4.2 Gambaran Umum Perbankan Syariah Indonesia
Jenis bank jika dilihat dari cara menentukan harga terbagi menjadi dua macam, yaitu bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bank
yang berdasarkan prinsip syariah. Karakertistik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem
perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, dan
menghindarkan kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Setelah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hokum yang
memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan prores perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata
pertumbuhan aset lebih dari 65 pertahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung
perekonomian nasional akan semakin signifikan.
4.3 Deskripsi Data Penelitian
Objek penelitian ini adalah dua jenis perbankan yang ada di Indonesia yaitu perbankan syariah dan perbankan konvensional. Perbankan syariah
diwakili oleh Bank Muamalat Indonesia BMI dan Bank BRI Syariah, sedangkan perbankan konvensional diwakili oleh Bank Negara Indonesia
BNI dan Bank Rakyat Indonesia BRI. Dari masing-masing bank tersebut
Universitas Sumatera Utara
dilihat rasio CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, LDR, dan kinerja. Berikut data rasio-rasio dalam persen bank :
Tabel 4.1 Rasio CAMEL Bank
BANK TAHUN
CAR NPL
ROA ROE
BOPO LDR
KINERJA BANK BNI
2011 17.60
0.50 2.90
20.10 72.60
70.40 93.50
2010 18.60
1.10 2.50
24.70 76.00
70.20 93.50
2009 13.80
0.80 1.70
16.30 84.90
64.10 93.50
BANK BRI
2011 14.96
2.30 4.93
42.49 66.69
76.20 93.50
2010 13.76
2.78 4.64
43.83 70.86
73.17 93.50
2009 13.20
3.52 3.73
35.22 77.66
80.88 91.50
BANK BRI SYARIAH
2011 14.74
2.12 0.20
1.19 99.56
90.55 75.50
2010 20.62
2.14 0.35
1.28 98.77
95.82 77.50
2009 17.04
1.07 0.53
3.35 97.50 120.98
77.00
BANK MUAMALAT
2011 12.01
1.78 1.52
20.79 85.25
85.18 95.00
2010 13.26
3.51 1.36
17.78 87.38
91.52 93.00
2009 11.10
4.10 0.45
8.03 95.50
85.82 83.50
Sumber : Website masing-masing Bank
4.4 Analisis Data Penelitian
Data penelitian dianalisis dengan bantuan software SPSS Ver 18.0. Uji statistik data yang dipakai dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik
statistik yang berupa uji beda dua rata-rata independent sample t-test. Hasil olah data yang dilakukan terhadap data penelitian dengan menggunakan
independent sample t-test memperlihatkan dua tabel output. Tabel pertama menunjukkan statistik deskriptif data penelitian, sedangkan tabel kedua
menunjukkan hasil uji beda dua rata-rata. Deskripsi data penelitian secara statistik dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif
Group Statistics
BANK N
Mean Std. Deviation
Std. Error Mean CAR
BANK KONVENSIONAL 6
15.3200 2.25055
.91878 BANK SYARIAH
6 14.7950
3.54229 1.44613
NPL BANK KONVENSIONAL
6 1.8333
1.21179 .49471
BANK SYARIAH 6
2.4533 1.13175
.46204 ROA
BANK KONVENSIONAL 6
3.4000 1.25995
.51437 BANK SYARIAH
6 .7350
.55938 .22837
ROE BANK KONVENSIONAL
6 30.4400
11.72302 4.78590
BANK SYARIAH 6
8.7367 8.59226
3.50777 BOPO
BANK KONVENSIONAL 6
74.7850 6.28910
2.56751 BANK SYARIAH
6 93.4933
7.05001 2.87815
LDR BANK KONVENSIONAL
6 72.4917
5.73799 2.34253
BANK SYARIAH 6
94.9783 13.32852
5.44135 KINERJA
BANK KONVENSIONAL 6
93.1667 .81650
.33333 BANK SYARIAH
6 83.5833
8.54059 3.48668
Sumber : Output SPSS 18. Data diolah Peneliti 2013
Berikut ini merupakan penjelasan dari data deskriptif yang telah diolah yaitu:
1. Pada Tabel 4.2 dapat terlihat bahwa Bank Syariah mempunyai rata-rata mean rasio CAR sebesar 14.7950, lebih kecil dibandingkan mean
rasio CAR Bank Konvensional yang sebesar 15.3200. Hal ini berarti bahwa selama periode 2009-2011 perbankan konvensional memiliki
CAR lebih baik dibandingkan dengan perbankan syariah, karena semakin tinggi nilai CAR maka semakin bagus kualitasnya. Akan tetapi,
jika mengacu pada ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik CAR adalah 8 maka perbankan syariah masih berada pada kondisi
ideal karena memiliki nilai CAR diatas ketentuan BI.
Universitas Sumatera Utara
2. Pada Tabel 4.2 dapat terlihat bahwa Bank Syariah mempunyai rata-rata mean rasio NPL sebesar 2.4533, lebih besar dibandingkan dari rasio
NPL Bank Konvensional sebesar 1.8333. Hal ini berarti bahwa selama periode 2009-2011 perbankan konvensional memiliki NPL lebih baik
dibandingkan dengan perbankan syariah, karena semakin tinggi nilai NPL maka semakin buruk kualitasnya. Kualitas NPL bank syariah dan
bank konvensional masih berada pada kondisi ideal jika dilihat dari ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik NPL adalah
dibawah 5. 3. Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa Bank Syariah mempunyai rata-rata
mean rasio ROA sebesar 0.7350, lebih kecil dibanding dari mean rasio ROA Bank Konvensional sebesar 3.4000. Hal ini berarti bahwa
selama periode 2009-2011 perbankan syariah memiliki kualitas ROA lebih rendah dibanding dengan perbankan konvensional, karena semakin
tinggi nilai ROA maka semakin bagus kualitasnya. Jika mengacu pada ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik ROA adalah 1.5,
maka perbankan syariah berada pada kondisi yang kurang ideal. 4. Pada Tabel 4.2 dapat terlihat bahwa Bank Syariah mempunyai rata-rata
mean rasio ROE sebesar 8.7367, lebih kecil dibanding dari mean rasio ROE Bank Konvensional yang sebesar 30.4400. Hal ini berarti
bahwa selama periode 2009-2011 perbankan syariah memiliki kualitas ROE lebih rendah dibanding dengan perbankan konvensional, karena
semakin tinggi nilai ROE maka semakin bagus kualitasnya. Jika
Universitas Sumatera Utara
mengacu pada ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik ROE adalah 12, maka perbankan syariah berada pada kondisi yang
kurang ideal. 5. Pada Tabel 4.2 dapat terlihat Bank Syariah mempunyai rata-rata mean
rasio BOPO sebesar 93.4933, lebih besar dibanding dari mean rasio BOPO Bank Konvensional yang sebesar 74.7850. Hal ini berarti
bahwa selama periode 2009-2011 perbankan konvensional memiliki kualitas BOPO lebih tinggi dibanding perbankan syariah, karena
semakin rendah nilai BOPO maka semakin bagus kualitasnya. Jika mengacu pada ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik
BOPO adalah 92, maka perbankan syariah berada pada kondisi yang kurang ideal.
6. Pada Tabel 4.2 dapat terlihat bahwa Bank Syariah mempunyai rata-rata mean rasio LDR sebesar 94.9783, lebih besar dibanding dari mean
rasio LDR Bank Konvensional yang sebesar 72.4917. Hal ini berarti bahwa selama periode 2009-2011 perbankan syariah memilki LDR lebih
baik dibanding dengan perbankan konvensional. Selain itu, jika mengacu pada ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik LDR adalah
85-110, maka perbankan syariah berada pada kondisi ideal, sedangkan perbankan konvensional berada pada kondisi yang buruk
selama periode penelitian. 7. Kinerja sebagai faktor utama yang akan dibandingkan merupakan nilai
dari penjumlahan setiap rasio yang digunakan dalam penelitian ini yang
Universitas Sumatera Utara
sebelumnya telah diberi bobot nilai. Penjumlahan rasio dan pembobotan nilai ini dimaksudkan untuk dapat dilihat kinerja kedua kelompok ini
secara menyeluruh. Pada Tabel 4.2 dapat terlihat bahwa Bank Syariah mempunyai rata-rata mean Kinerja sebesar 83.5833, lebih kecil
dibanding dari mean Kinerja Bank Konvensional yang sebesar 93.1667. Hal ini berarti bahwa selama periode 2009-2011 secara
keseluruhan perbankan konvensional memiliki kinerja CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, dan LDR lebih baik dibanding dengan perbankan
syariah. Uji-t sample independent test sebagai uji hipotesisnya seperti terlihat pada
tabel berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Independent Samples Test
Levenes Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig.
T df
Sig. 2- tailed
Mean Difference
Std. Error Difference
95 Confidence Interval of the
Difference Lower
Upper CAR
Equal variances assumed
.874 .372
.306 10
.766 .52500
1.71332 -3.29251
4.34251 Equal variances
not assumed .306
8.471 .767
.52500 1.71332
-3.38801 4.43801
NPL Equal variances
assumed .213
.655 -.916
10 .381
-.62000 .67692
-2.12826 .88826
Equal variances not assumed
-.916 9.954
.381 -.62000
.67692 -2.12922
.88922 ROA
Equal variances assumed
5.379 .043
4.735 10
.001 2.66500
.56279 1.41103
3.91897 Equal variances
not assumed 4.735
6.897 .002
2.66500 .56279
1.33019 3.99981
ROE Equal variances
assumed 1.841
.205 3.658
10 .004
21.70333 5.93375
8.48212 34.92454
Equal variances not assumed
3.658 9.169
.005 21.70333
5.93375 8.31787
35.08880 BOPO
Equal variances assumed
.299 .597
-4.851 10
.001 -18.70833 3.85693 -27.30211 -10.11456
Equal variances not assumed
-4.851 9.872
.001 -18.70833 3.85693 -27.31719 -10.09947
LDR Equal variances
assumed 1.423
.260 -3.796
10 .004 -22.48667
5.92416 -35.68652 -9.28681
Equal variances not assumed
-3.796 6.792
.007 -22.48667 5.92416 -36.58261
-8.39073 KINERJA
Equal variances assumed
15.937 .003
2.736 10
.021 9.58333
3.50258 1.77910
17.38756 Equal variances
not assumed 2.736
5.091 .040
9.58333 3.50258
.62806 18.53860
Sumber : Output SPSS 18. Data diolah Peneliti 2013
Universitas Sumatera Utara
1. Pengujian Hipotesis Rasio CAR Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa nilai F-hitung untuk CAR adalah 0.874
dengan nilai signifikansi sebesar 0.372. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka Ho diterima atau dapat dinyatakan bahwa
kedua varians sama. Bila kedua varians sama, maka sebaiknya menggunakan dasar Equal variance assumed diasumsi kedua varians
sama. Nilai t-hitung untuk CAR dengan equal variance assumed pada baris pertama CAR adalah 0.306 dengan nilai signifikansi sebesar
0.766. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka Ho diterima atau dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rasio CAR maka
kinerja perbankan syariah dan kinerja perbankan konvensional tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
2. Pengujian Hipotesis Rasio NPL Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa F-hitung untuk NPL adalah 0.213 dengan
nilai signifikansi sebesar 0.655. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka Ho diterima atau dapat dinyatakan bahwa kedua varians
sama. Nilai t-hitung untuk NPL dengan equal variance assumed adalah - 0.916 dengan nilai signifikansi sebesar 0.381. Oleh karena nilai
signifikansi lebih besar dari 0.05, maka Ho diterima atau dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rasio NPL maka kinerja perbankan syariah dan
kinerja perbankan konvensional tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengujian Hipotesis Rasio ROA Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa F-hitung untuk ROA adalah 5.379
dengan nilai signifikansi 0.043. Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka Ho ditolak atau dapat dinyatakan bahwa kedua varians
berbeda. Bila kedua varians berbeda, maka untuk membandingkan kedua populasi dengan t-test sebaiknya menggunakan dasar equal variance not
assumed diasumsikan kedua varian tidak sama. Terlihat bahwa t-hitung untuk ROA dengan equal variance not assumed pada baris kedua ROA
adalah 4.735 dengan nilai signifikansi 0.002. Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka Ho ditolak atau dapat dikatakan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan syariah dan kinerja perbankan konvensional jika dilihat dari rasio ROA.
4. Pengujian Hipotesis Rasio ROE Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa F-hitung untuk ROE adalah 1.841 dengan
nilai signifikansi sebesar 0.205. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka Ho diterima atau dapat dinyatakan bahwa kedua varians
sama. Bila kedua varians sama, maka sebaiknya menggunakan dasar equal variance assumed diasumsikan kedua varian sama. Nilai t-hitung
untuk ROE dengan equal variance assumed pada baris pertama ROE adalah 3.658 dengan nilai signifikansi sebesar 0.004. Oleh karena nilai
signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka Ho ditolak atau dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rasio ROE maka kinerja perbankan syariah dan
kinerja perbankan konvensional terdapat perbedaan yang signifikan.
Universitas Sumatera Utara
5. Pengujian Hipotesis Rasio BOPO Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa F-hitung untuk BOPO adalah 0.299
dengan nilai signifikansi 0.597. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka Ho diterima atau dapat dinyatakan bahwa kedua varians
sama. Bila kedua varians sama, maka untuk membandingkan kedua populasi dengan t-test sebaiknya menggunakan equal variance assumed
diasumsi kedua varian sama. Terlihat bahwa t-hitung untuk BOPO adalah -4.851 dengan nilai signifikansi sebesar 0.001. Oleh karena nilai
signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka Ho ditolak atau dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rasio BOPO maka kinerja perbankan syariah dan
kinerja perbankan konvensional terdapat perbedaan yang signifikan. 6.
Pengujian Hipotesis Rasio LDR Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa F-hitung untuk LDR adalah 1.423 dengan
nilai signifikansi sebesar 0.260. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar 0.05, maka Ho diterima atau dapat dinyatakan bahwa kedua varians
sama. Bila kedua varians sama, maka untuk membandingkan kedua populasi dengan t-test sebaiknya menggunakan equal variance assumed
diasumsi kedua varian sama. Terlihat bahwa t-hitung untuk LDR dengan equal variance assumed adalah -3.796 dengan nilai signifikansi
sebesar 0.004. Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka Ho ditolak atau dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara kinerja perbankan syariah dan kinerja perbankan konvensional dilihat dari rasio LDR.
Universitas Sumatera Utara
7. Pengujian Hipotesis Kinerja Bank Secara Keseluruhan Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa F-hitung untuk kinerja adalah 15.937
dengan nilai signifikansi 0.003. Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka Ho diterima atau dapat dinyatakan bahwa kedua varians
berbeda. Bila kedua varians berbeda, maka untuk membandingkan kedua populasi dengan t-test sebaiknya menggunakan dasar equal variance not
assumed diasumsikan kedua varian tidak sama. Terlihat bahwa t-hitung untuk kinerja dengan equal variance not assumed pada baris kedua
kinerja adalah 2.736 dengan nilai signifikansi 0.040. Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka Ho ditolak atau dapat dikatakan
bahwa secara keseluruhan kinerja perbankan syariah dan perbankan konvensional terdapat perbedaan yang signifikan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN