4. Laporan Arus Kas Menurut PSAK No.2, laporan arus kas adalah laporan yang
memberikan informasi arus kas perusahaan sebagai dasar menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan
menggunakan kas. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk
mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan termasuk likuiditas dan solvabilitas.
Komponen laporan terdiri dari : a. Kas, terdiri dari saldo kas dan rekening giro
b. Setara kas, adalah investasi yang sifatnya sangat liquid
yang segera dapat disajikan kas c. Arus kas, adalah arus kas masuk dan arus kas keluar
d. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasilan utama pendapatan dan aktivitas lain yang bukan investasi dan
pendanaan e. Aktivitas investasi adalah aktivitas perolehan dan
pelepasan aktiva jangka panjang f. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan IAI, 2007:1.13: a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan
dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting
b. Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca,
laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas
c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian
secara wajar
2.9.4 Kesehatan Bank 2.9.4.1 Pengertian Kesehatan Bank
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya
dengan baik. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank
Universitas Sumatera Utara
yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat
membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai
kebijakannya, terutama kebijakan moneter. Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut diharapkan dapat
memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan.
Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, bank harus mempunyai modal yang cukup, menjaga kualitas
asetnya dengan baik, dikelola dengan baik dan dioperasikan berdasarkan prinsip kehati-hatian, menghasilkan keuntungan
yang cukup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, serta memelihara likuiditasnya sehingga dapat memenuhi
kewajibannya setiap saat. Selain itu, suatu bank harus senantiasa memenuhi berbagai ketentuan dan aturan yang
telah ditetapkan, yang pada dasarnya berupa berbagai ketentuan yang mengacu pada prinsip-prinsip kehati-hatian di
bidang perbankan. Budisantoso dan Triandaru 2005:51 mengartikan kesehatan bank sebagai “Kemampuan suatu
bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan
Universitas Sumatera Utara
baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan yang berlaku”.
Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penelitian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap
kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas.
Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penilaian kualitatif setelah mempertimbangkan unsur
judgement yang didasarkan atas materialitas dan signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya
seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional. Penilaian kuantitatif adalah penilaian terhadap
posisi, perkembangan, dan proyeksi rasio-rasio keuangan bank. Penilaian kualitatif adalah penilaian terhadap faktor-
faktor yang mendukung hasil penilaian kuantitatif, penerapan manajemen risiko, dan kepatuhan bank dan saat ini Bank
Indonesia juga memiliki metode penilaian
kesehatan secara keseluruhan baik dari segi kualitatif dan kuantitatif.
2.9.4.2 Penilaian Kesehatan Bank
Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari beberapa segi. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan
apakah bank tersebut dalam kondisi sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat, sehingga Bank Indonesia
Universitas Sumatera Utara
sebagai pengawas dan pembina bank-bank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut
harus dijalankan atau bahkan dihentikan kegiatan operasinya. Ukuran untuk melakukan penilaian kesehatan
bank telah dibuat oleh Bank Indonesia. Sedangkan bank- bank diharuskan untuk membuat laporan baik bersifat rutin
ataupun secara berkala mengenai seluruh aktivitasnya dalam suatu periode tertentu.
Penilaian tingkat kesehatan bank di Indonesia sampai saat ini secara garis besar didasarkan pada faktor
CAMEL Capital, Assets Quality, Management, Earning dan Liquidity. Kelima faktor tersebut memang merupakan
faktor yang menentukan kondisi suatu bank. Apabila suatu bank mengalami permasalahan pada salah satu faktor
tersebut apalagi apabila suatu bank mengalami permasalahan yang menyangkut lebih dari satu faktor
tersebut, maka bank
tersebut akan mengalami kesulitan.
Meskipun secara umum faktor CAMEL relevan dipergunakan untuk semua bank, tetapi bobot masing-
masing faktor akan berbeda untuk masing-masing jenis bank. Dengan dasar ini, maka penggunaan faktor CAMEL
dalam penilaian tingkat kesehatan dibedakan antara bank umum dan BPR. Adapun cara menilai kesehatan bank
Universitas Sumatera Utara
dengan menggunakan metode CAMEL yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini http:mdhaqiqi.wordpress.com:
Tabel 2.2 Bobot CAMEL No.
Faktor CAMEL Bank Umum
BPR
1. Permodalan capital
25 30
2. Kualitas Aktiva Produktif asset qulity
30 30
3. Kualitas Manajemen management
25 20
4. Rentabilitas earning
10 10
5. Likuiditas liquidity
10 10
Penilaian tingkatan kesehatan ditetapkan dalam empat golongan predikat tingkat kesehatan bank, antara lain:
Tabel 2.3 Predikat Tingkat Kesehatan Bank Sesuai Dengan Nilai Kredit Nilai Kredit
Keterangan
81 sd 100 Sehat
66 sd kurang dari 81 Cukup Sehat
51 sd kurang dari 66 Kurang Sehat
0 sd kurang dari 51 Tidak Sehat
Penilaian kesehatan bank dengan metode CAMEL, dimulai dengan penghitungan rasio-rasio dari masing-masing faktor. Penjelasan dari
setiap faktor adalah sebagai berikut: 1. Aspek Permodalan Capital
Penilaian pertama adalah aspek permodalan capital suatu bank. Dalam aspek ini yang dinilai apakah permodalan yang
dimiliki oleh bank yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan
kepada CAR Capital Adequacy Ratio yang telah ditetapkan BI. Perbandingan rasio CAR adalah rasio modal terhadap
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR.
Universitas Sumatera Utara
2. Aspek Kualitas Aset Assets Aspek yang kedua adalah mengukur kualitas aset bank. Dalam
hal ini upaya yang dilakukan adalah untuk menilai jenis-jenis aset yang dimiliki oleh bank. Penilaian aset harus sesuai dengan
peraturan oleh Bank Indonesia dengan memperbandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva
produktif. Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif diklasifikasikan. Rasio ini
dapat dilihat dari neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia.
3. Aspek Kualitas Manajemen Management Penilaian yang ketiga meliputi penilaian kualitas manajemen
bank. Untuk menilai kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam mengelola bank. Kualitas manusia
juga dilihat dari segi pendidikan serta pengalaman para karyawannya dalam menangani berbagai kasus-kasus yang
terjadi. 4. Aspek Earning
Merupakan aspek yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan. Kemampuan ini
dilakukan dalam suatu periode. Kegunaan aspek ini juga untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai
bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang
Universitas Sumatera Utara
diukur secara rentabilitas yang terus meningkat di atas standar yang telah ditetapkan. Penilaian ini meliputi:
a. Rasio laba terhadap Total Aset ROA. b. Perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi
BOPO. 5. Aspek Likuiditas liquidity
Aspek kelima adalah penilaian terhadap aspek likuiditas bank. Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang
bersangkutan mampu membayar semua utangnya terutama utang-utang jangka pendek. Dalam hal ini yang dimaksud
dengan utang-utang jangka pendek yang ada di bank antara lain adalah simpanan masyarakat seperti simpanan tabungan, giro,
dan deposito. Dikatakan likuid jika pada saat ditagih bank mampu membayar. Kemudian bank juga harus dapat pula
memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai.
2.10 Penelitian Terdahulu