanaan Layanan Informasi Interval
Persentase Skor Kriteria
Jumlah Sampel Pre test
Persentase
85 - 100 Sangat Tinggi
4
11,4
70 - 84 Tinggi
9
25,7
55 - 69 Sedang
17
48,6
40 - 54 Rendah
5
14,3
25 - 39 Sangat Rendah
-
Jumlah N 35
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui kondisi kedisiplinan siswa kelas X Pemasaran 2 SMK Negeri 2 Magelang sebelum mendapat layanan informasi
sebagian besar dalam kriteria sedang, hal ini dapat dilihat sebanyak 17 siswa dengan persentase skor sebesar 48,6 dalam kriteria sedang. Sedangkan 9 siswa
dengan persentase skor sebesar 25,7 termasuk dalam kriteria tinggi, 5 siswa lainnya dengan persentase skor sebesar 14,3 masuk dalam kriteria rendah, dan
4 siswa dengan persentase skor 11,4 masuk dalam kriteria sangat tinggi. Kedisiplinan siswa sebelum diberi layanan informasi tiap indikator dapat
diketahui dari tabel berikut.
Tabel 4.2 Persentase Skor Kedisiplinan Siswa
Sebelum Pelaksanaan Layanan Informasi Tiap Indikator No.
Indikator Skor
Interval Kriteria
1. Memiliki keteraturan diri
64,14 55 - 69
Sedang 2.
Memiliki kesadaran diri 67,40
55 - 69 Sedang
3. Memiliki pengendalian diri
63,33 55 - 69
Sedang 4.
Mampu membedakan sikap yang dianggap benar dan salah dalam
masyarakat 69,08
55 - 69 Sedang
5.
Memahami fungsi kedisiplinan bagi diri sendiri
66,43 55 - 69
Sedang
6.
Memahami fun bagi masyaraka
7.
Memahami ada dalam kedisipl
8.
Memahami ada dan pengharga
kedisiplinan
9.
Memahami ada dalam pemberi
penghargaan
10.
Memahami fakt dapat mempen
kedisiplinan
11.
Memahami fakt dapat mempen
kedisiplinan
Rata-r
Kedisiplinan
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00 90,00
100,00
64,14 67,40
fungsi kedisiplinan akat
68,21 55 - 69
adanya peraturan iplinan
71,00
70 - 84
adanya hukuman gaan dalam
59,52 55 - 69
adanya konsistensi berian hukuman dan
64,82 55 - 69
faktor internal yang pengaruhi
72,14
70 - 84
faktor eksternal yang pengaruhi
66,86 55 - 69
rata
67,02
55 - 69
Grafik 4.1 an Siswa Sebelum Pelaksanaan Layanan Inf
Berdasarkan Tiap Indikator
,40 63,33
69,08 66,43
68,21 71,00 59,52
64,82 72,14
series 1
69 Sedang
84 Tinggi
69 Sedang
69 Sedang
84 Tinggi
69 Sedang
69 Sedang
Informasi
2,14 66,86
series 1
Pada data tabel 4.2 dapat dilihat presentase skor kedisiplinan siswa pada siswa kelas X Pemasaran 2 SMK Negeri 2 Magelang sebelum mendapat layanan
informasi, hampir semua indikator memperoleh skor pada kriteria sedang. Skor yang paling rendah adalah indikator memahami adanya hukuman dan
penghargaan dalam kedisiplinan yaitu sebesar 59,52. Skor tertinggi yaitu pada indikator memahami faktor internal yang dapat mempengaruhi kedisiplinan
sebesar 72,14 dan masuk dalam kriteria tinggi. Berdasarkan nilai keseluruhan tiap indikator dan nilai rata-rata pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa
kondisi kedisiplinan siswa sebelum mengikuti layanan informasi termasuk dalam kriteria sedang.
Dari tabel 4.1 diketahui jumlah siswa pada setiap kriteria cukup merata, namun sebagian besar siswa berada pada kriteria sedang. Kriteria ini
menunjukkan bahwa tingkat kedisiplinan siswa juga masih dalam kriteria sedang. Hal ini terlihat dari banyaknya indikator yang masuk dalam kriteria sedang yaitu
indikator 1 memiliki keteraturan diri, 2 memiliki kesadaran diri, 3 memiliki pengendalian diri, 4 mampu membedakan sikap yang dianggap benar dan salah
dalam masyarakat, 5 memahami fungsi kedisiplinan bagi diri sendiri, 6 memahami fungsi kedisiplinan bagi masyarakat, 7 memahami adanya hukuman
dan penghargaan dalam kedisiplinan, 8 memahami adanya konsistensi dalam pemberian hukuman dan penghargaan, 9 memahami faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi kedisiplinan.
2 Kedisiplinan Siswa Sesudah Pelaksanaan Layanan Informasi
Gambaran kedisiplinan siswa sesudah mendapatkan layanan informasi dapat diketahui dari hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan
instrumen skala kedisiplinan siswa yang dilakukan setelah siswa diberi layanan informasi. Hasil dari pengisian instrumen tersebut dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 4.3 Tingkat Kedisiplinan Siswa
Sesudah Pelaksanaan Layanan Informasi Interval
Persentase Skor Kriteria
Jumlah Sampel Post test
Persentase
85 -100 Sangat Tinggi
17
48,57
70 - 84 Tinggi
17
48,57
55 - 69 Sedang
1
2,85
40 - 54 Rendah
-
25 - 39 Sangat Rendah
-
Jumlah N 35
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui 17 siswa termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan persentase skor sebesar 48,57, 17 siswa termasuk dalam kriteria
tinggi dengan persentase skor 48,57 dan 1 siswa yang termasuk dalam kriteria sedang dengan persentase skor sebesar 2,85.
Kedisiplinan siswa sesudah diberi layanan informasi tiap indikator dapat diketahui pada tabel berikut.
Tabel 4.4 Persentase Skor Kedisiplinan Siswa
Sesudah Pelaksanaan Layanan Informasi Tiap Indikator No.
Aspek Skor
Interval Kriteria
1. Memiliki keteraturan diri
79,14 70 - 84
Tinggi 2.
Memiliki kesadaran diri 82,99
70 - 84 Tinggi
3. Memiliki pengendalian diri
85,24 85 -100
Sangat Tinggi 4.
Mampu membedakan sikap yang dianggap benar dan salah dalam
masyarakat 85,10
85 -100 Sangat Tinggi
5.
Memahami fungsi kedisiplinan bagi diri sendiri
84,71 70 - 84
Tinggi
6.
Memahami fungsi kedisiplinan bagi masyarakat
84,29 70 - 84
Tinggi
7.
Memahami adanya peraturan dalam kedisiplinan
83,36 70 - 84
Tinggi
8.
Memahami adanya hukuman dan penghargaan dalam
kedisiplinan 75,93
70 - 84 Tinggi
9.
Memahami adanya konsistensi dalam pemberian hukuman dan
penghargaan 82,32
70 - 84 Tinggi
10.
Memahami faktor internal yang dapat mempengaruhi
kedisiplinan 87,86
85 -100 Sangat Tinggi
11.
Memahami faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
kedisiplinan 86,29
85 -100 Sangat Tinggi
Rata-rata 83,89
70 - 84 Tinggi
Kedisiplinan
Pada tabel 4.4 memperoleh layanan
tinggi dan 4 indikator memiliki presentase s
mempengaruhi kedisi persentase skor paling
dalam kedisiplinan se pada tabel 4.4 dapat
layanan informasi te 83,89.
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00 90,00
100,00 79,14
82,9
Grafik 4.2 an Siswa Sesudah Pelaksanaan Layanan Inf
Berdasarkan Tiap Indikator
4.4 dapat dilihat persentase skor kedisiplinan an informasi. Terdapat 7 indikator yang masuk
kator yang masuk dalam kriteria sangat tinggi. e skor paling tinggi yaitu memahami faktor inte
disiplinan sebesar 87,86. Sedangkan indikator ing rendah yaitu memahami adanya hukuman da
n sebesar 75,93. Berdasarkan nilai rata-rata pat disimpulkan bahwa kedisiplinan siswa se
termasuk dalam kriteria tinggi dengan per
82,9985,24 85,10
84,71 84,29
83,36 75,93
82,32 87,86
Series 1
Informasi
nan siswa sesudah suk dalam kriteria
nggi. Indikator yang nternal yang dapat
tor yang memiliki n dan penghargaan
ta persentase skor setelah mengikuti
persentase sebesar
,86 86,29
Series 1
Angka 83,89 menunjukkan bahwa tingkat kedisiplinan siswa setelah mendapatkan layanan informasi masuk dalam kriteria tinggi. Hal ini menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan setelah mendapatkan layanan informasi, dari kategori sedang menjadi tinggi. Dari tabel 4.4 juga dapat diketahui banyaknya indikator
yang masuk dalam kriteria tinggi yaitu indikator 1 memiliki keteraturan diri, 2 memiliki kesadaran diri, 3 memahami fungsi kedisiplinan bagi diri sendiri, 4
memahami fungsi kedisiplinan bagi masyarakat, 5 memahami adanya peraturan dalam kedisiplinan, 6 memahami adanya hukuman dan penghargaan dalam
kedisiplinan, 7 memahami adanya konsistensi dalam pemberian hukuman dan penghargaan.
3 Peningkatan Kedisiplinan Siswa Antara Sebelum dan Sesudah
Pelaksanaan Layanan Informasi
Peningkatan kedisiplinan siswa antara sebelum dan sesudah pelaksanaan layanan informasi dapat diketahui dengan membandingkan data hasil pre test dan
post test. Peningkatan kedisiplinan siswa antara sebelum pre test dan sesudah post test pelaksanaan layanan informasi dapat dilihat melalui tabel berikut.
Tabel 4.5 Kedisiplinan Siswa Sebelum dan Sesudah
Pelaksanaan Layanan Informasi Kriteria
Pre test Presentase
Post test
Presentase
N N
Sangat Tinggi 4
11,4
17
48,57
Tinggi 9
25,7
17
48,57
Sedang 17
48,6
1
2,85
Rendah 5
14,3 -
Sangat Rendah
- -
Tabel 4.6 Peningkatan Kedisiplinan Siswa Sebelum dan Sesudah
Pelaksanaan Layanan Informasi Berdasarkan Tiap Indikator
No. Indikator
Pre test Post test
Peningkatan
1. Memiliki keteraturan diri
64,14 79,14
15,00 2.
Memiliki kesadaran diri 67,40
82,99 15,59
3. Memiliki pengendalian diri
63,33 85,24
21,91 4.
Mampu membedakan sikap yang dianggap benar dan salah
dalam masyarakat 69,08
85,10 16,02
5. Memahami fungsi kedisiplinan
bagi diri sendiri 66,43
84,71 18,28
6. Memahami fungsi kedisiplinan
bagi masyarakat 68,21
84,29 16,08
7. Memahami adanya peraturan
dalam kedisiplinan 71,00
83,36 12,36
8. Memahami adanya hukuman
dan penghargaan dalam kedisiplinan
59,52 75,93
16,41
9. Memahami adanya konsistensi
dalam pemberian hukuman dan penghargaan
64,82 82,32
17,50
10. Memahami faktor internal yang
dapat mempengaruhi kedisiplinan
72,14 87,86
15,72
11. Memahami faktor eksternal
yang dapat mempengaruhi kedisiplinan
66,86 86,29
19,43
Sebelum d
Berdasarkan memperoleh layanan
indikator kedisiplinan indikator memiliki pe
21,19 sedangkan p peraturan dalam kedis
40,00 45,00
50,00 55,00
60,00 65,00
70,00 75,00
80,00 85,00
90,00 95,00
100,00
64,14 67,40
79,14 82,9
Grafik 4.3 Peningkatan Kedisiplinan Siswa
m dan Sesudah Pelaksanaan Layanan Inform Berdasarkan Tiap Indikator
n tabel 4.7 tampak bahwa kedisiplinan nan informasi mengalami peningkatan. Dari
nan siswa tersebut, peningkatan yang terbe pengendalian diri dengan peningkatan persenta
n peningkatan paling kecil pada indikator mem disiplinan dengan peningkatan persentase skor s
,40 63,33
69,08 66,43
68,21 71,00
59,52 64,82
72,14 66,
82,99 85,24
85,10 84,71
84,2983,36 75,93
82,32 87,86
86
ormasi
n siswa setelah ri masing-masing
rbesar yaitu pada ntase skor sebesar
emahami adanya kor sebesar 12,36.
66,86 6
86,29
Pre Test Post Test
4 Uji T-Test
Untuk menguj ditingkatkan dengan l
sebagai berikut:
=
Berdasarkan h T
hitung
sebesar 9,38. P
M
D
∑X 41,34
23117,88
Berdasarkan ha 9,38
2,04. Ini menunj baik dari pada hasil pr
siswa dapat ditingkat guji lebih lanjut hipotesis apakah kedisiplina
n layanan informasi, digunakan pula uji T-tes
∑ 2 1
n hasil perhitungan dan analisis terlampir Pada taraf a = 5 diperoleh harga T
tabel
sebesa
Tabel 4.7 Hasil Uji T-test Kedisiplinan siswa
∑X
2
d
T
hitung
T
tabel
23117,88
9,38 2,04
2,04 9,38
n hasil perhitungan dapat diketahui bahwa T
hit
nunjukan bahwa pada taraf kesalahan 5 , has pre test, sehingga Ha dapat diterima, yang bera
atkan melalui layanan informasi. 71
linan siswa dapat test dengan rumus
ir diperoleh nilai besar 2,04
Kriteria Signifikan
hitung
T
tabel
yaitu hasil post test lebih
erarti kedisiplinan
4.1.2 Hasil Analisis Deskriptif Kualitatif
Pemberian layanan informasi dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan mulai dari tanggal 26 Juli 2011sampai tanggal 23 Agustus 2011. Pelaksanaan layanan
informasi meliputi 3 tahap yaitu pembukaan, kegiatan inti, dan penutup. Namun sebelum pelaksanaan layanan informasi ada tahap persiapan yang harus dilakukan
peneliti. Pelaksanaan layanan informasi pada setiap tahap secara rinci dijabarkan sebagai berikut.
1 Tahap Persiapan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan segala keperluan yang terkait dengan pelaksanaan layanan informasi. Persiapan tersebut antara lain persiapan
ruangan, alat dan media yang digunakan dalam layanan informasi serta persiapan materi yang akan disampaikan kepada siswa.
Ruangan tempat dilaksanakan layanan informasi disesuaikan dengan sampel penelitian yaitu di ruang kelas X Pemasaran 2. Alat yang digunakan dalam
layanan informasi adalah laptop dan LCD, sedangkan media yang digunakan adalah media visual berupa slide powerpoint. Materi layanan informasi didasarkan
pada teori yang berkaitan dengan kedisiplinan dan kegiatan OJT On The Job Training siswa di SMK Negeri 2 Magelang. Materi tersebut kemudian disajikan
kepada siswa dalam bentuk slide powerpoint. Sebelum memulai pelaksanaan layanan informasi peneliti juga telah
menyusun Satuan Layanan sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan, sehingga pelaksanaan layanan informasi dapat berjalan dengan lancar sesuai
dengan Satuan Layanan yang telah disusun.
2 Tahap Pembukaan
Pada tiap pertemuan, peneliti selalu mengawalinya dengan melakukan rapport. Rapport dilakukan dengan memberikan salam dan menyatakan kondisi
siswa. Sebelum masuk ke materi inti, peneliti memberikan pengantar materi, kemudian peneliti memberikan pertanyaan sebagai pemanasan untuk mengetahui
sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi yang akan diberikan serta untuk melatih keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapatnya. Untuk pertemuan
kedua dan selanjutnya, diawal pertemuan peneliti sedikit mengulas materi yang telah diberikan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya dan memberikan ice
breaking sebagai selingan. 3
Tahap Kegiatan Inti Pada tahap kegiatan inti peneliti menyampaikan materi yang akan
dibahas. Materi tersebut meliputi hakikat kedisiplinan, faktor yang mempengaruhi kedisiplinan, unsur kedisiplinan, manfaat kedisiplinan, pelaksanaan OJT On The
Job Training, tata tertib OJT On The Job Training, pentingnya kedisiplinan dalam OJT On The Job Training, dan pemahaman kedisiplinan dalam
mempersiapkan kegiatan OJT On The Job Training. Materi yang disampaikan kepada siswa dalam bentuk powerpoint, sehingga peneliti memberikan penjelasan
dari tiap slide dan gambar yang ditampilkan. Selain menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah, peneliti juga menggunakan metode tanya jawab.
Setelah menyampaikan materi peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Peneliti juga sesekali
mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk meletih keberanian siswa dalam
berpandapat dan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.
4 Tahap Penutup
Pada tahap penutup peneliti membuat rangkuman secara umum dari materi yang disampaikan pada setiap pertemuan. Selanjutnya peneliti memberikan
penilaian segera Laiseg dari Layanan Informasi yang telah disampaikan dengan cara menanyakan UCA Understanding, Comfort, dan Acting kepada siswa baik
secara lisan maupun tertulis. Diakhir kegiatan peneliti mengucapkan salam dan terima kasih.
Tabel 4.8 Resume Proses Pelaksanaan Layanan Informasi
Pertemuan Proses Pelaksanaan
Pertemuan Pertama 16 Juli 2011
Pada pertemuan
pertama peneliti
menyampaikan materi tentang hakikat kedisiplinan. Materi yang disampaikan meliputi pengertian
kedisiplinan, makna kedisiplinan di sekolah, hingga perilaku yang mencerminkan kedisiplinan. Peneliti
berusaha memberikan pemahaman kepada siswa sehingga dalam menjelaskan materi peneliti juga
memberikan contoh konkrit dalam kehidupan sehari- hari. Selain menjelaskan materi dengan metode
ceramah, peneliti juga mengadakan tanya jawab dengan siswa.
Setelah menyampaikan
materi, peneliti
mengadakan penilaian segera kepada siswa baik secara lisan maupun tertulis. Dari hasil laiseg dapat
disimpulkan bahwa siswa memperoleh informasi dan pemahaman baru mengenai kedisiplinan. Selama ini
siswa menilai dalam kedisiplinan itu hanya berkutat pada taat aturan saja, namun setelah memperoleh
layanan informasi siswa memiliki pemahaman baru bahwa dalam kedisiplinan juga diperlukan adanya
kesadaran diri untuk menaati aturan yang berlaku.
Pertemuan Kedua 28 Juli 2011
Pada pertemuan kedua ini materi yang dibahas adalah tentang faktor kedisiplinan. Sebelum memulai
peneliti mengadakan rapport terlebih dahulu dengan
menanyakan kondisi siswa. Setelah itu peneliti memberikan ice breaking sebagai selingan.
Peneliti menyampaikan materi tentang faktor kedisiplinan, bahwa dalam kedisiplinan terdapat 2
faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Dalam menyampaikan materi peneliti menggunakan slide
dan animasi agar dapat menarik perhatian siswa. Setelah
selesai menjelaskan
materi, peneliti
mengadakan tanya jawab untuk menguji seberapa jauh pemahaman siswa tentang materi yang telah
disampaikan. Dari hasil tanya jawab tersebut siswa mampu membedakan faktor intern dan faktor ekstern,
serta mampu memberikan contoh dengan benar.
Sebelum mengakhiri
kegiatan peneliti
mengadan laiseg secara lisan, kemudian menutup kegiatan dengan salam.
Pertemuan Ketiga 6 Agustus 2011
Pada pertemuan ketiga peneliti menyanpaikan materi tentang unsur kedisiplinan. Sebelum memulai
peneliti mengadakan rapport. Namun tidak seperti pertemuan sebelumnya, pada tertemuan kali ini
peneliti tidak memberikan kegiatan ice breaking. Hal tersebut dikarenakan materi yang akan disampaikan
cukup banyak, sehingga harus bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
Materi yang disampaikan tentang unsur kedisiplinan,
meliputi peraturan,
hukuman, penghargaan dan konsistensi antara hukuman dan
penghargaan. Setelah menjelaskan tentang unsur- unsur kedisiplinan, peneliti memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dipahami. Pada akhir kegiatan
peneliti menyimpulkan dan merangkum seluruh materi yang telah disampaikan. Kemudian peneliti
mengadakan penilaian segera, lalu mngakhiri kegiatan dengan salam.
Pertemuan Keempat 9 Agustus 2011
Pada pertemuan
kali ini
materi yang
disampaikan adalah manfaat perilaku disiplin dan akibat dari perilaku indisipliner. Sebelum memulai
kegiatan peneliti mengadakan rapport dan mengulas sedikit tentang materi pada pertemuan sebelumnya.
Hal itu berjutuan untuk mengingatkan siswa tentang materi yang pernah disampaikan.
Peneliti menyampaikan materi tentang berbagai manfaat kedisiplinan, baik itu bagi diri sendiri
maupun bagi orang lain. Peneliti juga menjelaskan tentang
akibat yang
ditimbulkan jika
tidak
mengindahkan perilaku disiplin. Setelah selesai menyampaikan materi, peneliti meminta beberapa
siswa untuk memberikan contoh manfaat perilaku disiplin dan akibat perilaku indisipliner dalam
lingkup sekolah.
Pada akhir kegiatan peneliti mengadakan laiseg secara lisan dan mengakhiri layanan dengan ucapan
salam. Pertemuan Kelima
11 Agustus 2011 Pada pertemuan ini peneliti menjelaskan materi
tentang pelaksanaan OJT di SMK Negeri 2 Magelang. Sebelum memulai kegiatan peneliti
mengadakan rapport. Kemudian peneliti memberikan ice breaking sebagai kegiatan selingan agar siswa
tidak merasa bosan.
Peneliti menyampaikan
materi tentang
pelaksanaan OJT di SMK Negeri 2 Magelang. Pelaksanaan OJT nantinya akan dilaksanakan di
berbagai tempat meliputi kantor pemerintahan, kantor swasta, pusat perbelanjaan, pertokoan, dan di
berbagai industri baik barang maupun jasa. Selama pelaksanaan OJT siswa akan dibebaskan dari
kegiatan di sekolah sehingga bisa lebih fokus dalam melaksananakn kegiatan OJT. Sebagian besar siswa
belum mengetehui bagaimana pelaksanaan OJT sehingga peneliti berusaha memberikan informasi
dan gambaran bagaimana mereka di tempat OJT nantinya.
Setelah memberikan
materi peneliti
memberikan kesempatan siswa untuk bertanya. Siswa yang
mengajukan pertanyaan
cukup banyak.
Kemudian peneliti mengadakan laiseg dan menutup kegiatan dengan ucapan salam.
Pertemuan Keenam 16 Agustus 2011
Pertemuan keenam ini peneliti membahas materi tentang tata tertib OJT. Sebelum memulai
kegiatan peneliti mengadakan rapport dan mengulas sedikit tentang materi pada pertemuan sebelumnya.
Peneliti menyampaikan materi, bahwa dalam kegiatan OJT siswa tidak hanya menaati aturan OJT
yang ditetapkan dari sekolah tetapi juga harus menaati peraturan yang berlaku dimana mereka
ditempatkan. Pada dasarnya peraturan OJT hampir sama dengan peraturan sekolah, namun siswa juga
harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Peneliti juga menyampaikan bahwa ada sanksi yang
harus ditanggung apabila melanggar peraturan, dan sanksi terberat adalah dikeluarkan dari tempat OJT.
Sehingga siswa harus benar-benar menaati aturan yang berlaku selama kegiatan OJT berlangsung.
Setelah selesai menyampaikan materi peneliti mengadakan tanya jawab dengan siswa, disusul
dengan mengadakan laiseg dan mengakhiri kegiatan dengan ucapan salam.
Pertemuan Ketujuh 20 Agustus 2011
Pada pertemuan ini peneliti akan membahas materi tentang pentingnya kedisiplinan dalam
kegiatan OJT. Seperti biasanya, kegiatan dimulai dengan mengadakan rapport dilanjutkan dengan
penjelasan materi.
Pada pertemuan ini peneliti mengulas kembali materi tentang kedisiplinan yang pernah disampaikan
pada pertemuan sebelmnya. Mulai dari hakikat kedisiplinan hingga manfaa kedisiplinan. Kemudian
peneliti mengaitkan dengan pelaksanaan OJT di SMK Negeri 2 Magelang. Peneliti juga memberikan
dorongan
kepada siswa
agar meningkatkan
kedisiplinannya dalam pelaksanaan kegiatan OJT nantinya dan agar siswa senantiasa mengindahkan
peraturan yang ada. Sehingga mereka dapat terhindar dari hukuman dan sanksi.
Setelah menyampaikan
materi peneliti
mengadakan laiseg secara lisan, dan dari hasil laiseg tersebut
dapat disimpulkan
bahwa siswa
mendapatkan pemahaman
baru dan
setelah mendapatkan materi tersebut mereka akan berusaha
untuk meningkatkan kedisipinannya terutama pada saan melaksanakan OJT nantinya.
Pertemuan Kedelapan 23 Agustus 2011
Pada pertemuan
terakhir ini
peneliti menyampaikan
materi tentang
pemahaman kedisiplinan dalam persiapan kegiatan OJT. peneliti
tidak banyak lagi membahas daan menjelaskan materi, tetapi lebih banyak mengulas materi tentang
kedisiplinan dan mengadakan tanya jawab dengan siswa. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui
seberapa jauh tingkat kedisiplinan siswa . Peneliti juga memberikan dorongan positif bagi siswa untuk
mempersiapkan
diri sebaik-baiknya
dalam pelaksanaan kegiatan OJT nantinya.
Pada pertemuan terakhir siswa menunjukkan perkembangan yang signifikan. Dalam mengajukan
pertanyaan maupun menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti mereka lebih aktif tiak seperti
pertemuan
pertama. Perhatian
mereka dalam
mengikuti layanan informasi juga lebih baik.
Pada akhir kegiatan peneliti juga mengevaluasi pelaksanaan layanan informasi secara keseluruhan.
Kemudian dilanjutkan dengan laiseg dan menutup kegiatan dengan ucapan terima kasih dan salam.
4.2 Pembahasan