Uji Heterokedastisitas Uji Autokorelasi

4.3.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.3.1 Uji Multikolineritas Multikolineritas muncul karena adanya satu atau lebih variabel bebas yang berkorelasi sempurna atau memadai sempurna dengan variabel bebas lainnya sehingga sulit untuk memisahkan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk mendekati ada tidaknya korelasi antar variabel bebas tersebut dapat dilihat dari nilai Variance Inflation factor VIF yang kurang dari 5 maka terjadi multikolineritas. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Variance Inflation factor VIF untuk masing-masing variabel sebagai berikut : Tabel 4.25 Nilai VIF Variabel VIF X 1 1,332 X 2 1,215 X 3 1,429 X 4 1,348 Sumber : lampiran 14 Berdasarkan Tabel 4.25 diatas maka dapat dilihat bahwa semua variabel mempunyai nilai Variance Inflation factor VIF yang kurang dari 5 sehingga dapat disimpulkan bahwa model dalam penelitian untuk semua variabel bebasnya kebudayaan X 1 , kelas sosial X 2 , kelompok referensi X 3 dan keluarga X 4 tidak mengalami multikolinearitas.

4.3.3.2 Uji Heterokedastisitas

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Prosedur dilakukan adalah mendeteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatter plot pada lampiran 6, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu Y adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di-studentized. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik points yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: Lampiran 14 Hasil analisis dari grafik scatterplots pada gambar 4.3 terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

4.3.3.3 Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui terjadi atau tidaknya korelasi antar anggota serangkaian data observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang. Hal ini mempunyai makna bahwa waktu tertentu dipengaruhi oleh waktu sebelumnya atau berikutnya. Untuk mendiagnosa adanya autokorelasi dalam model regresi dilakukan dengan pengujian terhadap nilai Durbin Watson dengan pengambilan keputusan : a. Angka D-W Durbin Watson dibawah -2 berarti ada korelasi b. Angka D-W Durbin Watson diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi c. Angka Durbin Watson -2 berarti korelasi negatif. Melalui pengujian Durbin Watson dari hasil perhitungan dengan menggunakan komputer program SPSS, diperoleh nilai d = 1,976. Maka berarti ini tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi yang digunakan.

4.3.3.4 Uji Normalitas