Heksana Etil Asetat SOLVEN YANG DIGUNAKAN

18 b. Jumlah pelarut Semakin banyak jumlah pelarut semakin banyak pula jumlah produk yang akan diperoleh, hal ini dikarenakan :  Distribusi partikel dalam pelarut semakin menyebar, sehingga memperluas permukaan kontak.  Perbedaan konsentrasi solute dalam pelarut dan padatan semakin besar. 4. Perlakuan Hidrodinamik Pengadukan Pengadukan merupakan hal yang berpengaruh dalam ekstraksi. Semakin bertambah kecepatan pengadukan maka semakin banyak pula zat terekstraksi yang didapat. Namun kecepatan pengadukan yang terlalu cepat dapat menyebabkan kandungan dari bahan tersebut rusak. 5. Waktu Operasi Waktu ekstraksi merupakan hal yang berpengaruh dalam ekstraksi. Semakin lama waktu ekstraksi maka semakin banyak pula zat terekstraksi yang didapat. Namun waktu yang terlalu lama menyebabkan biaya operasi semakin tinggi. Dengan mempertimbangkan hal-hal yang mempengaruhi proses ekstraksi dan memberikan perlakuan yang dapat menunjang proses ekstraksi, maka akan didapatkan hasil ekstraksi secara maksimal.

2.4 SOLVEN YANG DIGUNAKAN

Solven yang digunakan pada penelitian ini adalah heksana dan etil asetat 1:1.

2.4.1 Heksana

n-Heksana merupakan senyawa kimia yang dipelajari secara detail melalui langkah - langkah dari kondisi suhu, kalori dan sifat akustik pada fasa cair dan fasa uap [31]. Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alifatik yang sangat mudah menguap dengan rumus kimia C 6 H 14 . n- Heksana merupakan konstituen dalam fraksi paraffin dari minyak mentah dan gas alam dan juga digunakan sebagai reagen pada industri kimia dan laboratorium. Heksana merupakan produk industri yang terdiri dari campuran hidrokarbon dengan 6 atom karbon dan memiliki Universitas Sumatera Utara 19 isomer 2-metil pentana dan 3- metil pentana. n- Heksana merupakan jenis pelarut non polar [32]. Karakteristik n - heksana : 1. Nama Kimia : n-heksana 2. Nama lain : hexane, hexyl hydride 3. Rumus molekul : C 6 H 14 4. Struktur Kimia : CH 3 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 5. Berat molekul : 86,18 kgmol 6. Warna : berwarna 7. Melting point : - 95 o C 8. Densitas : 0,6603 pada 20 °C 9. Boiling point : 69 P = 1 atm 10. Flash Point : -22 ºC 11. Spesific gravity : 0,659 12. Kelarutan dalam air : tidak larut , 9,5 mg L 13. Pelarut organik : Larut pada alkohol, kloroform, eter Berbagai jenis nilai komersial n-heksana yang tersedia, dan konstituen selain n-heksana biasanya merupakan bagian yang disengaja dari proses pembuatan campuran komersial ini. Dimana ditujukan secara khusus untuk ekstraksi minyak atau penggunaan pada laboratorium. Kemurnian produk-n heksana yang diperoleh mungkin berada di kisaran 95-99 n-heksana; untuk berbagai penggunaan di mana kemurnian tidak begitu penting, campuran n-heksana komersial di kisaran 20-80 dari n-heksana mungkin mengandung sejumlah kecil bahan kimia seperti aseton, metal etil keton, diklorometana dan triklorometana, senyawa aromatis lainnya dan berbagai petroleum hidrokarbon [32].

2.4.2 Etil Asetat

Etil asetat merupakan cairan jernih yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Penggunaan bahan ini biasa digunakan sebagai bahan mentah atau pelarut untuk melukis, bahan kulit maupun industri farmasi [33]. Adapun sifat fisika dan kimia dari Aseton adalah [33]: 1. Rumus molekul : C 4 H 8 O 2 Universitas Sumatera Utara 20 2. Berat molekul : 88,1 grmol 3. Tekanan uap : 93,7-94,5 mm Hg pada 25 ºC 4. Koefisien partisi : 0,73 5. Kelarutan dalam air : 8,08 x 10 4 mg1000 gr pada 20 ºC

2.5 TEKNIK ISOLASI DAN PEMURNIAN