Konsep Dasar Basis Data 1.Pengertian Basis Data
35 Tabel 2.1. Definisi Informasi
Definisi Informasi Sumber
Data yang telah diolah menjadi bentuk yang bermakna dan berguna bagi manusia
Laundon Laundon 1998
Data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang
yang menggunakannya Hoffer, dkk 2005
Data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat
dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang
Davis 1999
Abdul Kadir: 2009
2.4. Konsep Dasar Basis Data 2.4.1.Pengertian Basis Data
Berikutnya ini pengertian database oleh James Martin dalam bukunya “Database Organization” sebagai berikut:
Database adalah suatu kumpulan data terhubung yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa mengatap satu sama
lain atau tidak perlu suatu kerangkapan data dengan cara tertentu sehingga mudah digunakan atau ditampilkan kembali, dapat
digunakan oleh satu atau lebih program aplikasi secara optimal; data disimpan tanpa mengalami ketergantungan pada program
yang akan menggunakannya; data disimpan sedemikian rupa sehingga penambahan, pengambilan, dan modifikasi dapat
dilakukan dengan mudah dan terkontrol. Tata Sutabri, 2005
36
2.4.2.Database Management System DBMS
DBMS adalah perangkat lunak yang member fasilitas yang tersedia dan dapat digunakan untuk melakukan fungsi
pengaturan, pengawasan, pengendaliankontrol, pengolahan dan koordinasi terhadap semua prosesoperasi yang terjadi pada sistem
database. meliputi: Bambang wahyudi, 2007 a.
Sebuah modelling language utuk mendefinisikan skema relational model dari setiap database yang berada di DBMS,
sesuai dengan DBMS data modelnya. b.
Struktur data field, record and file dioptimalkan dan disesuaikan dengan kebutuhan penyimpanan data di sebuah
penyimpanan yang permanen. Mekanisme transaksi, yang idealnya tetap menjaga
integritas data walaupun akses dilakukan oleh banyak pemakai secara bersama-sama, toleransi kesalahan, dan
memelihara integritas keterhubungan data di dalam database.
2.4.3.Normalisasi
Normalisasi adalah suatu proses yang digunakan untuk menentukan pengelompokan atribut-atribut dalam sebuah relasi
sehingga diperoleh relasi yang baik. Relasi yang baik harus memenuhi dua kondisi berikut: Abdul Kadir, 2009
37 1. Mengandung redudansi sesedikit mungkin.
2. Memungkinkan baris-baris
dalam relasi
disisipkan, dimodifikasi, dan dihapus tanpa menimbulkan kesalahan atau
ketidakkonsistenan. Suatu keadaan relasi yang dihasilkan oleh penerapan
aturan-aturan sederhana yang berhubungan dengan dependensi fungsional terhadap relasi tersebut. Adapun hubungan keenam
bentuk normal tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1. Bentuk Tidak
Ternormalisasi UNF
Menghilangkan atribut
Bentuk Normal Pertama
1NF Menghilangkan
dependensi parsial Bentuk Normal
Kedua 2NF
Menghilangkan dependensi transitif
Bentuk Normal Ketiga
3NF Menghilangkan
ketergantungan yang penentunya bukan
kunci kandidat Bentuk Normal
Keempat 4NF
Mengatasi dependensi gabungan
Bentuk Normal Kelima
5NF
38 Gambar 2.1. Langkah-langkah dalam normalisasi
Abdul Kadir, 2009
2.4.4.Anomali
Anomali adalah masalah yang timbul dalam relasi ketika terjadi operasi pemutakhiran data dalam relasi. Adapun jenis
anomali adalah sebagai berikut: Abdul Kadir, 2009
39 1. Anomali penyisipan
Anomali penyisipan adalah masalah yang terjadi ketika suatu baris disisipkan ke dalam relasi. Anomali ini terjadi karena
kunci primernya tidak bernilai bernilai NULL. 2. Anomali pengubahan
Anomali pengubahan adalah masalah yang timbul ketika data dalam relasi diubah.
3. Anomali penghapusan Anomali penghapusan adalah masalah yang timbul ketika suatu
baris dalam relasi dihapus. Pada saat sebuah relasi dihapus terdapat data lain yang hilang.
2.4.5.Denormalisasi
Denormalisasi adalah suatu proses untuk mengubah relasi yang telah ternormalisasi dalam perancangan konseptual menjadi
bentuk record fisik yang lebih longgar terhadap aturan normalisasi untuk
meningkatkan kinerja
pengambilan data
query. Denormalisasi dapat dilakukan pada hal-hal berikut: Abdul Kadir,
2009 1. Penghapusan pada hubungan relasi 1:1
2. Penduplikasian atribut-atribut bukan-kunci dalam hubungan one-to-many
3. Penduplikasian atribut-atribut kunci asing dalam hubungan one-to-many
40 4. Penduplikasian atribut-atribut dalam hubungan M:N
5. Penghilangan tabel referensi 6. Penggunaan grup pengulangan