BAB 3 PEMBESARAN GINGIVA PADA PASIEN LEUKEMIA
Manifestasi leukemia pada gingiva antara lain pembesaran gingiva, ulserasi, perdarahan dan eritema.
8,23
Pembesaran gingiva dan perdarahan pada gingiva merupakan komplikasi oral yang paling umum pada pasien leukemia.
17
Namun, pembesaran gingiva lebih sering terjadi pada leukemia akut daripada kronis.
24
3.1 Gambaran Klinis Pembesaran Gingiva Pada Pasien Leukemia
Gambaran klinis pembesaran gingiva pada pasien leukemia antara lain gingiva berwarna merah kebiruan, permukaan licin berkilat dan konsistensinya agak padat
Gambar 2. Hal ini dikarenakan adanya proliferasi leukosit ke jaringan ikat. Selain itu, rasa sakit dan perdarahan gingiva juga dialami pasien leukemia akibat pembuluh
darah yang melebar.
25
Gambar 2. Gambaran klinis pembesaran gingiva pada maksila dan mandibula yang disertai perdarahan WU Josephine, et al. J Periodontol 2002; 73: 665
Ulser mukosa oral juga sering dijumpai pada pasien leukemia, khususnya pasien leukemia yang menerima kemoterapi Gambar 3. Lockhart dan Sonis
Universitas Sumatera Utara
melaporkan bahwa ulser pada pasien leukemia akan timbul pada hari ketujuh setelah kemoterapi.
15
Gambar 3. Gambaran klinis ulser di lidah pada pasien leukemia akut. Greenberrg MS, Glick M. Burket’s oral
medicine diagnosis treatment. 10th ed. Spain: BC Decker Inc, 2003: 179
3.2 Pembesaran Gingiva Sebagai Indikator Diagnostik Leukemia
Pembesaran gingiva merupakan gambaran umum inflamasi penyakit periodontal. Pembesaran ini juga dapat merupakan suatu pertanda telah terjadi
masalah endodontik, respon terhadap suatu obat atau faktor genetik, akibat penyakit sistemik ataupun neoplasma. Oleh karena itu, penentuan diagnosis leukemia yang
dilihat melalui pembesaran gingiva memerlukan penentuan diferensial diagnosis terlebih dahulu sebelum diagnosis defenitif diketahui dengan pasti. Diferensial
diagnosis dapat ditentukan melalui pemeriksaan menyeluruh dan riwayat gigi, evaluasi terhadap sifat pembesaran inflamasi atau fibrosis, dan identifikasi faktor
etiologi. Kadang-kadang, pengambilan spesimen biopsi juga diperlukan untuk menegakkan diagnosis.
19
Universitas Sumatera Utara
Di bawah ini dijelaskan mengenai diferensial diagnosis pembesaran gingiva, yakni:
19
a. Pembesaran gingiva akibat adanya inflamasi ditandai oleh pembengkakan atau edema, kemerahan, dan kecenderungan untuk berdarah saat probing.
Pembesaran akibat inflamasi dalam jangka waktu lama dapat juga menimbulkan fibrosis. Riwayat pasien membantu penentuan pembesaran inflamasi tersebut bersifat
akut atau kronis. Pembesaran kronis umumnya tanpa rasa sakit dan berkembang lambat, sedangkan pembesaran akut disertai dengan rasa sakit dan berkembang cepat.
b. Pembengkakan gingiva lokal ditandai dengan nyeri akut, berkembang cepat dan dapat menimbulkan abses. Gigi yang terlibat harus di-probing untuk memeriksa
poket periodontal yang terbentuk dan kehilangan perlekatan LOA. Evaluasi radiografi dan tes vitalitas pulpa juga diperlukan selain pemeriksaan periodontal. Jika
tidak ada saku dengan LOA terdeteksi, dan gigi masih vital, perawatan abses gingiva yang dilakukan. Jika saku formasi dengan LOA terdeteksi, dan gigi masih vital,
perawatan abses periodontal yang dilakukan. Jika gigi tersebut non vital atau sebagian non vital, dan ada masalah endodontik. Terapi endodontik diindikasikan jika
prognosis bagus dan rencana perawatan periodontal telah dilakukan secara keseluruhan.
c. Pembesaran gingiva lokal atau general yang relatif mengalami sedikit rasa sakit dan perkembangannya bertahap dapat diklasifikasikan sebagai pembesaran
gingiva peradangan kronis. Pembesaran gingiva peradangan kronis umumnya terkait dengan faktor-faktor sistemik atau lokal. Faktor lokal primer yang terkait dengan
pembesaran gingiva ini adalah plak. Faktor lokal sekunder yang berhubungan adalah
Universitas Sumatera Utara
kalkulus, restorasi gigi yang buruk, karies, gigi berjejal atau misalignment, kontak terbuka dengan impaksi makanan, kawat gigi ortodonti, pernapasan mulut, dan
peralatan removable. Faktor sistemik mencakup kekurangan vitamin C, leukemia, dan perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan atau pubertas atau berkaitan
dengan penggunaan kontrasepsi oral. Jika tidak ada faktor lokal atau sistemik yang dapat diidentifikasi, pembesaran dapat dikaitkan dengan neoplastik dan pengambilan
biopsi harus dilakukan untuk membantu penegakan diagnosis. d. Suatu pembesaran gingiva inflamasi dan fibrosis terlihat gambaran
pembesaran yang awalnya fibrosis dengan peradangan sekunder atau pembesaran yang awalnya inflamasi namun telah menjadi fibrosis sekunder. Pemeriksaan riwayat
medis dan gigi harus mempertimbangkan riwayat keluarga sifat herediter dan pembesaran fibrosis yang diinduksi obat-obatan. Jika keluarga dan riwayat
penggunaan obat negatif, dapat diasumsikan bahwa pembesaran disebabkan oleh peradangan.
e. Pembesaran gingiva fibrosis ditandai oleh gingiva berwarna merah jambu, tegas, dan berlobul. Namun peradangan sekunder dapat menyebabkan gingiva
berwarna merah dan kecenderungan mudah berdarah. Diagnosis definitif pada umumnya dapat dilakukan melalui pemeriksaan riwayat medis dan gigi yang
menyeluruh. Pembesaran gingiva yang diinduksi oleh obat-obatan dikaitkan dengan fenitoin yang merupakan obat pada penderita epilepsi. Insiden bervariasi dari kurang
dari 1 dan setinggi 50 pada pemakaian obat tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemakaian nifedipin dan siklosporin secara bersamaan
memiliki efek terhadap pembesaran gingiva. Diagnosis pembesaran gingiva yang
Universitas Sumatera Utara
diinduksi obat-obatan dapat ditentukan jika perkembangan pembesaran fibrosis bersamaan dengan pemakaian salah satu obat-obatan di atas, dimana riwayat keluarga
yang mengalami gingiva fibromatosis keturunan menunjukkan hasil negatif. Suatu pembesaran gingiva fibrosis yang etiologinya tidak diketahui merupakan fibromatosis
gingiva herediter. Diagnosis ditentukan berdasarkan pemeriksaan riwayat keluarga yang positif mengalami pembesaran gingiva, dan biasanya dimulai ketika erupsi gigi
sulung atau gigi permanen. Sebuah pembesaran gingiva fibrosis yang tidak diinduksi obat-obatan ataupun herediter dapat dikategorikan sebagai neoplastik.
f. Pembesaran gingiva yang bukan karena inflamasi atau fibrosis dan tidak memiliki riwayat penyakit sistemik atau lokal dapat dikategorikan sebagai
suatu neoplasma. Pengambilan spesimen biopsi dengan evaluasi mikroskopis diperlukan untuk membantu penegakan diagnosis.
19
Penentuan diagnosis leukemia melalui indikator pembesaran gingiva memerlukan pemeriksaan klinis, darah dan biopsi. Pada pemeriksaan klinis dijumpai
adanya pembesaran gingiva dengan warna merah kebiruan, konsistensi agak padat dan permukaan licin berkilat.
25
Pada pemeriksaan biopsi gingiva yang mengalami pembesaran pada pasien Leukemia Mielomonositik Akut dijumpai infiltrasi sel-sel leukosit yang monocytoid
dalam jumlah besar Gambar 4. Sedangkan pada pemeriksaan darah pasien leukemia dijumpai peningkatan leukosit dan penurunan eritrosit.
20
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. Pemeriksaan biopsi atau histopatologi pembesaran gingiva pada pasien Leukemia Mielomonositik Akut menunjukkan sel-sel leukosit monocytoid dalam jumlah besar
pewarnaan hematoksilin dan eosin, pembesaran 20 X. Wu Josephine. J Periodontol 2002; 73: 665
Manifestasi oral sering menjadi petunjuk pertama kali penyakit leukemia. Walaupun umumnya seorang dokter umum atau spesialis yang mendiagnosis
leukemia, namun seorang dokter gigi juga memiliki peranan dalam mengidentifikasi leukemia melalui pemeriksaan klinis seperti pembesaran, warna dan perdarahan
gingiva yang terjadi. Oleh karena itu, seorang dokter gigi harus mengetahui dan memeriksa dengan teliti tanda-tanda dan komplikasi oral yang berhubungan dengan
leukemia untuk membantu penegakan diagnosis dan menentukan rencana perawatan yang dilakukan.
20
3.3 Pembesaran Gingiva Sebagai Faktor Komplikasi Pada Leukemia