= 30,12 lb
m
= 13,66 kg Keperluan bahan bakar generator :
Nilai bahan bakar solar = 45000 kJkg = 19346,51763 btulb Perry, 1999
Densitas bahan bakar solar = 0,89 kgL
Perry, 1999 Daya output generator
= 1011,15 kW Daya generator yang dihasilkan
= 1011,15 kW x 0,9478 btukW.s x 3600 sjam = 3450124,69 btujam
Nilai bakar yang tersisa = 1503,12 x 20410,14198
= 30678892,61 btujam Jumlah bahan bakar
= [34510,6919346,51763 btulb] = 178,33 lb
m
jam = 80,89 kgjam Kebutuhan solar
= 80,89 kgjam 0,89 kgL = 90,88 Ljam
7.6. Unit Pengolahan Limbah
Limbah dari suatu pabrik harus diolah sebelum dibuang ke badan air atau atmosfer, karena limbah tersebut mengandung bermacam
– macam zat yang dapat membahayakan alam sekitar, maupun manusia itu sendiri. Demi kelestarian lingkungan
hidup, maka setiap pabrik harus mempunyai unit pengolahan limbah. Sumber
– sumber limbah pabrik pembuatan pupuk organik meliputi : 1. Limbah proses berupa limbah cair, yaitu kondensat bekas yang tidak dapat
digunakan kembali, limbah akibat zat – zat yang terbuang, bocor, atau tumpah.
Limbah proses termasuk kategori limbah B3 Bahan Berbahaya dan Beracun sehingga dalam penanganannya harus dikirim ke pengumpul limbah B3 sesuai
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dalam pengelolaan limbah B3
dikirim ke PPLI Cileungsi, Bogor, Indonesia. 2. Limbah cair hasil pencucian peralatan pabrik. Limbah ini diperkirakan mengandung
kerak dan kotoran – kotoran yang melekat pada peralatan pabrik.
3. Limbah domestik dan kantor.
Universitas Sumatera Utara
Limbah ini mengandung bahan organik sisa pencernaan yang berasal dari kamar mandi di lokasi pabrik, serta limbah dari kantin, berupa limbah padat dan limbah
cair. 4. Limbah laboratorium.
Limbah yang berasal dari laboratorium ini memiliki bahan – bahan kimia yang
digunakan untuk menganalisa mutu bahan baku yang dipergunakan dan mutu produk yang dihasilkan, serta yang dipergunakan untuk penelitian dan pengembangan
proses. Limbah laboratorium termasuk kategori limbah B3 Bahan Berbahaya dan Beracun sehingga dalam penanganannya harus dikirim ke pengumpul limbah B3
sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dalam pengelolaan limbah B3
dikirim ke PPLI Cileungsi, Bogor, Indonesia. Pengelolaan limbah cair pabrik ini dilakukan dengan menggunakan activated
sludge sistem lumpur aktif, mengingat cara ini dapat menghasilkan effluent dengan
BOD yang lebih rendah dengan efisiensi mencapai 95 Perry, 1999.
7.7 Unit Pengolahan Limbah Cair dengan sistem Activated Sludge