Limbah ini mengandung bahan organik sisa pencernaan yang berasal dari kamar mandi di lokasi pabrik, serta limbah dari kantin, berupa limbah padat dan limbah
cair. 4. Limbah laboratorium.
Limbah yang berasal dari laboratorium ini memiliki bahan – bahan kimia yang
digunakan untuk menganalisa mutu bahan baku yang dipergunakan dan mutu produk yang dihasilkan, serta yang dipergunakan untuk penelitian dan pengembangan
proses. Limbah laboratorium termasuk kategori limbah B3 Bahan Berbahaya dan Beracun sehingga dalam penanganannya harus dikirim ke pengumpul limbah B3
sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dalam pengelolaan limbah B3
dikirim ke PPLI Cileungsi, Bogor, Indonesia. Pengelolaan limbah cair pabrik ini dilakukan dengan menggunakan activated
sludge sistem lumpur aktif, mengingat cara ini dapat menghasilkan effluent dengan
BOD yang lebih rendah dengan efisiensi mencapai 95 Perry, 1999.
7.7 Unit Pengolahan Limbah Cair dengan sistem Activated Sludge
Perhitungan untuk Sistem Pengelolaan Limbah Diperkirakan jumlah air buangan pabrik :
1. Limbah proses = 4683,022 kgjam = 4683,022 Ljam
2. Pencucian peralatan pabrik = 80 Ljam
3. Limbah laboratorium = 15 Ljam
4. Limbah domestik dan kantor = 195 orang x 35 L hari = 284,375 Ljam
Maka, total air limbah pabrik = 5062,397 Ljam = 0,51 m
3
jam
7.7.1 Bak Penampungan BP
Fungsi : tempat penampungan air buangan sementara
Jumlah : 1 unit
Laju volumetrik air buangan = 0,51 m
3
jam Waktu penampungan air buangan
= 15 hari Volume air buangan
= 182,246 m
3
Universitas Sumatera Utara
Bak terisi 90, maka volume bak =
= 202,495 m
3
Direncanakan ukuran bak sebagai berikut : Panjang bak p = 2 x lebar bak l
Lebar bak l = tinggi bak t
Maka, volume bak V = p x l x t
202,495 = 2l x l x l
l = 4,6608 m
Jadi, spesifikasi bak penampungan : Panjang bak p = 9,3216 m
Lebar bak l = 4,6608 m
Tinggi bak t = 4,6608 m
Luas bak A = 43,446 m
2
Tinggi air = 0,9 4,6608 = 4,1947 m
7.7.2 Bak Pengendapan Awal BPA
Fungsi : menghilangkan padatan dengan cara pengendapan
Jumlah : 1 unit
Laju volumetrik air buangan = 0,51 m
3
jam Waktu tinggal pengendapan
= 2 jam Volume air buangan
= 1,0124 m
3
Bak terisi 90, maka volume bak =
= 1,1249 m
3
Direncanakan ukuran bak sebagai berikut : Panjang bak p = 2 x lebar bak l
Lebar bak l = tinggi bak t
Maka, volume bak V = p x l x t
1,1249 = 2l x l x l
l = 0,8254 m
Jadi, spesifikasi bak penampungan : Panjang bak p = 1,6509 m
Universitas Sumatera Utara
Lebar bak l = 0,8254 m
Tinggi bak t = 0,8254 m
Luas bak A = 1,3628 m
2
Tinggi air = 0,9 0,8254 = 0,7428 m
7.7.3 Bak Netralisasi BN
Fungsi : tempat menetralkan pH limbah
Untuk menetralkan air limbah, dibutuhkan Na
2
CO
3
sebanyak 0,15 gr Na
2
CO
3
30 ml air limbah MIPA, 2007. Jumlah air buangan : 0,51 m
3
jam Kebutuhan Na
2
CO
3
: 0,51 x1000 x 1500,03 x 110
6
: 2,53119 kgjam MIPA, 2007 Laju alir larutan 30 Na
2
CO
3
= 2,53119 0,3 = 8,4373 kgjam Densitas larutan 30 Na
2
CO
3
= 1327 kgm
3
Perry, 1999 Volume larutan 30 Na
2
CO
3
= 8,4373 1327 = 0,006358 m
3
jam Diasumsikan reaksi netralisasi berlangsung tuntas selama 1 hari
Volume limbah = 0,006358 + 0,5062397 = 0,51259 m
3
jam = 12,3023 m
3
hari Bak terisi 90, maka volume bak = 12,3023 0,9 = 13,669 m
3
Direncanakan ukuran bak sebagai berikut : Panjang bak p = 2 x lebar bak l
Lebar bak l = tinggi bak t
Maka, volume bak V = p x l x t
13,669 = 2l x l x l
l = 1,8977 m
Jadi, spesifikasi bak penampungan : Panjang bak p = 3,7954 m
Lebar bak l = 1,8977 m
Tinggi bak t = 1,8977 m
Luas bak A = 7,2029 m
2
Universitas Sumatera Utara
Tinggi air = 0,9 1,8977 = 1,7079 m
7.7.4 Tangki Aerasi