P.T. Indatex
4.3.1.2. Analisis Sistem Proteksi Aktif
A. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
Pada bangunan pabrik P.T. Indatex APAR terlihat jelas, mencolok, mudah dijangkau dan siap digunakan setiap saat. Bangunan pabrik merupakan ruangan yang besar dan terdapat banyak mesin, sehingga disediakan sarana untuk menunjukkan lokasi APAR. Pada bangunan pabrik P.T. Indatex terdapat penomoran APAR pada dinding tempat APAR digantungkan, sehingga memudahkan orang untuk mencari dan memeriksa. Penempatan APAR yang kokoh tergantung di dinding sehingga tidak memerlukan sabuk pengikat. Pemeliharaan APAR setiap satu kali dalam setahun, namun tidak terdapat label atau kartu pemeliharaan hal ini mungkin dikarenakan pengisian ulang tabung APAR dilakukan oleh agen (supplier), mereka mengisi ulang sekaligus mengecek kondisi tabung sesuai batas waktu yang tertera dalam badan tabung. Pemeriksaan APAR dilakukan setiap bulan, namun tidak terdapat kartu atau label yang menunjukkan dilakukannya pemeriksaan dan nama petugas yang melakukan pemeriksaan . Untuk ruang kantor, poliklinik dan pos keamanan APAR dapat dijangkau dalam jarak kurang dari 20 m, sedangkan untuk ruang weaving dan gudang APAR tidak dapat dijangkau dalam jarak 23 m. Untuk ruang weaving, APAR menggunakan peraturan luasan maksimum, karena ruangan produksi tidak memiliki pemisah atau sekat sehingga api dapat menjalar dengan cepat. Berikut merupakan perhitungan luas lantai maksimum untuk 1 APAR:
Luas lantai maksimum untuk 1 APAR =
쎘dϜ 뉈dϜgkϜg 졠dȖ壈Ϝ돸
§ Ruang Weaving 1 Luas lantai maksimum untuk 1 APAR =
443s ̊
= 490,89 m 2
§ Ruang Weaving 2 Luas lantai maksimum untuk 1 APAR =
4s좘1
34 = 348,21 m 2
commit to user
§ Ruang Weaving 3 Luas lantai maksimum untuk 1 APAR =
4㯸9, 33
= 384,54 m 2
§ Ruang Weaving 4 Luas lantai maksimum untuk 1 APAR =
9좘8, 좘
= 417,78 m 2
§ Ruang Weaving 5 Luas lantai maksimum untuk 1 APAR =
8sss 3㯸
= 574 m 2
§ Gudang Grey Luas lantai maksimum untuk 1 APAR =
3,s9 㯸
= 541,5 m 2
§ Gudang Benang Luas lantai maksimum untuk 1 APAR =
3s89 㯸
= 931,5 m 2
§ Gudang Benang+Grey Luas lantai maksimum untuk 1 APAR =
좘̊̊
= 399,5 m 2
Analisis APAR P.T. Indatex ditampilkan dalam tabel 4.8:
Tabel 4.8. Analisis APAR P.T. Indatex
Skala Likert
APAR harus tampak jelas, mencolok, dan siap digunakan setiap saat. (Permen PU No.26 th.2008 )
Letak APAR jelas, mencolok dan siap digunakan, terdapat penomoran APAR di dinding tempat APAR bergantung
Pemeriksaan APAR minimal satu bulan sekali dan dicantumkan nama petugas. (Permen PU No. 26 th. 2008)
Pemeriksaan APAR satu bulan sekali, tetapi tidak mencantumkan nama petugas
commit to user
Lanjutan Tabel 4.8. Analisis APAR P.T. Indatex
Skala Likert
Setiap APAR harus mempunyai kartu atau label yang menunjukkan bulan dan tahun dilakukannya pemeliharaan serta identifikasi petugas yang melakukan pemeliharaan.
(Permen PU No.26 th.2008)
Tidak ada kartu atau label pemeliharaan dan identifikasi petugas. Hanya tertera tanggal bulan dan tahun pengisian ulang tabung APAR
APAR yang diletakkan dalam kondisi rentan tercabut harus dilengkapi dengan sabuk pengikat. (Permen PU No.26 th.2008)
APAR tergantung kokoh pada penggantung, sehingga tidak memerlukan sabuk pengikat
Jarak tempuh maksimum ke APAR adalah 23 m
Untuk ruang kantor, poliklinik dan pos keamanan APAR dapat dijangkau dalam jarak kurang dari 20 m
Untuk ruang weaving 1-5, gudang grey dan gudang benang APAR tidak dapat dijangkau dalam jarak 23 m
Setiap 93 m 2 untuk bahaya
kebakaran kelas A dan C dengan jenis hunian kebakaran berat minimal terdapat 1 buah APAR. (Permen PU No.26 th.2008)
Pada ruang weaving 1, setiap
490,89 m 2 terdapat 1 APAR
2 Pada ruang weaving 2, setiap
348,21 m 2 terdapat 1 APAR
2 Pada ruang weaving 3, setiap
384,54 m 2 terdapat 1 APAR
2 Pada ruang weaving 4, setiap
417,78 m 2 terdapat 1 APAR
2 Pada ruang weaving 5, setiap
688,80 m 2 terdapat 1 APAR
2 Pada gudang grey, setiap 541,5 m 2
terdapat 1 APAR
2 Pada gudang benang, setiap 931,5
m 2 terdapat 1 APAR
2 Pada gudang benang + grey, setiap
399,5 m 2 terdapat 1 APAR
Rata-rata
2,64
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata – rata skala Likert penerapan peraturan APAR di P.T. Indatex adalah 2,64. Hal ini menunjukkan penerapan APAR di P.T. Indatex kurang memenuhi peraturan.
commit to user
B. Sprinkler
Bangunan pabrik P.T. Indatex belum memiliki sistem proteksi sprinkler dengan alasan masih dalam proses belajar mengenal Fire Planning Management, sehingga dapat disebutkan bahwa P.T. Indatex tidak memenuhi peraturan yang berlaku mengenai sistem proteksi sprinkler. Hasil pengamatan di lapangan mengenai sprinkler ditampilkan dalam tabel 4.9. :
Tabel 4.9. Analisis Sprinkler P.T. Indatex
Skala Likert
1 Sprinkler dipasang di bawah atap atau di bawah kanopi di atas tempat penyimpanan dan penggarapan bahan dapat terbakar (combustibles) (Permen PU No.26 th.2008)
Tidak terdapat sprinkler 1
Rata-rata 1
C. Hidran
Bangunan pabrik P.T. Indatex belum memiliki sistem proteksi hidran dengan alasan masih dalam proses belajar mengenal Fire Planning Management, sehingga dapat disebutkan bahwa P.T. Indatex tidak memenuhi peraturan yang berlaku mengenai sistem proteksi hidran. Hasil pengamatan di lapangan mengenai hidran ditampilkan dalam tabel 4.10. :
Tabel 4.10. Analisis Hidran P.T. Indatex
Skala Likert
1 Jumlah hidran pada sebuah bangunan dengan kompartemenisasi yaitu dua
buah per 800 m2 dan penempatannya harus pada posisi yang berjauhan. (Kepmen No.10 th.2000)
Tidak terdapat hidran 1
commit to user
Lanjutan Tabel 4.10. Analisis Hidran P.T. Indatex
Skala Likert
Pada bangunan yang dilengkapi hidran harus terdapat personil (penghuni) yang terlatih untuk mengatasi kebakaran di dalam bangunan (Kepmen No.10 th.2000)
Tidak terdapat hidran, terdapat tim P2K3 namun belum terlatih mengatasi kebakaran di dalam bangunan
Rata-rata 1
D. Detektor dan Alarm Kebakaran
Peraturan mengenai alarm dan detektor kebakaran telah terpenuhi. Bangunan pabrik P.T. Indatex telah memiliki sistem deteksi dan alarm manual. Alarm manual terletak di pintu keluar. Hasil pengamatan di lapangan mengenai detektor dan alarm kebakaran ditampilkan dalam tabel 4.11. :
Tabel 4.11. Analisis Detektor dan Alarm Kebakaran P.T. Indatex
Skala Likert
Bangunan Gedung Pabrik kelas 8 berlantai 1 dengan fungsi untuk produksi, perakitan, pengepakan, dan lain-lain, menggunakan sistem deteksi dan alarm manual. (Permen PU No.26 th.2008 )
Terdapat sistem deteksi dan alarm manual. Alarm manual terletak di pintu keluar.
Rata-rata
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata – rata skala likert penerapan peraturan detektor dan alarm kebakaran di P.T. Indatex adalah 5. Hal ini menunjukkan penerapan detektor dan alarm kebakaran P.T. Indatex sangat memenuhi peraturan.
Analisis sistem proteksi aktif P.T. Indatex disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.12. Analisis Sistem Proteksi Aktif P.T. Indatex
Item Proteksi Aktif
Jumlah Rata-rata APAR Sprinkler Hidran Detektor & Alarm
2,64
1 1 5 9,64
2,41
commit to user
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata – rata skala likert penerapan peraturan sistem proteksi aktif di P.T. Indatex adalah 2,41. Hal ini menunjukkan sistem proteksi aktif P.T. Indatex kurang memenuhi peraturan.
4.3.1.3. Analisis Sistem Proteksi Pasif
A. Sarana Jalan ke Luar (Eksit)
Jalur eksit pada bangunan pabrik P.T. Indatex sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Seluruh jalur eksit dapat ditempuh dengan mudah, setiap koridor tidak melewati ruangan yang mungkin terkunci ataupun memiliki ujung yang buntu, serta mudah mencapai ke jalan umum atau daerah tempat perlindungan. Bangunan pabrik P.T. Indatex memiliki lebih dari 2 eksit menuju jalan umum. Untuk lebih jelasnya analisis sarana jalan keluar dapat dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13. Analisis Sarana Jalan ke Luar (Eksit) P.T. Indatex
Skala Likert
Eksit harus disusun sehingga mudah dicapai setiap saat. (Permen PU No.26 th.2008 )
Eksit mudah dicapai setiap saat
Apabila eksit tidak mudah dicapai dengan cepat dari daerah lantai terbuka, jalan terusan yang aman dan menerus, gang atau koridor yang menuju langsung ke setiap eksit harus dijaga dan menyediakan sedikitnya dua eksit dengan pemisahan jalan lintasan (Permen PU No. 26 th. 2008)
Pada bangunan pabrik akses eksit mudah dicapai dengan jalan terusan yang aman dan menerus yang menuju langsung ke eksit serta memiliki lebih dari 2 eksit
Koridor harus menyediakan akses eksit tanpa melalui ruangan yang menghalangi, selain koridor, lobi, dan tempat lain yang diijinkan membuka ke koridor (Permen PU No.26 th.2008)
Pada koridor tidak melalui ruangan yang menghalangi
Akses eksit harus disusun sehingga tidak ada ujung buntu dalam koridor kecuali diizinkan oleh otoritas berwenang setempat (Permen PU No.26 th.2008)
Akses eksit tidak memiliki ujung buntu
commit to user
Lanjutan Tabel 4.13. Analisis Sarana Jalan ke Luar (Eksit) P.T. Indatex
Skala Likert
Akses ke eksit harus tidak melalui dapur, gudang, ruang istirahat, ruang kerja, kloset, kamar tidur atau tempat tinggal yang mungkin terkunci, kecuali lintasan yang melalui ruang atau tempat yang diizinkan untuk hunian perawatan kesehatan, hunian tahanan, dan lembaga pemasyarakatan (Permen PU No.26 th.2008)
Akses ke eksit tidak melalui ruangan-ruangan yang mungkin terkunci
Setiap aksesibilitas sarana jalan ke luar harus menerus dari setiap daerah yang dihuni yang mudah dicapai ke jalan umum atau daerah tempat perlindungan
(Permen PU No.26 th.2008)
Akses ke eksit menerus dari dalam pabrik dan mudah mencapai ke jalan umum
Gantungan atau gorden harus tidak dipasang di atas pintu eksit atau dipasang sehingga eksit tersembunyi atau tidak jelas (Permen PU No.26 th.2008)
Tidak terdapat gantungan atau gorden di atas pintu eksit
Rata-rata
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata – rata skala likert penerapan peraturan akses jalan keluar di P.T. Indatex adalah 5. Hal ini menunjukkan penerapan akses jalan keluar P.T. Indatex sangat memenuhi peraturan.
B. Indikator Arah dan Tanda Eksit
Bangunan pabrik P.T. Indatex belum memiliki indikator arah dan tanda eksit dengan alasan masih dalam proses belajar mengenal Fire Planning Management, sehingga dapat disebutkan bahwa P.T. Indatex tidak memenuhi peraturan yang berlaku mengenai indikator arah dan tanda eksit. Untuk lebih jelasnya analisis indikator arah dan tanda eksit dapat dilihat pada tabel 4.14.
commit to user
Tabel 4.14. Analisis Indikator Arah dan Tanda Eksit P.T. Indatex
Skala Likert
Penempatan tanda eksit harus sedemikian rupa sehingga tidak ada titik di dalam akses eksit koridor melebihi jarak pandang atau 30m
(Permen PU No.26 th.2008)
Tidak terdapat tanda eksit 1
Pemasangan tanda eksit tidak boleh lebih dari 20 cm di atas ujung bagian atas bukaan jalan keluar dan jarak horisontal tidak lebih lebar dari lebar bukaan jalan ke luar (Permen PU No.26 th.2008)
Tidak terdapat tanda eksit 1
Ukuran tinggi pada tulisan "EKSIT" sekurang-kurangnya 10 cm (Permen PU No.26 th.2008)
Tidak terdapat tanda eksit 1
Indikator arah yang menunjukkan arah lintasan harus ditempatkan di setiap lokasi apabila arah lintasan mencapai eksit terdekat tidak jelas (Permen PU No.26 th.2008 )
Tidak terdapat indikator arah 1
Indikator arah harus diletakkan di luar simbol EKSIT sekurang- kurangnya 1 cm dari huruf yang mana saja (Permen PU No.26 th.2008)
Tidak terdapat indikator arah 1
Rata-rata
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata – rata skala Likert penerapan peraturan indikator arah dan tanda eksit di P.T. Indatex adalah 1. Hal ini menunjukkan penerapan indikator arah dan tanda eksit P.T. Indatex sangat tidak memenuhi peraturan.
C. Akses Pemadam Kebakaran
Lebar jalan minimal yang disyaratkan untuk mobil pemadam kebakaran adalah 6 m, di bangunan pabrik P.T. Indatex lebar jalan pada bagian depan bangunan ± 7 m. Namun tidak terdapat hidran kota maupun hidran halaman di sekitar bangunan pabrik. Tidak terdapat tanda khusus akses masuk petugas pemadam kebakaran ke dalam gedung, namun petugas dapat menggunakan semua pintu sebagai akses
commit to user
masuk. Untuk lebih jelasnya analisis akses pemadam kebakaran dapat dilihat pada tabel 4.15.
Tabel 4.15. Analisis Akses Pemadam Kebakaran P.T. Indatex
Skala Likert
Lebar jalan minimal untuk akses mobil pemadam kebakaran yaitu 6 m (Permen PU No.26 th.2008)
Lebar jalan untuk akses mobil pemadam kabakaran ± 7m
Tiap bagian dari jalur untuk akses mobil pemadam di lahan bangunan harus dalam jarak bebas hambatan 50 m dari hidran kota. Bila hidran kota tidak tersedia maka harus disediakan hidran halaman (Permen PU No.26 th.2008)
Tidak terdapat hidran kota maupun hidran halaman pada jalur akses mobil pemadam
Akses masuk petugas pemadam kebakaran ke dalam gedung harus diberi tanda segitiga warna merah atau kuning dengan ukuran tiap sisi minimum 150 mm dan diletakkan pada sisi luar dinding dan diberi tulisan "AKSES PEMADAM KEBAKARAN-JANGAN DIHALANGI" dengan ukuran tinggi minimal 50 mm (Permen PU No.26 th.2008)
Akses masuk petugas pemadam kebakaran tidak diberi tanda. Petugas dapat masuk melalui semua pintu masuk yang ada di dalam gedung.
Rata-rata
2,67
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata – rata skala Likert penerapan peraturan akses pemadam kebakaran di P.T. Indatex adalah 2,67. Hal ini menunjukkan akses pemadam kebakaran P.T. Indatex kurang memenuhi peraturan.
Analisis sistem proteksi pasif P.T. Indatex disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.16. Analisis Sistem Proteksi Pasif P.T. Indatex
Item Proteksi Pasif
Jumlah Akses jalan Rata-rata keluar
Indikator arah dan
tanda eksit
Akses pemadam kebakaran
5 1 2,67
8,67
2,89
commit to user
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata – rata skala Likert penerapan peraturan sistem proteksi pasif di P.T. Indatex adalah 2,89. Hal ini menunjukkan sistem proteksi pasif di P.T. Indatex kurang memenuhi peraturan.
4.3.1.4. Analisis Tindakan Pencegahan
Tindakan pencegahan yang ditinjau terdiri dari sistem proteksi aktif dan pasif, berikut merupakan tabel analisis tindakan pencegahan P.T. Indatex :
Tabel 4.17. Analisis Tindakan Pencegahan P.T. Indatex Proteksi Aktif
Proteksi Pasif
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata – rata skala Likert penerapan peraturan tindakan pencegahan (prevention) di P.T. Indatex adalah 2,65. Hal ini menunjukkan tindakan pencegahan di P.T. Indatex kurang memenuhi peraturan
4.3.1.5. Analisis Tindakan Persiapan
P.T. Indatex telah menerapkan Manajemen Penanggulangan Kebakaran melalui tim P3K3, Tim Penanggulangan Kebakaran dipegang oleh tim P2K3, namun belum melaksanakan latihan penyelamatan kebakaran, dengan alasan proses produksi yang tidak dapat ditinggalkan. Tim P2K3 melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap sarana proteksi kebakaran yaitu APAR, hal ini dibuktikan dengan tidak ditemukannya APAR yang rusak atau kadaluarsa pada saat pengamatan langsung di lapangan. Untuk lebih jelasnya analisis tindakan persiapan dapat dilihat pada tabel 4.18.
Tabel 4.18. Analisis Tindakan Persiapan P.T. Indatex
Skala Likert
TPK (Tim Penanggulangan Kebakaran) dibentuk oleh Pemilik/Pengelola bangunan gedung (Kepmen PU No.11 th.2000)
Tim penanggulangan kebakaran dipegang oleh tim P2K3 yang dibentuk oleh direksi perusahaan
commit to user
Lanjutan Tabel 4.18. Analisis Tindakan Persiapan P.T. Indatex
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata – rata skala Likert penerapan peraturan tindakan persiapan di P.T. Indatex adalah 3. Hal ini menunjukkan tindakan persiapan P.T. Indatex cukup memenuhi peraturan.