UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2.3.4
Terapi Pengganti Ginjal
Terapi pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium 5, yaitu pada LFG kurang dari 15 mlmenit. Terapi tersebut dapat berupa
hemodialisis, dialisis peritoneal, dan transplantasi ginjal. Suwitra, 2006.
2.3.4.1 Hemodialisis
Tindakan terapi dialisis tidak boleh terlambat untuk mencegah gejala toksik azotemia, dan malnutrisi. Tetapi terapi dialisis tidak boleh terlalu cepat pada
pasien GGK yang belum tahap akhir akan memperburuk faal ginjal LFG. Tindakan terapi dialisis tidak boleh terlambat untuk mencegah gejala toksik
azotemia, dan malnutrisi. Tetapi terapi dialisis tidak boleh terlalu cepat pada pasien GGK yang belum tahap akhir akan memperburuk faal ginjal LFG.
Indikasi tindakan terapi dialisis, yaitu indikasi absolut dan indikasi elektif. Beberapa
yang termasuk
dalam indikasi
absolut, yaitu
perikarditis, ensefalopatineuropati azotemik, bendungan paru dan kelebihan cairan yang tidak
responsif dengan diuretik, hipertensi refrakter, muntah persisten, dan Blood Uremic Nitrogen BUN 120 mg dan kreatinin 10 mg. Indikasi elektif,
yaitu LFG antara 5 dan 8 mLmenit1,73m², mual, anoreksia, muntah, dan astenia berat Sukandar, 2006.
Hemodialisis di Indonesia dimulai pada tahun 1970 dan sampai sekarang telah dilaksanakan di banyak rumah sakit rujukan. Umumnya dipergunakan ginjal
buatan yang kompartemen darahnya adalah kapiler-kapiler selaput semipermiabel hollow fibre kidney. Kualitas hidup yang diperoleh cukup baik dan panjang
umur yang tertinggi sampai sekarang 14 tahun. Kendala yang ada adalah biaya yang mahal Rahardjo, 2006.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2.3.4.2
Jenis – Jenis Hemodyalizer Rahmanto Bagyo, 2011
1. Mesin NIPRO Tipe Suridial ™-55PLUS
Surdial 55 plus mudah untuk digunakan sebagai mesin dialisis menawarkan kepada pasien terapi pengganti ginal, untuk meningkatkan
kualitas hidup
pasien. Mesin
ini bersifat
efisien yang
mengkombinasikan teknologi terdepan dengan fitur – fitur baru yang
canggih untuk improvisasi dalam pengobatan.
Gambar 2.7 Mesin Dialisis NIPRO
2. Mesin Fresenius
Mesin dialsis modern dari 2008, 4008, dan 5008 seri dari Fresenius Medical Care membantuk nefrologis untuk menawarkan pengobatan
terbaik yang memungkinkan untuk pasiennya. Lebih dari setiap mesin dialisa terjual di dunia tiap tahunnya dari 2 perusahaan situs Schweinfurt,
Jerman dan Walnut Geek, California. Mesin dialisa terbaru 5008 sistem terapi, memenangkan German Business Inovation Award in 2006. 5008
sendiri mengatur bagiannya dengan interfase khusus mudah dipakai dan rendah perawatan sebaik mungkin rendah air dan energi yang digunakan.
Bahkan, sistem terapi 5008 menawarkan hemodiafiltrasi online sebagain pilihan standarnya. Ini menjadi pengobatan terbaik yang memungkinkan
terkini, bahkan menguranginya resiko kematian.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 2.8
Mesin Dialisis Fresenius 3.
Mesin Nikisso Terbaru ini Nikisso mengenmbangkan Sistem hemodialisa DBB-07
dengan memenuh kualitas terapi. Biaya terapi yang mirip dengan sistem dialisa yang standard, mesin ini dapat menawarkan setiap dari pasien
terapi yang terbaik tanpa tambahan biaya. Layar pengguna yang ramah identik yang dapat menawarakan seri mesin DBB, ditambah lagi untuk
capt dan mudah dipelajarinya sistem mesin ini.
Gambar 2.9 Mesin Dialisis Nikisso
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2.3.4.3
Dialisis Peritoneal
Akhir-akhir ini sudah populer Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis CAPD di pusat ginjal di luar negeri dan di Indonesia. Indikasi medik CAPD,
yaitu pasien anak-anak dan orang tua umur lebih dari 65 tahun, pasien-pasien yang telah menderita penyakit sistem kardiovaskular, pasien-pasien yang
cenderung akan mengalami perdarahan bila dilakukan hemodialisis, kesulitan pembuatan AV shunting, pasien dengan stroke, pasien GGT gagal ginjal
terminal dengan residual urin masih cukup, dan pasien nefropati diabetik disertai co-morbidity dan co-mortality. Indikasi non-medik, yaitu keinginan pasien
sendiri, tingkat intelektual tinggi untuk melakukan sendiri mandiri, dan di daerah yang jauh dari pusat ginjal Sukandar, 2006.
2.3.4.4 Transplantasi Ginjal