Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Motor Yamaha Mio di PT. BAF

(1)

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP PENGAMBILAN

KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MOTOR YAMAHA MIO

( Studi Kasus Pada Konsumen yang Membeli Motor Yamaha Mio Di PT.BAF )

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana (S1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh:

090907049

RANGGA RESTU PRAYOGO

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik serta tak lupa shalawat dan salam juga senantiasa tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Atas rahmat dan berkah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian motor Yamaha mio di PT. BAF. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) jurusan Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas, Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dan memberikan dukungan baik secara langsung maupun secara tidak langsung hingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(3)

3. Bapak M. Arifin Nasution, M.SP, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Onan Marakali Siregar,S.sos.M,Si yang telah banyak memberikan bantuan dalam pembuatan skripsi ini

5. Seluruh dosen pengajar dan staf di Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara khususnya untuk Kak Siswati dan Bang Farid yang telah banyak membantu.

6. Kepada yang paling kucinta ayahanda Joko Susanto dan Ibunda Rosmawati yang selalu mendoakan, mendukung, member semangat serta masukkan yang tak ternilai harganya .

7. Bapak Hadi selaku pimpinan PT.BAF Cabang Medan yang mengizinkan saya meneliti di PT.BAF

8. Adikku satu – satunya Yuyun anggraini yang selalu mendukungku dan mendoakanku

9. Untuk sahabat AB 09 yang mewarnai perjalanan kuliahku hingga sampai saat ini terus memberikan motivasi sehingga saya mampu menyelesaikannya yaitu Yudhi, Baam, Fahru, Abdul, Fuji, Tika, Faisal, Wisnu, Topan, Agus, Alam, Sony, Yudha serta semua kawan – kawan yang tidak dapat disebutkan satu- persatu .

10.Pihak-pihak yang membantu penulis selama ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.


(4)

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan, namun penulis sudah berusaha menyusun skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Maka dari itu saran dan kritik yang bermanfaat akan sangat berguna untuk hal yang lebih baik. Penulis berharap agar skripsi ini akan bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juli 2013 Penulis,

NIM. 090907049 Rangga Restu Prayogo


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAK ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran ... 9

2.2 Brand ... 13

2.2.1Pengertian Brand ... 13

2.2.2 Manfaat Brand……….. 14

2.3 Pengertian Image ... 16

2.4 Pengertian Brand Image ... 17

2.4.1Manfaat Brand Image……….20

2.5 Pengertian Prilaku Konsumen……… 21

2.6 Keputusan Pembelian……… 22

2.6.1Pengertian Keputusan Pembelian………... 23

2.6.2 Tahapan Proses Pengambilan Keputusan………..24

2.6.3Pihak – Pihak yang Berperan Dalam Proses Pembelian……… 25 2.7 Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian…. 26


(6)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian ... 28

3.2 Lokasi Penelitian ... 28

3.3 Populasi dan Sampel ... 2

3.4 Hipotesis ... 29

3.5 Definisi Konsep ... 29

3.6 Definifi Operasional ... 30

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.8 Teknik Pengumpulan Skor ... 34

3.9 Teknik Uji Instrumen Penelitian ... 34

3.8.1 Uji Validitas ... 34

3.8.2 Uji Reliabilitas ... 35

3.10 Teknik Analisis Data ... 35

3.10.1 Koefisien Korelasi Produk Moment ... 36

3.10.2 Koefisien Determinasi R² ... 38

3.10.3 Pengujian Hipotesis ... 38

3.10.3.1 Uji t ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 40

4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 40

4.1.2 Visi dan Misi ... 42

4.1.2.1 Visi ... 42

4.1.2.2 Misi ... 43

4.1.3 Deskripsi Tugas dan Fungsi Bidang ... 44

4.2 Penyajian Data ... 45

4.2.1 Karakteristik Responden ... 45

4.2.2 Variabel Penelitian ... 47

4.2.3 Variabel Brand Image (X) ... 47


(7)

4.3 Analisis Data ... 57

4.3.1 Brand Image ... 57

4.3.2 Keputusan Pembelian ... 59

4.3.3 Uji Instrumen Penelitian ... 61

4.3.3.1 Uji Validitas ... 61

4.3.3.2 Uji Reliabilitas ... 62

4.3.4 Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian ………... 63

4.3.4.1 Koefiseien Korelasi Produk Moment……… 64

4.3.4.2 Koefisien Determinasi R² ... 65

4.3.4 Pengujian Hipotesis ... 65

4.3.4.1 Uji t………... 65

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ……… 27

Gambar 3.1 Defenisi Konsep……… 30


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman Tabel 3.1 Defenisi Operasional ………... 31 Tabel 3.2 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi ……… 32 Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………. 41 Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ………….…….... 42 Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan………. 44 Tabel 4.4 Jawaban Responden Tentang Yamaha Mio Memiliki

Keunggulan ………... 48 Tabel 4.5 Jawaban Responden Tentang Yamaha Mio Dapat Bersaing

dengan produk Yamaha yang lain……… 48 Tabel 4.6 Jawaban Responden Tentang Pemasaran yang

Menarik yang Membuat Konsumen Percaya akan Motor

Yamaha Mio……….. 50 Tabel 4.7 Jawaban Responden Tentang Yamaha Mio Berhasil

Membangun Citra dan Popularitas Yang Positif ……….. 51 Tabel 4.8 Jawaban Responden Tentang Produk Yamaha Mio

Memiliki Perbedaan dengan produk yang sejenis ………….. 52 Tabel 4.9 Jawaban Responden Tentang Konsumen Loyal

Kepada Yama Mio karena keunikannya ……… 53 Tabel 4.10 Jawaban Responden Tentang Konsumen melakukan

Pencarian Informasi ………. 54 Tabel 4.11 Jawaban Responden Tentang Yamaha Mio Memiliki


(10)

Harga yang sesuai ………. 55

Tabel 4.12 Jawaban Responden Tentang Kualitas yang Dimiliki Yamaha Mio ………. 56

Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Brand Image………. 61

Table 4.14 Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian……… 62

Table 4.15 Hasil Uji Reliabelitas Brand Image……….. 62


(11)

DAFTAR LAMPIRAN 1. Tabulasi Data Variabel X

2. Tabulasi Data Variabel Y

3. Nilai dan Kuadran Masing – Masing Variabel 4. Data Validitas dan Reliabel Variabel X dan Y 5. Pengajuan Judul Skripsi

6. Surat Permohonan Judul Skripsi

7. Surat Penugasan Bimbingan Oeh dosen 8. Undangan Seminar Proposal Skripsi 9. Daftar Hadir Peserta Seminar

10.Berita Acara Seminar Proposal Skripsi 11.Izin Pra Penelitian

12.Izin Penelitian 13.Koesioner Penelitian


(12)

ABSTRAK

Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Pada Motor Yamaha Mio Di PT.BAF

( Studi Kasus Pada Konsumen yang Membeli Motor Yamaha Mio Di PT.BAF )

Nama : Rangga Restu Prayogo Nim : 090907049

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Pembimbing : Onan Marakali Siregar,S.sos,M.Si

Salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen adalah brand image yang dimiliki suatu produk yaitu motor Yamaha mio. Yamaha mio memiliki brand image yang positif sehingga membuat konsumen tertarik dan mengambil keputusan untuk membelinya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Brand Image Yamaha mio Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian konsumen Pada Motor Yamaha Mio Di PT.BAF .

Bentuk penelitian ini menggunakan metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif dengan maksud untuk mencari seberapa besar pengaruh antara variabel X yaitu brand Image terhadap variabel Y yaitu pengambilan keputusan pembelian. Dengan metode ini diharapkan penulis dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari penelitian.

Dari hasil perhitungan korelasi produk moment, di peroleh rhitung sebesar 0,486 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut dan masuk kedalam katagori Sedang.

Besar pengaruh brand image terhadap pengambilan keputusan pembelian digunakan rumus determinasi yang diperoleh hasil sebesar 23,61%. Artinya tercapai pengambilan keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh brand image suatu produk sebesar 23,61%.


(13)

ABSTRACT

Against Brand Image Influence Purchase Decision In Motor Yamaha Mio in PT.BAF

(Case Study On The Consumer Buying Yamaha Mio in PT.BAF)

Name : Rangga Restu Prayogo

Nim : 090907049

Program of Study : Science Business Administration / Business

Supervisor : Onan Marakali Siregar, S.sos, M.Si

One of the factors that influence purchase decisions by consumers is the brand image of a product that is owned by Yamaha mio. Yamaha mio has a positive brand image that consumers are interested in and make the decision to buy it.

This study aims to determine how much influence Against Brand Image Yamaha mio Consumer Purchase Decision In Motor Yamaha Mio in PT.BAF. This research forms the associative method with a quantitative approach with a view to find how much influence among the variables X to variable Y brand image that is making purchasing decisions. With this method the authors are expected to explain the phenomenon that is based on the data and information obtained from the research.

From the calculation of the product moment correlation, obtained rhitung of 0.486 which shows that there is a relationship between two variables and entered into the Medium category.

Great influence on decision-making brand image purchase used formula determination results obtained by 23.61%. Means to achieve a purchase decision is influenced by the brand image of a product of 23.61%.


(14)

ABSTRAK

Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Pada Motor Yamaha Mio Di PT.BAF

( Studi Kasus Pada Konsumen yang Membeli Motor Yamaha Mio Di PT.BAF )

Nama : Rangga Restu Prayogo Nim : 090907049

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Pembimbing : Onan Marakali Siregar,S.sos,M.Si

Salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen adalah brand image yang dimiliki suatu produk yaitu motor Yamaha mio. Yamaha mio memiliki brand image yang positif sehingga membuat konsumen tertarik dan mengambil keputusan untuk membelinya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Brand Image Yamaha mio Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian konsumen Pada Motor Yamaha Mio Di PT.BAF .

Bentuk penelitian ini menggunakan metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif dengan maksud untuk mencari seberapa besar pengaruh antara variabel X yaitu brand Image terhadap variabel Y yaitu pengambilan keputusan pembelian. Dengan metode ini diharapkan penulis dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari penelitian.

Dari hasil perhitungan korelasi produk moment, di peroleh rhitung sebesar 0,486 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut dan masuk kedalam katagori Sedang.

Besar pengaruh brand image terhadap pengambilan keputusan pembelian digunakan rumus determinasi yang diperoleh hasil sebesar 23,61%. Artinya tercapai pengambilan keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh brand image suatu produk sebesar 23,61%.


(15)

ABSTRACT

Against Brand Image Influence Purchase Decision In Motor Yamaha Mio in PT.BAF

(Case Study On The Consumer Buying Yamaha Mio in PT.BAF)

Name : Rangga Restu Prayogo

Nim : 090907049

Program of Study : Science Business Administration / Business

Supervisor : Onan Marakali Siregar, S.sos, M.Si

One of the factors that influence purchase decisions by consumers is the brand image of a product that is owned by Yamaha mio. Yamaha mio has a positive brand image that consumers are interested in and make the decision to buy it.

This study aims to determine how much influence Against Brand Image Yamaha mio Consumer Purchase Decision In Motor Yamaha Mio in PT.BAF. This research forms the associative method with a quantitative approach with a view to find how much influence among the variables X to variable Y brand image that is making purchasing decisions. With this method the authors are expected to explain the phenomenon that is based on the data and information obtained from the research.

From the calculation of the product moment correlation, obtained rhitung of 0.486 which shows that there is a relationship between two variables and entered into the Medium category.

Great influence on decision-making brand image purchase used formula determination results obtained by 23.61%. Means to achieve a purchase decision is influenced by the brand image of a product of 23.61%.


(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat ini , Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat cepat mengalami peningkatan karena perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar yang sesuai target dan meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat agar usahanya dapat bertahan lama sesuai dengan keadaan serta situasi yang ada dan memenangi persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan tercapai. Pada dasarnya, semakin banyak pesaing, maka semakin banyak pula pilihan bagi konsumen untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan harapannya.

Persaingan yang semakin ketat menyebabkan perusahaan semakin sulit untuk meningkatkan jumlah konsumen. Banyaknya pemain dalam pasar dengan segala macam keunggulan produk yang ditawarkan membuat perusahaan semakin sulit untuk bisa merebut pasar pesaing. Persaingan yang ketat secara tidak langsung akan mempengaruhi suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar, perusahaan juga harus bekerja keras dalam mempertahankan perusahaan agar dapat bersaing di dalam menjalankan dan memasarkan produk seperti merek yang akan di beli oleh konsumen. Karena hal itulah, upaya menjaga merek yang baik dari


(17)

perusahaan kepada konsumen terhadap produk yang di pasarkan merupakan hal penting yang harus selalu dilakukan oleh perusahaan .

Merek yang di miliki oleh perusahaan sebagai keunggulan yang dapat di nilai oleh seluruh konsumen tidak hadir begitu saja, diperlukan strategi dalam mencapai dan mempertahankan di dalam menjaga hubungan baik kepada konsumen untuk selalu menciptakan keputusan pembelian yang berjalan baik dan tahan lama. Perusahaan harus mampu memperkenalkan apa yang menjadi kebutuhan dan harapan konsumen. Konsumen sebagai individu dalam mendapatkan atau membeli barang telah melalui proses-proses atau tahapan-tahapan terlebih dahulu, seperti mendapatkan formasi baik melalui iklan atau referensi dari orang lain (word of mouth) kemudian membandingkan produk satu dengan produk yang lain sampai akhirnya mereka mengambil keputusan untuk memilih serta membeli dan berdasarkan pengalaman tersebut konsumen akan membeli produk yang sama (loyal). Salah satu jalan untuk meraih keunggulan kompetitif dalam memcapai kepada keputusan konsumen membeli adalah dengan membangun dan membentuk brand image (citra merek) yang baik di mata konsumen.

Konsumen sangatlah kritis dalam memilih suatu produk yang akan dipilih, Keputusan untuk membeli suatu produk sangat dipengaruhi oleh penilaian akan bentuk serta kualitas produk tersebut. Tuntutan permintaan akan sebuah produk/ barang yang semakin berkualitas membuat perusahaan yang bergerak diberbagai bidang usaha berlomba-lomba


(18)

meningkatkan kualitas produk yang mereka miliki demi mempertahankan Brand Image (citra merek) produk yang mereka miliki. Merek mempunyai sifat khas, dan sifat khas inilah yang membedakan produk yang satu berbeda dengan produk yang lainnya, walaupun sejenis. Berbagai upaya dilakukan perusahaan dalam rangka mempertahankan Brand Image yang mereka miliki di antaranya inovasi teknologi keunggulan yang dimiliki produk tersebut, penetapan harga yang bersaing dan promosi yang tepat sasaran. Semakin baik Brand Image produk yang dijual maka akan berdampak pada keputusan pembelian oleh konsumen. Keputusan pembelian oleh konsumen adalah keputusan yang melibatkan persepsi terhadap kualitas, nilai dan harga yang ada pada perusahaan tertentu.

Brand Image dewasa ini berkembang menjadi sumber aset terbesar bagi perusahaan. Suatu perusahaan beroperasi untuk mendapatkan profit atau keuntungan, juga untuk mempertahankan kelangsungan hidup bisnisnya. Suatu perusahaan untuk memenangkan persaingan dituntut melakukan strategi pemasaran bagi produk-produk yang dihasilkan. Dalam kondisi semakin meningkatnya persaingan produk-produk sejenis dan perilaku konsumen yang cenderung ingin mencoba merek-merek baru yang dikeluarkan oleh perusahaan pesaing untuk mendapatkan kepuasan, manfaat yang lebih, dan memenuhi rasa ingin tahu terhadap merek baru tersebut.

Salah satu industri yang tumbuh pesat sampai saat ini adalah industri otomotif, perkembangannya ditunjang dengan bertambah luasnya


(19)

sarana jalan, peningkatan pendapatan masyarakat yang meningkat menempatkan Motor sebagai salah satu kendaraan penting di semua golongan masyarakat kota medan. Kenyataan ini merupakan peluang yang dimanfaatkan oleh produsen Motor dengan mengeluarkan berbagai jenis dan merek yang dikeluarkan di Indonesia dengan sendirinya kendaraan yang dipasarkan mampu menarik minat konsumen. Produk industri otomotif sangat kompetitif dalam bentuk, warna, kecanggihan teknologi dan merek. Merek-merek Motor yang dipasarkan di Indonesia sekarang ini berasal dari buatan Jepang dan China seperti, Honda, TVS, Suzuki, Kawasaki, dan Yamaha yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat kota Medan selain Honda . Yamaha buatan oleh perusahaan motor Jepang yang sudah ternama di dunia termasuk Indonesia. Yamaha juga merupakan motor yang beranekaragam bentuk dan versi seperti, Yamaha Mio, Yamaha Soul, Yamaha Skorpi , Yamaha Vaxion dan produk yang sejenis .

Banyak produk Yamaha yang di pasarkan secara besar – besaran oleh masyarakat kota medan dan masyarakat sangat tertarik menggunakan motor yang di pasarkan oleh Yamaha adalah produk Yamaha mio . Yamaha Mio merupakan salah satu Produk andalan yang sekarang cukup laris di badingkan dengan produk Yamaha lainnya walau tidak terlalu signifikan. Pemilihan produk Yamaha Mio yang menjadi pilihan masyarakat kota Medan di karenakan kualitas yang cukup baik dan motor ini memiliki injeksi methik yang memudahkan pengguna memakainya


(20)

serta irit di dalam melakukan perjalanan jauh. Produk Yamaha mio menawarkan pelayanan tersendiri untuk pembeli , berupa layanan purna jual, servis, suku cadang, sampai penetapan harga yang cukup bersaing sesuai dengan jenis dan segmen pasarnya. Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri otomotif Motor berupa pemasaran penjualan dan pembiayan kredit Motor Yamaha mio yang terkenal di kota Medan adalah PT . Bussan Auto Finance (BAF).

PT. BAF merupakan salah satu perusahaan penjualanan motor secara kredit yang hanya menjual produk Yamaha saja dan tidak menjual produk merek motor lain. Perusahaan ini juga memiliki kompetitor yang cukup banyak di kota medan , namun perusahaan ini dapat mempertahankan pencitraan perusahaan terhadap merek yang perusahaan ini pasarkan dan proses penjualanan di kalangan masyarakat yang melakukan keputusan pembelian di perusahaan ini. Perusahaan harus mengambil kebijakan pemasaran perusahaan berharap agar produk yang dipasarkan dapat menembus pasar , serta mampu meraih pangsa pasar yang luas dan mampu bersaing dengan perusahaan lain. Untuk itu, maka tujuan untuk meningkatkan produk terutama bentuk, tipe, serta daya tahan , dan merek yang dipasarkan harus dapat meningkatkan kepuasan bagi konsumen. Kebijakan produk juga dilakukan dalam menghadapi kejenuhan dari suatu jenis maupun tipe produk dan olehnya itu diadakan pembaharuan model, maupun kapasitas yang dimiliki jenis produk tersebut termasuk Yamaha Mio.


(21)

Berikut ini adalah 10 motor terlaris di Indonesia di tahun 2012: 1. Honda Beat Series : 1.466.185 unit

2. Yamaha Mio Series : 1.085.137 unit 3. Honda Vario Series : 1.079.943 unit 4. Honda Supra Series : 526.294 unit 5. HondaRevo Series : 363.599 unit 6. Yamaha V-Ixion : 320.444 unit 7. Yamaha Jupiter mx : 274.128 unit 8. Yamaha Vega : 248.311 unit 9. Suzuki Satria FU : 248.277 unit 10.Yamaha Jupiter Z : 202.022 unit ( sumber : harian seputar Indonesia )

Setelah mengenai penjelasan yang sudah di jabarkan di latarbelakang di dalam penulisan ini , saya mengkaji mengenai Brand

Image Yamaha mio yang kesemuanya itu baik langsung ataupun tidak

langsung akan mengacu pada Image perusahaan itu sendiri dalam hal ini adalah PT. BAF , Karena meskipun merek yang pada awalnya hanya berfungsi untuk membedakan suatu produk lainnya akhirnya berkembang dengan mempengaruhi Image (citra) perusahaan tersebut dan begitupula sebaliknya.

Penelitian tentang Brand image telah banyak dilakukan sebelumnya oleh penelitian terdahulu. Berdasarkan hasil penelitian alfian (2012) dengan judul “pengaruh brand image terhadap keputusan


(22)

pembelian mobil Toyota” disimpulkan bahwa melalui brand image konsumen mengambil keputusan pembelian mobil Toyota di Makassar.

Nurul huda (2012), meneliti tentang “brand image yang dimiliki Yamaha scuter di Makassar” hasil penelitiannya menunjukkan bahwa brand image sangat perlu dimiliki oleh produk yang akan dijual agar dapat menarik konsumen untuk membelinya. Selanjutnya penelitan Andi gusti(2012) dengan judul “ pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian Samsung Galaxy Tab” Menelitian ini menunjukkan juga hasil yang signifikan terhadap pengaruh kedua variabel yang saling berhubungan sehingga bisa saling mempengaruhi secara positif.

Yunita (2011) meneliti tentang “ brand image berpengaruh terhadap keputusan membeli Handphone” Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian yang diciptakan oleh konsumen untuk membeli produk yang brand image produk tersebut baik dimata konsumen sehingga tercipta keputusan pembelian. Bagus (2011) meneliti “pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian yang dilakukan masyarakat mengunjungi Plaza” penelitian ini juga menunjukan memang brand image menjadi salah satu faktor penting yang membuat konsumen untuk menentukan keputusannya untuk memiliki produk yang layak dan daya ketertarikan yang kuat.

Berdasarkan uraian diatas, maka saya sebagai penulis ingin mengangkat judul “Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Motor Yamaha Mio pada PT. Bussan Auto


(23)

Finance yang berada pada Jalan Bambu II , Medan ( studi kasus pada konsumen yang membeli Motor Yamaha Mio di PT.BAF , Medan )

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah di kemukakan, maka rumusan masalah dalam penulisan ini, adalah :

Seberapa besar Brand image berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian motor Yamaha mio oleh konsumen di PT . BAF ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui seberapa besar Brand

Image berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian motor

Yamaha mio di PT.BAF.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

a) Sebagai bahan informasi bagi PT. BAF dalam pengambilan keputusan dimasa yang akan datang, khususnya mengenai strategi pencitraan produk yang efektif.

b) Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang tertarik mengangkat permasalahan yang serupa dengan ini.


(24)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1. Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu faktor penting dalam suatu siklus yang bermula dan berakhir dengan kebutuhan. Pemasar harus dapat menafsirkan, mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga, mempromosikan produk secara efektif, mendistribusikan produk serta mengkombinasikannya dengan data pasar seperti lokasi konsumen, jumlah dan keseluruhan konsumen. Pemasaran telah didefinisikan dalam banyak acara dan dikemukakan oleh beberapa ahli pemasaran.

Berikut ini pengertian pemasaran menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001 : 6), pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.

Sedangkan pengertian menurut Kotler, Amstrong (2003 : 7) mendefinisikan pemasaran sebagai proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain.


(25)

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran mencakup segala proses untuk memperoleh apa yang diinginkan individu dan organisasi melalui pertukaran dan penciptaan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan individu dan organisasi.

Berikut ini pengertian menurut Tjiptono (2002 : 16), Manajemen Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi penentuan harga, promosi dan distribusi barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi.

Sedangkan menurut Djaslim Saladin (2003 : 3) pengertian manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, penerapan dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Beradasarkan definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah suatu kegiatan yang sangat kompleks dan kuat yang memerlukan perhatian dari pimpinan perusahaan atau organisasi agar tujuan organisasi perusahaan dapat tercapai.

2.1.1. Pengertian Bauran Pemasaran

Bauran Pemasaran (Marketing Mix) merupakan salah satu konsep utama dalam pemasaran. Bauran pemasaran mencakup sistem atau alat-alat yang membantu mengaplikasikan konsep pemasaran itu sendiri. Oleh karena itu, setiap perusahaan setelah


(26)

memutuskan strategi pemasaran kompetitifnya secara keseluruhan, perusahaan harus mulai menyiapkan perencanaan bauran pemasaran yang rinci.

Menurut Kotler, Amstrong (2003 : 78) Bauran Pemasaran adalah serangkaian alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan produk, harga, tempat (distribusi), promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran merupakan alat pemasaran yang terdiri atas produk, harga, distribusi dan promosi untuk mendapatkan respond an dapat memuaskan pasar sasaran. Salah satu unsur penting dalam menunjang keberhasilan suatu perusahaan adalah startegi produk. Berikut ini dibahas mengenai keempat variabel pokok dari marketing mix, yaitu :

1. Produk (Product)

Produk merupakan unsur pertama dalam bauran pemasaran. Karena produk yang akan dipasarkan tersebut sangat menentukan kedudukan perusahaan di pasar. Melihat situasi dewasa ini dimana persaingan cukup ketat, maka setiap perusahaan harus dapat mengimbangi teknologi yang diproduksi.


(27)

2. Harga (Price)

Penetapan harga yang tepat dilakukan oleh perusahaan terhadap produknya, merupakan hal penting yang harus dilaksanakan agar dapat dengan sukses memasarkan barang atau jasa yang ditawarkan. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan dan pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk, promosi dan saluran distribusi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran).

3. Promosi (Promotion)

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum mengetahuinya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan membelinya. Oleh karena itu kegiatan promosi yang dilakukan oleh suatu perusahaan senantiasa mengacu pada usaha untuk memengaruhi konsumen, untuk dapat menciptakan permintaan atas suatu produk untuk kemudian dipelihara dan dikembangkan.

4. Distribusi (Place)

Dalam upaya melancarkan arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen, maka salah satu faktor yang sangat penting dan harus mendapat perhatian khusus adalah memilih secara tepat saluran distribusi yang akan digunakan dalam menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen.


(28)

2.2. Brand ( Merek)

Merek merupakan salah satu atribut yang penting di dalam sebuah produk yang penggunaannya pada saat ini sudah sangat meluas. Keahlian paling unik dari pemasar adalah kemampuannya menciptakan, memelihara, melindungi dan meningkatkan brand. Para pemasar mengatakan bahwa pemberian brand adalah seni dan bagian penting dalam pemasaran. Merek juga dapat membantu perusahaan memperluas lini produk serta mengembangkan posisi pasar yang spesifik bagi suatu produk.

Sebagai aset perusahaan yang tak ternilai harganya, pengelolaan berek merupakan suatu permasalahan yang sangat serius bagi produsen. Pengelolaan ini dilakukan sebaik mungkin sehingga konsumen bisa mengidentifikasi sebuah produk, agar terjalin suatu hubungan antara konsumen dengan produk yang dipasarkan. Salah satu yang menjadi pertimbangan konsumen dalam mengambil keputusan membeli adalah merek.

2.2.1. Pengertian Brand ( Merek)

Merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek - merek terbaik memberikan jaminan mutu. Agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pengertian merek / brand, berikut ini pengertian brand menurut para ahli :


(29)

Menurut Simamora (2001 : 149) merek adalah nama, tanda, istilah, simbol, desain, atau kombinasinya yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan mendiferensiasi (membedakan) barang atau layanan suatu penjual dari barang atau layanan penjual lain.

Menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001 : 421) berpendapat bahwa pengertian merek adalah suatu nama, istilah, simbol, desain, atau gabungan keempatnya, yang mengidentifikasi produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing.

Sedangkan pengertian brand menurut Kotler, Amstrong (2003 : 349) merek adalah suatu nama, istilah, simbol, atau desain atau kombinasi dari keduanya , yang di maksud untuk menandakan barang / pelayanan satu penjual atau sekelompok penjual dan untuk membedakan mereka dengan kompetitor lain yang ada .

Serta Menurut UU Merek No.15 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 1: Merek adalah tanda yang berupa gambaar, nama kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsure-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.

2.2.2. Manfaat Brand ( Merek)

Saat ini , hampir semua produk diberi merek bahkan produk-produk yang sebelumnya tidak memerlukan brand. Brand


(30)

sangat diperlukan oleh suatu produk, karena selain brand memiliki nilai yang kuat brand juga bermanfaat bagi konsumen produsen, publik, seperti yang dikemukakan oleh Bilson Simamora (2001:153), yaitu :

a. Bagi konsumen, manfaat brand adalah :

1) Brand dapat menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang mutu.

2) Brand membantu menarik perhatian pembeli terhadap

produk-produk baru yang mungkin bermanfaat bagi mereka.

b. Bagi produsen, manfaat brand adalah :

1) Brand memudahkan penjual mengolah pesanan dan

menelusuri masalah-masalah yang timbul.

2) Brand memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan

atau ciri khas produk.

3) Brand memungkinkan menarik sekelompok pembeli yang

setia dan menguntungkan.


(31)

c. Bagi publik, brand bermanfaat dalam hal :

1) Pemberian brand memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih konsisten.

2) Brand meningkatkan efisiensi pembeli karena brand dapat menyediakan informasi tentang produk dan dimana membelinya.

3) Meningkatkan inovasi produk baru, karena produsen terdorong untuk menciptakan keunikan baru guna mencegah peniruan dari pesaing.

2.3. Pengertian Image ( citra)

Image merupakan suatu komponen pendukung bagi sebuah brand/ merek, dimana ia mewakili “wajah” dan juga mutu suatu produk. Jika brand ibarat mengenal manusia dari namanya, maka image bagaikan kesan yang kita lihat dari manusianya.

Image merupakan suatu hal yang penting bagi produsen, sebab image adalah salah satu kriteria yang digunakan konsumen dalam membuat keputusan membeli. Untuk itu, produsen perlu membangun image yang baik di mata konsumen dengan usaha yang keras, karena belum tentu apa yang diproyeksikan sama dengan apa yang dipersepsikan oleh konsumen.

Pengertian image menurut Kotler , Amstrong (2000 : 338) adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya.


(32)

Image lahir dari suatu persepsi dan setiap oran akan memiliki persepsi yang berbeda dari objek yang sama karena ada tiga proses pembentukan persepsi, yaitu :

a. Selective Attention. Dimana individu tidak dapat merawat

seluruh stimuli atau rangsangan yang diterima karena kapasitas untuk memperoleh stimuli tersebut terbatas, maka rangsangan-rangsangan tersebut diseleksi.

b. Selective Distortion. Kecenderungan untuk merubah informasi yang didapat menjadi sesuai dengan yang diduga olehnya.

c. Selective Retention. Individu mempunyai kecenderungan untuk merubah informasi tetapi mereka akan tetap menyimpan informasi yang mendukung sikap dan kepercayaan mereka.

Jadi , Pengertian image secara umum, merupakan sekumpulan keyakinan, ide, kesan, dan persepsi dari seseorang, suatu komunitas, atau masyarakat terhadap suatu produk, merek, figur, organisasi, perusahaan bahkan Negara yang dibentuk melalui suatu proses informasi yang diperoleh melalui berbagai sumber.

2.4. Pengertian Brand Image ( Citra Merek )

Brand image merupakan hasil dari pandangan atau penelitian konsumen terhadap suatu brand baik atau buruk. Hal ini berdasarkan pertimbangan atau menyeleksi dengan membandingkan perbedaan yang


(33)

terdapat pada beberapa brand, sehingga brand yang penawarannya sesuai dengan kebutuhan akan terpilih.

Dalam sebuah Brand Image terkandung beberapa hal yang menjelaskan tentang merek sebagai produk, merek sebagai organisasi merek sebagai simbol. Brand Image bisa juga tercipta dari faktor-faktor lainnya. Brand Image tercipta bisa dengan waktu yang sangat lama bisa juga dengan waktu yang singkat. Hal ini tergantung dengan perusahaan itu sendiri bagaimana cara membangun Brand Image dan memeliharanya.

Menurut Rangkuti (2002 : 43) brand image adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dibenak konsumen.

Sedangkan Pengertian brand Image menurut Keller, Kotler (2003:166) bahwa:

1. Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang pada ingatan konsumen.

2. Cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam pemikiran mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya, mereka tidak berhadapan langsung dengan produk.

Membangun Brand Image yang positif dapat dicapai dengan program marketing yang kuat terhadap produk tersebut, yang unik dan memiliki kelebihan yang ditonjolkan, yang membedakannya dengan produk lain. Kombinasi yang baik dari elemen-elemen yang mendukung (seperti yang telah dijelaskan sebelumnya ) dapat menciptakan brand


(34)

image yang kuat bagi konsumen. Factor-faktor pendukung terbentuknya Brand Image dalam keterkaitannya dalam asosiasi merek (Keller,2003:167) :

a. Keunggulan asosiasi merek (Favorability of brand association)

Salah satu factor pembentuk Brand Image adalah keunggulan produk, dimana produk tersebut unggul dalam persaingan. Karena keunggulan kualitas (model dan kenyamanan) dan cirri khas itulah yang menyebabkan suatu produk mempunyai daya tarik terssendiri bagi konsumen. b. Kekuatan asosiasi merek (Strength of brand association)

Contoh membangun kepopuleran merek dengan strategi komunikasi melalui periklanan. Setiap merek yang berharga mempunyai jiwa, suatu kepribadian khusus adalah kewajiban mendasar bagi pemilik merek untuk dapat mengungkapkan, mensosialisasikan jiwa/keperibadian tersebut dalam satu bentuk iklan, ataupun bentuk kegiatan promosi dan pemasaran lainnya. Hal itulah yang akan terus menerus yang menjadi penghubung antara produk/merek dengan konsumen. Dengan demikian merek tersebut akan cepat dikenal dan akan tetap terjaga ditengah-tengah maraknya persaingan. Membangun popularitas sebuah merek tidaklah mudah, namun demikian


(35)

popularitas adalah salah satu kunnci yang dapat membentuk Brand Image.

c. Keunikan asosiasi merek (Uniqueness of brand association) Merupakan keunikan-kunikan yang dimiliki oleh produk tersebut. Beberapa keuntungan dengan terciptanya Brand Image yang kuat adalah :

a. Peluang bagin produk /merek untuk terus mengembangkan diri dan memiliki prospek bisnis yang bagus.

b. Memimpin produk untuk semakin memiliki system keuangan yang bagus.

c. Menciptakan loyalitas konsumen.

d. Membantu dalam efisiensi Marketing, karena merek telah berhasil dikenal dan diingat oleh konsumen.

e. Membantu dalam menciptakan perbedaan dengan pesaing. Semakin merek dikenal dengan masyarakat, maka perbedaan/ keunikan baru yang diciptakan perusahaan akan mudah dukenali oleh konsumen.

f. Mempermudah dalam perekrutan tenaga kerja bagi perusahaan.


(36)

h. Mempermudah mendaptakn investor baru guna mengembangkan produk.

2.4.1. Manfaat Brand Image

Pandangan konsumen terhadap suatu brand merupakan hal yang sangat penting dalam strategi pemasaran. Suatu image dapat membantu perusahaan untuk mengetahui apakah strategi pemasaran yang dijalankan sudah tepat atau belum. Menurut Sutisna (2001 : 83), ada beberapa manfaat dari brand image yang positif, yaitu :

1) Konsumen dengan image yang positif terhadap suatu brand, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian.

2) Perusahaan dapat mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan image positif yang telah terbentuk terhadap brand produk lama.

3) Kebijakan family branding dan leverage branding dapat dilakukan jika brand image produk yang telah ada positif.

2.5. Pengertian Prilaku Konsumen

Istilah konsumen sering di artikan sebagai dua jenis konsumen yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi . Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk di gunakan sendiri. Sedangkan jenis kedua


(37)

sosial, pemerintah, dan lembaga lainnya . Konsumen organisasi harus membeli produk peralatan dan jasa lainnya untuk menjalankan seluruh kegiatran organisasinya .

Konsumen individu dan konsumen organisasi adalah sama pentingnya. Mereka memberikan sumbangan yang sangat penting bagi perkembanagan dan pertumbuhan ekonomi, tanpa konsumen individu, produk atau jasa yang di hasilkan perusahaan tidak mungkin bisa laku terjual. Konsumen individu yang langsung mempengaruh kemajuan dan kemunduran perusahaan . Produk sebaik apapun tidak akan ada artinya bagi perusahaan jika ia tidak di bei oleh konsumen individu. Konsumen individu merupakan tulang punggung perekonomian nasional , sebagian besar pabrik dan perusahaan serta sektor pertanian menghasilkan produk dan jasa untuk di gunakan oleh konsumen akhir. Konsumen akhir memiliki keragaman yang menarik untuk di pelajari karena ia meliputi seluruh individu dari berbagai usia , latar belakang budaya , pendidikan, dan keadaan sosial ekonomi lainnya.

Perilaku konsumen terdapat pada ciri individu dalam mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang sudah tersedia seperti waktu, uang, dan usaha guna memperoleh barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi.

Menurut Schiffman dan Kamuk (1994 :121) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai “ perilaku yang di perlihatkan konsumen


(38)

dalam mencari , membeli , menggunakan , mengevaluasi , dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka”.

Menurut Winardi (1991 :23) perilaku konsumen merupakan perilaku yang di tujukan oleh orang – orang dalam merencanakan , membeli , dan menggunakan barang – barang ekonomi dan jasa.

2.6. Keputusan Pembelian

Perilaku konsumen berusaha memahami bagaimana konsumen mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa. Setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang pencarian , pembelian, pengguna beragam produk, dan merek pada setiap periode tertentu.Berbagai macam keputusan mengenai aktivitas kehidupan seringkali harus dilakukan oleh setiap konsumen pada setiap waktu. Konsumen melakukan keputusan setiap waktu tanpa menyadari bahwa mereka telah mengambil keputusan . Disiplin perilaku konsumen berusaha mempelajari bagaimana konsumen mengambil kepuasan dan memahami apa saja yang mempengaruhi dan yang terlibat dalam pengambilan keputusan.

2.6.1. Pengertian Keputusan pembelian

Keputusan pembelian menurut Kotler (2002 : 204) adalah suatu tindakan konsumen untuk membentuk referensi diantara


(39)

merek-merek dalam kelompok pilihan dan membeli produk yang paling disukai.

Sedangkan menurut Saladin (2003 : 13), ada tiga faktor penyebab timbulnya keputusan pembelian yaitu :

d. Sikap orang lain : Keputusan membeli itu banyak dipengaruhi oleh teman-teman, tetangga atau siapa yang ia percaya.

e. Faktor-faktor situasi yang tidak terduga : Seperti faktor harga, pendapatan keluarga dan manfaat yang diharapkan dari produk tersebut.

f. Faktor-faktor yang dapat diduga : faktor situasional yang dapat diantisipasi konsumen.

Jadi dapat artikan, keputusan pembelian itu sendiri adalah hasil evaluasi alternatif dari berbagai merek yang ada untuk dijadikan referensi dalam proses pengambilan keputusan.

2.6.2. Tahapan-tahapan Proses Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk atau jasa diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan.


(40)

oleh seorang konsumen dalam melakukan pembelian. Tahapan-tahapan dari suatu pembelian menurut Kotler (2005 : 224) adalah sebagai berikut :

a. Pengenalan Masalah, proses pembelian dimulai saat pembeli mengenai masalah dan kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal.

b. Pencarian Informasi, proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen tergerak untuk mencari informasi tambahan, konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian atau mungkin pula mencari informasi secara aktif.

c. Evaluasi Alternatif, proses keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam sejumlah pilihan. Tahap ini konsumen akan memperhatikan ciri-ciri atau sifat yang berkaitan langusng dengan kebutuhan mereka dan juga akan menggali kembali ingatannya pada suatu brand, mereka mencoba menyeleksi persepsinya sendiri mengenai image suatu brand tersebut akan menciptakan minat untuk membeli.


(41)

d. Keputusan Pembelian, tahap ketika konsumen benar-benar membeli produk tersebut. Keputusan pembelian konsumen adalah membeli atribut yang paling disukai, tetapi dua faktor yang dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Faktor kedua adalah situasi yang tidak diharapkan. Konsumen mungkin niat untuk membeli berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan.

e. Perilaku Pasca Pembelian, proses keputusan pembelian dimana konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah melakukan pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan mereka terhadap suatu produk atau brand.

2.6.3. Pihak-pihak yang berperan dalam Proses Pembelian Secara khusus, pemasar harus mengidentifikasi siapa yang membuat keputusan pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian, dan langkah-langkah dalam proses pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian, dan langkah-langkah dalam proses pembelian. Peran pembelian adalah sesuatu yang mudah untuk mengidentifikasi dari banyak produk. Lima peran yang dimainkan


(42)

orang dalam keputusan pembelian menurut Kotler (2005 : 220) adalah sebagai berikut :

1. Pencetus yaitu orang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli produk atau jasa.

2. Pemberi Pengaruh yaitu orang dengan pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan.

3. Pengambilan keputusan yaitu orang yang mengambil keputusan mengenai setiap komponen keputusan pembelian, apakah membeli, tidak membeli, bagaimana cara membeli, dan dimana akan membeli.

4. Pembeli yaitu orang yang melakukan pembelian sesungguhnya.

5. Pemakai yaitu seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa tertentu.

2.7. Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian

Ketika sebelum melakukan pembelian suatu barang, konsumen pasti dihadapkan oleh berbagai pilihan produk, begitu pula dalam hal pemilihan kendaraan roda dua (motor). Ada berbagai macam pilihan motor


(43)

yang ditawarkan, salah satunya adalah motor Yamaha Mio . Konsumen dapat memberikan penilaian terhadap suatu produk seperti pada motor Yamaha mio, motor ini dicitrakan oleh konsumen sebagai motor yang diproduksi untuk orang yang ingin tampil gaya, gaul, percaya diri dan mewah .

Motor Yamaha mio juga cocok untuk semua kalangan remaja dan ibu rumah tangga karena pengguna yang mudah .Yamaha juga sangat memperhatikan atribut dari produk yang akan ditawarkan kepada konsumen diantaranya merek, kualitas, fitur/gaya dan desain sehingga tidak akan mengecewakan konsumennya. Merek yang mudah dikenal, kualitas dalam hal kecepatan dan daya tahan mesin tinggi, fitur/gaya serta desain yang unik dengan berbagai pilihan warna hal ini yang membuat brand image Yamaha mio baik. Semakin baik brand image (citra merek) produk yang dijual maka akan berdampak pada keputusan pembelian oleh konsumen.

Keputusan pembelian oleh konsumen adalah keputusan yang melibatkan persepsi terhadap kualitas, persepsi terhadap nilai dan persepsi terhadap harga. Disinilah kita melihat sejauh mana merek dapat mempengaruhi penilaian konsumen dalam pengambilan keputusan dengan brand image dari produk tersebut.

Untuk lebih jelasnya prosess keputusan pembelian motor Yamaha Mio oleh konsumen pada PT. Bussan AUTO Finance ( BAF) dapat dilihat pada gambar dibawah ini.


(44)

Gambar 2.1.Kerangka Berfikir Konsep Brand Image

a. Keunggulan asosiasi merek (Favorability of brand association) b. Kekuatan asosiasi merek (Strength of brand association)

c. Keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association)

Menciptakan Brand image ( citra)

Keputusan Pembelian Yamaha Mio


(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bentuk Penelitian

Penelitian ini di lakukan untuk mengetahui berapa besar atau adakah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat . Dalam hal ini di gunakan metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan rumus statistik untuk membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh selama penelitian.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada Kantor PT. Bussan Auto Finance ( BAF) Jalan Bambu II No. 90a/b , Medan .

3.3. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Sebelum penelitian ini dilakukan, maka penulis terlebih dahulu menentukan populasi yang akan di teliti. Menurut Sugiyono populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang mengambil keputusan pembelian motor Yamaha Mio pada PT.BAF di tahun 2013 sebanyak 795 unit .


(46)

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang di ambil dengan menggunakan data tertentu . Mengutip dari pendapat Arikunto , bahwa apabila populasi kurang dari 100 maka sampel di ambil secara keseluruhan , sedangkan populasi diatas 100 maka sampel di ambil 10%- 20 % atau 20 % - 25% dari populasi. Maka sampel dalam penelitian ini adalah : n = 80 Orang. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Random Sampling.

3.4. Hipotesis

Hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian , dimana rumusan masalah penelitian telah di nyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Berdasarkan masalah pokok dan tujuan penelitian, maka hipotesis yang dikemukakan adalah “brand image berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian motor Yamaha Mio oleh konsumen di PT. BAF Medan”

Uji hipotesis menggunakan uji t :

Ho : b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha : b1 ≠ 0, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

Kriteria penilaian :

Jika t hitung < t tabel pada α = 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak Jika t hitung > t tabel pada α = 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima


(47)

3.5.Defenisi Konsep

Defenisi konsep merupakan abstraksi mengenai suatu fenomena yang di rumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian , keadaan , kelompok atau individu tertentu yang menjadi pusat perhatian . Pemberian defenisi konsep disini adalah untuk membantu menjelaskan masalah pengamata yang akan di teliti berikut :

1. Pengertian brand Image merupakan Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang pada ingatan konsumen serta cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam pemikiran mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya, mereka tidak berhadapan langsung dengan produk.

2. Pengertian Keputusan pembelian adalah suatu tindakan konsumen untuk membentuk referensi diantara merek-merek dalam kelompok pilihan dan membeli produk yang paling disukai.

Berdasarkan defenisi konsep di atas , maka pengaruh brand image terhadap pengambilan keputusan pembeli dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1. Skema Defenisi Konsep Variabel X

Brand Image

a. Keunggulan asosiasi merek

b. Kekuatan asosiasi merek

c. Keunikan asosiasi merek

Variable Y Pengambilan Keputusan

Pembelian

a. Tindakan konsumen b. Pemilihan merek –


(48)

3.6.Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang kerangka konsep yang telah di klasifikasikan di dalam variabel-variabel. Di dalam tulisan ini terdapat Variabel bebas dan terikat. Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel . Adapun defenisi operasional penelitian ini :

1. Brand Image sebagai Variabel Bebas (X) , di ukur dengan menggunakan indikator – indikator sebagai berikut :

a) Keunggulan asosiasi merek : 1. Keunggulan Produk

2. Produk dapat bersaing di pasaran b) Kekuatan asosiasi merek :

1. Pemasaran yang efektif dan efisien 2. Membangun popularitas produk c) Keunikan asosiasi merek :

1. Menciptakan perbedaan dengan pesaing 2. Menciptakan loyalitas konsumen.

2. Pengambilan keputusan pembelian sebagai Variabel Terikat ( Y ) , dengan indikator sebagai berikut :

a. Tindakan konsumen dalam pemenuhan kebutuhan atas produk yaitu: Pencarian informasi


(49)

1. Melihat harga 2. Kualitas produk

Tabel 3.1. Defenisi Operasional

Variabel Indikator – Indikator Sub Indikator

Variabel X

1. Keunggulan asosiasi merek

2. Kekuatan asosiasi merek

3. Keunikan asosiasi merek

a. Keunggulan Produk b. Produk dapat bersaing di

pasar

c. Pemasaran yang efektif dan efisien

d. Membangun popularitas produk

e. Memiliki keunikan produk

f. Menciptakan loyalitas

Variable Y

4.Tindakan Konsumen

5. Pemilihan Merek

a. Pencarian Informasi b. Melihat Harga


(50)

3.7.Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini , peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data berikut ini :

a. Data Primer , yaitu data yang diperoleh dengan melakukan penelitian secara langsung ke lokasi penelitian sesuai dengan apa yang akan di teliti . Penelitian data ini dilakukan dengan cara :

1. kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan atau angket yang telah disediakan kepada responden.

b. Data sekunder , yaitu pengumpulan data dan informasi yang diperlukan/diperoleh melalui catatan – catatan tertulis lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data ini dilakukan dengan cara :

1. Penelitian Kepustakaan , yaitu pengumpulan buku – buku , karya ilmiah , makalah yang memeiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

2. Studi Dokumentasi , yaitu menelaah catatan tertulis , dokumen , dan arsip yang menyangkut masalah yang diteliti yang berhubungan dengan perusahaan terkait atau pada PT.BAF.


(51)

3.8.Teknik Pengumpulan Skor

Melalui penyebaran angket yang berkaitan beberapa pertanyaan yang akan di ajukan kepada responden , maka ditentukan skor pada setiap pertanyaan . Penentuan ini dihitung berdasarkan akternatif jawaban ( A,B,C,D, dan E ) akan diberikan skor sebagai berikut :

1) Jawaban A diberi 5 2) Jawaban B diberi 4 3) Jawaban C diberi 3 4) Jawaban D diberi 2 5) Jawaban E diberi 1 3.9.Teknik Uji Instrumen

3.9.1. Uji Validitas

Suatu instrument dikatakan valid jika instrument tersebut mengukur apa yang harus diukur . Uji Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata dan benar.

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS Statistics 16.0 for windows dengan kriteria sebagai berikut :

Jika �ℎ����� > ������, maka pernyataan dikatakan valid


(52)

3.9.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten, bila koefisien korelasi (r) positif maka alat pengukur tersebut reliabel. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS Statistics 16.0 for windows dengan criteria sebagai berikut :

1. Jika r alpha> r table, maka pertanyaan dinyatakan reliabel 2. Jika r alpha< r table, maka pertanyaan dinyatakan tidak reliabel.

Menurut juliandi (2013) butir pernyataan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria jika nilai Cronbach’s Alpha >0,60 maka pernyataan reliabel.

3.10. Teknik Analisis Data

3.10.1.Koefisien Korelasi Produk Moment

Teknik analisa data yang di pergunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif asosiatif dengan uji statistik dengan menggunakan rumus korelasi product moment ,yang digunakan untuk mengkaji pengaruh variabel bebas X terhadap variabel terikat Y.

Penggunaan teknik korelasi seperti ini di sarkan atas sumber data yang diperoleh penulis serta adanya interval data yang berguna untuk melihat apakah jawaban responden tergolong Sangat Kuat , Kuat, Netral,


(53)

Adapun rumus Koefisien Korelasi Produk Moment adalah sebagai berikut:

∑ ∑

− = } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rxy Keterangan :

r xy = Angka Indeks Korelasi r

n =Populasi

∑ xy =Jumlah Perkalian antara skor x dan y

∑x =Jumlah skor x

∑y =Jumlah skor y

Untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Nilai r yang positif menunjukkan hubungan variabel positif , artinya kenaikan nilai variabel yang satu di ikuti oleh nilai variabel yang lain.

b. Nilai r yang negative menunjukkan hubungan kedua variabel negative, artinya menurunnya nilai variabel yang satu diikuti dengan meningkatkannya nilai variabel yang lain.


(54)

c. Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak berhubungan , artinya variabel yang satu tetap meskipun yang lain berubah.

Untuk mengetahuia adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r ( koefisien Korelasi ) , digunakan penafsiran interprestasi angkat yang di kemukakan oleh sugiyono yaitu :

Tabel 3.2.

Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi

Interprestasi Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,119

0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah

Sedang Kuat

Sangat Kuat

Dengan nilai r xy yang diperoleh , kita dapat melihat secara langsung melalui tabel korelasi yang menguji apakah nilai r tersebut berarti atau tidak , tabel korelasi ini mencantumkan batas – batas r yang signifikan tertentu, dalam hal ini signifikan 5 % bila nilai r tersebut signifikan sesuai dengan hipotesis alternatif yang dapat diterima.


(55)

3.10.2.Koefisien Determinant

Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh variabel bebas/independensi X terhadap variabel terikat/ devenden Y. Perhitungan dilakukan dengan mengkuadratkan nilai koefisien pearson produk moment ( r xy ) ² x 100%

KD = ( r xy ) ² X 100% KD = Koefisien Determinant

( r xy ) ² = Koefisien Pearson Produk Moment antara x dan y.

3.10.3 Pengujian Hipotesis 3.10.3.1. Uji t

Uji hipotesis t disebut juga sebagai uji signifikasis individual. Uji ini menunnjukkan seberapa jauh pengaruh varibel independent secara parsial terhadap variabel dipenden. Bentuk pengujiannya :

Ho : b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha : b1 ≠ 0, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

Kriteria penilaian :

Jika t hitung < t tabel pada α = 0,05 maka Ho diterima atau Ha

ditolak


(56)

t =

√ 1− �² r√ � −2

Keterangan : t = nilai t hitung r = koefisien korelasi n = jumlah responden


(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum PT. BAF ( Bussan Auto Finance ) A. Sejarah Instansi

PT Bussan Auto Finance (BAF) adalah perusahaan pembiayaan yang saat ini berkonsentrasi pada pembiayaan motor Yamaha. BAF didirikan pada tahun 1997. Dengan modal disetor sebesar Rp 275 Milyard (dinaikkan dari Rp25 milyard pada bulan Januari 2006).

Saat ini BAF memiliki 188 kantor cabang dan tidak kurang dari 144 POS (point of service) di seluruh pelosok Nusantara, dengan jumlah karyawan lebih dari 12,000 orang. Total jumlah konsumen yang pernah dan sedang dibiayai oleh BAF telah mencapai lebih dari 4 juta orang. Selama tahun 2009, BAF membiayai lebih dari 714 ribu unit kendaraan bermotor baru. Total asset lebih dari 10 triliun rupiah.

Pada tahun 2006-2008 yang lalu BAF terpilih menjadi perusahaan pembiayaan terbaik menurut majalah Investor. Tahun 2010 BAF mendapatkan peringkat AA- oleh PEFINDO dan meraih “Top Brand Award" untuk tahun 2008, 2010 - 2012 untuk kategori pembiayaan kendaraan bermotor roda dua dari Frontier. Tahun 2009 BAF menerima penghargaan sebagai perusahaan pembiayaan dengan kinerja "Sangat Bagus" selama 5 tahun berturut-turut dari majalah Infobank. Penghargaan


(58)

"Digital Marketing Award" diraih oleh BAF pada tahun 2010. Tahun 2011 BAF mendapatkan penghargaan SWA, Customer Loyalty Award 2011. Tahun 2012, BAF mendapatkan penghargaan "Service to Care Award" untuk pembiayaan kendaraan bermotor roda dua dan "Superbrand Award".

Pencapaian tersebut tidak lepas dari komitment BAF untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Dalam penyelenggaraan usahanya, BAF telah membangun dan menerapkan pengendalian internal (internal control) yang baik sesuai standar internasional, didukung oleh pengembangan sumber daya manusia yang komprehensif. Sebagai bagian dari keluarga besar Mitsui & Co Ltd, BAF menerapkan kontrol internal dalam kerangka kerja COSO sebagaimana disyaratkan oleh Sarbanes-Oxley Act 404 (SOX 404). Kepatuhan (compliance) kepada peraturan perusahaan dan perundang-undangan yang berlaku menjadi salah satu prioritas perusahaan. Setiap karyawan wajib untuk memahami kepatuhan tersebut dengan membaca dan menandatangani Buku Panduan Compliance (Compliance Guideline) yang disediakan oleh perusahaan. Sosialisasi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan etika bekerja, peraturan perusahaan, kepatuhan, dan beraneka ragam dorongan untuk menjadi karyawan yang efektif, disampaikan melalui berbagai media komunikasi internal, termasuk bulletin internal.


(59)

Dalam kaitannya dengan kegiatan sosial kepada masyarakat, BAF telah dan akan senantiasa menjalankan panggilannya dengan setia. Berbagai kegiatan sosial yang menjadi bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) telah dan sedang dilakukan bersama beberapa mitra, misalnya donor darah nasional (bersama PMI), safety riding course (bersama dealer Yamaha), pendidikan luar ruang untuk anak jalanan (bersama PPM), pengobatan gigi gratis (bersama FKG-UI), pendidikan perencanaan keuangan keluarga bagi masyarakat awam (bersama PPM), penghijauan (bersama masyarakat setempat), dan lain-lain.

Semua ini sejalan dengan Misi perusahaan untuk memberikan layanan solusi keuangan terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan hidup sehari-hari masyarakat Indonesia dan visi perusahaan untuk menjadi mitra jasa keuangan terkemuka milik masyarakat, bagi masyarakat di dalam masyarakat.

4.1.2. Visi dan Misi

Visi dan Misi dari perusahaan PT. Bussan Auto Finance : a) Visi Perusahaan :

Menjadi perusahaan pembiayaan terkemuka dan terpercaya bagi pelanggan, mitra usaha dan masyarakat.

b) Misi Perusahaan :

Memberikan layanan solusi keuangan terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.


(60)

c) Nilai – Nilai yang di terapkan di perusahaan : 1. Kejujuran, kesetiaan dan kedisiplinan 2. Berpikiran terbuka dan menyukai tantangan 3. Pengembangan diri dan mitra kerja

4. 3C yang baik (communication, coordination, cooperation) 5. Berorientasi pada pelanggan dan masyarakat.

d) Logo PT. BAF (Bussan Auto Finance )

Gambar 4.1 logo BAF

Arti logo BAF adalah perusahaan resmi pembiayaan motor Yamaha dari Jepang /Bussan.

e) Badan Hukum PT. BAF (Bussan Auto Finance )

Badan hukum PT. BAF ( Bussan Auto Finance) adalah Perseroan Terbatas ( PT )

4.1.3. Deskripsi Tugas dan Fungsi Bidang A. Job Description PT. BAF

1. BRANCH HEAD (BH) :

Memimpin Kantor Cabang PT. BAF yang berkenaan dengan masalah pencapaian penjualan dan collection di cabang, mengkoordinasi berbagai departemen supaya menjadi sebuah team work yang solid sehingga dapat


(61)

2. ADMIN FINANCE

Melakukan koordinasi dan Kontroling Arus Keuangan Cabang, Controling Teller/kasir.

3. ADMIN HEAD :

Melakukan administrasi umum cabang, melakukan pencetakan PO dan Pencairan dana ke Dealer (Disbusre).

4. HEAD COLECTOR

Melakukan Controling OD (Over Due) Cabang, 5. MARKETING HEAD

Melakukan Relationship Ke Dealer dalam Upaya Pencapaian Target Penjualan Cabang, Controling Tingkat Collection Surveyor

6. TELLER

Menerima Pembayaran Angsuran Konsumen di Kantor PT BAF dan di POS/Dealer

7. ADMIN STAFF

Melakukan pengecekan ulang kelengkapan persyaratan kredit di bawah koordinasi Admin Head

8. CHIEFE REPOSER

Melakukan Controling terhadap Tunggakan / OD Konsumen umur 60 – 180 hari

9. CHIEFE COLECTOR

Melakukan Controling terhadap Tunggakan / OD Konsumen umur 1 – 60 hari


(62)

10.CHIEFE REMEDIAL

Melakukan Controling Terhadap Tunggakan / OD KOnsumen umur 180 + dan Melakukan Tarik Barang

11.CHIEFE SURVEYOR

Melakukan Koordinasi dengan surveyor dalam pencapaian Target Marketing dan menjalin Relationship Dealer

12.FIELD SURVEYOR

Melakukan Veriifikasi Lapangan terhadap Pengajuan Kredit Motor, Menentukan layak atau tidaknya Konsumen dalam pengajuan kredit

13.BRANCH OFFICE STAFF

Melakukan Penginputan Aplikasi Kredit Konsumen, Melakukan Pengecekan terhadap Pengajuan Kredit Konsumen.

4.2. Penyajian Data

Pada bab ini penulis menyajikan data – data yang di peroleh selama penelitian berlangsung pada kantor PT.BAF Cabang Medan. Penyajian data ini terdiri dari karakteristik responden yang meliputi data pribadi responden berdasarkan jenis kelamin, usia, dan Pekerjaan serta menyajikan data variabel penelitian yang berupa jawaban responden terhadap pertanyaan yang di ajukan berdsarkan daftar pertanyaan pada koesioner yang di uraikan dalam tabel.


(63)

4.2.1. Karakteristik Responden

Berdasarkan teknik pengambilan sampel sebagaimana disampaikan pada bab terdahulu (Bab II), sampel yang digunakan sebanyak 80 orang (Responden).Karakteristik responden ini mencakup daata menurut jenis kelamin, usia, dan pekerjaan.

Tabel 4.1.

KreteriaResponden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah responden berjenis perempuan lebih dominan , yaitu sebanyak 48 orang (60%) dan laki – laki sebanyak 32 orang (40%).Hal ini dikarenakan perempuan lebih dominan menggunakan motor Yamaha Mio dibandingkan laki – laki.

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1 Laki – laki 32 40%

2 Perempuan 48 60%


(64)

Tabel 4.2.

Kriteria Responden Berdasarkan Usia

No. Umur Jumlah Persentase

1 <20 8 7,5%

2 21-30 29 35%

3 >31 43 57,5%

Total 80 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Tabel diatas menunjukkan keberagaman usia responden. Dimulai dengan rentang usia <20 tahun yang hanya berjumlah 8 orang ( 7,5%) , kemudian 20 – 30 berjumlah29 orang (35%) dan >31 berjumlah 43 orang ( 57,5%) . Dari data tersebut dapat terlihat bahwa jumlah terbesar yang membeli dan menggunakan motor Yamah Mio adalah kalangan usia >31 karena usia ini sudah dapat memilih pilihan yang tepat untuk digunakan serta mampu membelinya.

Tabel 4.3

Kriteria Responden Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Jumlah Persentase

1 Mahasiswa 13 17,5%

2 Pegawai Negeri 9 10%

3 Pegawai Swasta 14 20%

4 Wirausaha 26 30%


(65)

Data pribadi pekerjaan responden ini terdiri dari mahasiswa sejumlah 13 orang ( 17,5%), pegawai negeri sejumlah 9 orang (10%), kemudian pegawai swasta sejumlah 14 orang ,selanjutnya di dominasi oleh pekerjaan wirausaha sejumlah 26 orang dan lainnya seperti ibu rumah tangga, suster dan sebagainya berjumlah 18 orang. Hal di atas dapat dilihat dominasi oleh pekerjaan wirausaha sangat besar yaitu 30% karena saat mereka bekerja motor yamaha mio membentu mereka untuk meletakkan barangnya di keretanya serta memiliki kemudahan lainnya.

4.2.2. Variabel Penelitian

Pada bagian ini disajikan mengenai data dari variabel penelitian, yang terdiri dari variabel bebas yaitu brand image ( X ) dan variabel terikat yaitu keputusan pembelian (Y). Data dari kedua variabel tersebut meliputi indikator – indikator yang digunakan dalam koesioner penelitian.

4.2.3. Brand Image ( X )

4.2.3.1. Keunggulan asosiasi merek

Keunggulan asosiasi merek yaitu dimana produk atau merek tersebut dapat bersaing dengan produk lain sehingga mempunyai daya tarik tersendiri bagi konsumen. Keunggulan asosiasi merek ini meliputi keunggulan produk dan produk dapat bersaing dipasaran


(66)

Tabel 4.4

Jawaban responden tentang produk yamaha mio memiliki keunggulan

No Karakteristik Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 7 8,75%

2 Setuju 60 75%

3 Netral 11 13,75%

4 Tidak Setuju 2 2,5%

5 Sangat Tidak

Setuju

- 0

Total 80 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Berdasarkan data diatas, maka dapat diketahui bahwa motor yamaha mio memiliki keunggulan dibandingkan kompetitor dengan persentase konsumen yang memilih setuju sejumlah 60 orang (75%) . Pemilihan konsumen terhadap yamaha mio terbukti memiliki keunggulan yang lebih diantara motor yang bermerek lain . Kemudian konsumen memilih tidak setuju sejumlah 2 orang (2,5%) saja dan ini membuktikan bahwa hanya sedikit konsumen yang menganggan yamaha mio tidak unggul di antara kompetitor yang ada.


(67)

Tabel 4.5

Jawaban responden tentang produk yamaha mio dapat bersaing dengan produk yamaha lainnya.

No Karakteristik Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 10 12,5%

2 Setuju 50 62,5%

3 Netral 15 19,5%

4 Tidak Setuju 5 6,5%

5 Sangat Tidak

Setuju

-

-Total 80 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Konsumen juga melihat bahwa yamaha mio dapat bersaing dengan produk yamaha mio lainnya seperti vixion,soul, dan sebagainya . Hal ini dapat kita lihat data diatas jumlah konsumen yang memilih setuju sebanyak 50 orang ( 62,5%) angka ini dapat menunjukkan bahwa memang yamaha mio dapat bersaing dengan produk yamaha yang lainnya dan kemudian di dukung lagi dengan konsumen yang memilih sangat setuju sebanyak 10 orang, Akan tetapi jumlah netral yang dipilih oleh konsumen 15 orang (19,5%) namun tidak terlalu banyak karena persentase setuju dan sangat setuju jauh lebih dominan didalam penelitian ini.


(68)

4.2.3.2. Kekuatan asosiasi merek

Kekuatan asosiasi merek merupakan kumpulan merek yang membangun kepopulerannya dengan strategi pemasaran. Setiap merek harus mensosialisasikan, mengungkapkan kedalam suatu bentuk iklan ataupun bentuk promosi dan pemasaran lainnya. Hal itulah yang akan terus menjadi penghubung antara merek dengan konsumen. Kekuatan asosiasi merek meliputi pemasaran yang efektif dan efisien serta membangun popularitas dan citra produk.

Tabel 4.6

Jawaban responden tentang pemasaran yang menarik yang membuat konsumen percaya akan motor yamaha mio.

No Karakteristik Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 19 23,75%

2 Setuju 42 52,25%

3 Netral 16 20,75%

4 Tidak Setuju 3 3,75%

5 Sangat Tidak

Setuju

-

-Total 80 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Data diatas menunjukkan pemasaran yang dilakukan pihal yamaha mio berhasil memperkenalkan produknya ke konsumen dan konsumen percaya akan pemasaran yang dilakukan pihak yamaha tersebut dengan


(69)

jumlah yang memilih setuju sebanyak 42 orang (52,25%) . Jumlah ini juga di dukung dengan sangat setuju yaitu sejumlah 19 orang ( 23,75%). Jadi yamaha mio berhasil membangun kekuatan asosiasi merek dengan menjalanlan pemasaran yang diperkenalkan produknya sehingga konsumen percaya dengan merek ini.

Tabel 4.7

Jawaban responden tentang yamaha mio berhasil membangun citra dan popularitas yang positif kepada konsumen

No Karakteristik Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 12 15%

2 Setuju 54 67,5%

3 Netral 10 12,5%

4 Tidak Setuju 4 5%

5 Sangat Tidak

Setuju

-

-Total 80 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Menurut konsumen , yamaha mio berhasil membangun citra dan popularitas yang positif sehingga mereka percaya dengan merek ini untuk di beli dan digunakan dengan melihat data diatas konsumen memilih setuju sejumlah 54 orang (67,5%) kemudian sangat setuju sejumlah 12 orang (15 %) . Dengan persentase diatas menunjukan bahwa yamaha mio


(70)

berhasil membangun citra dan popularitas yang positif sehingga mendapat mengakuan dari konsumen yang menggunakannya.

4.2.3.3. Keunikan asosiasi merek

Keunikan asosiasi merek yaitu keunikan – keunikan yang dimiliki oleh suatu produk sehingga konsumen memilih produk tersebut karena memiliki keunikan tersendiri diantara produk yang sejenis. Keunikan asosiasi merek meliputi yamaha mio memiliki perbedaan dengan produk yang sejenis dan menciptakan loyalitas kepada konsumen karena yamaha mio memiliki keunikan tersendiri.

Tabel 4.8

Jawaban responden tentang produk yamaha mio memiliki perbedaan dengan produk yang sejenis.

No Karakteristik Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 17 20%

2 Setuju 47 60%

3 Netral 11 13,75%

4 Tidak Setuju 5 6,25%

5 Sangat Tidak

Setuju

-

-Total 80 100%


(71)

Data diatas menunjukkan bahwa konsumen yang setuju yamaha mio memiliki perbedaan dengan produk yamaha yang sejenis seujmlah 47 orang ( 60%) . Hal ini terbukti dengan yang dimiliki yamaha mio melalui perbedaan yang kuat sehingga membuat konsumen memilih setuju dan didukung dengan konsumen memilih sangat setuju sejumlah 17 orang ( 20%) dari keseluruhan konsumen serta hanya 5 orang yang tidak setuju bahwa yamaha mio tidak memiliki perbedaan yang sejenis untuk digunakan .

Tabel 4.9

Jawaban responden tentang konsumen loyal kepada yamaha mio karena yamaha mio memiliki keunikan sehingga membuat

tertarik konsumen

No Karakteristik Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 24 30%

2 Setuju 40 50%

3 Netral 10 12.5%

4 Tidak Setuju 6 7,5%

5 Sangat Tidak

Setuju

-

-Total 80 100%

Sumber : Koesioner Penelitian 2013

Sekitar 40 orang (50%) memilih bahwa mereka loyal kepada yamaha mio karena motor yamaha mio memiliki keunikan yang disukai dan diminati oleh konsumen sehingga mereka menyatakan setuju terhadap


(72)

loyalitas yang dibangun karena keunikan yang dimiliki yamaha mio. Kemudian di pernyataan sangat setuju juga banyak yang memilih bahwa ada keunikan yang kuat yang di miliki yamaha mio yang membuat mereka loyal kepada yamaha mio sehingga mereka memilih sangat setuju . Hal ini dapat meyakinkan dan menjelaskan bahwa memang yamaha mio memiliki keunikan sehingga bisa membangun loyalitas yang positif kepada konsumen serta ada beberapa yang tidak setuju 7,5% dikarenakan mereka loyal kepada yamaha mio bukan karena keunikannya melainkan karena hal – hal yang berkaitan dengan kepribadiannya seperti wanita lebih suka menggunakan mio karena mudah dan bukan karena unik dan mereka tidak mempengaruhinya.

4.2.4. Keputusan Pembelian (Y)

4.2.4.1. Tindakan konsumen dalam pemenuhan kebutuhan atas suatu produk

Tindakan konsumen merupakan bagian dari keputusan konsumen. Sebelum konsumen melakukan keputusan pembelian maka mereka terlebih dahulu melakukan tindakan konsumen seperti mencari informasi mengenai apa yang akan ia beli dan bagaimana kualitas dan harga yang sesuai dengan keinginannya. Tindakan konsumen meliputi pencarian informasi .


(73)

Tabel 4.10

Jawaban responden tentang konsumen melakukan keputusan pembelian motor yamaha mio karena sudah mencari informasi

mengenai motor yamaha mio

No Karakteristik Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 25 31%

2 Setuju 45 57,5%

3 Netral 6 7,5%

4 Tidak Setuju 4 5%

5 Sangat Tidak

Setuju

-

-Total 80 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Data diatas menunjukkan bahwa konsumen memilih setuju sebanyak 45 orang

( 57,5%) . Data ini menjelaskan bahwa sebelum konsumen melakukan pembelian motor yamaha mio mereka sudah mencari informasi mengenai motor yamaha mio sehingga mereka mengambil keputusan pembelian motor yamaha mio ini . Kemudian 25 orang konsumen juga memilih sangat setuju bahwa mereka sudah mencari informasi kemudian mereka melakukan keputusan pembelian motor yamaha mio berarti sudah lebih dari 80% konsumen mencari informasi terlebih dahulu kemudian melakukan keputusan pembelian . Kemudian data di atas menunjukkan bahwa ada 6 orang tidak setuju karena mereka melakukan keputusan


(74)

pembelian bukan atas dasar kemauan mereka namun kemauan orang lain seperti orang tua jadi mereka tidak setuju dengan hal tersebut.

4.2.4.2. Pemilihan Merek

Setiap konsumen ketika akan mengambil keputusan pembelian untuk setiap produk yang akan ia beli maka konsumen akan melakukan pemilihan yang menurut konsumen terbaik di dalam memilih merek apa yang paling baik kualitas dan harganya yang di minati oleh konsumen yaitu pemilihan merek. Pemilihan merek sendiri meliputi harga merek dan kualitas merek pada motor yamaha mio.

Tabel 4.11

Jawaban responden tentang merek yamaha mio memiliki harga yang sesuai dengan kemampuan konsumen

No Karakteristik Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 19 23,75%

2 Setuju 47 60%

3 Netral 13 15%

4 Tidak Setuju 1 1,25%

5 Sangat Tidak

Setuju

-

-Total 80 100%


(75)

Data diatas menunjukkan bahwa 47 orang ( 60%) memilih setuju dan 19 orang memilih sangat setuju akan harga yang dimiliki oleh motor yamaha mio sesuai dengan kemampuan yang dimiliki konsumen artinya harga motor yamaha mio secara keseluruhan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen . Kemudian banyak juga konsumen yang memilih netral karena menurut mereka secara pribadi seberapa besar harga motor yamaha mio tidak menjadi masalah karena mereka berasal dari kalangan menengah keatas.

Tabel 4.12

Jawaban responden tentang kualitas yang dimiliki oleh motor yamaha mio untuk digunakan konsumen

No Karakteristik Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 23 28,5%

2 Setuju 45 57,5%

3 Netral 9 8%

4 Tidak Setuju 4 5%

5 Sangat Tidak

Setuju

-

-Total 80 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Berdasarkan tabel diatas dapat di lihat bahwa konsumen yang memilih setuju dan sangat setuju sangat signifikan lebih dari 80% . Hal ini berarti konsumen memilih keputusan pembelian motor yamaha mio karena


(1)

4.4 Pembahasan

Dari hasil produk moment dapat dilihat bahwa variabel brand image

memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Pengaruh variabel X dikatakan sedang karena secara variabel X memiliki thitung 0,49101 yang

lebih besar dari ttabel dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil

dari 0,05 maka variabel X berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Y.

Keputusan pembelian merupakan suatu tindakan konsumen untuk membentuk referensi diantara merek-merek dalam kelompok pilihan dan membeli produk yang paling disukai. Perlu diketahui pemahaman terhadap beberapa faktor yang berpengaruh dalam terwujudnya keputusan pembelian. Dengan mengetahui beberapa faktor yang berpengaruh terhadap terwujudnya keputusan pembelian maka dapat mendukung perusahaan untuk dapat meningkatkan keputusan pembelian konsumen dan dapat memberikan masukan saran kepada perusahaan untuk memperbaiki dan menjaga brand image untuk selalu baik di mata konsumen.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari hasil penelitian ini menyatakan besarnya pengaruh yang positif dan signifikan pada brand image terhadap pengambilan keputusan pembelian sebesar 23,61%, dan sesuai dengan penelitian terdahulu yaitu Andi Gusti (2012) bahwa penelitiannya menyimpulkan juga bahwa adanya pengaruh image brand


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di analisis pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari perhitungan koefisen korelasi diperoleh r hitung yang berarti terdapat hubungan antara variable brand image (X) dengan variabel keputusan pembelian (Y) dan tingkat hubungannya adalah

Sedang. Dalam arti bahwa keputusan pembelian dapat di pengaruhi oleh brand image secara positif . Besarnya pengaruh variabel brand image terhadap keputusan pembelian yang diperoleh dari perhitungan determinasi adalah 23,61% . Artinya

brand image dapat mempengaruhi konsumen didalam mengambil keputusan pembelian serta uji t menunjukkan bahwa variabel independen signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen . 2. Brand image yang dimiliki oleh motor Yamaha mio telah

membuktikan bahwa dapat mempengaruhi konsumen didalam memilih produk atau merek yang akan dibeli melalui keunggulan merek, kekuatan merek dan keunikan yang di miliki oleh motor Yamaha mio tersebut sehingga menciptakan keputusan pembelian


(3)

yang dilakukan oleh konsumen didalam membeli motor Yamaha mio di PT.BAF.

5.2. Saran

1. Brand image yang di miliki oleh motor Yamaha mio harus lebih dipertahankan agar konsumen percaya dan yakin bahwa motor yamaha mio memiliki brand image yang baik

2. Motor Yamaha mio harus menjaga dan berinovasi lebih terhadap keunggulan, kekuatan, dan keunikan merek yang dimiliki agar dapat terus bersaing dengan kompetitor yang ada.


(4)

DAFTAR PUSTAKA Buku :

Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Rineka

Simamora,Bilson, 2001.Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel.

Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

David.Arnold, 1996. Pedoman Dalam Manajemen Merek . Surabaya: Kentindo Soho

Saladin, Djaslim, 2003. Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa . Bandung : Alfabeta

Freddy Rangkuty. 2002. The Power of Brand, Teknik Mengelola Brand Equity dan

Strategy.Jakarta.PT: Gramedia

Kotler,Keller, 2009 . Manajemen Pemasaran, Jakarta, Erlangga

Lamb Jr, Hair Jr, Mc Daniel. 2001. Pemasaran. Edisi Pertama, Diterjemahkan oleh David


(5)

Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2003. Dasar-dasar Pemasaran. Edisi Kesembilan. Jakarta :

Indeks.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Sutisna dan Pawitra. 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Jakarta :

PT. Remaja Rosdakarya.

Ujang.Sumarwan , 2002 . Prilaku Konsumen .Bogor : Ghalia

Skripsi :

Alfian,2012.Pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian mobil Toyota.Skripsi.

Makassar: UNHAS

Huda, Nurul.2012. Brand image yang dimiliki Yamaha scuter.Skripsi. Makassar: UNHAS

Gusti,Andi .2012 . Pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian Samsung galaxy tab.

Medan : FE USU


(6)

Medan : FE USU

Bagus. 2011 .Pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian yang dilakukan masayakarat.

Skripsi. Medan : FE USU

Situs Internet :