Diagnosis. Pengobatan. Fasciolosis pada Ruminansia 1. Klasifikasi dan Morfologi Fasciola spp

mati dalam waktu 2-14 hari, kelembaban 76 mati dalam 4-16 hari dan dalam kelembaban 80 mati dalam 8-16 hari. Kelangsungan hidup cacing hati tergantung pada kehadiran siput serta kecocokan toleransi siput dan fase hidup bebas cacing, terutama suhu dan pH air Kusumamiharja 1992. Kerugian akibat infeksi cacing sulit diperkirakan, kerugian yang diakibatkan cacing hati biasanya berupa kematian terutama pada pedet, penurunan produksi, keterlambatan pertumbuhan, kerusakan jaringan, penur unan berat badan, penurunan daya tahan tubuh, penurunan tenaga kerja pada ternak kerja juga dapat menyebabkan penurunan mutu daging. Kerusakan organ tubuh yang mengakibatkan diafkir pada waktu infeksi daging, pembayaran tenaga profesional, biaya pembelian obat-obatan serta me nurunnya efisiensi makanan Levine 1990, Suweta 1982. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan pada umumnya dijumpai angka yang tinggi. Kerugian dibeberapa daerah di Indonesia bervariasi, infeksi pada sapi dan kerbau ditaksir mencapai 5-7,5 juta kilogram daging pertahun. Kerugian mencapai Rp.513 miliar pertahun Anonim 2006. Menurut informasi terdahulu hasil survai Direktorat Jendral Peternakan Jakarta 1973;1980 kerugian ekonomi akibat infeksi cacing hati ditaksir sekitar 22 milyard rupiah pertahun, kerugian ini merupakan kerugian nomor dua terbesar setelah New Castle Disease. Menurut FAO 2007, kerugian akibat infeksi cacing hati Fasciola spp di Indonesia mencapai 32 juta pertahun atau sekitar 28. Pada sapi di Pulau Bali kerugian dapat mencapai Rp.445.220.800,- pertahun Suweta et al. 1978. Di Inggris kerugian yang ditimbulkan pernah diperkirakan sebesar 200,000 setiap tahun Lapage 1956. Di Amerika Serikat, cacing hati menyebabkan kerugian karena kematian setiap tahun sebesar 3.002.000 ditambah 1.657.000 disebabkan hati yang diafkir pada sapi dan 98.000 pada domba Brown 1979.

2.1.5. Diagnosis.

Penegakan diagnosa berdasarkan gejala klinis yang diperkuat denga n penemuan telur cacing dalam tinja Kusumamiharja 1992. Telur Fasciola bentuk ovoid dan memiliki operkulum di salah satu kutubnya. Telur cacing ini memiliki kerabang telur yang tipis. Di dalam telur dapat ditemukan blastomer yang memenuhi rongga telur Gambar3. Gambar 3. Telur Fasciola spp. a Operkulum, b Kerabang telur, c Blastomer Menurut Brown 1979 dapat dilakukan uji ikat komplemen CFT dan reaksi intradermal dengan antigen Fasciola untuk mendiagnosa infeksi ekstra hepatik atau apabila tidak ditemukan telur pada pemeriksaan langsung. Antigen Fasciola sebanyak 0,2 ml disuntikkan intradermal setelah sebelumnya dilakukan pencukuran rambut. Setelah 15-30 menit daerah suntikan diperiksa untuk melihat terjadinya penebalan kulit ya ng mengeras induras dengan mengukur diameter daerah penebalan. Hasil positif apabila diameter penebalan lebih besar atau sama dengan 15 mm, hasil negatif apabila diameter kurang dari 15 mm, harus dengan resep dokter hewan Deptan 2006 . Resiko terjadinya infeksi pada suatu lokasi penggembalaan juga dapat diketahui dengan memeriksa adanya metacercaria pada contoh rumput yang dikirim Anonim 2004.

2.1.6. Pengobatan.

Benzimidazol sintesis dengan dosis 5 mgkg BB dan 10 mgkg BB sebagai faciolicidal pada domba Anonim 2002. Albendazol plus Closantel yang di berikan secara oral dapat membunuh Fasciola gigantica, cacing pita dan nematoda 100 Al-Quddah at all. 1998. Fenbendazol dan Clorsulon dengan dosis 25mgkg BB dan dosis 35mgkg BB dapat mengurangi infeksi cacing hati dewasa 99,6 dan cacing hati muda Malone et al. 1997. Closantel dan Rafoxanide dengan dosis masing-masing 7,5 mgkg BB dan 10 mgkg BB dapat a b c digunakan untuk mengontrol Haemonchus spp dan Fasciola spp Swan 1999. Diamphenethide dengan dosis 10 mgkg BB juga dapat digunakan untuk pengobatan infeksi Fasciola spp pada domba Anonim 2002.

2.1.7. Pengendalian