Hasil Penelitian
B. Hasil Penelitian
1. Hasil Penelitian Siklus I
a. Pertemuan 1
1) Tahap Perencanaan Tindakan (Planning) Berdasarkan identifikasi masalah pada pra siklus, peneliti dengan dibantu observer melakukan perencanaan tindakan sebagai berikut:
a) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan pada PTK, yaitu pendekatan modifikasi media pembelajaran roll depan.
b) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
c) Menyusun lembar latihan evaluasi pertemuan 1.
d) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) Peneliti melaksanakan pembelajaran pada pertemuan 1 sesuai dengan RPP yang telah dibuat, dengan hasil kegiatan sebagai berikut:
Tidak Tuntas
47%
Persentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pembelajaran. Setelah berbaris rapi dan tertib, kemudian berdoa memulai kegiatan, lalu guru mengecek kehadiran siswa dengan
absensi. Selanjutnya siswa melaksanakan pemanasan dalam bentuk streching dan permainan “Lempar Bola”.
b) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti guru memberikan penjelasan tentang materi roll depan secara singkat dan memperagakan gerakan yang akan dilakukan. Siswa melakukan gerak jasmani yang mengarah pada gerakan berguling atau roll depan, setiap kelompok terdiri dari lima anak, masing-masing berdiri di tepi matras melakukan gerakan membungkukkan badan dengan kepala di belakang alat bantu (kardus). Setelah itu siswa melakukan gerakan meletakkan kedua tangan pada matras dekat kedua kaki dengan posisi badan membungkuk/membusur dilakukan secara bergantian pada setiap kelompok yang terdiri dari lima anak. Latihan ini dilakukan berulang- ulang sampai siswa benar-benar memahami koordinasi sikap badan saat melakukan roll depan dengan benar. Setelah itu dilakukan latihan evaluasi afektif, kognitif, dan psikomotorik dengan unjuk kerja roll depan pada matras secara individu untuk mengetahui hasil pembelajaran pertemuan pertama.
c) Kegiatan Penutup
Siswa dibariskan menjadi empat bersap untuk bersama-sama membuat kesimpulan tentang guling atau roll depan yang telah dilakukan. Setelah itu guru melakukan penilaian atau refleksi guling atau roll depan yang telah dilakukan secara terprogram serta memberi umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran kemudian merencanakan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi atau memberikan tugas secara kelompok maupun individual. Setelah Siswa dibariskan menjadi empat bersap untuk bersama-sama membuat kesimpulan tentang guling atau roll depan yang telah dilakukan. Setelah itu guru melakukan penilaian atau refleksi guling atau roll depan yang telah dilakukan secara terprogram serta memberi umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran kemudian merencanakan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi atau memberikan tugas secara kelompok maupun individual. Setelah
3) Tahap Pengamatan Tindakan (Observing) Bersamaan dengan pembelajaran berlangsung, observer
melakukan tugasnya mengamati kegiatan pembelajaran secara keseluruhan, meliputi aktivitas siswa, keterampilan guru melaksanakan pembelajaran, dan penggunaan media serta sarana-prasarana pembelajaran. Hasil pengamatan dapat disimpulkan sebagai berikut:
a) Saat memulai pembelajaran, siswa terlihat tertib berbaris dengan rapi dan siap mengikuti kegiatan selanjutnya dengan semangat.
b) Dalam pemanasan, siswa sudah tampak antusias karen permainan ini
menyenangkan bagi siswa.
c) Dalam melakukan latihan teknik dasar roll depan, siswa tampak semangat meskipun terlihat gerakan yang dilakukan masih kaku.
d) Guru tampak membimbing siswa yang membutuhkan tetapi kurang
memberi peringatan pada siswa yang tidak serius.
e) Ruangan yang digunakan untuk roll depan masih kurang memadai, karena dilakukan di teras kelas, belum ada ruangan tersendiri.
f) Media dan alat bantu yang digunakan juga masih kurang memenuhi untuk jumlah siswa.
4) Tahap Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflecting and Replanning) Dari refleksi yang dilakukan oleh peneliti dan observer, ditemukan kegagalan dan keberhasilan pada siklus I pertemuan 1, dan upaya perbaikan untuk pertemuan selanjutnya, sebagai berikut: a)
Keberhasilan guru/siswa
Pendekatan modifikasi media pembelajaran yang digunakan dapat mempermudah siswa melakukan gerakan-gerakan teknik dasar roll depan dan keberanian anak melakukan roll depan meningkat.
b) Kendala yang dihadapi guru/siswa Siswa masih belum menunjukkan kesungguhan dalam b) Kendala yang dihadapi guru/siswa Siswa masih belum menunjukkan kesungguhan dalam
c)
Rencana Perbaikan
Berdasarkan pengamatan dan kendala-kendala dalam pembelajaran, maka perlu adanya perbaikan-perbaikan pada pertemuan berikutnya, antara lain: (1) Peneliti harus lebih memperhatikan siswa karena masih ada siswa
tidak serius dalam mengikuti pembelajaran. (2) Media pembelajaran perlu dibuat lebih variatif agar siswa
termotivasi dan berani melakukan roll depan. (3) Agar siswa tidak salah dalam melakukan gerakan-gerakan teknik dasar roll depan, maka peneliti perlu memberikan contoh gerakan dan penjelasan pada siswa.
(4) Peneliti perlu mengoptimalkan penggunaan media dan mengkondisikan lapangan agar lebih memadai untuk roll depan.
b. Pertemuan ke-2
1) Tahap Perencanaan Tindakan (Planning) Berdasarkan hasil refleksi pada pertemuan ke-1, maka peneliti dan observer melakukan perencanaan tindakan sebagai berikut:
a) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan ke-1.
b) Menyiapkan media dan alat bantu pembelajaran.
c) Menyiapkan lembar evaluasi akhir siklus I.
d) Menyiapkan lembar pengamatan pembelajaran.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan mengacu pada RPP yang telah direncanakan, dengan hasil kegiatan sebagai berikut:
a) Kegiatan Pendahuluan Siswa dibariskan untuk berdoa bersama, absensi, dan melaksanakan pemanasan, yaitu stratching yang menitikberatkan pada otot-otot yang berhubungan dengan materi roll depan, dilanjutkan a) Kegiatan Pendahuluan Siswa dibariskan untuk berdoa bersama, absensi, dan melaksanakan pemanasan, yaitu stratching yang menitikberatkan pada otot-otot yang berhubungan dengan materi roll depan, dilanjutkan
yang harus siswa lakukan untuk latihan inti. Siswa melakukan gerakan berguling atau roll depan dengan memasukkan dagu ke dada kemudian
menempatkan tengkuk pada matras, dilakukan secara berpasangan satu anak berdiri di belakang memegang botol plastik yang dapat dilihat, secara perlahan bola tersebut dinaikan keatas sampai batas pandangan atau membungkuk semaksimal mungkin yang mengarah ke guling depan. Siswa melakukan guling atau roll depan dengan posisi jatuh lurus baik dan benar, mendarat dengan sikap jongkok kemudian diakhiri berdiri tegak. Latihan ini dilakukan secara bergantian dan berulang-ulang. Selesai latihan gerakan-gerakan tersebut, siswa melaksanakan evaluasi akhir siklus I secara individu meliputi penilaian afektif, kognitif, dan psikomotorik.
c) Kegiatan Penutup Pada kegiatan penutup siswa dikumpulkan berbaris dua bersap sambil duduk memperhatikan guru mengoreksi gerakan-gerakan yang masih salah dan memberi apresiasi kepada semua siswa. Setelah mengecek siswa, dilakukan pendinginan.
Dari pelaksanaan evalusi siklus I diperoleh hasil/prestasi siswa dalam pembelajaran roll depan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.2 Hasil Belajar Roll Depan pada Siklus I
Aspek yang diukur
Pra Siklus
Siklus I
Cara Jumlah Mengukur Siswa yang
Tuntas
Persentase Ketuntasan
Jumlah Siswa yang
Tuntas
Persentase Ketuntasan
Hasil belajar roll depan
Diukur saat guru memberikan materi roll depan Diukur saat guru memberikan materi roll depan
kenaikan pada perolehan nilainya. Hasil penelitian siklus I menunjukkan 25 anak (69%) tuntas belajar dan 11 anak (31%) belum tuntas belajar, dengan
perolehan nilai tertinggi 76, nilai terendah 60 dan nilai rata-rata kelas 67. Dari data pada tabel 4.2 dapat digambarkan dalam bentuk grafik batang sebagai berikut:
Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan Belajar Siklus I
3) Tahap Pengamatan Tindakan (Observing) Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
a) Siswa sudah tampak semangat saat memulai pembelajaran dan melakukan pemanasan dengan antusias.
b) Siswa terlihat serius dalam mengikuti pembelajaran dengan bimbingan guru dalam melakukan gerakan.
c) Peneliti terlihat aktif membimbing siswa yang belum bisa melakukan gerakan dengan baik.
d) Penggunaan media dan sarana prasarana masih belum optimal, karena terbatasnya media dan sarana yang ada.
4) Tahap Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflecting and Replanning)
Adapun keberhasilan dan kendala-kendala yang dihadapi pada siklus I pertemuan ke-2 ini, sebagai berikut:
Tidak Tuntas
69%
11%
Persentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kemampuan siswa sehingga hasil belajarnya meningkat, dilihat dari ketuntasan belajar mencapai 69%.
b) Kegagalan guru/siswa Kendala yang masih dihadapi pada pertemuan ini adalah kurangnya media pembelajaran yang variatif dan inovatif, sehingga masih ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan bahkan bermain-main sendiri di lapangan.
c) Rencana Perbaikan Dari keberhasilan dan kegagalan tersebut, peneliti dan observer melakukan perencanaan ulang untuk Siklus II, antara lain: (1) Peneliti perlu menyediakan media pembelajaran yang dimodifikasi
sedemikian rupa sehingga menarik minat anak untuk melakukan roll depan.
(2) Peneliti akan lebih memperhatikan dan membimbing dengan intensif
kepada siswa yang belum berhasil.
2. Hasil Penelitian Siklus II
a. Pertemuan ke-1
1) Tahap Perencanaan Tindakan (Planning) Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I pertemuan ke-2, maka peneliti dan observer melakukan perencanaan tindakan sebagai berikut:
a) Membuat RPP untuk siklus II dengan beberapa perbaikan dari siklus I
pertemuan ke-2.
b) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pembelajaran.
c) Menyiapkan lembar latihan evaluasi untuk pertemuan ke-1
d) Menyiapkan lembar pengamatan pembelajaran.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario
dan peneliti melakukan absensi serta mengontrol kedisiplinan siswa. Selanjutnya siswa melakukan pemanasan dengan stratching dan
permainan lempar bola.
b) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti siswa melakukan latihan mengguling- gulingkan badan ke depan dan ke belakang pada posisi jongkok yang terkontrol dengan media botol plastik. Kemudian membentuk sikap lilin. Latihan selanjutnya mengguling pada bidang miring yaitu menggunakan matras yang sudah diganjal dengan spon setinggi + 30 cm dengan sikap awal yaitu berdiri kemudian membungkukkan badan, kedua tangan menumpu pada lantai dengan kuat, mengangkat pinggul serta memasukkan kepala di antara dua tangan sehingga dagu menempel pada dada, bengkokkan kedua tangan disertai tolakan sehingga berguling dan kembali ke sikap awal.
c) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup, siswa dibariskan menjadi dua bersap dan memperhatikan peneliti mengoreksi gerakan-gerakan yang masih salah. Setelah mengecek siswa dilakukan pendinginan dengan bernyanyi bersama lagu “Sayonara”. Pembelajaran diakhiri dengan berdoa dan membubarkan barisan.
3) Tahap Pengamatan Kegiatan (Observing) Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap kegiatan pembelajaran, dapat disimpulkan sebagai berikut:
a) Siswa tampak sudah menunjukkan semangat saat memulai
pembelajaran.
b) Dalam melakukan gerakan-gerakan yang diinstruksikan guru, siswa
terlihat melakukan dengan serius.
c) Pada latihan membentuk sikap lilin, terlihat masih banyak siswa yang c) Pada latihan membentuk sikap lilin, terlihat masih banyak siswa yang
4) Tahap Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflecting and Replanning) Adapun keberhasilan dan kegagalan yang masih muncul pada
siklus II pertemuan ke-1 ini sebagai berikut:
a) Keberhasilan guru/siswa
Penerapan modifikasi alat bantu dengan bidang miring membuat siswa menjadi lebih berani dan dapat melakukan gerakan roll depan dengan baik.
b) Kegagalan guru/siswa
Ada beberapa siswa yang masih merasa takut melakukan roll depan karena takut gagal, meskipun guru sudah memberi motivasi dan
membimbing.
c) Rencana Perbaikan
Dari keberhasilan dan kegagalan tersebut, peneliti dan observer melakukan perencanaan ulang untuk siklus II pertemuan ke-
2, antara lain: (1) Peneliti akan menyiapkan media yang dapat lebih membantu siswa untuk tidak canggung melakukan roll depan. (2) Motivasi dan bimbingan akan terus peneliti berikan kepada semua siswa, terutama kepada siswa yang belum berhasil.
b. Pertemuan ke-2
1) Tahap Perencanaan Tindakan (Planning) Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II pertemuan ke-1, maka peneliti dan observer melakukan perencanaan tindakan sebagai berikut:
a) Membuat RPP untuk siklus II pertemuan ke-2 dengan beberapa
perbaikan dari pertemuan sebelumnya.
b) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pembelajaran.
c) Menyiapkan lembar evaluasi akhir siklus II.
d) Menyiapkan lembar pengamatan pembelajaran.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)
a) Kegiatan pendahuluan
Siswa dibariskan untuk berdoa bersama, absensi, dan melaksanakan pemanasan, yaitu stratching yang menitikberatkan pada otot-otot yang berhubungan dengan materi roll depan, dilanjutkan kegiatan permainan menjalankan perintah, yakni siswa melakukan instruksi guru dalam formasi lingkaran, yakni: berdiri, duduk, lari, dan sebagainya.
b) Kegiatan inti
Guru memberikan penjelasan dan memberikan contoh gerakan yang harus siswa lakukan untuk latihan inti. Dengan menggunakan kardus yang telah disiapkan, siswa mengguling- gulingkan badan ke depan dan ke belakang pada posisi jongkok yang terkontrol. Gerakan dilakukan berulang-ulang. Latihan selanjutnya siswa membentuk sikap lilin kemudian ke sikap jongkok. Setelah itu mengguling pada bidang miring, yaitu menggunakan matras yang sudah diganjal dengan spon setinggi kurang lebih 30 cm dengan sikap awal yaitu berdiri, kemudian membungkukkan badan, kedua tangan menumpu pada lantai dengan kuat, mengangkat pinggul serta memasukkan kepala di antara dua tangan sehingga dagu menempel pada dada, lalu membengkokkan kedua tangan disertai tolakan sehingga berguling dan kembali ke sikap awal. Latihan ini dilakukan secara bergantian dan berulang-ulang. Selesai latihan gerakan-gerakan tersebut, siswa melaksanakan evaluasi akhir siklus II secara individu meliputi penilaian afektif, kognitif, dan psikomotorik.
c) Penutup
Pada kegiatan penutup, siswa dibariskan menjadi dua bersaf dan memperhatikan peneliti mengoreksi gerakan-gerakan yang masih salah. Setelah mengecek siswa dilakukan pendinginan dengan Pada kegiatan penutup, siswa dibariskan menjadi dua bersaf dan memperhatikan peneliti mengoreksi gerakan-gerakan yang masih salah. Setelah mengecek siswa dilakukan pendinginan dengan
Dari pelaksanaan evalusi siklus II diperoleh hasil belajar siswa dalam pembelajaran roll depan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3 Hasil Belajar Roll Depan pada Siklus II
Aspek yang diukur
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Cara Mengukur
Jumlah
Siswa
yang Tuntas
Persen-
tase Ketunta-
yang Tuntas
Persen-
tase Ketunta-
yang Tuntas
Persen- tase Ketunta- san
Hasil belajar roll depan
Diukur saat guru memberikan materi roll depan
Dari tabel 4.3 dapat dilihat peningkatan prestasi siswa dibandingkan dengan prestasi siklus I, semua siswa mengalami kenaikan pada perolehan nilainya. Hasil penelitian siklus II menunjukkan 32 anak (89%) tuntas belajar dan 4 anak (11%) belum tuntas belajar, dengan nilai tertinggi 80, nilai terendah 62 dan nilai rata-rata kelas 69.
Dari data pada tabel 4.3 dapat digambarkan dalam bentuk grafik batang sebagai berikut:
Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Belajar Siklus II
Tidak Tuntas
Persentase Persentase
secara keseluruhan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
a) Semua siswa sudah menunjukkan keaktifan dan kesungguhan dalam
mengikuti pembelajaran.
b) Sebagian besar siswa terlihat semangat dan antusias dalam melakukan
latihan.
c) Siswa terlihat senang melakukan gerakan roll depan dengan bantuan bidang miring dan modifikasi alat bantu yang digunakan.
4) Tahap Refleksi Dari hasil pembelajaran dan hasil pengamatan, maka peneliti dan observer melakukan refleksi dan berdiskusi menganalisis kekurangan dan kelebihan pada siklus II pertemuan ke-2, sebagai berikut:
a) Kemampuan siswa dalam melakukan roll depan meningkat melalui penerapan modifikasi media pembelajaran berupa kardus, botol plastik, bidang miring, dan sebagainya. Sehingga hasil belajar siswa meningkat dan ketuntasan belajar mencapai 89%.
b) Masih ada 4 siswa (11%) yang belum tuntas dikarenakan kurangnya latihan dan keberanian pada saat pembelajaran meskipun sudah dibimbing oleh peneliti.
c) Dari kelebihan dan kekurangan tersebut, peneliti akan melanjutkan pembelajaran dengan menerapkan modifikasi media pembelajaran yang lebih bervariasi pada pembelajaran berikutnya dan membimbing siswa dengan lebih intensif agar ketuntasan dapat tercapai secara optimal.