Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

61

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan di SMK N 2 Magelang. Hasil penelitian dan pembahasan akan diuraikan secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini akan diuraikan secara deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian tersebut meliputi kedisiplinan siswa sebelum pelaksanaan layanan informasi, kedisiplinan siswa sesudah pelaksanaan layanan informasi, dan peningkatan kedisiplinan siswa antara sebelum dan sesudah pelaksanaan layanan informasi.

4.1.1 Analisis Deskriptif Kuantitatif

1 Kedisiplinan Siswa Sebelum Pelaksanaan Layanan Informasi Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan siswa sebelum pelaksanaan layanan informasi digunakan instrumen skala kedisiplinan siswa. Hasil pengukuran tingkat kedisiplinan siswa sebelum pelaksanaan layanan informasi pada siswa kelas X Pemasaran 2 SMK Negeri 2 Magelang dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 4.1 Tingkat Kedisiplinan siswa Sebelum Pelaksanaan Layanan Informasi Interval Persentase Skor Kriteria Jumlah Sampel Pre test Persentase 85 - 100 Sangat Tinggi 4 11,4 70 - 84 Tinggi 9 25,7 55 - 69 Sedang 17 48,6 40 - 54 Rendah 5 14,3 25 - 39 Sangat Rendah - Jumlah N 35 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui kondisi kedisiplinan siswa kelas X Pemasaran 2 SMK Negeri 2 Magelang sebelum mendapat layanan informasi sebagian besar dalam kriteria sedang, hal ini dapat dilihat sebanyak 17 siswa dengan persentase skor sebesar 48,6 dalam kriteria sedang. Sedangkan 9 siswa dengan persentase skor sebesar 25,7 termasuk dalam kriteria tinggi, 5 siswa lainnya dengan persentase skor sebesar 14,3 masuk dalam kriteria rendah, dan 4 siswa dengan persentase skor 11,4 masuk dalam kriteria sangat tinggi. Kedisiplinan siswa sebelum diberi layanan informasi tiap indikator dapat diketahui dari tabel berikut. Tabel 4.2 Persentase Skor Kedisiplinan Siswa Sebelum Pelaksanaan Layanan Informasi Tiap Indikator No. Indikator Skor Interval Kriteria 1. Memiliki keteraturan diri 64,14 55 - 69 Sedang 2. Memiliki kesadaran diri 67,40 55 - 69 Sedang 3. Memiliki pengendalian diri 63,33 55 - 69 Sedang 4. Mampu membedakan sikap yang dianggap benar dan salah dalam masyarakat 69,08 55 - 69 Sedang 5. Memahami fungsi kedisiplinan bagi diri sendiri 66,43 55 - 69 Sedang 6. Memahami fun bagi masyaraka 7. Memahami ada dalam kedisipl 8. Memahami ada dan pengharga kedisiplinan 9. Memahami ada dalam pemberi penghargaan 10. Memahami fakt dapat mempen kedisiplinan 11. Memahami fakt dapat mempen kedisiplinan Rata-r Kedisiplinan 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 64,14 67,40 fungsi kedisiplinan akat 68,21 55 - 69 adanya peraturan iplinan 71,00 70 - 84 adanya hukuman gaan dalam 59,52 55 - 69 adanya konsistensi berian hukuman dan 64,82 55 - 69 faktor internal yang pengaruhi 72,14 70 - 84 faktor eksternal yang pengaruhi 66,86 55 - 69 rata 67,02 55 - 69 Grafik 4.1 an Siswa Sebelum Pelaksanaan Layanan Inf Berdasarkan Tiap Indikator ,40 63,33 69,08 66,43 68,21 71,00 59,52 64,82 72,14 series 1 69 Sedang 84 Tinggi 69 Sedang 69 Sedang 84 Tinggi 69 Sedang 69 Sedang Informasi 2,14 66,86 series 1 Pada data tabel 4.2 dapat dilihat presentase skor kedisiplinan siswa pada siswa kelas X Pemasaran 2 SMK Negeri 2 Magelang sebelum mendapat layanan informasi, hampir semua indikator memperoleh skor pada kriteria sedang. Skor yang paling rendah adalah indikator memahami adanya hukuman dan penghargaan dalam kedisiplinan yaitu sebesar 59,52. Skor tertinggi yaitu pada indikator memahami faktor internal yang dapat mempengaruhi kedisiplinan sebesar 72,14 dan masuk dalam kriteria tinggi. Berdasarkan nilai keseluruhan tiap indikator dan nilai rata-rata pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa kondisi kedisiplinan siswa sebelum mengikuti layanan informasi termasuk dalam kriteria sedang. Dari tabel 4.1 diketahui jumlah siswa pada setiap kriteria cukup merata, namun sebagian besar siswa berada pada kriteria sedang. Kriteria ini menunjukkan bahwa tingkat kedisiplinan siswa juga masih dalam kriteria sedang. Hal ini terlihat dari banyaknya indikator yang masuk dalam kriteria sedang yaitu indikator 1 memiliki keteraturan diri, 2 memiliki kesadaran diri, 3 memiliki pengendalian diri, 4 mampu membedakan sikap yang dianggap benar dan salah dalam masyarakat, 5 memahami fungsi kedisiplinan bagi diri sendiri, 6 memahami fungsi kedisiplinan bagi masyarakat, 7 memahami adanya hukuman dan penghargaan dalam kedisiplinan, 8 memahami adanya konsistensi dalam pemberian hukuman dan penghargaan, 9 memahami faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kedisiplinan. 2 Kedisiplinan Siswa Sesudah Pelaksanaan Layanan Informasi Gambaran kedisiplinan siswa sesudah mendapatkan layanan informasi dapat diketahui dari hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan instrumen skala kedisiplinan siswa yang dilakukan setelah siswa diberi layanan informasi. Hasil dari pengisian instrumen tersebut dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel 4.3 Tingkat Kedisiplinan Siswa Sesudah Pelaksanaan Layanan Informasi Interval Persentase Skor Kriteria Jumlah Sampel Post test Persentase 85 -100 Sangat Tinggi 17 48,57 70 - 84 Tinggi 17 48,57 55 - 69 Sedang 1 2,85 40 - 54 Rendah - 25 - 39 Sangat Rendah - Jumlah N 35 Berdasarkan tabel 4.3 diketahui 17 siswa termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan persentase skor sebesar 48,57, 17 siswa termasuk dalam kriteria tinggi dengan persentase skor 48,57 dan 1 siswa yang termasuk dalam kriteria sedang dengan persentase skor sebesar 2,85. Kedisiplinan siswa sesudah diberi layanan informasi tiap indikator dapat diketahui pada tabel berikut. Tabel 4.4 Persentase Skor Kedisiplinan Siswa Sesudah Pelaksanaan Layanan Informasi Tiap Indikator No. Aspek Skor Interval Kriteria 1. Memiliki keteraturan diri 79,14 70 - 84 Tinggi 2. Memiliki kesadaran diri 82,99 70 - 84 Tinggi 3. Memiliki pengendalian diri 85,24 85 -100 Sangat Tinggi 4. Mampu membedakan sikap yang dianggap benar dan salah dalam masyarakat 85,10 85 -100 Sangat Tinggi 5. Memahami fungsi kedisiplinan bagi diri sendiri 84,71 70 - 84 Tinggi 6. Memahami fungsi kedisiplinan bagi masyarakat 84,29 70 - 84 Tinggi 7. Memahami adanya peraturan dalam kedisiplinan 83,36 70 - 84 Tinggi 8. Memahami adanya hukuman dan penghargaan dalam kedisiplinan 75,93 70 - 84 Tinggi 9. Memahami adanya konsistensi dalam pemberian hukuman dan penghargaan 82,32 70 - 84 Tinggi 10. Memahami faktor internal yang dapat mempengaruhi kedisiplinan 87,86 85 -100 Sangat Tinggi 11. Memahami faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kedisiplinan 86,29 85 -100 Sangat Tinggi Rata-rata 83,89 70 - 84 Tinggi Kedisiplinan Pada tabel 4.4 memperoleh layanan tinggi dan 4 indikator memiliki presentase s mempengaruhi kedisi persentase skor paling dalam kedisiplinan se pada tabel 4.4 dapat layanan informasi te 83,89. 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 79,14 82,9 Grafik 4.2 an Siswa Sesudah Pelaksanaan Layanan Inf Berdasarkan Tiap Indikator 4.4 dapat dilihat persentase skor kedisiplinan an informasi. Terdapat 7 indikator yang masuk kator yang masuk dalam kriteria sangat tinggi. e skor paling tinggi yaitu memahami faktor inte disiplinan sebesar 87,86. Sedangkan indikator ing rendah yaitu memahami adanya hukuman da n sebesar 75,93. Berdasarkan nilai rata-rata pat disimpulkan bahwa kedisiplinan siswa se termasuk dalam kriteria tinggi dengan per 82,9985,24 85,10 84,71 84,29 83,36 75,93 82,32 87,86 Series 1 Informasi nan siswa sesudah suk dalam kriteria nggi. Indikator yang nternal yang dapat tor yang memiliki n dan penghargaan ta persentase skor setelah mengikuti persentase sebesar ,86 86,29 Series 1 Angka 83,89 menunjukkan bahwa tingkat kedisiplinan siswa setelah mendapatkan layanan informasi masuk dalam kriteria tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan setelah mendapatkan layanan informasi, dari kategori sedang menjadi tinggi. Dari tabel 4.4 juga dapat diketahui banyaknya indikator yang masuk dalam kriteria tinggi yaitu indikator 1 memiliki keteraturan diri, 2 memiliki kesadaran diri, 3 memahami fungsi kedisiplinan bagi diri sendiri, 4 memahami fungsi kedisiplinan bagi masyarakat, 5 memahami adanya peraturan dalam kedisiplinan, 6 memahami adanya hukuman dan penghargaan dalam kedisiplinan, 7 memahami adanya konsistensi dalam pemberian hukuman dan penghargaan. 3 Peningkatan Kedisiplinan Siswa Antara Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Layanan Informasi Peningkatan kedisiplinan siswa antara sebelum dan sesudah pelaksanaan layanan informasi dapat diketahui dengan membandingkan data hasil pre test dan post test. Peningkatan kedisiplinan siswa antara sebelum pre test dan sesudah post test pelaksanaan layanan informasi dapat dilihat melalui tabel berikut. Tabel 4.5 Kedisiplinan Siswa Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Layanan Informasi Kriteria Pre test Presentase Post test Presentase N N Sangat Tinggi 4 11,4 17 48,57 Tinggi 9 25,7 17 48,57 Sedang 17 48,6 1 2,85 Rendah 5 14,3 - Sangat Rendah - - Tabel 4.6 Peningkatan Kedisiplinan Siswa Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Layanan Informasi Berdasarkan Tiap Indikator No. Indikator Pre test Post test Peningkatan 1. Memiliki keteraturan diri 64,14 79,14 15,00 2. Memiliki kesadaran diri 67,40 82,99 15,59 3. Memiliki pengendalian diri 63,33 85,24 21,91 4. Mampu membedakan sikap yang dianggap benar dan salah dalam masyarakat 69,08 85,10 16,02 5. Memahami fungsi kedisiplinan bagi diri sendiri 66,43 84,71 18,28 6. Memahami fungsi kedisiplinan bagi masyarakat 68,21 84,29 16,08 7. Memahami adanya peraturan dalam kedisiplinan 71,00 83,36 12,36 8. Memahami adanya hukuman dan penghargaan dalam kedisiplinan 59,52 75,93 16,41 9. Memahami adanya konsistensi dalam pemberian hukuman dan penghargaan 64,82 82,32 17,50 10. Memahami faktor internal yang dapat mempengaruhi kedisiplinan 72,14 87,86 15,72 11. Memahami faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kedisiplinan 66,86 86,29 19,43 Sebelum d Berdasarkan memperoleh layanan indikator kedisiplinan indikator memiliki pe 21,19 sedangkan p peraturan dalam kedis 40,00 45,00 50,00 55,00 60,00 65,00 70,00 75,00 80,00 85,00 90,00 95,00 100,00 64,14 67,40 79,14 82,9 Grafik 4.3 Peningkatan Kedisiplinan Siswa m dan Sesudah Pelaksanaan Layanan Inform Berdasarkan Tiap Indikator n tabel 4.7 tampak bahwa kedisiplinan nan informasi mengalami peningkatan. Dari nan siswa tersebut, peningkatan yang terbe pengendalian diri dengan peningkatan persenta n peningkatan paling kecil pada indikator mem disiplinan dengan peningkatan persentase skor s ,40 63,33 69,08 66,43 68,21 71,00 59,52 64,82 72,14 66, 82,99 85,24 85,10 84,71 84,2983,36 75,93 82,32 87,86 86 ormasi n siswa setelah ri masing-masing rbesar yaitu pada ntase skor sebesar emahami adanya kor sebesar 12,36. 66,86 6 86,29 Pre Test Post Test 4 Uji T-Test Untuk menguj ditingkatkan dengan l sebagai berikut: = Berdasarkan h T hitung sebesar 9,38. P M D ∑X 41,34 23117,88 Berdasarkan ha 9,38 2,04. Ini menunj baik dari pada hasil pr siswa dapat ditingkat guji lebih lanjut hipotesis apakah kedisiplina n layanan informasi, digunakan pula uji T-tes ∑ 2 1 n hasil perhitungan dan analisis terlampir Pada taraf a = 5 diperoleh harga T tabel sebesa Tabel 4.7 Hasil Uji T-test Kedisiplinan siswa ∑X 2 d T hitung T tabel 23117,88 9,38 2,04 2,04 9,38 n hasil perhitungan dapat diketahui bahwa T hit nunjukan bahwa pada taraf kesalahan 5 , has pre test, sehingga Ha dapat diterima, yang bera atkan melalui layanan informasi. 71 linan siswa dapat test dengan rumus ir diperoleh nilai besar 2,04 Kriteria Signifikan hitung T tabel yaitu hasil post test lebih erarti kedisiplinan

4.1.2 Hasil Analisis Deskriptif Kualitatif

Pemberian layanan informasi dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan mulai dari tanggal 26 Juli 2011sampai tanggal 23 Agustus 2011. Pelaksanaan layanan informasi meliputi 3 tahap yaitu pembukaan, kegiatan inti, dan penutup. Namun sebelum pelaksanaan layanan informasi ada tahap persiapan yang harus dilakukan peneliti. Pelaksanaan layanan informasi pada setiap tahap secara rinci dijabarkan sebagai berikut. 1 Tahap Persiapan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan segala keperluan yang terkait dengan pelaksanaan layanan informasi. Persiapan tersebut antara lain persiapan ruangan, alat dan media yang digunakan dalam layanan informasi serta persiapan materi yang akan disampaikan kepada siswa. Ruangan tempat dilaksanakan layanan informasi disesuaikan dengan sampel penelitian yaitu di ruang kelas X Pemasaran 2. Alat yang digunakan dalam layanan informasi adalah laptop dan LCD, sedangkan media yang digunakan adalah media visual berupa slide powerpoint. Materi layanan informasi didasarkan pada teori yang berkaitan dengan kedisiplinan dan kegiatan OJT On The Job Training siswa di SMK Negeri 2 Magelang. Materi tersebut kemudian disajikan kepada siswa dalam bentuk slide powerpoint. Sebelum memulai pelaksanaan layanan informasi peneliti juga telah menyusun Satuan Layanan sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan, sehingga pelaksanaan layanan informasi dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan Satuan Layanan yang telah disusun. 2 Tahap Pembukaan Pada tiap pertemuan, peneliti selalu mengawalinya dengan melakukan rapport. Rapport dilakukan dengan memberikan salam dan menyatakan kondisi siswa. Sebelum masuk ke materi inti, peneliti memberikan pengantar materi, kemudian peneliti memberikan pertanyaan sebagai pemanasan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi yang akan diberikan serta untuk melatih keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapatnya. Untuk pertemuan kedua dan selanjutnya, diawal pertemuan peneliti sedikit mengulas materi yang telah diberikan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya dan memberikan ice breaking sebagai selingan. 3 Tahap Kegiatan Inti Pada tahap kegiatan inti peneliti menyampaikan materi yang akan dibahas. Materi tersebut meliputi hakikat kedisiplinan, faktor yang mempengaruhi kedisiplinan, unsur kedisiplinan, manfaat kedisiplinan, pelaksanaan OJT On The Job Training, tata tertib OJT On The Job Training, pentingnya kedisiplinan dalam OJT On The Job Training, dan pemahaman kedisiplinan dalam mempersiapkan kegiatan OJT On The Job Training. Materi yang disampaikan kepada siswa dalam bentuk powerpoint, sehingga peneliti memberikan penjelasan dari tiap slide dan gambar yang ditampilkan. Selain menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah, peneliti juga menggunakan metode tanya jawab. Setelah menyampaikan materi peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Peneliti juga sesekali mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk meletih keberanian siswa dalam berpandapat dan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. 4 Tahap Penutup Pada tahap penutup peneliti membuat rangkuman secara umum dari materi yang disampaikan pada setiap pertemuan. Selanjutnya peneliti memberikan penilaian segera Laiseg dari Layanan Informasi yang telah disampaikan dengan cara menanyakan UCA Understanding, Comfort, dan Acting kepada siswa baik secara lisan maupun tertulis. Diakhir kegiatan peneliti mengucapkan salam dan terima kasih. Tabel 4.8 Resume Proses Pelaksanaan Layanan Informasi Pertemuan Proses Pelaksanaan Pertemuan Pertama 16 Juli 2011 Pada pertemuan pertama peneliti menyampaikan materi tentang hakikat kedisiplinan. Materi yang disampaikan meliputi pengertian kedisiplinan, makna kedisiplinan di sekolah, hingga perilaku yang mencerminkan kedisiplinan. Peneliti berusaha memberikan pemahaman kepada siswa sehingga dalam menjelaskan materi peneliti juga memberikan contoh konkrit dalam kehidupan sehari- hari. Selain menjelaskan materi dengan metode ceramah, peneliti juga mengadakan tanya jawab dengan siswa. Setelah menyampaikan materi, peneliti mengadakan penilaian segera kepada siswa baik secara lisan maupun tertulis. Dari hasil laiseg dapat disimpulkan bahwa siswa memperoleh informasi dan pemahaman baru mengenai kedisiplinan. Selama ini siswa menilai dalam kedisiplinan itu hanya berkutat pada taat aturan saja, namun setelah memperoleh layanan informasi siswa memiliki pemahaman baru bahwa dalam kedisiplinan juga diperlukan adanya kesadaran diri untuk menaati aturan yang berlaku. Pertemuan Kedua 28 Juli 2011 Pada pertemuan kedua ini materi yang dibahas adalah tentang faktor kedisiplinan. Sebelum memulai peneliti mengadakan rapport terlebih dahulu dengan menanyakan kondisi siswa. Setelah itu peneliti memberikan ice breaking sebagai selingan. Peneliti menyampaikan materi tentang faktor kedisiplinan, bahwa dalam kedisiplinan terdapat 2 faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Dalam menyampaikan materi peneliti menggunakan slide dan animasi agar dapat menarik perhatian siswa. Setelah selesai menjelaskan materi, peneliti mengadakan tanya jawab untuk menguji seberapa jauh pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan. Dari hasil tanya jawab tersebut siswa mampu membedakan faktor intern dan faktor ekstern, serta mampu memberikan contoh dengan benar. Sebelum mengakhiri kegiatan peneliti mengadan laiseg secara lisan, kemudian menutup kegiatan dengan salam. Pertemuan Ketiga 6 Agustus 2011 Pada pertemuan ketiga peneliti menyanpaikan materi tentang unsur kedisiplinan. Sebelum memulai peneliti mengadakan rapport. Namun tidak seperti pertemuan sebelumnya, pada tertemuan kali ini peneliti tidak memberikan kegiatan ice breaking. Hal tersebut dikarenakan materi yang akan disampaikan cukup banyak, sehingga harus bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Materi yang disampaikan tentang unsur kedisiplinan, meliputi peraturan, hukuman, penghargaan dan konsistensi antara hukuman dan penghargaan. Setelah menjelaskan tentang unsur- unsur kedisiplinan, peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dipahami. Pada akhir kegiatan peneliti menyimpulkan dan merangkum seluruh materi yang telah disampaikan. Kemudian peneliti mengadakan penilaian segera, lalu mngakhiri kegiatan dengan salam. Pertemuan Keempat 9 Agustus 2011 Pada pertemuan kali ini materi yang disampaikan adalah manfaat perilaku disiplin dan akibat dari perilaku indisipliner. Sebelum memulai kegiatan peneliti mengadakan rapport dan mengulas sedikit tentang materi pada pertemuan sebelumnya. Hal itu berjutuan untuk mengingatkan siswa tentang materi yang pernah disampaikan. Peneliti menyampaikan materi tentang berbagai manfaat kedisiplinan, baik itu bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Peneliti juga menjelaskan tentang akibat yang ditimbulkan jika tidak mengindahkan perilaku disiplin. Setelah selesai menyampaikan materi, peneliti meminta beberapa siswa untuk memberikan contoh manfaat perilaku disiplin dan akibat perilaku indisipliner dalam lingkup sekolah. Pada akhir kegiatan peneliti mengadakan laiseg secara lisan dan mengakhiri layanan dengan ucapan salam. Pertemuan Kelima 11 Agustus 2011 Pada pertemuan ini peneliti menjelaskan materi tentang pelaksanaan OJT di SMK Negeri 2 Magelang. Sebelum memulai kegiatan peneliti mengadakan rapport. Kemudian peneliti memberikan ice breaking sebagai kegiatan selingan agar siswa tidak merasa bosan. Peneliti menyampaikan materi tentang pelaksanaan OJT di SMK Negeri 2 Magelang. Pelaksanaan OJT nantinya akan dilaksanakan di berbagai tempat meliputi kantor pemerintahan, kantor swasta, pusat perbelanjaan, pertokoan, dan di berbagai industri baik barang maupun jasa. Selama pelaksanaan OJT siswa akan dibebaskan dari kegiatan di sekolah sehingga bisa lebih fokus dalam melaksananakn kegiatan OJT. Sebagian besar siswa belum mengetehui bagaimana pelaksanaan OJT sehingga peneliti berusaha memberikan informasi dan gambaran bagaimana mereka di tempat OJT nantinya. Setelah memberikan materi peneliti memberikan kesempatan siswa untuk bertanya. Siswa yang mengajukan pertanyaan cukup banyak. Kemudian peneliti mengadakan laiseg dan menutup kegiatan dengan ucapan salam. Pertemuan Keenam 16 Agustus 2011 Pertemuan keenam ini peneliti membahas materi tentang tata tertib OJT. Sebelum memulai kegiatan peneliti mengadakan rapport dan mengulas sedikit tentang materi pada pertemuan sebelumnya. Peneliti menyampaikan materi, bahwa dalam kegiatan OJT siswa tidak hanya menaati aturan OJT yang ditetapkan dari sekolah tetapi juga harus menaati peraturan yang berlaku dimana mereka ditempatkan. Pada dasarnya peraturan OJT hampir sama dengan peraturan sekolah, namun siswa juga harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Peneliti juga menyampaikan bahwa ada sanksi yang harus ditanggung apabila melanggar peraturan, dan sanksi terberat adalah dikeluarkan dari tempat OJT. Sehingga siswa harus benar-benar menaati aturan yang berlaku selama kegiatan OJT berlangsung. Setelah selesai menyampaikan materi peneliti mengadakan tanya jawab dengan siswa, disusul dengan mengadakan laiseg dan mengakhiri kegiatan dengan ucapan salam. Pertemuan Ketujuh 20 Agustus 2011 Pada pertemuan ini peneliti akan membahas materi tentang pentingnya kedisiplinan dalam kegiatan OJT. Seperti biasanya, kegiatan dimulai dengan mengadakan rapport dilanjutkan dengan penjelasan materi. Pada pertemuan ini peneliti mengulas kembali materi tentang kedisiplinan yang pernah disampaikan pada pertemuan sebelmnya. Mulai dari hakikat kedisiplinan hingga manfaa kedisiplinan. Kemudian peneliti mengaitkan dengan pelaksanaan OJT di SMK Negeri 2 Magelang. Peneliti juga memberikan dorongan kepada siswa agar meningkatkan kedisiplinannya dalam pelaksanaan kegiatan OJT nantinya dan agar siswa senantiasa mengindahkan peraturan yang ada. Sehingga mereka dapat terhindar dari hukuman dan sanksi. Setelah menyampaikan materi peneliti mengadakan laiseg secara lisan, dan dari hasil laiseg tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa mendapatkan pemahaman baru dan setelah mendapatkan materi tersebut mereka akan berusaha untuk meningkatkan kedisipinannya terutama pada saan melaksanakan OJT nantinya. Pertemuan Kedelapan 23 Agustus 2011 Pada pertemuan terakhir ini peneliti menyampaikan materi tentang pemahaman kedisiplinan dalam persiapan kegiatan OJT. peneliti tidak banyak lagi membahas daan menjelaskan materi, tetapi lebih banyak mengulas materi tentang kedisiplinan dan mengadakan tanya jawab dengan siswa. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat kedisiplinan siswa . Peneliti juga memberikan dorongan positif bagi siswa untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya dalam pelaksanaan kegiatan OJT nantinya. Pada pertemuan terakhir siswa menunjukkan perkembangan yang signifikan. Dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti mereka lebih aktif tiak seperti pertemuan pertama. Perhatian mereka dalam mengikuti layanan informasi juga lebih baik. Pada akhir kegiatan peneliti juga mengevaluasi pelaksanaan layanan informasi secara keseluruhan. Kemudian dilanjutkan dengan laiseg dan menutup kegiatan dengan ucapan terima kasih dan salam.

4.2 Pembahasan