8
3. untuk menguji dan menganalisis pengaruh longterm debt to equity ratio
terhadap tingkat pengembalian modal sendiri ROE pada industri Tekstil dan Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
4. untuk menguji dan menganalisis pengaruh variabel struktur modal yang
di produksi melalui : debt to equty ratio, debt to asset ratio dan longterm debt to equity ratio terhadap pengembalian modal sendiri return on equity
ratio pada industri Tekstil dan Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a.
bagi peneliti di harapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai struktur modal terhadap tingkat pengembalian modal
sendiri, b.
bagi perusahaan dan calon investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang di butuhkan dalam pengambilan
keputusan yang tepat, c.
bagi pihak-pihak lainnya, sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam malakukan penelitian selanjutnya, khususnya
penelitian yang berhubungan dengan analisis pengaruh struktur modal terhadap pengembalian modal sendiri.
Universitas Sumatera Utara
9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1
TINJAUAN TEORITIS 2.1.1
Struktur Modal
Struktur modal merupakan panduan sumber dana jangka panjang yang di gunakan oleh perusahaan Arthur J. 2000: 542 menurut Husnan 1996: 275
struktur modal adalah perbandingan antara sumber jangka panjang yang bersifat pinjaman dan modal sendiri. Struktur modal juga dapat didefenisikan sebagai
perimbangan atau perbandingan antara utang jangka panjang dan dengan modal sendiri Riyanto,2001:296. Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan
merupakan keputusan bidang keuangan yang sangat penting bagi perusahaan. Dalam melakukan keputusan pendanaan, manajer keuangan harus
mempertimbangkan serta mengkombinasikan sumber-sumber dana yang nantinya dapat memaksimumkan nilai perusahaan itu sendiri. Kebijakan pemenuhan dana
dapat dibedakan menjadi kebijakan jangka pendek maupun kebijakan jangka panjang. Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara resiko
dan pengembalian yang di harapkan akan menaikkan laba perusahaan tersebut. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan
keseimbangan antara resiko yang diterima maka struktur modal perusahaan belum optimal dan dapat dilakukan penambahan modal bila di perlukan. Risiko yang
sama besarnya dengan tingkat pengembalian oleh perusahaan menunjukkan keadaan struktur modal yang optimal. Berikut teori tentang struktur modal:
Universitas Sumatera Utara
10 2.1.2
Teori Struktur Modal
a.
Teori Agency
Menurut teori ini, struktur modal di susun sedemikian rupa untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Pada konflik yang
pertama, jika hutang mencapai jumlah yang signifikan di bandingkan dengan saham, maka pemengang saham akan tergoda melakukan subsitusi asset. Dalam
hal ini pemegang saham akan beroperasi dengan meningkatkan risiko perusahaan. Risiko perusahaan yang meningkat menguntungkan bagi pemegang saham karena
kemugkinan memperoleh keuntungan yang tinggi akan semakin besar.
b.
Teori Modigliani Miller
Sebuah perusahaan menerapkan kebijaksanaan yang berbeda dalam menentukan struktur modalnya dengan tujuan meningkatkan laba. Struktur modal
perusahaan haruslah dapat memaksimumkan laba bagi kepentingan modal sendiri atau equitas yang tercermin dalam Return on equity. Menurut Brealey dan Myers
terdapat dua pendekatan dalam kaitannya dengan struktur modal yang dinamakan proporsi I dan proporsi II. Proporsi I: nilai dari perusahaan yang berhutang sama
dengan nilai perusahaan yang tidak berhutang. Implikasi dari proporsi I ini adalah struktur modal dari perusahaan tidak relevan, perubahan struktur modal tidak
mempengaruhi nilai perusahaan dan weighted average cost of capital WACC perusahaan akan tetap sama tidak dipengaruhi oleh bagaimana perusahaan
memadukan huatnga dan modal untuk membiayai perusahaan. Proporsi II biaya modal saham akan meningkat apabila perusahaan
melakukan atau mencari pinjaman dari pihak luar. Risk of the equity bergantung
Universitas Sumatera Utara
11
pada resiko dari operasional perusahaan dan tingkat hutang perusahaan. Brealey, Myers dan Marcus 1999 menyimpulkan dari teori Modigliani Miller tanpa pajak
ini yaitu tidak membedakan antara perusahaan yang berhutang atau pemegang saham berhutang pada saat kondisi tanpa pajak dan pasar yang sempurna. Nilai
perusahaan tidak bergantung pada struktur modalnya. Dengan kata lain, manajer keuangan tidak dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan proporsi debt dan
equity yang digunakan untuk membiayai perusahaan. c.
Packing Order Theory
Pecking Order Theory yang di kembangkan oleh Stewart C. Myers dan Nicholas Majluf di tahun 1984 adalah: teori yang menyatakan bahwa perusahaan
mengikuti hirarki tertentu dalam pengambilan keputusan keuangan yang menyangkut struktur modalnya. Secara singkat teori ini menyatakan bahwa: a
perusahaan menyukai internal financial pendanaan dari hasil operasi perusahaan berwujud laba ditahan, b Apabila pendanaan dari luar eksternal financial di
perlukan maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dalu, yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti dengan sekuritas
yang berkarakteristik opsi seperti obligasi konversi, baru akhirnya apabila masih belum mencukupi, saham baru akan diterbitkan.
Sesuai dengan teori Pecking Order, tidak ada suatu terget ratio, karena ada dua jenis modal sendiri, yaitu internal dan eksternal. Menurut teori Pecking Order
ini, manejer keuangan tidak memperhitungkan tingkat hutang yang optimal. Kebutuhan dana di tentukan oleh kebutuhan investasi maka perusahaan akan
mencari dana untuk mendanai kebutuhan investasi perusahaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
12
Teori pecking order bisa menjelaskan bahwa kenapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang lebih tinggi justru memiliki tingkat hutang
yang lebih kecil. Tingkat hutang yang lebih kecil tersebut tidak di karena perusahaan mempunyai target tingkat hutang yang lebih kecil, tetapi karena
mereka tidak membutuhkan dana eksternal, dana internal mereka cukup untuk
memenuhi kebutuhan investasi.
d. Trade Off Theory
Trade off Theory Modigliani dan Miller 1963 berasumsi bahwa semakin banyak hutang maka akan semakin tinggi beban yang harus di tanggung
perusahaan. Satu hal yang penting bahwa semakin meningkatnya hutang, maka semakin tinggi profitabilitas kebangkrutan. Beban yang harus di tanggung saat
menggunakan hutang yang lebih besar adalah biaya kabangkrutan, biaya keagenan dan beban bunga yang semakin besar. Sebagai contoh, semakin tinggi hutang,
semakin besar bunga yang harus dibayarkan. Kemungkinan tidak membayar bunga yang tinggi akan semakin besar. Pemberian pinjaman bisa membangkrutan
perusahaan jika perusahaan tidak bisa membayar hutang. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade off antara resiko
dengan tingkat pengembalian. Trade off menerangkan bahwa struktur modal optimal ditemukan dengan menyeimbangkan keuntungan pajak dengan biaya
tekanan finansial the cost of financial distress dari penambahan hutang, sehingga biaya dan keuntungan dari penambahan hutang di trade off saling tukar satu
sama lain.
Universitas Sumatera Utara
13 2.1.3
Debt to Equity Ratio DER
Mengacu pada Kasmir 2008:113 Debt To Eqity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung nilai utang dengan ekuitas, menurut Erich 1996:
98 suatu upaya untuk memperlihatkan, dalam format lain, proporsireltif dari klaim pemberi pinjaman terhadap hak kepemilikkan, dan digunakan sebagai
peranaan hutang. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk
mengetahui jumlah yang akan disediakan pinjaman kreditor kepada pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin besar resiko yang dihadapi, dan
investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Rasio yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva,
Selain itu kreditur juga mengasumsikan terdapat resiko yang besar dari perusahaan sehingga kreditur dapat saja memberikan bunga yang cukup besar,
sehingga kemampuan perusahaan untuk mendapatkan uang dari sumber-sumber luar terbatas.
Rumus dari Debt to Equity Ratio sendiri adalah: Debt To Equity Ratio= Total kewajiban jangka panjang+jangka pendek
Ekuitas
2.1.4 Debt to Asset Ratio DAR