Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Perencanaan dan Pengawasan Persediaan

Micky Asade : Perencanaan Dan Pengawasan Persediaan Sebagai Alat Ukur Tingkat Efisiensi Perusahaan Pada PT Excelcomindo Pratama, Tbk Medan, 2010.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. untuk mengetahui bagaimana perencanaan dan pengawasan persediaan pada PT. Excelcomindo Pratama, Tbk. Medan. 2. untuk mengetahui bagaimana perencanaan dan pengawasan persediaan digunakan sebagai alat ukur tingkat efisiensi persediaan perusahaan pada PT. Excelcomindo Pratama, Tbk. Medan

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk memperoleh pengetahuan yang lebih luas tentang perencanaan dan pengawasan persediaan sebagai alat ukur tingkat efisiensi perusahaan pada PT. Excelcomindo Pratama, Tbk. Medan. 2. bagi PT. Excelcomindo Pratama, Tbk, penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan dalam perencanaan dan pengawasan persediaan sebagai alat ukur tingkat efisiensi perusahaan pada PT. Excelcomindo Pratama, Tbk. Medan. 3. bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi dalam penelitian selanjutnya, khususnya yang berhubungan dengan perencanaan dan pengawasan persediaan. Micky Asade : Perencanaan Dan Pengawasan Persediaan Sebagai Alat Ukur Tingkat Efisiensi Perusahaan Pada PT Excelcomindo Pratama, Tbk Medan, 2010. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Persediaan

1. Pengertian Persediaan

Istilah persediaan sangat berkaitan dengan perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur. Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan, yang secara kontiniu diperoleh atau diproduksi dan dijual. Adapun beberapa defenisi persediaan adalah: Menurut IAI 2004: 14.1, Persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, digunakan dalam proses produksi dan atau dalam proses perjalanan, serta dalam bentuk bahan atau pelengkap supplies untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Menurut Stice et.al 2004: 653, “Persediaan menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan serta untuk perusahaan manufaktur, barang-barang yang sedang diproduksi atau dimasukkan ke dalam proses produksi.” Menurut Kieso et.al 2002: 444, “Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki untuk dijual dalam operasi bisnis normal atau barang yang akan digunakandikonsumsi dalam memproduksi barang yang akan dijual.” Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persediaan merupakan barang-barang yang tersedia untuk dijual atau yang akan digunakan dalam kegiatan proses produksi suatu perusahaan. Micky Asade : Perencanaan Dan Pengawasan Persediaan Sebagai Alat Ukur Tingkat Efisiensi Perusahaan Pada PT Excelcomindo Pratama, Tbk Medan, 2010. Karakteristik dari barang yang diklasifikasikan sebagai persediaan sangat bervariasi, tergantung dari jenis kegiatan usaha perusahaan tersebut. Dalam beberapa kasus ada perusahaan yang memasukkan aktiva yang secara normal tidak dianggap sebagai persediaan ke dalam kelompok persediaan. Misalnya, tanah dan bangunan yang dimiliki untuk dijual oleh suatu perusahaan real estate, bangunan yang masih dalam proses pembangunan yang akan dijual di masa depan oleh suatu perusahaan konstruksi dan surat-surat berharga investasi yang dimiliki untuk dijual oleh seorang pialang saham stockbroker, semua ini diklasifikasikan sebagai persediaan oleh perusahaan dalam industri tersebut.

2. Jenis-jenis Persediaan

Kata persediaan atau persediaan barang dagangan secara umum ditujukan untuk barang-barang yang dimiliki perusahaan dagang, ketika barang-barang tersebut telah dibeli dan dalam kondisi siap dijual, sedangkan untuk perusahaan manufaktur atau industri, persediaan dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu: persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, persediaan barang jadi.

a. Persediaan Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan-bahan yang dibeli untuk digunakan dalam proses produksi. Persediaan bahan baku terdiri dari dua jenis yaitu bahan baku langsung direct materials yaitu bahan baku yang digunakan secara langsung dalam produksi barang, dan bahan baku tidak langsung indirect materials Micky Asade : Perencanaan Dan Pengawasan Persediaan Sebagai Alat Ukur Tingkat Efisiensi Perusahaan Pada PT Excelcomindo Pratama, Tbk Medan, 2010. yaitu bahan baku penting yang digunakan dalam proses produksi tetapi tidak secara langsung dimasukkan kedalam produk.

b. Persediaan Barang Dalam Proses

Barang dalam proses terdiri dari bahan-bahan yang telah diperoses namun masih membutuhkan pengerjaan lebih lanjut sebelum dapat dijual. Persediaan ini terdiri dari tiga komponen biaya yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik.

c. Persediaan Barang Jadi

Barang jadi adalah barang yang sudah selesai diproduksi dan menunggu waktu untuk dijual. Setelah produk ini selesai diproduksi, biaya yang diakumulasikan dalam proses produksi ditransfer dari akun persediaan barang dalam proses ke akun persediaan barang jadi.

3. Pos-pos yang Dimasukkan dalam Persediaan

Menurut aturan umum, barang-barang seharusnya dimasukkan dalam persediaan dari suatu usaha memegang kepemilikan hukum. Pengalihan hak adalah istilah hukum yang diajukan pada titik dimana kepemilikan berubah. Ketika aturan pengalihan hak tidak diketahui, maka pelaporan seharusnya memasukkan pengungkapan yang tepat untuk praktik khusus yang diikuti serta faktor-faktor yang mendukung praktik tersebut. Berikut ini pos-pos yang dimasukkan dalam komponen persediaan ketika pemilikan barang berubah yaitu: barang dalam perjalanan Gooods in Transit, barang dalam konsinyasi Goods on Consignment, penjualan bersyarat Conditional Sales. Micky Asade : Perencanaan Dan Pengawasan Persediaan Sebagai Alat Ukur Tingkat Efisiensi Perusahaan Pada PT Excelcomindo Pratama, Tbk Medan, 2010.

a. Barang dalam Perjalanan Goods in Transit

Hal ini tergantung dari persyaratan penjualan the terms of sale. Ketika persyaratannya adalah FOB free on board shipping point, hak atas seluruh muatan beralih ke pembeli pada saat pengiriman. Sejak hak beralih di titik pengiriman, maka barang dalam perjalanan pada akhir tahun harus dimasukkan dalam persediaan pembeli meskipun belum diterima. Bila persyaratannya FOB destination, hak tidak beralih sampai barang diterima oleh pembeli. Dengan kata lain barang-barang tersebut masih menjadi milik penjual selama barang masih dalam perjalanan dan dimasukkan dalam persediaan penjual.

b. Barang dalam Konsinyasi Goods on Consignment

Barang sering kali ditransfer ke penyalur atas dasar konsinyasi. Pengirim tetap memegang hak kepemilikan dan tetap memasukkan barang tersebut ke dalam persediaannya sampai persediaan tersebut berhasil dijual atau digunakan oleh penyalur dan pelanggan. Dengan adanya kesepakatan ini, pelanggan dapat mempertahankan tingkat persediaan yang rendah.

c. Penjualan Bersyarat Conditional Sales, Penjualan Cicilan atau

Angsuran Installment Sales, dan Perjanjian Kembali Repurchase Agreements. Kontrak penjualan bersyarat dan penjualan cicilan mungkin mempertahankan hak kepemilikan di tangan penjual sampai harga jual sepenuhnya dibayar. Micky Asade : Perencanaan Dan Pengawasan Persediaan Sebagai Alat Ukur Tingkat Efisiensi Perusahaan Pada PT Excelcomindo Pratama, Tbk Medan, 2010. Dalam situasi seperti ini, penjual yang mempertahankan haknya, dalam menunjukkan barang yng berada dalam catatannya, dikurangi dengan nilai barang yang dimiliki pembeli seiring dengan penagihan. Sebaliknya, pembeli dapat melaporkan nilai barang yang dimiliki seiring dengan pembayaran yang dilakukan.

4. Metode Pencatatan dan Penilaiaan Persediaan

Ada dua metode yang biasa digunakan dalam mencatat persediaan yaitu : sistem pencatatan perpetual perpetual inventory system, sistem persediaan periodik periodic inventory system.

a. Sistem Pencatatan Perpetual Perpetual Inventory System

Menurut sistem perpetual, catatan yang berkelanjutan menyangkut perubahan persediaan dicerminkan dalam akun persediaan yaitu, semua pembelian dan penjualan pengeluaran barang dicatat secara langsung kea kun persediaan pada saat terjadi.

b. Sistem Persediaan Periodik Periodic Inventory System

Menurut sistem periodik, kuantitas persediaan di tangan ditentukan secara periodik. Semua pembelian persediaan selama periode akuntansi dicatat dengan mendebet akun pembelian. Metode dasar penilaian persediaan yang paling umum digunakan adalah:

1. metode Indentifikasi Khusus

Memerlukan suatu cara untuk mengidentifikasi biaya historis dari unit persediaan. Micky Asade : Perencanaan Dan Pengawasan Persediaan Sebagai Alat Ukur Tingkat Efisiensi Perusahaan Pada PT Excelcomindo Pratama, Tbk Medan, 2010.

2. metode Biaya Rata-rata Weighted Average Method

Metode biaya rata-rata yang membebankan biaya tara-rata yang sama ke setiap unit. Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang terjual seharusnya dibebankan dengan biaya rata-rata, yaitu rata-rata tertimbang dari jumlah unit yang dibeli pada tiap harga.

3. metode Masuk Pertama, Keluar Pertama First-in, First-out atau

FIFO Metode first-in,first-out FIFO didasarkan pada asumsi bahwa unit yang terjual adalah unit yang lebih dahulu masuk.

4. metode Masuk Terakhir, Keluar Pertama Last-in, First-out atau

LIFO Metode last-in, first out LIFO didasarkan pada asumsi bahwa barang yang paling barulah yang terjual. LIFO sering kali dikritik dari sudut pandang teoritis, karena metode LIFO menghasilkan nilai lama dalam neraca dan dapat memberikan angka harga pokok penjualan yang aneh ketika tingkat persediaan menurun. Namun, metode LIFO adalah metode yang paling baik dalam pengaitan biaya persediaan pada saat ini dengan pendapatan pada saat ini. Selain keempat metode di atas, terdapat metode lain dalam menilai persediaan antara lain sebagai berikut:

1. metode yang Lebih Rendah antara Biaya dan Nilai Pasar Lower of

Cost or Market atau LCM Micky Asade : Perencanaan Dan Pengawasan Persediaan Sebagai Alat Ukur Tingkat Efisiensi Perusahaan Pada PT Excelcomindo Pratama, Tbk Medan, 2010. Salah satu konsep akuntansi adalah konservatisme yaitu akui semua kerugian yang belum direalisasi, tapi jangan akui semua keuntungan yang belum direalisasi. Saat diaplikasikan dalam penilaian aktiva, konservatisme menghasilkan aturan nama yang lebih rendah antara biaya dan nilai pasar lower of cost or market, yang berarti bahwa aktiva dicatat pada nilai yang lebih rendah antara biaya atau nilai pasarnya.

2. metode Laba Kotor Gross Profit Method

Metode laba kotor digunakan untuk mengestimasi persediaan akhir. Metode ini didasarkan pada observasi bahwa hubungan antara penjualan dan harga pokok penjualan biasanya relatif stabil. Persentase laba kotor ditetapkan pada penjualan guna mengestimasikan harga pokok penjualan.

B. Perencanaan dan Pengawasan Persediaan

Perusahaan selalu dihadapkan pada pengambilan keputusan yang tepat untuk pencapaian tujuan perusahaan dengan keterbatasan- keterbatasan yang ada. Kondisi ini mengharuskan manajemen untuk menyusun suatu rencana yang tepat agar dengan sumberdaya yang terbatas tersebut, manajemen dapat memberikan kegunaan yang optimal untuk pencapaian tujuan perusahaan. Menurut Handoko 1991: 77, “Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa”. Dari kutipan di atas, di dalam perencanaan terdapat beberapa faktor penting, yaitu: harus melibatkan masa Micky Asade : Perencanaan Dan Pengawasan Persediaan Sebagai Alat Ukur Tingkat Efisiensi Perusahaan Pada PT Excelcomindo Pratama, Tbk Medan, 2010. yang akan datang, harus ada tindakan yang diambil sesuai dengan keadaan, harus ada penilaian terhadap struktur organisasi dari tanggung jawab dan wewenang serta personil yang dapat diminta pertanggungjawaban atas terjadinya tindakan. Perencanaan persediaan pada dasarnya terdiri dari serangkaian kegiatan yang ditetapkan sebelum aktivitas dilaksanakan sehingga tujuan operasi secara keseluruhan dapat tercapai. Sasaran akhir dari perencanaan persediaan ini adalah untuk menekan sekecil mungkin kerugian yang timbul karena kesalahan dalam pengelolaan persediaan. Perencanaan persediaan barang dagangan harus dinyatakan dan disusun dengan tegas, karena persediaan merupakan elemen utama dari modal kerja yang selalu berputar dan terus-menerus mengalami perubahan. Pengawasan persediaan berguna agar perencanan yang telah disusun dapat menjadi efektif atau dapat memperkecil hambatan dan memperkuat kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Selain itu, pengawasan persediaan juga berguna untuk membantu tersedianya suatu tingkat persediaan optimum yang dapat memenuhi kebutuhan persediaan dalam jumlah, mutu dan waktu yang tepat serta biaya yang rendah dan memperkecil resiko yang dapat timbul. Menurut Hadibroto 1994:36, Pengawasan control adalah segala sesuatu yang termasuk dalam aktivitas penentuan apakah pelaksanaan perusahaan sesuai dengan perencanaannya dan apakah terhadap harta benda usaha telah diadakan pengamanan yang sebaik- baiknya. Suatu pengawasan akuntansi dimaksudkan agar perusahaan Micky Asade : Perencanaan Dan Pengawasan Persediaan Sebagai Alat Ukur Tingkat Efisiensi Perusahaan Pada PT Excelcomindo Pratama, Tbk Medan, 2010. tersebut terhindar dari kerugian yang disebabkan oleh kesalahan atau akibat adanya penyelewengan, sehingga data-data keuangan perusahaan dapat dipercaya. Sedangkan pengawasan operasi dimaksudkan untuk menentukan operasi atau aktivitas perusahaan yang sesuai dengan sumberdaya perusahaan. Jika dihubungkan dengan persediaan, maka pengawasan operasi persediaan dimaksudkan supaya perusahaan dapat menjaga persediaannya selalu berada di tingkat yang optimal. Menurut Assuari 1998: 177, Tujuan pengawasan adalah sebagai berikut: 1. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi. 2. Menjaga agar pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar atau berlebih-lebihan, sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu besar. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan berakibat biaya pemesanan menjadi besar. Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengawasan persediaan dilakukan agar operasi perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan efisien. KegunaanManfaat Perencanaan dan Pengawasan Persediaan Adapun kegunaanmanfaat perencanaan dan pengawasan persediaan barang dagangan yaitu: 1. Menekan investasi modal dalam persediaan pada tingkat yang minimum. 2. Mengeliminasi atau mengurangi pemborosan dan biaya yang timbul dari penyelenggaraan persediaan yang berlebihan, kerusakan, penyimpanan, kekunoan, dan jarak serta asuransi persediaan. 3. Mengurangi resiko kecurangan atau kecurian persediaan. Micky Asade : Perencanaan Dan Pengawasan Persediaan Sebagai Alat Ukur Tingkat Efisiensi Perusahaan Pada PT Excelcomindo Pratama, Tbk Medan, 2010.