10. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh BI.
2.6 Bank Syariah
2.6.1 Sejarah Singkat
Sejarah awal mula kegiatan Bank Syariah yang pertama sekali dilakukan adalah di Pakistan dan Malaysia pada sekitar tahun 1940-
an. Kemudian Mesir pada tahun 1963 berdiri Islamic Rural Bank di desa It Ghamr Bank. Bank ini beroperasi di pedesaan Mesir dan
masih berskala kecil. Kehadiran bank yang berdasarkan syariah di Indonesia masih
relatif baru, yaitu baru pada awal tahun 1990-an, meskipun masyarakat Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di
dunia. Prakarsa untuk mendirikan Bank Syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia MUI pada tanggal 18-20
Agustus 1990. Namun, diskusi tentang Bank Syariah sebagai basis ekonomi Islam sudah mulai dilakukan pada awal tahun 1980.
Bank Syariah pertama di Indonesia merupakan hasil kerja tim perbankan MUI, yaitu dengan dibentuknya PT Bank Muamalat
Indonesia BMI yang akte pendiriannya ditandatangani tanggal 1 November 1991. Bank ini ternyata berkembang cukup pesat
sehingga saat ini BMI sudah memiliki puluhan cabang tersebar di beberapa kota besar.
Universitas Sumatera Utara
Dalam perkembangnnya kehadiran Bank Syariah di Indonesia khususnya cukup menggembirakan. Di samping BMI, saat
ini juga telah lahir Bank Syariah milik pemerintah seperti Bank Syariah Mandiri BSM. Kemudian berikutnya berdiri Bank Syariah
sebagai cabang dari bank konvensional yang sudah ada, seperti, Bank BNI, Bank IFI, BPD Jabar.
2.6.2 Prinsip Perbankan Syariah
Batasan-batasan bank syariah yang harus menjalankan kegiatannya berdasar pada syariat Islam, menyebabkan bank syariah
harus menerapkan prinsip-prinsip yang sejalan dan tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Adapun prinsip-prinsip bank syariah adalah sebagai berikut : 1. Prinsip Titipan atau Simpanan Al-Wadiah
Al-Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus
dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki. Secara umum terdapat dua jenis al-wadiah, yaitu :
a. Wadiah Yad Al-Amanah Trustee Depository b. Wadiah Yad Adh-Dhamanah Guarantee Depositor
2. Prinsip Bagi Hasil Jika dalam bank konvensional keuntungan bank diperoleh dari
bunga yang dibebankan, maka dalam bank syariah tidak ada istilah bunga, tetapi bank syariah menerapkan sistem bagi hasil.
Universitas Sumatera Utara
Prinsip bagi hasil dalam bank syariah yang diterapkan dalam pembiayaan dapat dilakukan dalam empat akad utama, yaitu :
a. Al-Musyarakah b. Al-Mudharabah
c. Al-Muza’arah d. Al-Musaqah
3. Prinsip Jual Beli Al-Tijarah Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara
jual beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank
melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah
harga beli ditambah keuntungan. 4. Prinsip Sewa Al-Ijarah
Al-Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Dalam praktiknya kegiatan ini dilakukan oleh perusahaan leasing, baik
untuk kegiatan operating lease maupun financial lease. 5. Prinsip Jasa Fee-Based Service
Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini
antara lain:
Universitas Sumatera Utara
a. Al-Wakalah b. Al-Kafalah
c. Al-Hawalah d. Ar-Rahn
e. Al-Qardh
2.7 Bank Syariah vs Bank Konvensional