BAB IV
STRATEGI PEMBELAJARAN AFEKTIF DALAM KISAH NABI MUSA AS DAN KHIDIR AS
A. Tafsir Ayat Surah Al-Kahfi
Surah ini, sebagaimana halnya surah-surah yang turun sebelum hijrah Nabi ke madinah, berbicara tentang tauhid dan keniscayaan kebangkitan. Hanya saja berbeda
dengan  banyak  surah  lainnya,  uraian  tersebut  ditampilkan  dalam  bentuk  kisah-kisah yang menyentuh.
88
Dalam  surat  ini  dikisahkan  juga  pengalaman  ruhani  yang  dialami  oleh  nabi Musa  bersama  salah  seorang  hamba  pilihan  Allah  guna  membuktikan  bahwa  dalam
hidup  ini  akal  saja  tidak  cukup,  tetapi  harus  disertai  dengan  keimanan  kepada  Yang Maha Kuasa.
89
Tafsir Ayat 60-61
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
60.  Dan  ingatlah  ketika  Musa  berkata  kepada  muridnya:  Aku  tidak  akan berhenti  berjalan  sebelum  sampai  ke  Pertemuan  dua  buah  lautan;  atau  aku  akan
berjalan sampai bertahun-tahun. 61.  Maka  tatkala  mereka  sampai  ke  Pertemuan  dua  buah  laut  itu,  mereka
lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu.
34
88
M Quraish Shihab, Al-Lubâb Makna, Tujuan, dan Pelajaran daru Surah-Surah al- Qur‟an,
Tangerang: Lentera Hati, 2012, cet. 1, hal. 278.
89
M Quraish Shihab, Al-Lubâb Makna, Tujuan, dan Pelajaran daru Surah-Surah al- Qur‟an,
Tangerang: Lentera Hati, 2012, cet. 1, hal. 278.
Menurut  al-Maraghi,  mayoritas  ulama  berpendapat  bahwa  Musa  yang dimaksud  di  sini  adalah  Musa  bin  „Imran,  nabi  bagi  Bani  Israil  yang  mempunyai
mukjijat nyata dan Syari‟at yang terang, adapun pendapat ini didasarkan pada:
90
1. Sesungguhnya  Allah  tidak  menyebutkan  nama  Musa  dalam  kitab-Nya,
kecuali Musa yang dituruni Kitab Taurat itu. Maka, dengan disebutkannya nama  ini  secara  mutlak,  maka  bisa  dipastikan  bahwa  yang  dimaksud
adalah Musa pemilik Taurat. Dan sekiranya  yang dimaksud adalah orang lain  yang  mempunyai  nama  itu,  tentulah  dikenalkan  dengan  suatu  sifat
yang  bisa  memastikan  bahwa  yang  dimaksud  adalah  bukan  Nabi  Musa pemilik Taurat, sehingga hilang keraguan.
2. Suatu riwayat yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Sa‟id
bin  Jabir.  Bahwasanya  saya  pernah  berkata  kepada  Ibnu  abbas  ra, sesungguhnya  Nauf  Al-
Bikaly  bin  Fudhalah,  anak  dari  istri  Ka‟ab  salah seorang  sahabat  Ali  ra,  menyangka  bahwa  Musa  sahabat  Khidir  itu
bukanlah  Musa  Bani  Israil,  maka  Ibnu  Abbas  Berkata,  “Berdustalah Mu
suh Allah itu”.
91
Nama  Musa  telah  di  ulangi  penyebutannya  dalam  al- Qur‟an  sebanyak  136
kali,  yang  semuanya  merujuk  pada  Nabi  Musa,  sang  pemilik  keteguhan  hati  ulul azmi.
92
Kisah yang dipaparkan oleh al- Qur‟an tentang nabi Musa ini tidak disebutkan
bagaima na  awalnya.  Ibnu  Abbas  mendengar  Ubai  bin  Ka‟ab  berkata  bahwa  ia
mendengar  Rasulallah  Saw  bersabda,  Musa  berdiri  khutbah  di  hadapan  Bani  Israil, kemudian ia ditanya, “Siapa manusia yang paling dalam ilmunya?” Musa menjawab,
“Saya”.  Allah  Swt  mencela  Musa  yang  tidak  mengembalikan  ilmu  kepada  Allah.
Kemudian Allah mewahyukan kepada Musa bahwasannya seorang hamba-Ku berada ditempat  bertemunya  dua  laut  dia  lebih  pintar  dari  padamu.  Kemudian  Musa
bertanya, “Bagaimana aku dapat bertemu dengannya?”. Allah berfirman, “Ambillah
90
Ahmad Musthafa al-Maraghi, Terjemah Tafsir al-Maraghi, jilid XV, Semarang: CV. Toha Putra, 1988, cet . 1, hal 330.
91
Imam Bukhari, Shahih al-Bukhari Kitab Tafsir al- Qur‟an no. 4448
92
Allamah kamal FI, Tafsir Nurul Quran, jakarta: Al-Huda, 2005, cet. 1, hlm. 119-120
seekor  ikan  lalu  tempatkan  ia  di  wadah.  Maka,  dimana  engkau  kehilangan  ikan  itu, disanalah dia.
93
Setelah  nabi  Musa  mengetahui  hal  tersebut,dia  bertekad  untuk  menemui hamba  Allah  yang  shalih  tersebut  untuk  menimba  ilmu  darinya.  Quraish  shihab
menyebutkan,  kata  huquban
ا قح
yang  menunjukan  waktu  yang  lama  ada  yang berpendapat  setahun,  tujuh  puluh  tahun,  delapan  puluh  tahun  atau  lebih,  atau
sepanjang masa.
94
Pada  pengembaraan  nabi  Musa  mencari  hamba  Allah  yang  shalih  itu,  Musa berjalan  dengan  seorang  yang  disebut  dalam  al-
Qur‟an dengan istilah  fata, pemuda
يثفلا
.  Mayoritas  para  ulama  berpendapat  bahwa  pemuda  yang  dimaksud  pada  ayat tersebut adalah Yusya‟ bin Nun bin Afratsim bin Yusuf. Dia menjadi pelayan Musa
dan belajar pada beliau.
95
Penggunaan kata fata dalam ayat ini, yang berarti pemuda dan gagah berani, digunakan dalam pengertian anak muda dan pelayan, dan ia adalah
tanda kesopanan, kebaikan budi dan nama baik.
96
Ayat  ini  tidak  menjelaskan  di  mana
يرح لا  ع جم
majma‟al-bahrain pertemuan  dua  laut  itu.  Sementara  ulama  berpendapat  bahwa  ia  di  Afrika  Tunisia
sekarang. Syayid Quthub sebagaimana dikutip Quraish Shihab menguatkan pendapat bahwa  ia  adalah  laut  Merah  dan  laut  Putih.  Sedang  tempat  pertemuan  itu  adalah  di
Danau at-Timsah dan Danau al-Murrah, yang kini menjadi wilayah mesir atau pada pertemuan antara Teluk Aqabah dan Suez di laut Merah.
97
Ketika  nabi  Musa  dan  Yusya  mulai  melakukan  perjalanan,  dan  ketika keduanya  sampai  ditempat  pertemuan  dua  laut,  yaitu  tempat  yang  Allah  janjkan
kepada Musa akan bertemu dengan hamba shalih yang dituju, keduanya lupa akan
93
Muhammmad bin Ismail Abu Abdillah al-Bukhori, Jami‟ Shahih al-Mukhtashor min Umri
Rasulallah wa Sunaninhi wa Ayyamih, Beirut: Daar Ibnu Katsir, 1987, cet. 3, hal 1757. Hadis no 4450.
94
M Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al- Qur‟an, jilid VIII,
Jakarta: Lentera Hati, 2002, cet. 1, hal 91.
95
Ahmad Musthafa al-Maraghi, Terjemah Tafsir al-Maraghi, jilid XV, Semarang: CV. Toha Putra, 1988, cet . 1, hal 331.
96
Allamah kamal FI, Tafsir Nurul Quran, jakarta: Al-Huda, 2005, cet. 1, hlm. 119-120
97
M Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al- Qur‟an, jilid VIII ,
Jakarta: Lentera Hati, 2002, cet. 1, hal 91.