Tempat dan Waktu Penelitian Metode Pengambilan Sampel Metode Pemeriksaan Telur

BAB III METODOLOGI

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2005-Oktober 2006 di Laboratorium Helmintologi, Bagian Parasitologi dan Entomologi Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Sampel tinja yang diperiksa dalam penelitian ini diambil oleh drh. I Ketut Artama mahasiswa S2 Program Studi Sains Veteriner 2005.

3.2. Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel tinja segar dilakukan pada sapi bali dengan tiga variasi umur, yaitu umur kurang dari enam bulan, 6-12 bulan dan lebih 12 bulan. Sebanyak 257 sampel tinja diambil dari delapan kecamatan diantaranya empat kecamatan terletak di dataran rendah Kecamatan Manggis, Karangasem, Abang dan Kubu dan empat kecamatan lain terletak di dataran tinggi Kecamatan Rendang, Selat, Sidemen, dan Bebandem. Sampel diambil secara acak bertingkat Multiple Stage Random Sampling Gulo 2002, Bhisma 2003. Dari delapan kecamatan terpilih empat kecamatan terdiri dari dua kecamatan didataran tinggi dan dua kecamatan di dataran rendah. Dua kecamatan di dataran tinggi adalah Kecamatan Selat dan Sidemen, sedangkan dua kecamatan di dataran rendah yaitu Kecamatan Manggis dan Karangasem. Di Kecamatan Manggis terpilih dua desa yaitu Desa Dauhtukad dan Selumbung, sedangkan di kecamatan Karangasem terpilih dua desa yaitu Desa Padangkerta dan Amlapura. Di Kecamatan Sidemen terpilih Desa Sedimen dan Tri Ekabuana kemudian di Kecamatan Selat terpilih Desa Selat dan Muncan. Sampel tinja yang diambil diawetkan dengan kalium bikromat 2 K 2 Cr 2 O 7 2 dan disimpan dalam lemari es pada suhu 4 C sampai saat pemeriksaan sampel tinja.

3.3. Metode Pemeriksaan Telur

Pemeriksaan sampel tinja ditinjau dengan metode filtrasi DBL. Tinja sebanyak dua gram dihomogenkan dalam air kran dalam sebuah gelas. Selanjutnya suspensi tinja disaring secara bertingkat dengan filter ukuran celah permiabel 400µm, 100µm, dan 45µm sambil terus dialiri air kran yang mengalir. Endapan material yang tersaring pada filter 45µm dikumpulkan dengan cara menyemprot endapan dengan air kran lalu ditampung dalam cawan petri. Filtrat dalam cawan petri ditambahkan air secukupnya dan Metilen blue lalu diperiksa dibawah mikroskop untuk menghitung jumlah telur cacing hati Faecal Egg Count. Telur cacing hati yang ditemukan kemudian dihitung dan jumlahnya dinyatakan sebagai jumlah telur Fasciola spp dalam tiap gram tinja Vatta dan Krecek 2005: Jumlah telur Fasciola spp TTGT = Jumlah telur total Berat sampel feses gram

3.4. Analisis Data