1. Tembaga Cu
Tembaga Cu adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa, dan liat yang melebur pada 1038°C. Potensial elektoda standarnya positif +0,34 V,
logam ini tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer Vogel, 1994. Logam ini banyak digunakan pada pabrik yang memproduksi alat-alat listrik,
gelas dan zat warna yang biasanya bercampur dengan logam lain seperti alloi dengan perak, kadmium, timah putih, dan seng Merian, 1994.
Secara biologis Cu tersedia dalam bentuk Cu
+
atau Cu
2+
dalam garam inorganik dan kompleks inorganik. Perpindahan Cu dengan konsentrasi relatif
tinggi dari lapisan tanah bumi ditentukan oleh cuaca, proses pembentukan tanah, pengairan, potensial oksidasi reduksi, jumlah bahan organik di tanah dan pH.
Kondisi tanah yang asam akan meningkatkan kelarutan Cu, sedangkan pada kondisi basa Cu cenderung dipresipitasi oleh tanah sehingga akan terlarut dan
terbawa air yang mengakibatkan defisiensi Cu pada tanaman. Variasi kualitas tanah mempengaruhi pengambilan Cu oleh akar tanaman. Pada tanaman, Cu
diakumulasi di akar dan di dinding sel serta didistribusikan melalui berbagai cara Merian, 1994.
Logam Cu merupakan salah satu logam berat esensial untuk kehidupan makhluk hidup sebagai elemen mikro. Logam ini dibutuhkan sebagai unsur yang
berperan dalam pembentukan enzim oksidatif dan pembentukan kompleks Cu-protein yang dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin, kolagen, pembuluh
darah dan myelin Darmono, 1995. Logam Cu dapat terakumulasi dalam jaringan tubuh, maka apabila konsentrasinya cukup besar logam ini akan meracuni
manusia tersebut. Pengaruh racun yang ditimbulkan dapat berupa muntah-muntah,
Grace Yanti Panjaitan : Akumulasi Logam Berat Tembaga Cu Dan Timbal Pb Pada Pohon Avicennia marina Di Hutan Mangrove, 2009. USU Repository © 2009
rasa terbakar di daerah eksofagus dan lambung, kolik, diare, yang kemudian disusul dengan hipotensi, nekrosi hati dan koma Supriharyono, 2000.
2. Timbal Pb