Teknik Radiografi Konvensional DETEKSI KEHILANGAN TULANG ALVEOLAR
Dari foto dapat diketahui besar level kehilangan tulang alveolar. Kehilangan tulang alveolar adalah jarak antara batas sementum enamel ke puncak tulang alveolar yang
lebih dari 2 mm.
3
Pada foto periapikal dan panoramik, level kehilangan tulang dapat diukur menggunakan rumus yang terlebih dahulu diketahui batas sementum enamel, puncak
tulang alveolar dan apex akar gigi Gambar 11. Rumus menentukan level kehilangan tulang alveolar melalui foto periapikal dan panoramik yakni:
3
Jarak antara batas sementum enamel ke puncak tulang alveolar – 2 mm X 100 Jarak antara batas sementum enamel ke apex akar gigi – 2 mm
Gambar 11. Pengukuran untuk menentukan level kehilangan tulang alveolar CEJ = batas sementum enamel,
ABC = puncak tulang alveolar dan AP = apex akar.
3
Pada foto bitewing, setelah foto diperoleh dan dilihat, level kehilangan tulang alveolar diukur dengan menggunakan penggaris yang ditemukan oleh Håkansson dkk
Gambar 12. Penggaris yang ditemukan oleh Håkansson dkk memiliki skor 4-10 sebagai pengukur level kehilangan tulang alveolar. Skor 4 merupakan level tulang
alveolar yang normal dan skor 5-10 merupakan level kehilangan tulang alveolar. Garis vertikal pada penggaris dibuat mengikuti aksis longitudinal gigi. Garis
horizontal dibuat berdasarkan titik-titik referensi seperti insisal mahkota, batas sementum enamel, dan puncak tulang alveolar. Garis horizontal terakhir merupakan
skor kehilangan tulang alveolar.
13
Gambar 12. Petunjuk penggaris yang dibuat untuk mengukur level kehilangan tulang pada foto bitewing. Penggaris ini digagas oleh Håkansson dkk pada tahun 1981.
2
Ketiga teknik radiografi konvensional di atas menghasilkan keakuratan yang berbeda dalam mendeteksi kehilangan tulang alveolar. Hal ini dipengaruhi oleh
kemampuan operator, kooperatif pasien, lamanya penyinaran, sudut penyinaran, proses developing dan fixing serta kehilangan tulang alveolar yang terjadi.
6
Menurut penelitian yang dilakukan Gedik dkk pada tahun 2008, hasil foto bitewing lebih
akurat dalam mendeteksi kehilangan tulang alveolar dibandingkan dengan foto periapikal dan panoramik. Dan foto periapikal kurang akurat dalam mendeteksi
kehilangan tulang alveolar.Oleh karena itu, foto bitewing dan panoramik dianjurkan dan lebih disukai oleh dokter gigi dalam mendeteksi kehilangan tulang
alveolar.Namun, penelitian Gedik dkk tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Akerson dkk pada tahun 1992. Menurut Akerson dkk, foto periapikal
lebih akurat dalam mendeteksi kehilangan tulang alveolar dibandingkan dengan foto bitewing Gambar 13.
2
Hal ini mungkin dikarenakan penempatan film pada foto periapikal yang dapat disesuaikan, sedangkan pada film pada foto bitewing terbatas
hanya pada satu penempatan saja. Disamping itu, interpretasi level tulang alveolar lebih mudah pada foto periapikal dibandingkan melalui foto bitewing.
14
Gambar 13. Perbandingan antara foto bitewing dan periapikal dalam mendeteksi kehilangan tulang alveolar.
1
Walaupun teknik radiografi konvensional dapat digunakan untuk mendeteksi kehilangan tulang alveolar, kekurangan teknik radiografi konvensional juga ada.
Kekurangan tersebut antara lain tidak menunjukkan poket periodontal, tidak menunjukkan morfologi tulang radikular sisi bukal dan lingualpalatal, tidak
menunjukkan adanya mobiliti, tidak akurat mendeteksi kehilangan tulang furkasi Gambar 14.
1
Gambar 14.Perbandingan antara foto periapikal dan prob dalam mendeteksi kehilangan tulang alveolar.Pada foto periapikal, kehilangan tulang alveolar pada sisi palatal dan interproksimal
tidak terlihat. Sedangkan dengan menggunakan prob, kehilangan tulang alveolar sisi palatal dan interdental jelas terlihat.
1