Karakteristik responden berdasarkan faktor psikologi.

2. Karakteristik responden berdasarkan faktor psikologi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendukung sebanyak 72 orang (75%) dalam faktor psikologi untuk melakukan merokok dan sisanya tidak mendukung sebanyak 24 orang (25%). Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak –kanak dan masa dewasa. Remaja tidak memiliki tempat yang jelas, yaitu bahwa mereka tidak termasuk golongan anak –anak tetapi tidak juga termasuk pada golongan dewasa. Erikson mengatakan bahwa untuk Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendukung sebanyak 72 orang (75%) dalam faktor psikologi untuk melakukan merokok dan sisanya tidak mendukung sebanyak 24 orang (25%). Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak –kanak dan masa dewasa. Remaja tidak memiliki tempat yang jelas, yaitu bahwa mereka tidak termasuk golongan anak –anak tetapi tidak juga termasuk pada golongan dewasa. Erikson mengatakan bahwa untuk

Sumber –sumber yang dapat mempengaruhi pembentukan identitas diri adalah lingkungan sosial, dimana remaja tumbuh dan berkembang, seperti keluarga dan tetangga yang merupakan lingkungan masa kecil. Dalam proses perkembangan identitas diri, sering dijumpai bahwa remaja mempunyai seseorang yang sangat berarti, seperti sahabat, guru, kakak, bintang olah raga atau bintang film yang dikagumi. Orang –orang tersebut menjadi tokoh idola karena memiliki nilai–nilai ideal bagi remaja dan mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan identitas diri. Sehingga remaja sering berperilaku seperti idolanya dengan meniru sikap maupun perilakunya dan seolah-olah menjadi seperti mereka (Santrock, 2003).

Status dalam pembentukan identitas diri tersebut sangat berpengaruh terhadap harapan –harapan, pandangan terhadap diri maupun reaksi terhadap stres. Kecemasan adalah perasaan yang paling dominan dialami remaja karena persoalan yang sulit untuk dipecahkan. Maka remaja cenderung akan melakukan hal – hal yang tidak dapat diterima oleh masyarakat, seperti mabuk –mabukan, penyalahgunaan obat atau zat sebagai cara untuk menghindari tanggung jawab (Santrock, 2003). Untuk itu merokok dapat menjadi sebuah cara bagi remaja agar mereka tampak bebas dan dewasa saat menyesuaikan diri dengan teman sebaya yang merokok, dengan merokok remaja akan tampak lebih keren dan percaya diri serta merokok juga dapat menghilangkan stres. Merokok berhubungan dengan meningkatnya kejadian depresi dan cemas. Remaja yang memperlihatkan gejala cemas dan depresi mempunyai resiko lebih tinggi untuk memulai merokok (Soetjiningsih, 2004).

Berdasarkan jawaban setiap item pertanyaan pada faktor psikologi maka dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak responden setuju ingin

coba-coba atau ingin tahu untuk melakukan perilaku merokok sebanyak 39 orang (40,6%) dan tidak setuju mempunyai proporsi paling kecil sebanyak 11 orang (11,5%). Hal ini disebabkan karena tingkah laku individu juga dipengaruhi oleh pengetahuan, pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah individu melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Mencoba – coba merupakan keputusan seseorang untuk melakukan sesuatu akibat tertarik terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2003).

b. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak responden bahwa paling banyak responden tidak setuju bahwa perilaku merokok agar tampil lebih dewasa dan keren sebanyak 28 orang (29,2%) sedangkan sangat setuju mempunyai proporsi paling kecil sebanyak 17 orang (17,7%). Pada masa remaja, remaja berusaha melepaskan diri dari lingkungan dan ikatan dengan keluarga karena mereka ingin mencari identitas diri. Merokok dapat menjadi sebuah cara bagi remaja agar mereka tampak bebas dan dewasa saat menyesuaikan diri dengan teman sebaya (Soetjiningsih, 2004).

c. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak responden setuju dan kurang setuju melakukan perilaku merokok agar lebih percaya diri 27 orang (28%) sedangkan tidak setuju mempunyai proporsi paling kecil sebanyak 20 orang (20,8%). Dua sumber penting dukungan sosial yang berpengaruh terhadap rasa percaya diri remaja adalah hubungan dengan orang tua dan c. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak responden setuju dan kurang setuju melakukan perilaku merokok agar lebih percaya diri 27 orang (28%) sedangkan tidak setuju mempunyai proporsi paling kecil sebanyak 20 orang (20,8%). Dua sumber penting dukungan sosial yang berpengaruh terhadap rasa percaya diri remaja adalah hubungan dengan orang tua dan

d. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak responden kurang setuju jika tidak melakukan perilaku merokok akan sulit konsentrasi sebanyak 30 orang (31,3%) sedangkan sangat setuju mempunyai proporsi paling kecil 15 orang (15,6%). Faktor yang mungkin mempengaruhi perkembangan kecanduan nikotin adalah merasakan adanya efek bermanfaat dari nikotin. Beberapa orang melaporkan bahwa merokok dapat memperbaiki konsentrasi (Soetjiningsih, 2004).

e. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden setuju jika

melakukan perilaku merokok dapat menghilangkan stres sebanyak 45 orang (46,9%) sedangkan tidak setuju mempunyai proporsi paling kecil sebanyak 12 orang (12,5%). Stress adalah respon individu terhadap keadaan atau kejadian yang memicu stres, yang mengancam dan mengganggu kemampuan seseorang untuk menanganinya (coping) (Santrock, 2003). Status dalam pembentukan identitas tersebut sangat berpengaruh terhadap harapan –harapan, pandangan terhadap diri maupun reaksi terhadap stres dan kecemasan. Merokok berhubungan dengan meningkatnya kejadian depresi dan penyalahgunaan zat –zat tertentu. Remaja yang memperlihatkan gejala depresi dan cemas mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk memulai merokok. Remaja dengan gangguan cemas dan depresi bisa menggunakan rokok untuk menghilangkan cemas dan depresi yang mereka alami hal ini dapat mempengaruhi perkembangan remaja dalam menghadapi stres dan dalam mengambil keputusan yang bertanggung jawab (Soetjiningsih, 2004).

f. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak responden setuju jika

melakukan perilaku merokok dapat memiliki banyak teman sebanyak 27 orang dengan prosentase 28,1% sedangkan sangat setuju mempunyai proporsi paling kecil 22 orang (22,9%). Teman adalah kawan, sahabat, orang –orang yang sama –sama bekerja (Kamus besar bahasa Indonesia). Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman –temannya adalah perokok juga. Dari fakta tersebut ada 2 kemungkinan yang terjadi, (1) remaja tersebut terpengaruh oleh teman – temannya, (2) remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka menjadi perokok (Atkitson, 1999).Pengaruh teman sangatlah besar dalam melakukan penyimpangan perilaku merokok. Oleh karena itu perlu adanya kesadaran dari dalam diri individu itu sendiri untuk menghentikan perilaku merokok (Santrock, 2003).

g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak responden setuju jika melakukan perilaku merokok akan menjadi nyaman 39 orang (40,6%) sedangkan sangat setuju mempunyai proporsi paling kecil 15 orang (15,6%). Merokok, minum –minuman keras dan mengkonsumsi obat terlarang dapat mengurangi ketegangan dan frustasi, menghilangkan kebosanan dan rasa lelah. Merokok dapat membantu remaja untuk menyesuaikan diri yang lebih baik dengan teman dan lingkungan. Merokok juga dikonsumsi dengan alasan sosial, g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak responden setuju jika melakukan perilaku merokok akan menjadi nyaman 39 orang (40,6%) sedangkan sangat setuju mempunyai proporsi paling kecil 15 orang (15,6%). Merokok, minum –minuman keras dan mengkonsumsi obat terlarang dapat mengurangi ketegangan dan frustasi, menghilangkan kebosanan dan rasa lelah. Merokok dapat membantu remaja untuk menyesuaikan diri yang lebih baik dengan teman dan lingkungan. Merokok juga dikonsumsi dengan alasan sosial,

h. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak responden tidak setuju jika tidak melakukan perilaku merokok merasa sulit bergaul 35 orang (36,5%) sedangkan sangat setuju mempunyai proporsi paling kecil sebanyak 10 orang (10,4%). Merokok dapat menjadi sebuah cara bagi remaja agar tampak bebas dan dewasa saat menyesuaikan diri dengan teman sebaya. Banyak remaja menganggap bahwa dengan merokok mereka akan mudah untuk bergaul dengan orang lain (Soetjiningsih, 2004).