Karakteristik responden berdasarkan faktor lingkungan.

3. Karakteristik responden berdasarkan faktor lingkungan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak mendukung sebanyak 52 orang (54,2%) dalam faktor lingkungan untuk melakukan merokok dan sisanya mendukung sebanyak 44 orang (45,8%). Lingkungan menyangkut segala sesuatu yang ada di sekitar individu baik fisik, biologi dan sosial. Lingkungan sangat mempengaruhi terhadap perilaku individu dan dari faktor lingkungan dapat menyebabkan seseorang memiliki perilaku merokok.

Pada penelitian ini sebagian besar responden faktor lingkungan pada kategori tidak mendukung. Hal ini sesuai sesuai dengan teori Erikson yang disebut dengan krisis identitas, Apabila remaja memperoleh peran dalam masyarakat maka remaja tersebut akan mencapai sense of identity yaitu menemukan identitas diri. Sebaliknya apabila remaja tidak dapat menyelesaikan krisis identitas maka akan remaja tersebut mencapai identity confusion. Merokok dapat menjadi sebuah cara bagi remaja untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan (Soetjiningsih, 2004).

Pada umumnya remaja membentuk kelompok ketika mereka memasuki masa remaja dan mereka akan menjadi anggota kelompok usia sebaya. Kelompok itu disebut reference group dan melalui kelompok tersebut remaja dapat memperoleh nilai dan peran yang dapat menjadi acuan bagi dirinya, sehingga remaja menjadi begitu berarti dan sangat berpengaruh adalah kehidupan sosial remaja.

Pengaruh kelompok teman sebaya sangatlah besar dalam melakukan penyimpangan perilaku merokok. Faktor-faktor yang berkaitan dengan penggunaan tembakau antara lain: orang tua, saudara kandung, teman sebaya yang merokok, terpapar reklame tembakau, artis pada reklame di media. Orang tua memegang peranan terpenting. Dari remaja yang merokok, didapatkan 75% salah satu atau kedua orang tuanya merokok.

Reklame tembakau diperkirakan mempunyai pengaruh yang lebih kuat daripada pengaruh orang tua atau teman sebaya, mungkin karena mempengaruhi persepsi remaja terhadap penampilan manfaat rokok. Memulai menggunakan tembakau lebih erat hubungannya dengan faktor lingkungan, sedangkan peningkatan dari merokok pertama ke kecanduan rokok tampaknya dipengaruhi oleh faktor pesonal dan farmakologik (Soetjiningsih, 2004).

Berdasarkan jawaban setiap item pertanyaan pada faktor lingkungan maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak responden kurang setuju

ingin melakukan perilaku merokok karena ajakan teman di sekolah sebanyak

30 orang (31,3%) dan sangat setuju mempunyai proporsi paling kecil sebanyak

12 orang (12,5%). Sedangkan setuju ingin melakukan perilaku merokok karena ajakan teman dirumah sebanyak 44 orang (45,8%) dan sangat setuju mempunyai proporsi paling kecil sebanyak 10 orang (10,4%). Teman sebaya (peer) adalah individu yang tingkat kematangannya dan umurnya kurang lebih sama. Dalam perkembangan sosial remaja maka remaja mulai memisahkan diri dari orang tua dan mulai memperluas hubungan dengan teman sebaya. Besarnya peranan teman sebaya dalam kehidupan sosial remaja mendorong remaja untuk membentuk kelompok – kelompok (Soetjiningsih, 2004). Kelompok remaja dapat memenuhi kebutuhan pribadi remaja, memberi penghargaan kepada mereka, memberikan informasi, menaikkan harga diri dan memberikan remaja identitas. Hubungan teman sebaya yang baik mungkin perlu bagi perkembangan sosial yang normal pada masa remaja. Isolasi sosial atau ketidakmampuan untuk masuk kedalam suatu jaringan sosial, berkaitan dengan berbagai bentuk masalah dan gangguan, dimulai dari kenakalan dan masalah minum alkohol, obat – obatan hingga depresi. Jadi pengaruh teman sebaya dapat positif maupun negatif (Santrock, 2003).

b. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak responden tidak setuju melakukan perilaku merokok karena orang tua juga merokok sebanyak 43 orang (44,8) dan setuju mempunyai proporsi paling kecil sebanyak 11 orang (11,5%). Keluarga mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan remaja karena keluarga merupakan lingkungan sosial pertama, yang meletakkan dasar –dasar kepribadian remaja. Faktor lingkungan yang berkaitan dengan penggunaan tembakau antara lain orang tua, saudara kandung maupun teman sebaya yang merokok. Orang tua memegang peranan terpenting. Dari remaja yang merokok, didapatkan 75 % salah satu atau kedua orang tuanya merokok. Studi kohort pada anak – anak SMU mendapatkan bahwa penyebab yang bermakna dalam peralihan dari kadang merokok menjadi merokok secara teratur adalah orang tua merokok dan konflik keluarga (Soetjiningsih, 2004).

c. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak responden tidak setuju

melakukan perilaku merokok karena terpengaruh iklan rokok sebanyak 49 orang (51%) dan sangat setuju mempunyai proporsi paling kecil sebanyak 7 orang (7,3%). Fungsi media bagi remaja mencakup hiburan, informasi, sensasi, membantu menanggulangi kesulitan, sebagai model peran berdasarkan jenis kelamin, sebagai jati diri budaya remaja. Media dapat mendidik remaja menjadi pasif dan mengadopsi gaya hidup yang pasif. Reklame atau iklan diperkirakan mempunyai pengaruh yang lebih kuat dari pada orang tua atau teman sebaya. Pengaruh media pada perilaku remaja sangat berbeda – beda, sebagian tergantung pada kebutuhan, kemampuan, ketertarikan dan kedewasaan remaja (Santrock, 2003).

d. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak responden tidak setuju bahwa merokok disekolah merupakan tempat yang nyaman sebanyak 47 orang (49%) dan sangat setuju mempunyai proporsi paling kecil sebanyak 5 orang (5,2%). Siswa pada sekolah lanjutan biasanya menyadari bahwa sekolah merupakan suatu sistem sosial dan siswa pun dapat termotivasi untuk menyesuaikan diri dengan sistem tersebut ataupun menentangnya (Santrock,

2003). Pada penelitian ini remaja kurang menyadari bahwa sekolah merupakan suatu tempat sosial sehingga mereka dapat melakukan perilaku merokok di sembarang tempat.

e. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak responden kurang setuju

bahwa merokok merupakan simbol persahabatan dan keakraban sebanyak 38 orang (39,6%) dan sangat setuju mempunyai proporsi paling kecil sebanyak 17 orang (17,7%). Persahabatan diartikan secara sempit sebagai pengungkapan diri atau membagi hal –hal yang pribadi. Persahabatan remaja memiliki 6 fungsi : stimulasi, dukungan fisik, dukungan ego, perbandingan sosial, keakraban dan perhatian. Menurut Sullivan (1963) ada peningkatan kepentingan secara psikologi dan keakraban antar teman dekat pada masa awal remaja (Santrock, 2003).

f. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak responden kurang setuju

lebih memilih teman yang merokok sebanyak 43 orang (44,8%) dan sangat setuju mempunyai proporsi paling kecil sebanyak 11 orang (11,5%). Teman sebaya dan teman lainnya juga memainkan peranan penting dalam tingkah laku sehat remaja. Perhatian khusus dalam tingkah laku remaja diberikan pada tekanan dari teman sebaya contoh, remaja bisa saja memilih teman yang mendukung tingkah laku yang tidak sehat. Remaja yang memiliki kemampuan terbatas untuk menahan diri dari tantangan sering kali akhirnya melakukan tingkah laku beresiko karena desakan teman – teman sebayanya (Santrock, 2003).