Latar Belakang Masalah Strategi Pembelajaran Afektif Dalam Kisah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS (Telaah Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat 60-82)

Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yakni guru berperan sebagai pengantar pesan, siswa sebagai penerima pesan, dan pesan yang dikirimkan oleh guru berupa materi pelajaran. Tidak selamanya pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh siswa, bahkan terkadang pesan yang diterima tidak sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh guru. Hal ini dikarenakan lemahnya kemampuan guru dalam mengkomunikasikan informasi sehingga materi yang disampaikan tidak jelas atau mungkin salah ketika menyampaikan, dan juga lemahnya kemampuan siswa dalam menangkap materi yang disampaikan sehingga ada kesalahan dalam menginterpretasi materi tersebut. 10 Hal tersebut bisa diakibatkan oleh pembelajaran yang membosankan dan pembelajaran yang hanya berkisar pada ceramah saja. Pembelajaran yang kurang efektif dan efisien, menyebabkan kurang seimbangnya kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Proeses pembelajaran yang dilakukan saat ini masih banyak yang menitik beratkan pada unsur kognitif saja. Oleh karena itu diperlukan suatu cara untuk memudahkan siswa dalam menerima materi dan guru menuangkan kemampuan serta ide kreatifnya dalam mengemas materi tersebut sedemikian rupa sehingga dapat dicerna oleh siswa dengan baik, sesuai dengan apa yang diharapkan. Tentu banyak sekali objek yang bisa dijadikan bahan kajian untuk menghasilkan strategi pembelajaran, baik yang berasal dari akal pikiran manusia maupun dari sumber lain. Dan salah satu sumber yang utama itu adalah al- Qur‟an, kitab suci pedoman umat Islam. Al- Qur‟an merupakan kitab suci yang berisi petunjuk untuk kehidupan umat manusia di dunia ini. Dengan petunjuk al-Quran, kehidupan manusia akan berjalan dengan baik. Manakala mereka memiliki problem, maka problem itu dapat terpecahkan sehingga jika diibarat dengan penyakit, akan ditemukan obatnya dengan al-Quran. Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi kita sebagai umat Islam untuk memahami al-Quran dengan sebaik-baiknya sehingga bisa kita gunakan sebagai pedoman hidup di dunia ini dengan sebenar-benarnya, Allah berfirman: 10 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2010, Cet. III, h. 205.        “Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih Lurus” QS. al- Isra‟ ayat 9            “Dan Kami turunkan kepadamu Al kitab al-Quran untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” QS. an-Nahl ayat 89 Adalah amat jelas bahwa dalam al- Qur‟an terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan dunia pendidikan. Tidak hanya itu dalam al- Qur‟an juga terdapat kisah-kisah yang mana banyak menceritakan kisah orang-orang dahulu dari para nabi dan selain nabi. Al- Qur‟an telah membicarakan kisah-kisah yang disebutkannya. Ia menjelaskan hikmah dari penyebutannya, manfaat apa yang dapat kita ambil darinya, episode-episode yang memuat pelajaran hidup, konsep memahaminya, dan bagaimana cara berinteraksi dengannya. 11 Kisah-kisah dalam Al- Qur‟an mempunyai keistimewaan dalam hal cita- citanya yang luhur, tujuannya yang mulia dan maksudnya yang agung. Kisah-kisah ini mencakup bagian-bagian tentang akhlak yang dapat menyucikan jiwa, memperindah tingkah laku, menyebarkan sifat bijak dan adab serta berbagai metode mendidik. Banyak kisah teladan dan kisah-kisah yang berhubungan dengan pendidikan salah satunya adalah kisah nabi Musa yang diperintahkan oleh Allah secara langsung untuk belajar kepada sang guru pilihan Allah, yaitu nabi Khidhir. Dalam kisah perjalanan nabi Musa dan nabi Khidir tersebut tidak hanya ilmu pengetahuan karena lebih dari pada itu kisah tersebut lebih menyinggung masalah sikap dan nilai yang berbeda antara nabi Khidir dan nabi Musa dan bagaimana cara penyampaian strategi nabi Khidir kepada nabi Musa. 11 Shalah Al-Khalidy, Kisah-kisah Al- Qur‟an, Jakarta: Gema Insani, 1999, hal.. 21 Banyak peneliti yang mengkaji kisah Nabi Musa dan Khidir yang terdapat dalam surat Al-Kahfi ayat 60-82 karena banyak hikmah yang terkandung didalamnya. Penulis sendiri tertarik untuk meneliti atau mengkaji surat dalam al- Qur‟an yang berhubungan dengan pendidikan. Dari pemaparan di atas, penulis sangat tertarik untuk menggali makna-makna tersirat yang terkandung di dalam ayat Al- Qur‟an dengan sebuah penulisan berjudul “STRATEGI PEMBELAJARAN AFEKTIF DALAM KISAH NABI MUSA AS DAN NABI KHIDIR AS Analisis Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat 60- 82”. B. Pembatasan Masalah Agar pembatasan skripsi ini terfokus, maka penulis membatasi kajian skripsi ini pada kisah perjalanan nabi Musa AS bersama nabi Khidir AS yang tercantum pada surat al-Kahfi ayat 60-82 sebagaimana dijelaskan dalam kitab Tafsir al-Misbah dan Tafsir al-Maraghi.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka penulis mengajukan rumusan masalahnya apakah strategi pembelajaran yang diterapkan nabi Khidir AS kepada nabi Musa AS pada surat al-Kahfi ayat 60-82.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penafsiran ahli tafsir terhadap kisah nabi Musa AS dan nabi Khidir AS dalam surat al-Kahfi ayat 60-82. 2. Untuk mengetahui strategi pembelajaran afektif dalam kisah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS dalam surat al-Kahfi ayat 60-82.

E. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat yang hendak dicapai adalah sebagai berikut: 1. Menjadi sumbangan pemikiran bagi mereka yang membutuhkannya. Penulis yakin bahwa penulisan skripsi ini akan memberikan sumbangan pemikiran yang sangat berharga. 2. Untuk mengembangkan kreativitas potensi diri penulis dalam mencurahkan pemikiran ilmiah lebih lanjut, dan untuk menambah wawasan penulis tentang strategi pembelajaran. 3. Sebagai bahan untuk menambah khazanah bacaan Islam pada perguruan tinggi, khususnya pada perguruan tinggi Islam dan perguruan-perguruan tinggi lain yang intens dengan studi pendidikan Islam. 4. Menambah perbendaharaan referensi di perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Strategi Pembelajaran

1. Strategi

Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer dan diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. 12 Dalam kamus besar Bahasa Indonesia strategi berarti ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh di perang. Dalam arti lain strategi berarti rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. 13 Sebelum membahas pengertian strategi pembelajaran secara lebih mendalam, penulis akan menerangkan istilah lain yang terkadang sulit dibedakan, antara lain a. Model Arends dalam bukunya Iif Khoiru menyatakan bahwa istilah model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, lingkungannya, dan sistem pengelolaannya. 14 b. Pendekatan Pendekatan merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh guru yang dimulai dengan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan diakhiri dengan penilaian hasil belajar berdasarkan suatau konsep tertentu. Menurut Wina Sanjaya pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap suatu proses tertentu. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. 15 8 12 Iif Khoiru dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011, cet. 1, hal. 10. 13 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasonal, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2001, eds. 3, hal.. 1092 14 Iif Khoiru dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, jakarta: Prestasi Pustaka, 2011, cet. 1, hal. 13-14. 15 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2008 cet. 1, hal. 77. Roy Killen menuturkan juga penjelasanya dalam bukunya Iif Khoiru Ahmadi terdapat dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru teacher centred approaches dan pendekatan yang berpusat pada siswa student centred approaches. 16 Proses interaksi yang terjadi dalam pembelajaran banyak bergantung pada pendekatan yang digunakan. Pendekatan yang dapat digunakan secara garis besar meliputi: 1 Pendekatan imposisi 2 Pendekatan teknologis 3 Pendekatan personalisasi 4 Pendekatan intreraksional 5 Pendekatan konstruktivis 6 Pendekatan pengelolaan informasi 7 Pendekatan inquiry 8 Pendekatan pemecahan masalah 17 c. Metode Menurut Faturrahman Pupuh dalam bukunya Iif Khoiru metode secara harfiah berarti cara. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. 18 Metode pembelajaran menekankan pada proses belajar siswa secara aktif dalam upaya memperoleh kemampuan hasil belajar. 19 Metode pembelajaran adalah cara mengajarnya itu sendiri Jadi dapat dipahami, bahwa metode pendidikan adalah jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan atau menguasai kompentensi tertentu. Agar kemudian tujuan pendidikan tercapai seperti apa yang sudah direncanakan. 16 Iif Khoiru dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, jakarta: Prestasi Pustaka, 2011, cet. 1, hal. 14-15. 17 Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajara, Bandung: Wacana Prima, 2009, hal. 43. 18 Iif Khoiru dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, jakarta: Prestasi Pustaka, 2011, cet. 1, hal. 15. 19 Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajara, Bandung: Wacana Prima, 2009, hal. 155.