dipertanggung jawabkan. Nasabah sejak awal tidak berminat mengembalikan kredit walau dengan resiko apapun. Biasanya sebelum jatuh tempo kredit
nasabah sudah melarikan diri untuk menghindari tanggung jawab. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adapun masalah yang
sering dihadapi oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang P. Berandan dalam pemberian kredit kepada calon nasabah dibagi atas 2 dua ,
yaitu :
1. Faktor Intern Yang Berasal Dari Dalam Perusahaan
Kendala yang dihadapi PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang P. Berandan dalam pemberian kredit yang berasal dari dalam perusahaan adalah :
a. Prosedur penyaluran kredit yang berbelit-belit.
Administrasi tercermin dari berbagai ketentuan yang sangat proseduril. Semua itu diatur berdasarkan tatanan yang birokratis dan kehati-hatian
yang sangat tinggi. Sehingga hal tersebut dapat mengakibatkan kekakuan, dan kurangnya pendelegasian wewenang kepada bawahan. Kecepatan
pelayanan dapat dipacu, namun karena terlalu banyaknya prosedur akan dapat menimbulkan beban psikologis bagi nasabahnya.
b. Proses kredit lambat sehingga kredit cair melewati batas waktu yang
dibutuhkan. Permohonan kredit dimulai dengan perencanaan nasabah, begitu juga
proses analisis sampai dengan putusan kredit dari manajemen pengembalian keputusan. Namun jarang pada tahap pencairan justru
mendapat hambatan.
Sulfiana Rahayu Raja Guk-Guk : Prosedur Pemberian Kredit Pada PT. Bank Rakyat Indonesia…, 2008 USU Repository © 2009
c. Bank terlalu lama menanggapi permohonan kredit
Seorang nasabah sudah merencanakan suatu bisnis, namun jika permohonan kredit belum ditanggapi oleh bank maka dapat diperkirakan
bahwa bisnis nasabah akan terganggu.
2. Faktor Ekstern Yang Berasal Dari Luar Prusahaan
Sedangkan hambatan yang dihadapi oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang P. Berandan dari luar perusahaan adalah :
a. Ketidaklengkapan syarat kredit yang diajukan Dimana masih kurang lengkapnya pengetahuan dari nasabah akan
perlengkapan yang harus dipenuhi olehnya pada saat permohonan kredit diajukan, seperti terkadang nasabah tidak mempunyai surat keterangan atau
izin mendirikan bangunan dan belum mempunyai sertifikat tanah yang diperlukan dalam permohonan kredit.
b. Jaminan kredit yang diberikan belum memenuhi syarat tertentu. Hal ini mungkin terjadi bila nasabah memberikan nilai jaminan yang tidak
seimbang dengan nilai kredit yang diambil. c. Ketidakmampuan dalam pelunasan kredit yang telah diterima.
Kredit macet terjadi akibat jika ada penunggakan pokok pinjaman dan atau bunga lebih dari 270 hari.
d. Nasabah kurang mampu mengelola usahanya. Hal ini dapat terjadi karena nasabah yang kurang menguasai bidang usahanya
diberi kredit, karena nasabah mampu meyakinkan bank akan keberhasilan usahanya. Akibatnya usaha yang dibiayai dengan kredit tidak dapat berjalan
Sulfiana Rahayu Raja Guk-Guk : Prosedur Pemberian Kredit Pada PT. Bank Rakyat Indonesia…, 2008 USU Repository © 2009
dengan baik, misalnya hasil produksi kualitasnya rendah sehingga sulit bersaing dipasaran.
e. Nasabah menyalahgunakan kredit yang diperolehnya. Setiap kredit yang diperoleh nasabah telah diperjanjikan tujuan pemakaiannya,
sehingga nasabah harus menggunakan kredit sesuai dengan tujuannya. Pemakaian kredit yang menyimpang, misalnya kredit untuk pengangkutan
dipergunakan untuk pertanian, akan mengakibatkan usaha gagal, karena nasabah spekulatif.
H. Penanganan Kredit Macet