RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 III - 23
langsung yang berkaitan dengan upaya untuk memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat di berbagai bidang harus terus
ditingkatkan seiring dengan meningkatnya pendapatan daerah dari berbagai sumber.
3.2.2. Analisis Pembiayaan
Kondisi pembiayaan daerah dapat digambarkan seperti terlihat pada tabel di bawah ini. Dari tabel tersebut, terlihat bahwa defisit riil
anggaran Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman pada tahun 2012 mencapai sekitar Rp150,39 milyar, kemudian mengalami penurunan
menjadi Rp142,28 miliar pada tahun 2013 dan menurun kembali menjadi Rp68,37 milyar pada tahun 2014.
Tabel 3.10 Defisit Riil Anggaran Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman
Tahun 2012-2014 Juta Rupiah
NO Uraian
2012 Rp
2013 Rp
2014 Rp
1. Realisasi
Pendapatan Daerah 1.589.722,13
1.899.525,83 2.076.820,13
Dikurangi realisasi: 2.
Belanja Daerah 1.421.401,33
1.693.528,79 1.896.477,36
3. Pengeluaran
Pembiayaan Daerah 17.936,40
63.717,40 111.977,40
Defisit riil 150.385,40
142.279,64 68.365,37
Sumber: DPKAD, 2015
Untuk menutup defisit riil anggaran pada kurun tahun yang sama, dapat digambarkan komposisinya pada tabel berikut ini:
Tabel 3.11 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran
Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2012-2014
No. Uraian
Proporsi dari total defisit riil
2012 2013
2014
1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
SiLPA Tahun Anggaran sebelumnya 92,29
209,5 630,92
2. Pencairan Dana Cadangan
3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang
di Pisahkan 8,5
10,93 34,60
4. Penerimaan Pinjaman Daerah
0,00 0,00
0,00 5.
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
0,00 0,00
0,00 6.
Penerimaan Piutang Daerah 0,00
0,00 0,00
Sumber: DPKAD, 2015
RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 III - 24
Untuk realisasi sisa lebih perhitungan anggaran pemerintah daerah, dengan kurun waktu yang sama pada tahun 2012-2014, gambarannya
seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.12 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran SiLPA
Pamerintah Daerah Kabupaten Sleman Juta Rupiah
No. Uraian
2012 2013
2014 Rp
dari SiLPA
Rp dari
SiLPA Rp
dari SiLPA
1. Jumlah SiLPA
289.079,22 100,00 431.359,86 100,00
499.724,23 100,00
2. Pelampauan
penerimaan PAD
60.066,82 20,78 106.374,02
24,66 98.419,65
19,69
3. Pelampauan
penerimaan dana
perimbangan 48.578,00
16,80 16.939,70
3,93 4.802,32
0,96
4. Pelampauan
penerimaan lain-lain
pendapatan daerah yang
sah 5.949,00
2,06 7.772,00
1,80 4.334,46
0,87
5 Sisa
Penghematan Belanja atau
Akibat Lainnya
174.485,40 60,36 300.272,14
69,61 392.168,80
78,48
Sumber: DPKAD, 2015
Tabel di atas menunjukkan bahwa sumber satu satunya penerimaan pembiayaan adalah berasal dari SILPA yang semakin lama semakin naik.
Hal ini menunjukkan peningkatan SILPA yang tidak diharapkan tidak dapat terwujud. Pemerintah Kabupaten Sleman kedepan harus lebih
cermat lagi dalam hal perencanaan anggaran. Dari sisi pengeluaran pembiayaan, persentase terbesar berasal dari penyertaan modal kepada
BUMD, disusul sebagian kecil dipergunakan untuk pembayaran pokok hutang. Dengan banyaknya penerimaan pembiyaan, seharusnya
Pemerintah Kabupaten Sleman harus lebih berani lagi dalam penggunaan penerimaan pembiyaan, misalnya dipergunakan untuk
pembentukan dana cadangan. Data dan informasi yang tersaji dalam tabel di atas, Realisasi Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran Kabupaten Sleman Tahun 2012-2014 terdapat kecenderungan peningkatan SiLPA Sisa Lebih Hasil Perhitungan
Anggaran pada setiap tahunnya. Jumlah SiLPA pada tahun 2013 mengalami kenaikan yang cukup besar jika dibandingkan dengan
penerimaan SiLPA tahun 2012. Kenaikan dimaksud adalah sebesar
RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 III - 25
Rp142.279.594.904,64 atau sebesar 49,22. Demikian juga dengan penerimaan SiLPA pada tahun 2014 mengalami kenaikan walaupun
tidak sebesar tahun 2013 yaitu sebesar Rp68.365.195.190,37 atau sebesar 15,85.
3.3. Kerangka Pendanaan