3. Pada pernyataan 3 menunjukkan bahwa R hitung sebesar 0,630 lebih besar dari R tabel yaitu sebesar 0,279. Artinya pernyataan ke 3 pada kuesioner
variabel keluarga X
4
dinyatakan valid sebagai alat instrumen pengumpul data.
Tabel 4.23 Validitas Variabel Keputusan Pembelian Y Korelasi Item
Pernyataan R
hitung
R
tabel
Keterangan
Pernyataan 1 0,744
0,279 Valid
Pernyataan 2 0,740
0,279 Valid
Pernyataan 3 0,687
0,279 Valid
Sumber : Lampiran 7
Dari Tabel 4.23 dapat diketahui 1. Pada pernyataan 1 menunjukkan bahwa R hitung sebesar 0,744 lebih besar
dari R tabel yaitu sebesar 0,279. Artinya pernyataan ke 1 pada kuesioner variabel keputusan pembelian Y dinyatakan valid sebagai alat instrument
pengumpulan data. 2. Pada pernyataan 2 menunjukkan bahwa R hitung sebesar 0,740 lebih besar
dari R tabel yaitu sebesar 0,279. Yaitu pernyataan ke 2 pada kuesioner variabel keputusan pembelian Y dinyatakan valid sebagai alat instrumen
pengumpulan data. 3. Pada pernyataan 3 menunjukkan bahwa R hitung sebesar 0,687 lebih besar
dari R tabel yaitu sebesar 0,279. Yaitu pernyataan ke 3 pada kuesioner variabel keputusan pembelian Y dinyatakan valid sebagai alat instrument
pengumpulan data.
4.3.2 Uji Reliabilitas
Dalam pengujian reliabilitas dari setiap pernyataan dalam kuesioner menggunakan rumus standartdized item alpha. Setelah diperoleh dari alpha
kemudian dibandingkan dengan angka kritis reliabilitas pada tabel alpha. Apabila variabel dikatakan reliabel bila memberikan nilai Cronbach alpha
α lebih besar
dari 0,60. Sebaliknya, jika nilai Cronbach alpha α kurang dari 0,60 maka
variabel tersebut tidak riliabel digunakan dalam penelitian.
Tabel 4.24 Reliabilitas Instrumen Pernyataan No
Variabel Nilai α
Reliabilitas Keterangan
1 X
1
0,680 0,60
Reliabel 2
X
2
0,629 0,60
Reliabel 3
X
3
0,678 0,60
Reliabel 4
X
4
0,717 0,60
Reliabel 5
Y 0,744
0,60 Reliabel
Sumber : Lampiran 8,9,10,11,12
Dari Tabel 4.24 dapat diketahui bahwa : 1. Semua pernyataan pada variabel kebudayaan X
1
dapat diandalkan reliabel karena nilai alpha pernyataan variabel kebudayaan X
1
yaitu sebesar 0,680 lebih besar dari angka 0,60
2. Semua pernyataan pada variabel kelas sosial X
2
dapat diandalkan reliabel karena nilai alpha pernyataan variabel kelas sosial X
2
yaitu sebesar 0,629 lebih besar dari angka 0,60
3. Semua pernyataan pada variabel kelompok referensi X
3
dapat diandalkan reliabel karena nilai alpha pernyataan variabel kelompok referensi X
3
yaitu sebesar 0,678 lebih besar dari angka 0,60
4. Semua pernyataan pada variabel keluarga X
4
dapat diandalkan reliabel karena nilai alpha pernyataan variabel keluarga X
4
yaitu sebesar 0,717 lebih besar dari angka 0,60
5. Semua pernyataan pada variabel keputusan pembelian Y dapat diandalkan reliabel karena nilai alpha pernyataan variabel keputusan pembelian Y
yaitu sebesar 0,744 lebih besar dari angka 0,60
4.3.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.3.1 Uji Multikolineritas
Multikolineritas muncul karena adanya satu atau lebih variabel bebas yang berkorelasi sempurna atau memadai sempurna dengan variabel bebas lainnya
sehingga sulit untuk memisahkan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk mendekati ada tidaknya korelasi antar variabel
bebas tersebut dapat dilihat dari nilai Variance Inflation factor VIF yang kurang dari 5 maka terjadi multikolineritas.
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Variance Inflation factor VIF untuk masing-masing variabel sebagai berikut :
Tabel 4.25 Nilai VIF Variabel
VIF X
1
1,332 X
2
1,215 X
3
1,429 X
4
1,348
Sumber : lampiran 14
Berdasarkan Tabel 4.25 diatas maka dapat dilihat bahwa semua variabel mempunyai nilai Variance Inflation factor VIF yang kurang dari 5 sehingga
dapat disimpulkan bahwa model dalam penelitian untuk semua variabel bebasnya kebudayaan X
1
, kelas sosial X
2
, kelompok referensi X
3
dan keluarga X
4
tidak mengalami multikolinearitas.
4.3.3.2 Uji Heterokedastisitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Prosedur dilakukan adalah mendeteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatter plot pada lampiran 6, dimana sumbu X adalah Y yang telah
diprediksi dan sumbu Y adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah
di-studentized. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik points yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit,
maka telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: Lampiran 14
Hasil analisis dari grafik scatterplots pada gambar 4.3 terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta
tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
4.3.3.3 Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui terjadi atau tidaknya korelasi antar anggota serangkaian data observasi yang diurutkan
menurut waktu atau ruang. Hal ini mempunyai makna bahwa waktu tertentu dipengaruhi oleh waktu sebelumnya atau berikutnya.
Untuk mendiagnosa adanya autokorelasi dalam model regresi dilakukan dengan pengujian terhadap nilai Durbin Watson dengan pengambilan keputusan :
a. Angka D-W Durbin Watson dibawah -2 berarti ada korelasi b. Angka D-W Durbin Watson diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada
autokorelasi c. Angka Durbin Watson -2 berarti korelasi negatif.
Melalui pengujian Durbin Watson dari hasil perhitungan dengan menggunakan komputer program SPSS, diperoleh nilai d = 1,976. Maka berarti
ini tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi yang digunakan.
4.3.3.4 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak.Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal Santoso, 2004. Uji normalitas dalam penelitian ini
menggunakan normal probability plot. Secara ringkas hasil uji normalitas dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut :
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Sumber : Lampiran 16
Gambar 5.1 Hasil Uji Normalitas Sumber: Lampiran 16
Dari grafik hasil uji normalitas terhadap model regresi yang dapat dilihat pada lampiran 16, terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi layak dipakai karena telah memenuhi asumsi normalitas.
4.3.4 Analisis Regresi Linier Berganda
Sebagaimana telah disebutkan pada bab pertama bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
pada keputusan pembelian sepeda motor Yamaha Mio di Kecamatan Tanggul. Selain itu, untuk mengetahui variabel mana diantara variabel bebas tersebut
pengaruh secara dominan terhadap variabel terikat, yaitu keputusan pembelian terhadap sepeda motor Yamaha Mio di Kecamatan Tanggul.
Berdasarkan hasil analisi regresi berganda sebagaimana terlihat pada lampiran 3, maka persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Y = -0,724 + 0,273X
1
+ 0,277X
2
+ 0,282X
3
+ 0,268X
4
Dari persamaan regresi diatas dapat dilihat bagaimana pengaruh variabel- variabel kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi, dan keluarga terhadap
keputusan pembelian sepeda motor Yamaha Mio di Kecamatan Tanggul. Pengaruh positif menunjukkan bahwa keputusan pembelian sepeda motor Yamaha
Mio seiring searah dengan perubahan variabel-variabel bebasnya seperti kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi serta keluarga.
Konstanta negatif -0,724 menunjukkan adanya pengaruh variabel-variabel lain yang diteliti dalam penelitian ini. Konstanta ini dapat diartikan sebagai
keputusan yang akan dilakukan oleh konsumen sebagai perwujudan perilakunya, apabila tidak dipengaruhi oleh variabel-variabel kebudayaan, kelas sosial,
kelompok referensi, dan keluarga. Diketahui bahwa koefisien regresi untuk faktor kebudayaan adalah 0,273, untuk faktor kelas sosial adalah 0,277, untuk faktor
kelompok referensi adalah 0,282, sedangkan untuk faktor keluarga adalah 0,268. Besarnya pengaruh masing-masing variabel terhadap pembelian sepeda motor
Yamaha Mio diuraikan dalam Tabel 4.26
Tabel 4.26 Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
No Variabel
Koefisien Regresi
t
hitung
Probabilitas r
partial
1 2
3 4
5 Konstanta
Kebudayaan Kelas sosial
Kelompok referensi Keluarga
-0,724 0,273
0,277 0,282
0,268 -0,499
2,079 2,322
2,230 2,276
0,620 0,043
0,025 0,031
0,028 0,296
0,327 0,315
0,321 Multiple Regression = 0,743
R. Square = 0,552 Adjusted R Square = 0,512
F
ratio
= 13,868 Probabilty = 0,000
Sumber data : Lampiran 17
Hasil yang tersaji dalam Tabel 4.26 diatas dapat dijabarkan secara rinci untuk masing-masing variabel sebagai berikut :
1. Konstanta sebesar -724 menyatakan jika tidak ada kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi dan keluarga mempunyai maka nilai keputusan untuk
membeli sepeda motor Yamaha Mio di Kecamatan Tanggul. 2. Kebudayaan X
1
Pada Tabel 4.25 dapat dilihat koefisien regresi faktor kebudayaan X
1
adalah sebesar 0,273. Hal ini berarti bahwa kebudayaan berhubungan positif atau
searah dengan keputusan pembelian sepeda motor Yamaha Mio di Kecamatan Tanggul Y. Besarnya probabilitas kebudayaan terhadap keputusan
pembelian sepeda motor Yamaha Mio = 0,043 ≤ nilai α 0,05. Dapat
disimpulkan bahwa faktor kebudayaan X
1
mempunyai faktor positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha Mio di
Kecamatan Tanggul 3. Kelas sosial X
2
Pada Tabel 4.25 dapat dilihat koefisien regresi kelas sosial X
2
adalah 0,277. Hal ini berarti bahwa kelas sosial berhubungan positif atau searah dengan
keputusan pembelian sepeda motor Yamaha Mio di Kecamatan Tanggul Y.
Besarnya probablititas kelas sosial 0,025 ≤ dari nilai α 0.05. Dapat
disimpulkan bahwa faktor kelas sosial X
2
mempunyai hubungan yang signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha Mio di
Kecamatan Tanggul. 4. Kelompok referensi X
3
Pada Tabel 4.9 dapat dilihat koefisien regresi kelompok referensi X
3
adalah 0,282. Hal ini berarti bahwa kelas sosial berhubungan positif atau searah
dengan keputusan pembelian sepeda motor Yamaha Mio di Kecamatan Tanggul Y. Besarnya
probabilitas 0,031 ≤ dari nilai α 0,05. Dapat disimpulkan bahwa faktor kelas sosial X
2
mempunyai hubungan yang signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha Mio di
Kecamatan Tanggul. 5. Keluarga X
4
Pada Tabel 4.9 dapat dilihat koefisien regresi keluarga X
4
adalah 0,268. Hal ini berarti bahwa kelas sosial berhubungan positif atau searah dengan
keputusan pembelian sepeda motor Yamaha Mio di Kecamatan Tanggul Y. Besarnya
probabilitas 0,028 ≤ dari nilai α 0,05. Dapat disimpulkan bahwa faktor kelas sosial X
2
mempunyai hubungan yang signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha Mio di Kecamatan Tanggul.
4.3.5 Uji Serentak F test