Prosedur Penelitian

f. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang dilakukan peneliti sebelum menghasilkan sebuah penelitian yang diharapkan. Prosedur penelitian tampak pada skema sebagai berikut:

Fakta Sejarah

Keterangan:

1. Heuristik Heuristik berasal dari kata Yunani heurishein yang berarti memperoleh. Heuristik merupakan kegiatan menghimpun jejak-jejak sejarah masa lampau dengan cara mengumpulkan bahan-bahan tertulis, tercetak dan sumber tidak tertulis serta sumber yang relevan dengan penelitian ini (Nugroho Notosusanto, 1978: 36). Sedangkan menurut Helius Sjamsuddin (1996: 99), “Heuristik adalah 1. Heuristik Heuristik berasal dari kata Yunani heurishein yang berarti memperoleh. Heuristik merupakan kegiatan menghimpun jejak-jejak sejarah masa lampau dengan cara mengumpulkan bahan-bahan tertulis, tercetak dan sumber tidak tertulis serta sumber yang relevan dengan penelitian ini (Nugroho Notosusanto, 1978: 36). Sedangkan menurut Helius Sjamsuddin (1996: 99), “Heuristik adalah

2. Kritik Sumber

Setelah sumber sejarah terkumpul, tahap berikutnya adalah melakukan kritik sumber yaitu untuk memperoleh keabsahan tentang keaslian sumber (kritik ekstern) dan keabsahan tentang kesahihan sumber (kritik intern) (Dudung Abdurrahman, 1999: 58). Dengan langkah-langkah:

a. Kritik sumber ekstern Kritik ekstern yaitu kritik terhadap keaslian sumber (otentitas) yang berkenaan dengan segi-segi fisik dari sumber yang ditemukan, seperti : bahan (kertas atau tinta) yang digunakan, jenis tulisan, gaya bahasa, hurufnya, dan segi penampilan yang lain. Uji otentik minimal dilakukan dengan pertanyaan kapan, di mana, bahan apa serta bentuknya bagaimana sumber itu dibuat (Dudung Abdurrahman, 1999: 59). Fungsi kritik ekstern adalah memeriksa sejumlah sumber atas dua butir pertama dan menegakkan sedapat mungkin otensitas dan integritas sumber itu (Helius Syamsuddin, 1996: 105). Adapun yang dimaksud dengan kritik eksternal ialah suatu penelitian atas asal-usul sumber, suatu pemeriksaan terhadap catatan dan peninggalan itu sendiri untuk mendapatkan semua informasi yang mungkin, dan tidak untuk mengetahui sejak asal mulanya sumber itu telah diubah oleh orang-orang tertentu atau tidak. Kritik ekstern dalam penelitian ini dilakukan dengan menyeleksi sumber data sejarah tertulis berupa buku-buku literatur, surat kabar dan majalah. Uji otentisitas dilakukan dengan melihat jenis kertas, bentuk tulisan, bahasa yang digunakan, tahun pembuatan, siapa yang membuat, serta dimana arsip, buku, majalah, dan surat kabar dibuat.

b. Kritik sumber intern Kritik intern adalah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek dalam arti sumber data sejarah. Kritik intern dilakukan untuk mendapatkan data yang dapat dipercaya kebenarannya atau kredibel. Kritik intern b. Kritik sumber intern Kritik intern adalah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek dalam arti sumber data sejarah. Kritik intern dilakukan untuk mendapatkan data yang dapat dipercaya kebenarannya atau kredibel. Kritik intern

pemilihan umum 1977 serta hasil pemilihan umum 1977 dibandingkan dengan majalah yang berjudul “pemilihan umum di Indonesia, saksi pasang naik dan surut partai politik” karangan Daniel Dhakidae yang memuat tentang hasil

pemilihan umum 1977.

3. Interpretasi

Interpretasi atau penafsiran sejarah sering kali disebut analisis sejarah. Analisis ini berarti menguraikan, secara terminologi, berbeda dengan sistematis yang berarti menyatukan. Namun adanya, analisis dan sintetis dipandang sebagai metode-metode utama dalam interpretasi (Kuntowijoyo, 1995: 100).

Dalam penelitian ini, interpretasi dilakukan dengan cara menghubungkan atau mengaitkan sumber sejarah yang satu dengan sumber sejarah yang lain, sehingga dapat diketahui hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa masa lampau yang menjadi obyek penelitian. Kemudian sumber tersebut ditafsirkan, diberi makna dan ditemukan arti yang sebenarnya sehingga dapat dipahami makna tersebut sesuai dengan pemikiran yang logis berdasarkan obyek penelitian yang dikaji. Dengan demikian dari kegiatan kritik sumber dan interpretasi tersebut dihasilkan fakta sejarah atau sistesis sejarah.

4. Historiografi

Historiografi adalah menyampaikan sintesa yang diperoleh dalam bentuk suatu kisah atau hasil penafsiran atas fakta-fakta sejarah itu dilukiskan menjadi suatu kisah yang selaras dan logis. Pada tahap ini dituntut kemahiran dalam menuliskan kisah sejarah dengan bahasa yang baik. Dalam menyusun hasil penelitian sejarah hendakya disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai (Nugroho Notosusanto, 1979: 42). Dalam hal ini imajinasi sangat diperlukan untuk merangkai fakta yang satu dengan fakta yang lain, sehingga menjadi suatu kisah sejarah yang menarik dan dapat dipercaya kebenarannya. Tahap historiografi ini merupakan langkah terakhir dalam metodologi atau prosedur penelitian historis. Dari data-data yang sudah berhasil dikumpulkan oleh peneliti, maka peneliti berusaha memaparkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan menggunakan bahasa yang ilmiah beserta argumentasi secara sistematis. Dalam penelitian ini, historiografi diwujudkan dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi yang berjudul “ Pemilihan Umum Di Indonesia Tahun 1977 (Studi Tentang Fusi Partai Politik)” sebagai obyek penelitian.