KEMAJUAN ILMU DAN DEHUMANISASI
8.1 KEMAJUAN ILMU DAN DEHUMANISASI
PERKEMBANGAN ilmu dan teknologi yang pesat di era globalisasi ini memberikan banyak dampak baik positif maupun negatif. Salah satu sisi negatif yang ingin saya bicarakan dalam hal ini adalah bagaimana ilmu dan teknologi dapat mengurangi atau bahkan menihilkan nilai kemanusiaan atau yang disebut dehumanisasi.
Kemajuan ilmu dan teknologi yang semula bertujuan untuk memudahkan pekerjaan manusia, tetapi kenyataannya teknologi telah menimbulkan keresahan dan ketakutan baru bagi manusia. Ibarat cerita Raja Midas yang menginginkan setiap yang disentuhnya menjadi emas, ternyata ketika keinginannya dikabulkan dia tidak semakin senang, tetapi semakin resah bahkan gila. Sebab, tidak saja rumah dan seisi rumah yan menjadi emas, tetapi istri dan anak yang disentuh pun menjadi emas sehingga sang raja pun akhirnya meratapi nasib yang kesepian tanpa ada makhluk hidup yang mendampinginya (Bakhtiar, 2010: 223).
FILSAFAT ILMU
| 115
Merajut Harmonisasi Antara Filsafat, Ilmu dan Islam
Gambar 8.1 Ilustrasi karya Walter Crane Menggambarkan Midas dan Putrinya (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Midas)
FILSAFAT ILMU
Merajut Harmonisasi Antara Filsafat, Ilmu dan Islam
Begitu juga kemajuan ilmu dan teknologi, yang semula untuk memudahkan urusan manusia ketika urusan itu semakin mudah, maka muncul kesepian dan keterasingan baru, yaitu lunturnya rasa solidaritas, kebersamaan, dan silaturahim. Contohnya, penemuan televisi, komputer, dan handphone telah mengakibatkan kita terlena dengan dunia layar dan kemudian menjadi teman setia bahkan sampai-sampai kita lebih memperhatikan layar ketimbang keluarga sendiri. Bayangkan hampir setiap hari mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali kita tidak pernah lepas dengan yang namanya layar, entah itu televisi, handphone, maupun komputer.
Ternyata teknologi mampu membius manusia untuk tunduk pada layar dan mengabaikan yang lain. Jika manusia tidak sadar akan hal itu, maka dia akan kesepian dan kehilangan sesuatu yang amat penting dalam dirinya, yakni kebersamaan, hubungan kekeluargaan dan sosial yang hangat. Saking asyiknya, dia tidak sadar bahwa teknologi layar membuat dia terpinggirkan dari kebutuhan mendasar. Dia hanya berimajinasi dengan apa yang ditayangkan televisi, apalagi yang menonton itu adalah anak-anak yang belum mampu membedakan antara yang nyata dan visual (http://berita.liputan6.com/read/133209/lagi-siswa- cedera-akibat-smack-down).
Tuntutan melarang penayangan acara smack down di salah satu stasiun televisi adalah suatu contoh betapa besarnya akibat acara tersebut bagi kepribadian anak. Anak Sekolah Dasar dan Menengah yang meniru apa yang mereka tonton dan tidak segan-segan berbuat sadis sehingga berakibat fatal. Ahmad Firdaus, siswa kelas tiga SD Negeri Babakan Surabaya 7. Firdaus terpaksa dibopong ke ruang unit kesehatan sekolah. Ia hanya bisa tergolek lemah akibat cedera setelah diajak bermain Smack Down oleh teman-temannya. Berdasarkan informasi yang dihimpun SCTV, Senin (27/11), Firdaus bukan korban pertama di sekolah itu. Sebelumnya Angga Rakasiwi, murid kelas lima harus dilarikan ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) setempat.
FILSAFAT ILMU
Merajut Harmonisasi Antara Filsafat, Ilmu dan Islam
Pelipis kanan Angga harus dijahit karena luka usai membentur ubin saat bermain gulat bebas tersebut.
Umat manusia sekarang amat tergantung dan dimanjakan oleh teknologi, ketergantungan yang terus-menerus menjadikan dia terlena dari eksistensi dirinya yang bebas dan kreatif. Dia kemudian tidak sadar dipenjara oleh teknologi itu sendiri. Seperti dalam ilm I Robot yang menggambarkan suasana tahun 2035 di kota Chicago, Amerika Serikat, di mana kehidupan sudah berubah dari mulai gaya hidup sampai bentuk pelayanan publik. Semua pelayanan publik digantikan tenaga robot. Bahkan tiap hari 1000 robot pada perusahaan USR di perebutkan banyak orang dijadikan pelayan , pembantu rumah tangga maupun pekerja. Hal ini menunjukkan tingkat ketergantungan manusia yang sangat tinggi terhadap robot.
Segala kecanggihan robot yang diceritakan pada ilm
I Robot , menyebabkan peran yang biasa dilakukan manusia digantikan robot sampai pada pelayanan publik. Integrasi besar robot dalam kehidupan manusia ini menyebabkan dimana-mana dijumpai robot. Hal ini berdampak pada pengurangan lapangan pekerjaan bagi manusia. Selain itu, tingkat ketergantungan yang tinggi ini mengakibatkan manusia menjadi malas sehingga mengurangi kreasi dan inovasi dari manusia itu sendiri. Terpenting adalah bagaimana teknologi ini mengurangi atau menggantikan nilai kemanusiaan di mana peran manusia di sini digantikan oleh produk dari teknologi. Hal ini bukan tidak mungkin terjadi pada masa depan umat manusia mengingat perkembangan teknologi yang terus berlanjut dan pesat terjadi di berbagai aspek.
Jika sebelum penemuan teknologi maju, manusia terpenjara atau ditentukan oleh alam dan Tuhan, maka pada kemajuan teknologi, terpenjara oleh teknologi itu sendiri. Bertambah maju teknologi bertambah banyak aspek yang memenjarakan manusia. Dulunya alam memenjara sehingga manusia hanya bisa bepergian di sekitar radius tertentu dan
FILSAFAT ILMU
Merajut Harmonisasi Antara Filsafat, Ilmu dan Islam Merajut Harmonisasi Antara Filsafat, Ilmu dan Islam
Setelah ditemukan kemajuan teknologi yang begitu hebat, ternyata tanpa disadari teknologipun ikut memenjarakan manusia. Artinya, penjara manusia tidak berkurang dengan kemajuan teknologi, tetapi semakin bertambah. Pada konteks inilah manusia perlu disadarkan dari penjara yang bernama teknologi. Dia harus sadar bahwa teknologi bukan tujuan, tetapi sekadar sarana untuk memudahkan urusan (Bakhtiarr, 2010).
Jika kita tidak mau kehilangan eksistensi kemanusiaan dan terhindar dari krisis kemanusiaan atau dehumanisasi, maka kita harus berjuang untuk membebaskan diri dari kungkungan teknologi kembali pada eksistensi awal, yaitu manusia kreatif dan dinamis. Penyadaran terhadap bahaya yang begitu besar bagi kemanusiaan perlu terus dikumandangkan, terutama kepada penguasa yang memiliki otoritas dalam mengambil kebijakan. Etika global perlu dirumuskan bersama karena krisis akibat teknologi tidak hanya berdampak untuk negara tertentu, tetapi mencakup semua negara. Pemanasan global akibat asap buangan dari pabrik dan kendaraan mengakibatkan es di kutub utara mencair sehingga akibatnya daratan semakin menyempit, padahal jumlah penduduk semakin meningkat. Pada konteks ini, akan muncul berbagai persoalan dan krisis kemanusiaan itu sendiri (Bakhtiarr, 2010: 230).
FILSAFAT ILMU
Merajut Harmonisasi Antara Filsafat, Ilmu dan Islam