1. Waktu kerja karyawan kantor : Senin – Jumat
: 07.00 – 14.30 WIB Sabtu
: 07.00 – 12.00 WIB 2. Waktu kerja karyawan produksi :
Shift I : 07.00 – 17.00 WIB
Shift II : 17.00 – 24.00 WIB
2.7 Proses Produksi
2.7.1 Standard Mutu Bahan Produk
Jenis FFB Fresh Fruit Bunch yang digolongkan didasarkan pada jumlah buah yang loose fruit. Dimana jenis FFB ini nantinya akan menjadi standar mutu
bahanproduk. Jenis-jenis FFB tersebut dapat dikelompokkan dalam 10 kategori FFB, yaitu :
1. Buah Immature 0
Digolongkan sebagai buah yang masih hitam dan keras, tidak ada loose fruit yang lepas dari bunch.
2. Buah Unripe 0 Digolongkan sebagai buah mentah dan loose fruit yang lepas dari bunch kurang dari
10 loose fruit. 3. Buah Under Ripe 20
Digolongkan sebagai buah mengkal dengan kurang dari 10-24 loose fruit yang lepas dari bunch.
Universitas Sumatera Utara
4. Buah Normal Ripe 75 Digolongkan sebagai buah yang telah matang dengan lebih dari 25 loose fruit yang
lepas dari bunch. 5. Buah Over Ripe 2
Buah dengan loose fruit yang lepas dari 75 atau masih tertinggal 25. 6. Buah Rotten 2
Buah yang seluruhnya atau sebagian dari bunch telah lembek, warnanya hitam dan bau. Buah ini mengandung FFA tinggi. Loose fruit tinggal 10.
7. Buah Abnormal 0 Buah bunch pecah.
8. Buah Bruissed 0 Buah yang memar dan teroksidasi, ini juga mengandung asam lemak bebas FFA
yang tinggi. 9. Empty Bunch 0
Buah yang sudah 90 lebih loose fruit yang lepas. 10. Long Stalk 1
Tangkai bunch yang panjang lebih dari 2,5 cm, hal ini akan menambah berat saat penimbangan dan menimbulkan looses saat perebusan.
2.7.2 Bahan yang Digunakan 2.7.2.1 Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan fisik maupun kimiawi dan ikut
dalam proses produksi dan memiliki persentase yang besar dibandingkan bahan-bahan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Adapun bahan baku di Bergepang POM adalah jenis kelapa sawit Tenera. Tenera adalah jenis varietas kelapa sawit yang mempunyai bentuk buah agak lonjong,
dengan ciri-ciri sebagai berikut : 1.
Tebal Daging buah Pericarp : 4 – 10 mm
2. Tebal cangkang
: 79 – 80 mm 3.
Pericarp terhadap buah :
± 100 4.
Inti terhadap buah : 8 – 10
2.7.2.2 Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk menambah mutu produk, tetapi tidak terdapat dalam produk akhir. Pada Begerpang
POM digunakan 2 macam bahan penolong, yaitu : 1.
Air Penggunaan air pada pabrik kelapa sawit adalah untuk proses pengolahan
sebagai sumber uap dan juga keperluan air panas. 2.
Uap Uap memegang peranan sangat penting dalam pabrik kelapa sawit. Karena
sebagian dari proses produksi menggunakan tenaga uap. Uap yang di supply dari boiller yang digunakan untuk memutar turbin uap dengan tekanan
± 30 kg cm
2
.
2.7.3 Uraian Proses Produksi
Dibawah ini merupakan uraian proses pengolahan FFB hingga menjadi CPO Palm Kernel yang dibagi atas 6 tahapan, yaitu : penerimaan buah Reception Station,
perebusan Sterilizer Station, pembantingan Thresing Station, pengepressan Pressing, pengolahan biji Kernel Station, dan klarifikasi Clarification Station.
Universitas Sumatera Utara
1. Stasiun Penerimaan Buah Reception Station
FFB hasil panen dari kebun diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk. Selanjutnya dilakukan penimbangan buah untuk mengetahui berat bersih netto FFB
yang masuk dengan menggunakan jembatan timbang. Berat bersih FFB yang masuk didapat dengan menghitung selisih antara berat truk beserta isinya bruto dengan berat
truk dalam keadaan kosong tarra. Setelah itu, FFB dibawa ke bagian penimbunan buah yaitu loading ramp.
Sebelumnya, buah disortir untuk mengetahui mutu buah yang akan diolah yang didasarkan pada jumlah buah yang brondol sampai di loading ramp. Adapun fungsi
loading ramp adalah sebagai tempat penampungan sementara. Buah yang telah disortasi dimasukkan ke dalam loading ramp dengan tujuan
untuk memudahkan masuknya buah ke dalam lori. Lantai loading ramp dibuat dari plate baja dengan kemiringan 25-40
o
dan mempunyai 20 pintu dengan kapasitas 300 ton dan tiap pintu loading ramp dapat menampung 15 ton yang dilengkapi dengan plat
penahan yang berguna untuk menahan FFB agar tidak keluar sewaktu FFB diturunkan ke lorry. Pintu dari setiap ruangan dibuka secara mekanis dengan menggunakan tenaga
hidrolik. Cara pengisian lorry :
1. Lorry yang digunakan untuk mengangkut dan tempat perebusan buah sawit di tarik
dan diposisikan di depan pintu loading ramp. Satu unit lorry berkapasitas sekitar 10 ton FFB.
2. Pintu loading ramp dibuka satu persatu dan FFB masuk ke dalam lorry. 3. Lorry yang sudah penuh ditarik dengan capstand ke stasiun perebusan
sterilization.
Universitas Sumatera Utara
2. Stasiun Perebusan Sterilizer Station
Perebusan atau sterilisasi buah dilakukan dalam sterilizer yang berupa bejana uap bertekanan. Tujuan dari perebusan Sterilizer adalah:
1. Mematikan enzim untuk mencegah kenaikkan asam lemak bebas minyak yang dihasilkan.
2. Memudahkan pelepasan loose fruit dari bunch. 3. Melunakkan buah untuk memudahkan dalam proses pengepresan dan pemecahan
biji. Lorry yang telah berisi FFB di loading ramp dimasukkan ke rebusan sterilizer
dengan bantuan bollard dan tali Capstand. Pada Begerpang POM tedapat 2 unit sterilizer, yang mana setiap sterilizer berkapasitas 50 ton FFB atau memuat 5 lorry di
dalamnya yang masing-masing lorry berkapasitas 10 ton FFB. Waktu yang diperlukan untuk perebusan sebesar 90 menit.
41 20
46 24
95 105
1,5 2,5
3,5
Time Bar
Gambar 2.2 Grafik Sistem Perebusan Tekanan Vs Waktu
Universitas Sumatera Utara
3. Stasiun Pembantingan Treshing Station
Treshing station adalah proses pemisahan loose fruit dari fruit bunch yang sudah direbus dengan cara pembantingan. Pada Treshing station, fruit bunch yang sudah
direbus mengalami 8 proses yang terdiri dari : a. Tippler
Tippler berfungsi mengeluarkan fruit bunch yang telah direbus dengan cara memutar lorry 360
kedalam bak hopper. Lorry ini kemudian dituang dengan menggunakan tippler sehingga buah yang ada didalamnya akan masuk kedalam hopper
kemudian menggunakan rotary federgate tippler akan ditumpahkan ke bunch scraper conveyor. Penuangan fruit bunch ini harus benar-benar dijaga agar tidak terjadi
kelebihan kapasitas pada tresher serta kehilangan minyak pada empty bunch. b. Fruit Bunch Scraper Conveyor
Fruit bunch yang telah ditumpahkan oleh tippler selanjutnya dibawa oleh fruit bunch scraper conveyor ke
1st
tresher dengan bantuan top distributing bunch conveyor. c. Tresher
Setelah fruit bunch masuk kedalam tresher, maka fruit bunch tersebut akan diputar dan dibanting berulang-ulang dengan tujuan melepaskan semua loose fruit dari bunch.
Tresher dilengkapi dengan batang-batang besi yang memanjang sepanjang Tresher. Putaran tresher
± 20 rpm, bila terlalu cepat bunch tidak terbanting secara sempurna dan loose fruit tidak akan terlepas dari bunch.
d. Hard Bunch Recycling Conveyor Empty bunch dari
1st
tresher kemudian dibawa oleh hard bunch recycling conveyor ke empty bunch crusher.
Universitas Sumatera Utara
e. Empty Bunch Crusher Sebelum dimasukkan ke
2nd
thresher, Empty bunch yang dibawa oleh hard bunch recycling conveyor lalu dihancurkan oleh empty bunch crusher dengan tujuan
memudahkan pemisahan lebih lanjut loose fruit yang masih melekat pada bunch. f. Fruit Conveyor
Loose fruit yang berasal dari tresher kemudian diangkut oleh fruit conveyor menuju fruit elevator.
g. Empty Bunch Scraper Conveyor Empty bunch dari tresher
2nd
dibawa ke mesin empty bunch press dengan bantuan scraper
1st
conveyor. Hasil dari empty bunch press Choping dibawa ke empty bunch hoper dengan bantuan empty bunch scraper conveyor
2nd
. h. Empty Bunch Hopper
Empty bunch yang dibawa empty bunch conveyor kemudian di tampung dan disimpan sementara di empty bunch hopper untuk dikirim ke enriched mulch
locationcomposting area.
4. Stasiun Pengepresan Pressing
Pressing Station adalah stasiun dimana pengambilan minyak dari pericarp dilakukan dengan cara pelumatan pengempaan. Pelumatan dilakukan di dalam Digester
sedangkan pengempaan dilakukan dengan Screw Press. Proses pada Press station terdiri dari :
Universitas Sumatera Utara
1. Loose Fruit Elevator Loose Fruit yang berasal dari Fruit Conveyor pada Threshing Station kemudian
diangkut dengan Loose Fruit Elevator ke bagian atas pembagian dari buah-buahan tersebut Distribution Conveyor.
2. Top Distributing Fruit Conveyor Loose Fruit dari Loose Fruit Elevator selanjutnya didistribusikan oleh Top
Distributing Fruit Conveyor ke bagian Digester. 3. Digester
Digester adalah sebuah tabung silinder pelapis dan mempunyai as putar yang dilengkapi dengan pisau pengaduk. Pisau-pisau ini dibuat bersilang antara satu dengan
yang lainnya, agar daya aduk pisau ini cukup besar maka letak pisau dibuat miring, sehingga buah yang diaduk turun naik dan demikian pelumatan lebih sempurna. Alat ini
berfungsi untuk melumatkan Loose Fruit sebelum diproses di dalam mesin pengempa. Tujuan pelumatan ini adalah membuka daging buah Mesocarp, sehingga
mempermudah dalam proses pengempaan Pressing. Dalam Digester loose fruit diaduk dengan pisau-pisau pengaduk yang berputar pada as sehingga pericarp pecah dan
terlepas dari bijinya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengadukan ini adalah:
1. Minyak yang berbentuk dalam proses pengadukan harus di keluarkan karena jika
minyak dan air tersebut tidak dikeluarkan maka akan bertindak sebagai bahan pelumas sehingga gaya gesekan akan berkurang di mesin press.
2. Digester harus selalu penuh atau sedikitnya ¾ dari kapasitas Digester. Hal ini
dilakukan agar terjadi penekanan buah di dalam Digester untuk masuk kedalam Screw Press sehingga akan terjadi pengepresan yang sempurna.
Universitas Sumatera Utara
3. Temperatur dijaga kira-kira 95
o
C untuk mempermudah proses pada Digester. 4. Screw Press
Screw Press adalah peralatan yang memiliki fungsi untuk mengekstraksi minyak dari daging buah. Prinsip dari pengepresan adalah suatu penekanan terhadap buah yang
telah diaduk sehingga terperas dan mengeluarkan minyak yang selanjutnya melalui Oil Gutter dialirkan ke Sand Trap Tank, sedangkan campuran Nut dan Fibre dari Screw
Press dikirim ke Cake Breaker Conveyor pada bagian Kernel Recovery Station. Ekstrak Crude Oil dari mesin Press kemudian ditambahkan dengan kondensat sebagai Dilution
Water. Campuran Crude akan Dilution Water ini dinamakan Diluted Crude Oil DCO. Dilution Water yang ditambahkan berfungsi untuk mempermudah proses pemisahan
antara Crude Oil dengan Sludge di bagian Clarification Station. 5. Sand Trap Tank
Minyak yang berasal dari Screw Press selanjutnya diproses di Sand Trap Tank untuk menahan pasir ke DCO sebelum diproses di Clarification Station.
5. Stasiun Pengolahan Biji Kernel Station
Pada proses Pressing diperoleh Crude Oil dan Nut. Crude Oil diproses di Clarification Station sedangkan Nut dan Fibre diolah di stasiun ini hingga diperoleh
produk berupa inti sawit Palm Kernel. Pada stasiun ini dapat dibagi menjadi 3 proses yaitu Depericarper, Nut Cracking System, dan Kernel Drying.
Depericarper :
1. Cake Breaker Conveyor Nut dan Fibre dari Screw Press yang masih bersatu masuk ke Cake Breaker
Conveyor CBC. CBC adalah suatu Conveyor yang terdiri dari screw yang berputar
Universitas Sumatera Utara
pada poros. Pada alat ini Press Cake dipecahkan serta dibawa menuju Depericarper untuk mempermudah proses pemisahan serat dan biji pada Separating Column.
2. Depericarper and Fibre Cyclone Pada Depericarper dilakukan pemisahan Fibre dari Nut. Fibre yang merupakan
partikel ringan akan terhisap menuju Fibre Cyclone. Dari Fibre Cyclone, Fibre ditransfer ke Boiller dengan menggunakan Fuel Conveyor untuk dijadikan sebagai
bahan bakar. Nut yang merupakan partikel berat akan dikirim ke Nut Polishing Drum. 3. Nut Polishing Drum
Nut yang berasal dari Depericarper kemudian dipoles atau dibersihkan di Nut Polishing Drum sehingga Nut bebas dari Fibre.
4. Destoner Dengan menggunakan Nut Auger Conveyor, biji-biji tersebut dari Nut Polishing
Drum diteruskan ke Destoner Nut Separating Column. Alat ini berfungsi untuk memisahkan kotoran-kotoran seperti batu dan besi yang terdapat pada biji-biji tersebut.
Batu dan besi harus dipisahkan dari biji untuk mencegah kerusakan mesin pemecah biji Ripple Mill.
Nut Cracking:
1. Nut Grading Drum
Nut Separating Column yang berfungsi memisahkan fibre-fibre halus dan dihisap oleh Nut Cyclone Fun, sedangkan biji-biji masuk ke Nut Grading Drum. Nut Grading
Drum berfungsi sebagai alat pembagi menurut besar kecilnya diameter biji. Kemudian masuk ke Nut Hopper yang merupakan tempat penyimpanan sementara sebelum Nut
diolah di Ripple Mill.
Universitas Sumatera Utara
2. Nut Hopper
Dengan menggunakan Nut Grading Drum, Nut dipisahkan menjadi tiga fraksi, yaitu fraksi besar, sedang, dan kecil. Ketiga fraksi tersebut berfungsi juga untuk
mempermudah proses pemecahan biji. Biji-biji dari Nut Grading Drum ditampung di Nut Hopper sebelum diproses di Ripple Mill. Nut Hopper berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara sebelum Nut diolah di Ripple Mill. 3. Ripple Mill
Pada alat ini dilakukan pemecahan biji. Nut akan masuk ke dalam Ripple Mill di antara Rotor Tube yang berputar dan Ripple Plate yang bergerigi. Nut akan bergesekan
dan terbentur berkali-kali oleh rotor dan gerigi Ripple Plate dan akhirnya memecahkan Shell sehingga Kernel dapat keluar. Nut yang diproses oleh Ripple Mill disebut Cracked
Mixture selanjutnya melalui Cracked Mixture Conveyor diangkut ke Winnowing System. 4. Cracked Mixture Elevator
Nut yang diproses di Ripple Mill disebut Cracked Mixture. Selanjutnya Nut tersebut diangkut ke
1st
Winnowing System dengan menggunakan Cracked Mixture Elevator. 5.
1st
Winnowing System Dalam alat ini, Shell dari kernel dipisahkan. Shell yang merupakan partikel ringan
akan ditarik ke
1st
Winnowing System dengan menggunakan Winnowing Cyclone Fan. Dari
1st
Shell Winnowing Cyclone kulit-kulit tersebut ditransfer oleh Fuel Conveyor menuju Boiller sebagai bahan bakar. Kernel merupakan partikel berat akan masuk ke
Claybath. Sedangkan Cracked Mixture yang merupakan partikel menuju ke
2nd
Winnowing System.
Universitas Sumatera Utara
6.
2nd
Winnowing System Shell dari kernel yang tidak bisa dipisahkan oleh
1st
Winnowing , selanjutnya dipisahkan pada
2nd
Winnowing System. Pada
2nd
Winnowing System, Shell yang berupa partikel ringan akan ditarik ke Winnowing Cyclone dengan menggunakan Winnowing
fan. Dari Shell Cyclone Shell tersebut di transfer ke Boiller sebagai bahan bakar oleh Fuel Conveyor. Kernel yang merupakan partikel berat selanjutnya menuju ke Kernel
Conveyor pengangkut kernel. Cracked Mixture yang tidak dapat dipisahkan oleh
2nd
Winnowing System ditransfer ke Claybath. 7. Claybath
Shell dari kernel yang tidak dapat dipisahkan oleh
1st
Winnowing System dan
2nd
Winnowing System kemudian di pisahkan dengan Claybath berdasarkan sensitifitas gaya berat antara Shell dan kernel. Dengan menggunakan larutan CaCO
3
Specific grafity 1,140 – 1,160 sebagai media, kernel pecah yang memiliki berat jenis yang lebih kecil
dari pada Shell akan mengapung di atas dan mengalir ke Kernel Side pada Claybath Screen. Berat jenis larutan makin lama makin turun karena terbawa atau lengket pada
inti sawit maupun cangkang, sehingga secara berkala dilakukan penambahan CaCO
3
. Cangkang di transfer ke Shell Cyclone dan diangkut ke Boiller sebagai bahan bakar.
8. Wet Kernel Conveyor Kernel yang jatuh dari
1st
Winnowing System dan Claybath selanjutnya diangkut oleh Wet Kernel Elevator.
9. Wet Kernel Elevator Dengan menggunakan Kernel Elevator, kernel diangkut Wet Kernel Conveyor
menuju Kernel Dryer Silo.
Universitas Sumatera Utara
Kernel Drying :
1. Kernel Dryer Silo Melalui Wet Kernel Elevator, kernel tersebut di distribusikan ke Kernel Dryer Silo.
Kernel Dryer Silo berfungsi untuk mengeringkan kernel dengan demikian dihasilkan kernel dengan kualitas baik sesuai target. Proses pengeringan di Kernel Silo memakai
panas Steam dari BPV dengan menggunakan system air Heater. Kernel dari Kernel Dryer Silo ditransfer ke Kernel Bulking Silo dengan menggunakan Kernel Transporter
yang memakai System fan. Kualitas dari kernel kering produksi kernel adalah sebagi berikut :
- Dirt : 6,00
- VM Volatile Matter : 7,00
- FFA : 1
2. Kernel Bulking Silo Kernel yang berasal dari Kernel Dryer Silo selanjutnya dikirim ke kernel Bulking
Silo sebagai tempat penyimpanan produksi kernel sebelum dikirim pada pembeli dan sebelum diproses pada Kernel Crushing Plant menjadi Palm Kernel Oil PKO.
6. Stasiun Klarifikasi Clarification Station
Dari Condensate Tank, Crude Oil masih banyak mengandung kotoran seperti lumpur, air, dan sebagainya. Hal ini tentunya dapat menyebabkan penurunan mutu
CPO. Untuk memperoleh CPO yang memenuhi standar mutu diperlukan pemurnian CPO tersebut yang terjadi di Clarification station. Proses yang terjadi di Clarification
station terdiri dari :
Universitas Sumatera Utara
1. Sand Trap Tank
Dari screw press, minyak selanjutnya di press di Sand Trap Tank untuk memisahkan pasir dengan minyak sebelum di press di Clarifier Station.
2. Vibrating Screen
Fungsi dari Vibrating Screen adalah untuk menyaring minyak Crude Oil dari kotoran seperti serabut, ampas dan pasir yang dapat mengganggu proses pemisahan
minyak. Vibrating Screen yang digunakan bertipe Double Deck dua kali penyaringan dengan saringan pertama 20 mesh dan saringan terakhir 40 mesh.
3. DCO Tank
Crude Oil dari Vibrating Screen disimpan sementara di DCO Tank sebelum di distribusikan ke Clarification Tank. Pada DCO Tank dilengkapi dengan Steam Injection
agar minyak tetap encer. 4.
Distribution Tank Berfungsi untuk menerima Crude Oil dari DCO tank dan mendistribusikannya ke 2
unit Clarifier tank. 5.
Clarifier Tank Pada Clarifier Tank terjadi pemisahkan antara Crude Oil dengan Sludge dengan cara
pengendapan. Clarifier Tank dilengkapi dengan alat pengaduk yang berfungsi untuk mempercepat proses pemisahan minyak, dengan temperatur tetap pada suhu 95
o
C. Minyak pada lapisan atas meluap melalui Skimmer ke bagian Clean Oil sedangkan
Sludge turun melalui Under Flow menuju Vibrating Screen Sludge. 6.
Clean Oil Tank Dari Clarifier Tank, Clean Oil yang masih mengandung air dan kotoran ditampung
di Clean Oil Tank. Pada Clean Oil Tank dilakukan pengendapan dengan Blow Drain
Universitas Sumatera Utara
Down Clean Oil Tank setiap 1 jam sekali. Kandungan air Vm pada Clean Oil Tank sebesar 0,79 dan kotoran 0,061.
7. Float Tank
Float Tank berfungsi menstabilkan air untuk Feeding pada Vacuum Drier agar Vacum Drier tidak hanya akan menghisap udara.
8. Vacuum Drier
Vacuum Drier digunakan untuk memisahkan air dari Crude Oil yang masih mengandung kadar air setelah dari Float Tank yang dihisap dengan bantuan Vacuum
Pump sehingga air terhisap dan keluar menuju Hot Water Tank. 9.
Storage Tank Storage Tank merupakan tempat penyimpanan CPO Crude Palm Oil yang telah
selesai diproduksi sebelum dipasarkan kepada konsumen. Pada tangki ini, CPO dijaga pada suhu
± 55
o
C dengan tujuan agar tidak cepat beku. 10.
Vibrating Screen Sludge Vibrating Screen Sludge berfungsi untuk menyaring Sludge yang masih
mengandung kotoran padat. Vibrating Screen Sludge yang digunakan bertipe Single Deck satu kali penyaringan dengan ukuran saringan 30 mesh.
11. Sludge Tank
Kotoran dari Vibrating Screen Sludge yang masih mengandung minyak ditampung dalam Sludge Tank sebelum dipompakan ke Sand Cyclone. Sludge dipanaskan pada
suhu 95
o
C dengan menggunakan Steam Coil. 12.
Sand Cyclone Pada Sand Cyclone, pasir yang terikut pada Sludge dari Sludge Tank dipisahkan
dengan rutin setiap 5 menit. Pasir yang terpisahkan jatuh ke bawah dan ditampung
Universitas Sumatera Utara
dengan Sand Collecting Tank. Sludge yang bersih keluar dari bagian atas dan dialirkan ke Balance Tank yang kemudian menuju ke Sludge Centrifuge.
13. Balance Tank
Sludge yang keluar dari Sand Cyclone ditampung sementara dalam Balance Tank sebelum di distribusikan ke Sludge Centrifuge.
14. Sludge Centrifuge
Sludge Centrifuge berfungsi untuk memisahkan minyak yang masih terdapat pada Sludge. Dengan adanya gerak Vertical Centifugal maka Sludge yang masih banyak
mengandung minyak akan terkumpul ditengah dan akan mengalir ke Reclaimed Oil Tank yang kemudian dipompakan ke DCO tank untk di Recycle, sedangkan Sludge akan
keluar melewati Nozzle dan keluar dari Sludge Centrifuge menuju Sludge Pit. 15.
Sludge Pit Sludge yang keluar dari Centrifuge dialirkan ke Sludge Pit untuk ditampung
sementara dan sebelum dialirkan kembali ke kolam limbah. Sludge turun melalui Under Flow menuju bak Sludge Pit kedua dan dialirkan menuju Sediment Pond.
2.8 Mesin Peralatan dan Utilitas
Mesin, peralatan, dan utilitas yang digunakan dalam kegiatan produksi PT. PP. London Sumatera Indonesia, Tbk Begerpang POM dapat dilihat pada Lampiran.1
2.9 Safety and Fire Protection
Upaya pencegahan timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan cara mengidentifikasi hal-hal yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit
Universitas Sumatera Utara