BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, persaingan terjadi di berbagai sektor, termasuk sektor jasa. Salah satunya adalah rumah sakit. Persaingan yang ada membuat rumah sakit
harus menggunakan berbagai strategi untuk dapat bertahan menghadapi competitor yang lain. Dengan adanya perbedaan strategi yang diterapkan disetiap
rumah sakit membuat setiap rumah sakit memiliki keunggulannya masing-masing. Keunggulan yang dapat dimiliki seperti keunggulan dalam hal harga, kualitas
pelayan, dan lain sebagainya. Salah satu strategi yang harus diperhatikan adalah biaya.
Untuk mendapatkan keunggulan dalam hal harga, rumah sakit harus menekan biaya yang dikeluarkan seminimalisasi adalah persediaan. Setiap rumah
sakit perlu mengadakan persediaan terutama obat-obatan yang biasanya harganya mahal.
Tanpa adanya persediaan, rumah sakit dihadapkan pada resiko bahwa rumah sakit tidak dapat mengobati pasiennya. Jikalau hal ini terjadi, pasien dapat
meninggal atau penyakitnya bertambah parah. Persediaan obat-obatan di rumah sakit harus dapat mencukupi kebutuhan pasien. Persediaan yang terlalu berlebihan
akan menyulitkan rumah sakit itu sendiri karena akan meningkatkan modal kerja yang ditanamkan di persediaan. Modal kerja itu seharusnya dapat digunakan
untuk hal-hal yang lain seperti membeli alat kesehatan untuk meningkatkan teknologi yang dipakai di rumah sakit ataupun untuk hal-hal lain yang penting.
Universitas Sumatera Utara
Persediaan yang terlalu sedikit akan menimbulkan masalah juga. Jikalau sewaktu- aktu obat-obatan yang persediaannya sedikit itu diperlukan dalam jumlah besar
akan tidak terpenuhi. Untuk mengatasi hal itu perlu adanya pengaturan persediaan agar
persedian yang ada tidak terlalu besar maupun tidak terlalu kecil. Dengan adanya pengaturan ini, biaya persediaanpun dapat diefisiensikan. Uang yang didapat dari
penerapan efesiensi itu dapat digunakan untuk hal lain yang lebih penting. Persediaan barang inventory bagi kebanyakan perusahaan merupakan
salah satu modal kerja yang sangat penting, dimana prosesnya terus–menerus mengalami perubahan dan perputaran. Pada umumnya persediaan meliputi jenis
barang yang cukup banyak dan merupakan bagian yang cukup berarti dari seluruh aktiva perusahaa, baik itu perusahaan dagang ataupun perusahaan industri. Hal ini
karena persediaan diperoleh dengan menyediakan sejumlah dana yang tertanam di perusahaan. Bagi perusahaan dagang persediaan dibeli dalam bentuk barang
dagang kemudian dijual kembali tanpa adanya pemrosesan lebih lanjut. Sedang bagi perusahaan industri persediaan dibeli dalam bentuk bahan baku dan
kemudiaan diproses menjadi barang jadi yang siap dipasarkan. Meski demikian tidak berarti perusahaan harus menyediakan persediaan sebanyak-banyaknya
untuk maksud tertentu. Persediaan yang tinggi memungkinkan perusahaan memenuhi permintaan
mendadak dari pelanggan. Namun persediaan yang tinggi akan menyebabkan perusahaan memerlukan modal kerja yang makin besar pula. Apabila perusahaan
mampu memprediksi dengan tepat kebutuhan akan bahan baku atau barang jadi, perusahaan bisa menyediakan persediaan tepat pada waktunya sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
jumlah yang diperlukan pada saat diperlukan. Pada saat diperlukan, jumlah persediaan bisa saja sangat kecil. Selain itu persediaan yang terlalu lama
tersimpan digudang akan menyebabkan kerusakan dan turunnya kualitas barang. Perhitungan jumlah obat-obatan yang akan dibeli menggunakan rata-rata
penjualan obat-obatan beberapa minggu yang lalu. Padahal fluktuasi penjualan obat-obatan tidak sama antara minggu-minggu yang telah lalu dengan minggu ini.
Apabila rata-rata penjualan obat-obatan pada minggu yang lalu tinggi tetapi penjualan minggu selanjutnya rendah dapat mengakibatkan obat-obatan yang
telah dibeli tersimpan lama. Namun apabila rata-rata penjualan obat-obatan beberapa minggu yang lalu rendah tetapi penjualan minggu-minggu selanjutnya
tinggi akan mengakibatkan obat-obatan cepat habis sebelum waktu pembelian selanjutnya. Hal ini dapat memperbesar biaya pemesanan obat-obatan.
Dari berbagai macam persediaan tersebut dapat dikelompokan menjadi beberapa macam obat-obatan setiap bulannya yang memberi kontribusi
pendapatan yang paling besar. Obat-obatan ini biasanya memiliki harga jual dan harga beli yang tinggi. Obat-obatan jenis ini mempengaruhi biaya kesempatan
opportunity cost. Agar terjadi efesiensi biaya, obat-obatan jenis ini harus dipertimbangkan dengan baik. Apabila obat-obat jenis ini tidak diperhatikan
dengan baik, rumah sakit akan kehilangan keuntungan yang seharusnya ia dapatkan. Selain itu, kelancaran pemberian obat akan terganggu.
Pengaruh yang besar dari obat-obatan jenis ini membuat perencanaan dan pengendaliannya harus dipertimbangkan dengan baik.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas maka penulis tertarik untuk membahas masalah persediaan terutama yang menyangkut perencanaan dan
Universitas Sumatera Utara
pengawasan , sehingga penulis memilih judul “Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Obat Pada Rumah sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan
Dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity”.
B. Perumusan Masalah