BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam pergaulan sehari-hari selalu berhadapan dengan hukum. Hukum mengatur proses interelasi dan interaksi antara manusia. Hukum itu pula
memaksa setiap orang dikenai sanksi ketika melanggarnya. Hukum merupakan alat untuk menyelesaikan perselisihan dan menjamin adanya ketertiban dalam
masyarakat. Untuk menjawab apakah sebenarnya hukum itu, mengapa memiliki kekuatan yang mengikat, dari mana hukum tersebut berasal dan sebagainya, para
sarjana hukum mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Akibat dari perbedaan sudut pandang yang berbeda, maka timbullah teori-teori yang memunculkan
berbagai aliran-aliran dalam ilmu hukum. Teori dalam dunia ilmu menempati kedudukan yang penting. Menurut
Kartini Kartono, teori adalah suatu prinsip umum yang dirumuskan untuk menerangkan sekelompok gejala yang saling berkaitan.
1
Teori memberikan sarana untuk dapat merangkum serta memahami masalah yang sedang dibicarakan secara
lebih baik. Hal-hal yang semula tampak tersebar dan berdiri sendiri dapat disatukan dan dikaitkan satu sama lain secara bermakna. Teori dengan demikian
memberikan penjelasan dengan cara mengorganisasikan dan mensistematisasikan masalah yang dibicarakan. Teori dapat disebut sebagai kelanjutan dari usaha
1` Ishaq, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2012, hlm. 192
mempelajari hukum positif, setidaknya dalam urutan yang demikian itulah dapat direkonstruksikan kehadiran teori hukum secara jelas.
2
Timbulnya ketaatan seseorang terhadap hukum terlepas dari adanya sanksi baik secara sadar maupun tidak sadar, pada umumnya karena bermacam-macam
sebab sebagaimana di kemukakan oleh Utrecht. Petanyaan-pertanyaan yang timbul atas dari mana hukum tersebut berasal, mengapa manusia harus mentaati hukum
dan sebagainya, mengakibatkan berbagai madzhab bermunculan. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang madzhab-madzhab ilmu pengetahuan hukum,
maka akan dibahas pada bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah