Kondisi Geografis Profil Peternak dan Manajemen Peternakan

2.3. Gambaran Umum Kabupaten Karangasem Bali

2.3.1. Kondisi Geografis

Kabupaten Karangasem terletak di ujung Pulau Bali di antara 8 10-8 25 Lintang Selatan dan 115 25-115 42 Bujur Timur. Kabupaten Karangasem terdiri dari delapan kecamatan yaitu Kecamatan Rendang, Selat, Sidemen, Bebandem, Manggis, Karangasem, Abang dan Kubu. Kecamatan Rendang dan Selat berada pada ketinggian di atas 500 m sampai mencapai puncak G. Agung 3.142 m. Kecamatan Sidemen terletak di atas 500 m sampai 800 m dengan daerah sekitar perbukitan dan sawah. Kecamatan Bebandem berada pada ketinggian 400m- 1.500m. Kecamatan Manggis terletak pada ketinggian 0 sampai500 m diatas permukaan laut dan Kecamatan Karangasem terletak pada ketinggian 0 ampai750 m diatas permukaan laut. Kecamatan Abang dan Kubu terletak pada ketinggian 0 sampai ketinggian puncak G. Agung 3.142m. Suhu udara di Kecamatan Sidemen pada siang hari mencapai mencapai 33 C dan malam hari 26 C. Dengan rata-rata kelembaban mencapai 67-95. Suhu udara di Kecamatan Selat pada siang hari mencapai 33 C dan 24 C. Curah hujan di Kecamatan Selat mencapai 3.785 ml, di Kecamatan Sidemen 2.801 ml,di Kecamatan Manggis Desa Selumbung 1.964 ml dan Kecamatan Karangasem mencapai 903 ml Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Karangasem, 2003. Hasil pengukuran suhu di Kecamatan Karangasem pada siang hari mencapai 31 C dan malam hari 27 C. Suhu udara di Kecamatan Manggis pada siang hari mencapai 32 C dan suhu malam hari mencapai 28 C Dinas Pertanian Tanaman Pangan yang diacu dalam Artama 2005. Gambar dibawah ini merupakan peta lokasi pengambilan sampel tinja. Gambar 4 peta lokasi pengambilan sampel Kabupaten Karangasem, Bali. Gambar 4. peta lokasi pengambilan sampel Kabupaten Karangaem, Bali Anonim 2007

2.3.2. Profil Peternak dan Manajemen Peternakan

Menurut Artama 2005 peternak sapi Bali yang ada di wilayah studi di Kabupaten Karangasem didominasi oleh peternak yang berumur 40-50 tahun sebanyak 91 orang 36, 30-40 tahun 67 orang 27, 50-60 tahun 42 orang 17, 20-30 tahun 35 orang 14, umur lebih dari 60 tahun 11 orang 4 dan umur 10-20 tahun 4 orang 2. Latar belakang pendidikan peternak, pendidikan mereka terdiri atas tidak tamat SD berjumlah 122 orang 48, tamat SD 74 orang 30, tamat SMP 22 orang 9, tamat SMA 27 orang 11, dan tamat perguruan tinggi 5 orang 2. Pengalaman beternak mereka cukup bervariasi. Pengalaman beternak sapi selama 0-5 tahun sebanyak 9 orang 4, 5-10 tahun 29 orang 12, 10-15 tahun sebanyak 32 orang 13, dan lebih dari 15 tahun sebanyak 180 orang 71. Pada umumnya pola pemeliharaan sapi bali di Kabupaten Karangasem dengan sistem kadas atau memelihara sapi milik orang lain Sulityowati 2002. Survei Artama 2005 di wilayah studi menunjukkan peternak yang memiliki Kandang permanen 35 unit 22,06 dan Kandang semi permanen 196 unit 77,94. Lokasi kandang dengan pemukiman peternak jaraknya kurang dari 10 m sebanyak 40 orang 16; berjarak 10-20 m 41 orang 15,40; berjarak 20-30 m 45 orang 18; dan lebih dari 30 m mencapai 124 orang 49,60. Umumnya peternak yang menjaga kebersihan kandang dan ternak dengan membersihkan kandang 162 orang65,65 dan memandikan ternaknya 244 orang 93,55. Namun jumlah sebagian lain ada yang tidak membersihkan kandang sebanyak 86 orang 34,35 dan yang tidak memandikan ternak 6 orang 6,45. Penanganan limbah dilakukan dengan penampungan 155 orang 59,63. Tinja yang digunakan untuk pupuk oleh peternak berjumlah 98 orang 29,57 dan yang dibiarkan saja 145 orang 69,26. Sumber air yang dipergunakan adalah air sungai sebanyak 154 oranng 61,60 dan selebihnya menggunakan air parit sawah, air sumur, air PAM dan mata air. Kejadian diare mencapai 42 kasus selama penelitian. Diare berlangsung 1- 2 minggu 39 kasus 32, 2-4 minggu 3 kasus 2. Diare pada umur kurang dari enam bulan mencapai 32 kasus 26, pada umur 6-12 bulan 8 kasus 6.Diare warna hijau 22 kasus 18 dan diare berdarah 20 kasus 16.

BAB III METODOLOGI

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2005-Oktober 2006 di Laboratorium Helmintologi, Bagian Parasitologi dan Entomologi Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Sampel tinja yang diperiksa dalam penelitian ini diambil oleh drh. I Ketut Artama mahasiswa S2 Program Studi Sains Veteriner 2005.

3.2. Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel tinja segar dilakukan pada sapi bali dengan tiga variasi umur, yaitu umur kurang dari enam bulan, 6-12 bulan dan lebih 12 bulan. Sebanyak 257 sampel tinja diambil dari delapan kecamatan diantaranya empat kecamatan terletak di dataran rendah Kecamatan Manggis, Karangasem, Abang dan Kubu dan empat kecamatan lain terletak di dataran tinggi Kecamatan Rendang, Selat, Sidemen, dan Bebandem. Sampel diambil secara acak bertingkat Multiple Stage Random Sampling Gulo 2002, Bhisma 2003. Dari delapan kecamatan terpilih empat kecamatan terdiri dari dua kecamatan didataran tinggi dan dua kecamatan di dataran rendah. Dua kecamatan di dataran tinggi adalah Kecamatan Selat dan Sidemen, sedangkan dua kecamatan di dataran rendah yaitu Kecamatan Manggis dan Karangasem. Di Kecamatan Manggis terpilih dua desa yaitu Desa Dauhtukad dan Selumbung, sedangkan di kecamatan Karangasem terpilih dua desa yaitu Desa Padangkerta dan Amlapura. Di Kecamatan Sidemen terpilih Desa Sedimen dan Tri Ekabuana kemudian di Kecamatan Selat terpilih Desa Selat dan Muncan. Sampel tinja yang diambil diawetkan dengan kalium bikromat 2 K 2 Cr 2 O 7 2 dan disimpan dalam lemari es pada suhu 4 C sampai saat pemeriksaan sampel tinja.