Irma Syafitri : Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah PAD, Dan Dana Alokasi Umum DAU Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan KabupatenKota Di Propinsi
Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
2. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Dan jika varians
berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas.
`Untuk mengetahui adanya masalah heteroskesdatisitas, kita bisa menggunakan korelasi jenjang Spearman, Park test, Goldfeld-Quandt test, BPG
tast, White test atau Glejser test. Bila menggunakan korelasi jenjang Spearman, maka kita harus menghitung nilai korelasi untuk setiap variabel independen
terhadap nilai residu, baru kemudian dicari tingkat signifikansinya. Park dan Glejser test memiliki dasar test yang sama yaitu meregresikan kembali nilai residu
ke variabel independen. Salah satu cara untuk mengurangi masalah heteroskesdatisitas adalah
menurunkan besarnya rentang range data. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan rentang data adalah melakukan transformasi manipulasi
logaritma. Tindakan ini bisa dilakukan bila semua data bertanda positif.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi ini digunakan untuk menguji asumsi klasik regresi berkaitan dengan adanya autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model
yang tidak mengandung autokorelasi. Autokorelasi adalah keadaan dimana
Irma Syafitri : Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah PAD, Dan Dana Alokasi Umum DAU Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan KabupatenKota Di Propinsi
Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
variabel error-term pada periode tertentu berkorelasi dengan variabel error-term pada periode lain yang bermakna variabel error-term tidak random. Pelanggaran
terhadap asumsi ini berakibat interval keyakinan terhadap hasil estimasi menjadi melebar sehingga iji signifikansi tidak kuat. Uji ini dilakukan pada penelitian yang
menggunakan data time series. Oleh karena data dalam penelitian ini merupakan gabungan antara data cross section dan time series, maka harus dilakukan uji
autokorelasi terlebih dahulu. Uji autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Durbin-Watson
DW. Langkah pendeteksian adanya autokorelasi adalah dengan membandingkan nilai Durbin-Watson statistic table dengan Ho, tidak ada autokorelasi bila DW
berada di : 0 a dl
b du
c 4-du d 4-dl e 4
Ho : tidak ada autokorelasi a
: daerah menolak Ho : ada autokorelasi b : daerah ragu-ragu
c : daerah tidak menolah Ho : tidak ada autokorelasi positif atau negatif
d : daerah ragu-ragu e
: daerah menolak Ho : ada autokorelasi negatif
4. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen.
Irma Syafitri : Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah PAD, Dan Dana Alokasi Umum DAU Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan KabupatenKota Di Propinsi
Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Menurut Ghozali 2005 : 91, untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut :
1 Nilai R
2
yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independennya
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2
Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas
0.90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak
berarti bebas dari multikolinearitas. Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel
independen.
3 Multikolinearitas dapat juga dilihat dari a nilai tolerance dan
lawannya b variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen terikat dan diregres
terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1 Tolerence. Nilai
cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai
VIF 10.
Cara untuk mengobati jika terjadi multikolinearitas, yaitu: 1
Mengeluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi dari model regresi dan identifikasikan variabel independen
lainnya untuk membantu prediksi. 2
Menggabungkan data cross section dan time series pooling data. 3
Menambah data penelitian.
G. Model dan Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis Ha metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda, karena menyangkut tiga buah variabel independen dan satu buah
Irma Syafitri : Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah PAD, Dan Dana Alokasi Umum DAU Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan KabupatenKota Di Propinsi
Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
variabel dependen. Model persamaan regresi untuk menguji hipotesis dengan formulasi sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana; Y = Belanja Modal
a = konstanta X1 = Pertumbuhan Ekonomi
X2 = Pendapatan Asli Daerah X3 = Dana Alokasi Umum
b1 = Koefisien Regresi Pertumbuhan Ekonomi b2 = Koefisien Regresi Pendapatan Asli Daerah
b3 = Koefisien Regresi Dana Alokasi Umum e = Error pengganggu
H. Pengujian Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan t-test, F-test dan Koefisien Determinasi R².
1. Uji Signifikan Parsial Uji – t