1.2. PERUMUSAN MASALAH.
Berdasarkan gejala – gejala yang diungkapkan dalam latar belakang masalah tentang kinerja pelayanan aparatur pemerintahan Kecamatan Medan Timur maka dapat dirumuskan
permasalahan pokok dalam penelitian ini yaitu : 1.
Bagaimana kinerja pelayanan aparatur pemerintahan Kecamatan Medan Timur Kota Medan.
2. Faktor – faktor apa yang mempengaruhi kinerja pelayanan aparatur pemerintahan
Kecamatan Medan Timur Kota Medan.
1.3. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN 1.3.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk :
a. Untuk mengetahui kinerja birokrasi pemerintahan khususnya berkaitan dengan
efesiensi organisasi, kerjasama tim, dan hubungan pimpinan dengan bawahan di Kantor Kecamatan Medan Timur.
b. Untuk mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat kinerja birokrasi
pemerintah khususnya berkaitan dengan efesiensi pelayanan, kerjasama tim, dan hubungan pimpinan dengan bawahan kasus pada Kantor Kecamatan Medan
Timur.
1.3.2. Kegunaan Penelitian
a. Secara akademik : sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang mengkaji
kinerja birokrasi pemerintah pada masa yang akan datang .
Universitas Sumatera Utara
b. Secara metodologi : penelitian ini memperkaya indikator pengukuran tentang
kinerja birokrasi pemerintah khususnya dilihat dalam sudut pandang pendekatan proses.
c. Secara praktis : penelitian ini dapat menjadi bahan untuk evaluasi kinerja instansi
Pemerintah khususnya Dinas Kecamatan Medan Timur dalam menyempurnakan dan meningkatkan kualitas pelayanan publik pada masa datang.
1.4. KERANGKA TEORI 1.4.1. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan suatu hal yang penting untuk mengatur keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Setiap organisasi penting untuk selalu melakukan
penilaian terhadap kinerjanya karena hal tersebut dapat dijadikan sebagai input bagi perbaikan dan peningkatan kinerjanya di kemudian hari. Kinerja atau Performance dipahami
sebagai tingkat keberhasilan atau merupakan The Degree Of Accompliment atau dengan kata lain kinerja merupakan suatu tingkat pencapaian tujuan Organisasi. Rue dan Byars dalam
keban 1995 : 1 mengatakan bahwa kinerja juga dapat diartikan sebagai prestasi kerja, prestasi penyelenggaraan suatu kegiatan. Kinerja dapat menunjukkan seberapa jauh tingkat
kemampuan pelaksanaan tugas – tugas organisasi. Selain itu, kinerja juga menyangkut efektifitas, yaitu sejauh mana tujuan yang dinyatakan dalam petunjuk hasil dapat dicapai
oleh suatu organisasi. Dengan demikian, pengertian kinerja suatu organisasi memenuhi fungsi serta aturan yang ditetapkan bagi pencapaian tujuan.
Oleh karena itu, kinerja organisasi paling tidak mengandung 3 tiga aspek penting, yaitu pemenuhan fungsi kesesuaian dengan peraturan dan pencapaian tujuan. Berkaiatan
dengan objek penelitian ini, kinerja yang akan dilihat adalah kinerja dari suatu instansi pemerintah, yang sejauh ini kriteria baku mengenai pengukuran kinerjanya tidak tersedia.
Beberapa karakteristik khas dari instansi pemerintah, yaitu public goods hal – hal yang
Universitas Sumatera Utara
menyangkut kepentingan masyarakat luas, kurang atau tidak mengejar profit, memiliki lebih banyak jalur birokrasi ketimbang organisasi swasta yang menyebabkan kesulitan dalam
menetapkan kriteria pengukuran kinerjanya. Namun demikian dengan mendasarkan pada tujuan dan misi organisasi atau dengan menggunakan pendekatan yang sesuai kita dapat
menelaah dan memiliki suatu instansi pemerintah. Keban 1995 : 5 – 6 berpendapat bahwa ada berbagai konteks pendekatan yang
dapat menelaah kinerja instansi pemerintah, di antaranya yaitu : a.
Konteks Manajemen. b.
Konteks Pelaksanaan Pembangunan. c.
Konteks Peranan Pemerintah. d.
Konteks Pelaksanaan Fungsi. Tugas dan tanggung jawab, berkaitan dengan penelitian ini konteks pendekatan yang
tampak relevan adalah konteks pelaksanaan fungsi, tugas dan tanggung jawab, untuk itu penilaian kinerja aparatur Kecamatan Medan Timur lebih dimaksud pada seberapa jauh
instansi pemerintah di bidang pemerintahan tersebut telah melaksanakan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya berkenaan dengan penilaian kinerja instansi pemerintah. Steers, dkk
1985 : 88 mengusulkan tiga indikator, yaitu Responsiveness, Responsibility dan Accountability.
Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan dan mengambangkan program – program
pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Dengan demikian responsivitas menunjukkan kepada keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan dan kebutuhan –
kebutuhan aspirasi masyarakat. Responsivitas menggambarkan kemampuan instansi pemerintah dengan menjalankan misi dan tujuannya, terutama untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Responsivitas rendah, seperti ditunjukkan dengan ketidakselarasan antar
Universitas Sumatera Utara
pelayanan dengan kebutuhan masyarakat, menunjukkan kegagalan organisasi dalam mewujudkan misi dan tujuannya. Organisasi yang memiliki responsivitas rendah dengan
sendirinya memiliki kinerja yang rendah pula. Data untuk menilai responsivitas bisa bersumber pada organisasi dan masyarakat. Data organisasi digunakan untuk
mengidentifikasi jenis – jenis kegiatan dan program organisasi, sedangkan data dari masyarakat pengguna jasa diperlukan untuk mengidentifikasi demand dan kebutuhan
masyarakat. Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan instansi pemerintahan itu
dilakukan sesuai dengan prinsip – prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi yang baik. Oleh karena itu responsibilitas bisa saja berbenturan dengan
responsivitas. Keinginan seorang pejabat organisasi publik untuk meningkatkan responsivitas bisa saja mengorbankan responsibilitas, manakala kebijakan dan proses
administrasi yang ada dalam organisasinya ternyata tidak lagi memadai untuk menjadi dinamika masrakatnya yang selalu lebih cepat daripada perubahan organisasi.
Responsibilitas dapat dinilai dari analisis terhadap dokumen dan laporan kegiatan organisasi. Penilaian dilakukan dengan mengecek apakah pelaksanaan kegiatan dan program organisasi
cocok atau sesuai dengan prosedur adminstrasi dan ketentuan – ketentuan yang ada dalam organisasi.
Akuntabilitas publik menunjukkan kepada seberapa besar kebijakan dan kegiatan instansi pemerintah tunduk pada pejabat politik yang dipilih oleh rakyat Selected Official.
Asumsinya adalah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh rakyatnya sendiri akan selalu mempresentasikan kepentingan rakyat. Konsep akuntabilitas publik dapat
digunakan untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan instansi pemerintahan itu konsisten dengan kehendak masyarakat banyak. Karena itu dilihat dari ukuran internal yang
dikembangkan oleh instansi pemerintahan seperti pencapaian target. Kinerja sebaliknya
Universitas Sumatera Utara
harus dinilai dari ukuran – ukuran eksternal, seperti nilai – nilai dan norma – norma yang berlaku dalam masyarakat. Data akuntabilitas bisa dari berbagai sumber, seperti penilaian
wakil rakyat pejabat politis atau tokoh – tokoh masyarakat. Sementara itu Dwiyanto 1995 ; 5 memasukkan dimensi produktivitas dan kualitas
pelayanan dalam pengukuran kinerja instansi pemerintah, sehingga kinerja instansi pemerintah dapat dinilai melalui produktivitas, kualitas pelayanan, responsivitas,
responsibilitas, dan akuntabilitas. Produktivitas juga merupakan salah satu ukuran kinerja instansi pemerintah yang
penting. S. P. Hasibuan 1994 : 41 mengemukakan bahwa : “ Produktivitas adalah perbandingan antara output hasil dengan input masukan . Jika produktivitas naik ini
hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efesiansi Waktu, Bahan, Tenaga dan sistem kerja, tehnik produksi dan adanya peningkatan ketrampilan dari tenaga kerja”. Pada
umumnya produktivitas memang diartikan sebagai rasio antara input dan output. Penilaian produktivitas organisasi biasanya dilakukan pada tingakat organisasi dengan menggunakan
dokumen – dokumen yang tersedia dalam organisasi, seperti catatan dan laporan – laporan organisasi, penilaian atas produktivitas juga bisa dilakukan dengan membandingkan catatan
mengenai sumber daya yang diperlukan dan hasil yang dicapai organisasi. Erat kaitannya dengan pengukuran produktivitas adalah kualitas pelayanan Quality
of Service . Dalam hal ini yang dimaksud adalah sampai sejauh mana kualitas memperoleh hasil seperti yang dilakuakan. Isu mengenai kualitas pelayanan cenderung semakin penting
dalam menjelaskan kinerja membentuk image negatif yang terbentuk mengenai instansi pemerintah muncul karena ketidak puasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan yang
diberikan oleh instansi pemerintah. Secara umum pelayanan yang berkualitas dapat diartikan sebagai pelayanan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan, sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
tingkat kepuasan rata – rata masyarakat, serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan prosedur yang telah ditetapkan Faisal dan Sujidi, 1995 : 4.
Kembali pada fokus penelitian kita, yakni Aparatur Kecamatan Medan Timur Kota Medan berada di bawah koordinasi kantor Walikota Medan. Sebagai organisasi pemerintah
pada tingkat kecamatan, tugas – tugas pemerintah dijalankan, dilaksanakan sesuai dengan ketetapan yang telah disahkan oleh Walikota. Oleh karenanya dapat dilakukan penilaian
apakah kegiatan pelayanan masyarakat dibidang pemerintahan yang diselenggarakan aparatur Pemerintah Kecamatan Medan Timur Kota Medan telah sesuai dengan prosedur
yang ada berdasarkan kepada SK Menpan No. 63 Thn 2003, yang berisi 10 prinsip Pelayanan umum yaitu :
1. Kesederhanaan
2. Kejelasan
3. Kepastian waktu
4. Akurasi
5. Keamanan
6. Tanggung Jawab
7. Kelengkapan Sarana Prasarana
8. Kemudahan Akses
9. Kedisplinan, Kesopanan, Keramahan
10. Kenyamanan
Dengan demikian berdasarkan uraian di atas, kinerja Aparatur Pemerintah Kecamatan Medan Timur dalam menyelenggarakan pelayanan masyarakat di bidang pemerintahan dapat
dinilai dari aspek – aspek Responsibilitas, Produktivitas serta kualitas pelayanan.
Universitas Sumatera Utara
1.4.2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Aparatur Pemerintah
Suatu organisasi modern termasuk instansi pemerintah seperti Aparatur Pemerintah Kecamatan Medan Timur, adalah organisasi dengan sistem terbuka yang dipengaruhi dan
berinteraksi secara terus menerus dengan lingkungannya. Implikasi dari hal ini adalah bahwa kinerja dari organisasi tersebut tidak saja dipengaruhi oleh faktor – faktor internal, tetapi juga
faktor – faktor eksternalnya. Dengan kata lain, tingkat pencapaian suatu tujuan organisasi sangat didukung oleh faktor – faktor baik dari dalam maupun dari luar organisasi tersebut.
Menurut Steers 1985 : 9 faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya ada tiga kelompok, yaitu :
a. Kelompok organisasi, yang meliputi struktur dan teknologi organisasi. Yang
dimaksud dengan struktur yaitu hubungan yang relatif tetapi tetap sifatnya seperti dijumpai dalam organisasi, sehubungan dengan sumber daya manusia, sedangkan
yang dimaksud dengan teknologi adalah mekanisme suatu organisasi untuk mengubah masukan mentah menjadi hasil yang nyata.
b. Organisasi mencakup dua aspek yang walaupun berbeda, namun berhubungan. Yang
pertama : lingkungan eksternal yaitu semua kekuatan yang timbul diluar batas organisasi dan mempengaruhi keputusan serta tindakan dalam organisasi, misalnya
kondisi ekonomi dan pasar serta peraturan pemerintah. Yang kedua adalah lingkungan internal yang umum dikenal dengan iklim organisasi, dimana hal itu
meliputi macam – macam atribut lingkungan kerja, seperti pekerja sentries, orientasi pada prestasi karakteristik lingkungan dari organisasi yang bersangkutan dengan
lingkungan. c.
Karakteristik pekerja, menyangkut bagaimana perbedaan diantara individu dalam suatu lingkungan kerja terpengaruhi terhadapa proses pencapaian tujuan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Sementara Thoha 1988 : 63 menjelaskan bahwa ada dua faktor penting yang dapat menunjang kinerja suatu organisasi yaitu faktor lingkungan organisasi Environment dan
dukungan sumber – sumber daya organisasi Resources. Faktor penting dapat dipengaruhi kinerja organisasi dalam pengertian dinamis, yaitu : Faktor ketersediaan sumber daya
organisasi resources yang mencakup sumber daya manusia, sumber daya keuangan Financial dan sarana prasarana, dan faktor lingkungan Environment yang mencakup
lingkungan internal dan lingkungan eksternal Ecology. Menurut Thoha 1988 : 63 kemampuan organisasi melaksanakan kegiatan dalam
rangka mencapai tujuan akan banyak tergantung pada sumber daya organisasi yang bersangkutan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh
sumber daya organisasi yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Sedangkan sumber daya organisasi umumnya dikelompokkan dalam 3 bahagian besar, yaitu : Sumber daya manusia,
sumber dana atau anggaran, sarana dan prasarana atau peralatan yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan organisasi.
Dari rangkaian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi meliputi variabel internal dan eksternal organisasi.
Sebagai suatu organisasi modern yang bersifat terbuka dapat dikatakan bahwa Aparatur Kecamatan Medan Timur dalam menyelenggarakan tugas – tugas di bidang pemerintahan
juga berinteraksi dengan lingkungan di luar organisasi. Artinya selain faktor internal, faktor eksternal juga ikut berperan menentukan tingkat kinerja, misalnya :
a. Peranan Lurah dalam memepersiapkan admistrasi pemerintahan Kelurahan.
b. Peran Walikota dalam pembinaan dan lain sebgainya.
c. Peran dinas - dinas terkait dalam birokrasi.
Universitas Sumatera Utara
Jadi berdasarkan uraian di atas faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja aparatur pemerintah kecamatan Medan Timur dalam menyelenggarakan pelayanan bidang
pemerintahan adalah :
1.4.3.. Faktor Internal Organisasi
Variabel internal yang mempengaruhi kinerja aparatur pemerintahan kecamatan Medan Timur dalam hal ini meliputi :
1. Mekanisme Hubungan Kerja dalam Organisasi. Dalam hal ini menyangkut bagaimana struktur dan pola hubungan di dalam
organisasi kantor pemerintah yang mempengaruhi kinerjanya. Berdasarkan hal tersebut, organisasi dilihat sebagai suatu sistem individu yang stabil yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama lewat suatu struktur dan pembagian kerja Thoha 1996 : 162 dalam suatu organisasi tradisional semacam itu, ada dua pola hubungan kerja yang menjadi
karakteristiknya, yaitu : 1. Hubungan antara atasan dengan bawahan dan
2. Hubungan antar personil yang berkedudukan sederajad. 2. Sumber Daya Manusia
Salah satu sumber daya yang paling penting bagi organisasi adalah manusia yang berkedudukan sebagai karyawan, pegawai, buruh atau pekerja. Bagaimanapun majunya
teknologi dewasa ini belum mampu menggantikan bagian terbesar dari tenaga kerja manusia. Masih banyak kegiatan yang tidak dapat dilakukan oleh mesin ataupun teknologi yang
dimiliki oleh sebuah organisasi, Zainun 1995 : 6. Jelas bahwa dalam setiap organisasi peranan sumber daya manusia sengatlah penting. Namun demikian tentulah yang diharapkan
adalah sumber daya manusia yang berkualitas, dalam artian memiliki kemampuan dan kecakapan serta ketrampilan dalam melaksanakan tugas sehingga pelayan publik dapat
diselenggarakan dengan tertib dan lancar. Kegiatan mengenai hal ini, Zainun 1995 : 43
Universitas Sumatera Utara
menjelaskan bahwa “ Sumber Daya Manusia yang berkualitas dalam artian yang sebenarnya adalah pekerjaan yang dikerjakan akan menghasilkan sesuatu yang memang dikehendaki dari
pekerja tersebut”. 3. Sarana dan Prasarana
Menurut Thoha, 1996 ; 82 , faktor sarana dan prasarana disamping sumber daya
manusia dan dana yang merupakan faktor yang sangat penting dan sangat menentukan bagi keberhasilan manajemen dalam mencapai tujuan, sehingga ketersediaan sarana dan prasarana
bagi penyelenggaraan tugas – tugas sangat berperan penting dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Sarana dan prasarana dalam pelayanan di sini menyangkut segala
peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas lainnya yang berfungsi sebagai alat utama pembantu dalam melaksanakan pekerjaan, dan juga berfungsi sosial dalam rangka
kepentingan orang – orang yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja tersebut. Sarana kerja ditinjau dari segi kegunaannya terdiri dari 3 tiga golongan. Moenir,
1995 : 120 yaitu : a.
Peralatan kerja, yaitu semua jenis benda yang berfungsi langsung sebagai alat produksi untuk menghasilkan barang atau berfungsi memproses suatu barang menjadi
barang lain yang fungsi dan kegunaannya berbeda. b.
Perlengkapan kerja yaitu semua jenis benda yang berfungsi sebagai alat bantu tidak langsung dalam produksi, memepercepat proses, membangkitkan dan menambah
kenyamanan dalam pekerjaan. c.
Perlengkapan bantu atau fasilitas, yaitu semua jenis benda yang berfungsi membantu melancarkan gerak dalam pekerjaan misalnya alat pendingin ruangan yang tidak
kalah pentingnya adalah keberadaan ruang fasilitas pendukung pelayanan, antara lain adalah fasilitas, ruangan yang memadai seperti ruangan pelayanan yang cukup luas
untuk memproses berkas – berkas, bagian informasi yang dilengkapi dengan bahan –
Universitas Sumatera Utara
1.4.4. Faktor Eksternal Organisasi
Sebagai suatu konsekuensi bahwa organisasi merupakan bagian dari lingkungan eksternalnya adalah pengaruh lingkungan terhadap pencapaian tujuan organisasi meliputi
semua kekuatan yang timbul diluar batas organisasi dan memepengaruhi keputusan serta tindakan dalam organisasi. Dalam kaitan dengan penelitian ini, faktor eksternal tersebut
berupa masalah hubungan atau komunikasi dengan pihak – pihak diluar organisasi, yang dalam hal ini adalah :
1. Hubungan dengan pemohon, 2. Hubungan dengan instansi lain.
1.5. DEFENISI KONSEP
Untuk menghindari kekeliruan dalam memahami istilah yang dipergunakan dalam judul skripsi ini maka perlu ditegaskan pengertian sebagai berikut :
a. Faktor – faktor kinerja Pokok – pokok permasalahan yang mempengaruhi dalam pelaksanaan tugas pada
sebuah institusi pemerintah. b. Aparatur Pemerintah
Pegawai birokrasi yang melaksanakan pekerjaan pemerintah.
1.6. DEFENISI OPERASIONAL
Sebagaimana telah diuraikan bahwa kinerja aparatur pemerintahan di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1. Karakteristik Organisasi
Universitas Sumatera Utara
2. Karakteristik Pegawai
3. Karakteristik Lingkungan
4. Hubungan dengan instansi lain
Keempat karakteristik ini diasumsikan akan mempengaruhi kinerja Aparatur Pemerintah Kecamatan Medan Timur.
Konsep – konsep tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : 1.
Karakteristik Organisasi yaitu : bentuk dan struktur organisasi serta teknologi yang digunakan di Kecamatan Medan Timur.
2. Karakteristik Pegawai yaitu : Keadaan jumlah pegawai yang ada di Kecamatan
Medan Timur. 3.
Karakteristik Lingkungan yaitu : lingkungan yang dapat mempengaruhi kegiatan organisasi baik lingkungan eksternal maupun internal.
4. Hubungan dengan instansi lain yaitu kegiatan atau kerja sama yang sifatnya
menunjang.
Universitas Sumatera Utara
1.7. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
kerangka teori, konsep operasional, pengukuran variabel, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tentang lokasi penelitian, populasi dan sampel, jenis data, teknik
pengumpulan data, teknik analisis.
BAB III DESKIRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan tentang letak dan keadaan wilayah kecamatan Medan Timur,
keadaan adaministrasi pemerintahan kecamatan Medan timur.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan tentang kinerja pemerintahan kecamatan Medan timur dan faktor –
faktor yang mempengaruhi kinerja aparatur pemerintah.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian dan saran – saran yang
membangun bagi objek penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB II METODE PENELITIAN
2.1. Metode Penelitian Yang Di Gunakan
Adapun bentuk penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatip yaitu menggambarkan dan menjelaskan bagaimana keadaan
dari objek penelitian berdasarkan fakta – fakta yang ada serta menganalisa agar bisa menarik sebuah kesimpulan.
2.2. Lokasi Penelitian
Yang menjadi lokasi tempat penelitian ini adalah Kecamatan Medan Timur Kota Medan Provinsi Sumatera Utara.
2.3. Populasi Dan Sampel 2.3.1
Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian Singarimbun, 1995 : 73. Yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah keseluruhan pegawai kecamatan Medan Timur Kota Medan yang berjumlah 28 ditambah dengan masyarakat yang berjumlah 22 orang.
2.3.2 Sampel
Menurut Singarimbun 1985:53, sampel dapat diartikan sebagai kegiatan dari populasi yang menjadi sumber data yang sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata
lain sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili populasi. Pengambilan yang sebagian itu dimaksudkan sebagai representasi seluruh populasi, sehingga kesimpulan –
kesimpulan juga berlaku bagi keseluruhan populasi Faisal, 1995:57.
Universitas Sumatera Utara