Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Magelang tahun ajaran 20102011. Dalam penelitian ini hanya akan diungkap ranah kognitif dan ranah psikomotor, ranah
kognitif diberikan pre-test dan post-test sebagai alat ukur, dan dalam ranah psikomotor dapat dilihat dari perbedaan pencapaian hasil belajar antara kelas
kontrol dan kelas eksperimen yang dipengaruhi oleh penggunaan modul pembelajaran teknik gambar bangunan.
Secara lebih rinci prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.6.1 Perencanaan Penelitian
Tahap ini hanya disebutkan tahap-tahap dalam perencanaan saja, yaitu : 1. Merumuskan skenario pembelajaran Tujuan Instruksional Umum atau
Tujuan Instruksional Khusus untuk mata pelajaran kompetensi kejuruan teknik gambar bangunan sesuai dengan silabus mata pelajaran
kompetensi kejuruan teknik gambar bangunan. 2. Membuat modul pembelajaran.
3. Membuat kisi-kisi lembar observasi. 4. Membuat kisi-kisi soal dengan komposisi ingatan, pemahaman, aplikasi
sesuai dengan sub pokok bahasan masing-masing. 5. Penyusunan instrumen penelitian.
Keberhasilan penelitian biasanya ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan
menguji data diperoleh melalui instrumen. Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa soal obyektif dengan pilihan jawaban sebanyak 4
pilihan, dan siswa memilih salah satu dari 4 pilihan yang ada.
1. Membatasi materi yang akan diteskan. Batasan materi yang akan diteskan, yaitu pokok bahasan.
2. Menentukan jumlah soal.
3.6.2 Penyusunan Instrument Observasi Penelitian
1.
Menentukan format dan jumlah aspek yang akan diobservasi. 2. Instrument yang akan dipakai adalah langkah yang benar dalam setiap
langkah pengoperasian dan penerapan dari modul.
3.6.3 Pengujian Instrument Penelitian
1. Validitas Tes Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa
yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang teliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh
mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran validitas yang dimaksud.
Rumus yang digunakan dalam pengujian validitas instrument adalah dengan rumus korelasi point biserial Point Biserial Correlation
yang digunakan apabila kita hendak mengetahui korelasi antara dua variabel, seperti di bawah ini :
=
−
Keterangan : : Koofisien korelasi point biserial.
Mp : Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item
yang dicari korelasinya dengan tes. Mt
: Mean skor total skor rata-rata dari seluruh pengikut tes. St
: Standar deviasi skor total. P : proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut.
Q : 1 - p
Kemudian harga
r yang
diperoleh dari
perhitungan dikonsultasikan dengan r
tabel
dengan taraf signifikan 95. Apabila r
hitung
r
tabel
maka soal dinyatakan valid dan apabila r
hitung
r
tabel
maka soal dikatakan tidak valid.
Berdasarkan hasil uji coba instrument, dapat diketahui bahwa dari 40 soal yang telah diuji validitasnya terdapat 35 butir item yang valid
karena memiliki r
pbis
r
tabel
= 0,349 untuk α= 5 dengan N=32. Data dapat
di lihat pada lampiran 6. 2. Reliabilitas Tes
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat
dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil, tetap akan sama. Reliabel
menunjukkan pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan Arikunto 2006:178.
Rumus yang dipergunakan untuk menghitung reliabilitas tes adalah teknik korelasi rumus K-R. 21 Arikunto, 2006:189.
11 =
−
1 1
− −
Keterangan : r11
: Reliabilitas instrumen
k :
Banyaknya butir soal atau butir pertanyaan M
: Skor rata-rata Vt
: Varians total Harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan r
tabel
product momen
denagn taraf signifikan 95. Jika r
11
r
tabel
product momen maka
instrument yang diujicobakan bersifat reliabel. Dari hasil perhitungan didapatkan r
11
0.927 sedangkan harga r
tabel
dari N=32 adalah 0.349, maka r
11
r
tabel
sehingga instrumen bersifat reliable. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.
3. Taraf Kesukaran Soal Taraf kesukaran yaitu prosentasi jumlah siswa yang menjawab
soal dengan benar Arikunto, 2002:208. Rumus yang digunakan adalah :
=
Keterangan : P
: Indeks Kesukaran B
: Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut : Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah sukar
Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah
Dari hasil pengujian tingkat kesukaran didapatkan 19 soal tingkat kesikaran sedang, 21 soal dengan tingkat kesukaran mudah.Data
perhitungan dapat dilihat di lampiran 6. 4. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah. Untuk mengetahui daya pembeda soal dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut : 1 Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi
sampai yang terendah. 2 Membagi data yang sudah terurut menjadi dua kelompok yaitu
kelompok atas dan kelompok bawah. 3 Menghitung soal yang dijawab benar oleh masing-masing kelompok
pada tiap butir soal. Rumus yang digunakan :
=
−
=
−
Keterangan : D
: Indeks diskriminasi daya pembeda J
: Jumlah peserta tes J
A
: Banyaknya peserta kelompok atas J
B
: Banyaknya peserta kelompok bawah B
A
: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
B
B
: Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
=
∶ Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
=
∶ Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda : D : 0,00 – 0,20 : jelek poor
D : 0,20 – 0,40 : cukup satisfactory D : 0,40 – 0,70 : baik goods
D : 0,70 – 1,00 : baik sekali excellent D : negative, semuanya tidak baik
Dari 40 soal yang telah diuji daya bedanya terdapat 1 soal dengan daya beda baik sekali, 7 soal dengan daya beda baik, 28 soal dengan daya
beda cukup, 4 soal dengan daya beda jelek. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.
3.7 Persyaratan Data