Pola Kehilangan Tulang Alveolar

Gambar 5. Pola kehilangan tulang horizontal. 5 Pola kehilangan tulang vertikal atau cacat vertikal adalah pola kehilangan tulang yang terjadi dalam arah miring dan dapat dilihat dengan bantuan rontgen foto atau radiografi Gambar 6. 5,10 Gambar 6. Cacat tulang alveolar vertikal. 5 Pola krater tulang adalah cekungan pada puncak tulang alveolar interdental. Menurut penelitian Masters DH dkk 1963, frekuensi krater tulang sekitar 32,5 dari keseluruhan cacat tulang yang terjadi. Krater tulang lebih sering dijumpai pada gigi posterior Gambar 7. 5,10 Gambar 7. Perbandingan antara tulang alveolar normal dan krater tulang. 5,10 Pola kontur tulang bulbous merupakan pembesaran tulang akibat eksostosis, atau adaptasi terhadap oklusi yang berlebihan. Cacat tulang jenis ini lebih sering ditemukan di maksila dibandingkan pada mandibula Gambar 8. 5,10 Gambar 8. Eksostosis tulang alveolar. 5 Pola arsitektur terbalik terjadi akibat kehilangan tulang interdental tanpa disertai kehilangan tulang radikular.Sehingga kontur tepi tulang menjadi terbalik dari kontur tepi tulang yang normal, dimana tepi tulang radikular berada lebih tinggi dibandingkan dengan tepi tulang interdental. Cacat ini lebih sering terjadi pada maksila daripada mandibula Gambar 9. 5,10 Gambar 9. Pola arsitektur terbalik, dimana tulang alveolar interdental berada di bawah tulang alveolar radikular. 5 Lesi furkasi melibatkan furkasi gigi berakar banyak.Gigi yang paling sering terlibat adalah molar pertama mandibula dan gigi premolar maksila merupakan gigi yang jarang terlibat lesi furkasi. Keterlibatan furkasi dapat diperiksa dengan eksplorasi menggunakan prob Gambar 10. 1,5,10 Gambar 10. Lesi furkasi yang diperiksa menggunakan prob. 1

BAB 4 DETEKSI KEHILANGAN TULANG ALVEOLAR

Radiografi gigi merupakan cara lama yang digunakan untuk melihat kehilangan tulang alveolar. Walaupun radiografi tidak begitu akurat menggambarkan morfologi tulang pada sisi bukal dan lingualpalatal, radiografi dapat memberikan informasi level tulang interproksimal. Melalui radiografi, seorang dokter gigi dapat melihat keparahan kehilangan tulang alveolar, panjang akar, anatomi, dan posisi.Dengan adanya informasi dari radiografi, penegakan diagnosa sangat terbantu.Radiografi konvensional merupakan teknik radiografi yang pertama kali digunakan untuk mendeteksi kehilangan tulang alveolar.Namun, beberapa tahun belakangan ini, teknik radiografi digital dapat juga digunakan untuk mendeteksi kehilangan tulang alveolar. 3,5,12

4.1 Teknik Radiografi Konvensional

Teknik radiografi konvensional yang dapat digunakan untuk mendeteksi kehilangan tulang alveolar antara lain foto periapikal, bitewing dan panoramik. Sebelum pengambilan foto, gigi yang dicurigai mengalami kehilangan tulang di- probing dari batas sementum enamel hingga puncak tulang alveolar untuk menentukan keparahan inflamasi jaringan lunak, keberadaan plak atau kalkulus, kedalaman poket dan level perlekatan. 2 Setelah probing, pengambilan foto dilakukan untuk mengukur batas sementum enamel, puncak tulang alveolar dan apeks akar gigi. Dari foto dapat diketahui besar level kehilangan tulang alveolar. Kehilangan tulang alveolar adalah jarak antara batas sementum enamel ke puncak tulang alveolar yang lebih dari 2 mm. 3 Pada foto periapikal dan panoramik, level kehilangan tulang dapat diukur menggunakan rumus yang terlebih dahulu diketahui batas sementum enamel, puncak tulang alveolar dan apex akar gigi Gambar 11. Rumus menentukan level kehilangan tulang alveolar melalui foto periapikal dan panoramik yakni: 3 Jarak antara batas sementum enamel ke puncak tulang alveolar – 2 mm X 100 Jarak antara batas sementum enamel ke apex akar gigi – 2 mm Gambar 11. Pengukuran untuk menentukan level kehilangan tulang alveolar CEJ = batas sementum enamel, ABC = puncak tulang alveolar dan AP = apex akar. 3 Pada foto bitewing, setelah foto diperoleh dan dilihat, level kehilangan tulang alveolar diukur dengan menggunakan penggaris yang ditemukan oleh Håkansson dkk Gambar 12. Penggaris yang ditemukan oleh Håkansson dkk memiliki skor 4-10 sebagai pengukur level kehilangan tulang alveolar. Skor 4 merupakan level tulang