32 Bruno Taut , pencetus teori Eksprsionisme berpendapat bahwa masyarakat yang
baru hanya akan dapat dicapai melalui kebangkitan kembali arsitektur dan seni bangunan yang menawarkan sintesis kebudayaan dari setiap ilmu yang terlibat
didalamnya. Visi Taut tentang reunifikasi seni dan arsitektur ini dilatar belakangi oleh
Deutscher Werkbund pada tahun 1907 yang dibawah komando pendirinya Herman Muthesius, berupaya untuk mendekatkan seni di Jerman dengan industri yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas desain dan fabrikasi Jerman. Visi Taut ini diwujudkan melalui sebuah kelompok yang disebut
Arbeitsratfur Kunst or soviet for art
. Ide-ide kelompok ini diwujudkan melalui sebuah jaringan surat menyurat diantara anggota-anggotanya yang disebut
Dieglaserne Kette atau
Glass Chain
. Diantaranya termasuk Bruno taut, Walter Gpropius dan Han Scharoun. Arsitek lainnya seperti Hans Poelzig melalui Grosse Schauspielhaus di Berlin,
1919, dan Erich Mendelsohn melalui Einstein Tower di Postdam 1917-1921 secara tepat mewujudkan ide ini ke prakteknya.
Arsitektur ekspresionis mencapai puncaknya pada tahun 1918-1921, yaitu pada masa Jerman mengalami kesulitan ekonomi yang sangat parah yang merupakan akibat
dari kekalahan Jerman pada perang dunia I. Pada saat itu nyaris tidak ada bangunan baru sehingga para arsitek hanya bebas menciptakan dan memabangun dalam alam
khayal. Arsitektur ekspresionis dipengaruhi oleh isu-isu pokok yaitu biomorphic,
geomorphic, yang terpenting yaitu makhluk the creatur
, seperti yang terlihat pada karya Erich Mendelsohn
Einsten Tower , Gua
the Cave , seperti yang terlihat pada
karya Poelzig Grass Schauspielhaus
dan Kristal the crystal
yang terlihat pada karya Bruno taut
Glass Pavilion .
Aliran ini perlahan mulai menghilang akibat gempuran-gempuran dari ide-ide lain yang lebih dekat dengan realita kehidupan modern. Puncak kekalahan ekspresionisme
terjadi pada tahun 1928, pada Congres Internationaus d’ Architecture Moderne CIAM di La Sarraz, Switzerland. Salah seorang arsitek Ekspresionis Hugo Haring yang
konsern terhadap bentuk non-normative
mengalami kekalahan dari Le Corbusier yang pada saat itu memproklamasikan arsitektur yang fungsinal dan bentuk-bentuk murni
geometris sebagai dasar dari arsitektur modern.
3.2.3 Ekspresionisme secara umum
Seni dimana emosi merupakan pertimbangan yang dominan diklasifikasikan kedalam ekspresionisme. Ekspresionisme memandang sesuatu kepada dunia yang mengungkapkan
emosi dan pernyataan-pernyataan secara psikologi dari pada memandang dunia sebagai refleksi dari warna.
Universitas Sumatera Utara
33 Para ekspresionis sadar sepenuhnya terhadap dunia nyata, tetapi menolak ide klasik
yang menganggap seni sebagai imitasi dari alam, mereka menggali kedalam alam pikiran, spirit dan imajinasi.
Para ekspresionis sadar sepenuhnya terhadap dunia nyata, tetapi menolak ide klasik yang menganggap seni sebagai imitasi dari alam, mereka menggali kedalam alam pikiran, spirit
dan imajinasi. Ekspresionis, melukiskan perasaan yang paling dalam, emosi, sedih, marah dan
sebagianya. Ekspresi merupakan cabang dari Analogi Linguistik yang pada dasarnya adalah satu cara untuk menjelaskan bagaimana ungkapan-ungkapan dapat dicapai dengan membatasi
komponen-komponen pada elemen-elemen yang bermanfaat, yang kemudian dapat diperhalus atau diperindah sesuai dengan kepantasan tuntutan.
Arsitek-arsitek yang menganut aliran ekspresionis diantaranya adalah Bruno Taut, Eric Mendelsohn, Walter Gropius, Mies Van der Rohe, Hans Poelzig dan lain-lain. Contoh bangunan
ekspresionis adalah Erich Mendelsohn’s Einstein Tower, The Amsterdam School dan lain-lain.
Ekspresionisme dalam desain arsitektur adalah :
Aliran yang lebih menekankan sisi spiritual dan emosi daripada aspek fungsional bangunan. Bangunan dipandang sebagai wadah pengungkapan pikiran arsitek.
Menempatkan emosi sebagai pertimbangan yang dominan dalam merancang suatu arsitektur.
Ciri-ciri ekspresionisme
berdasarkan buku “Ruang dalam Arsitektur” oleh Cornelis van De Ven adalah sebagai berikut :
Irasional,
merupakan pembelokan dari fisafata objetif dan konsep-konsep statis mengenai ruanganyang lebihmengarah ke subjektifitas.
Emosional
, dimana emosi ebih diutamakan daripada nalar.
Antopometrik, merupakan proyeksi simbol-simbol organisme ke dalam masa asitektural.
Bangunan dianggap sebagai makhluk yang hidup yang menghasikan bentuk-bentuk organik dengan garis melengkung dan kurva-kurva.
Kristalin,
merupakan perwujudan artistik kristal yang angular. Wujud-wujud angular tersebut merupakan pembagian secara sadar atas geometri sederhana dari kubus,
prisma, dan sebgainya.
Utopian, diakibatkan oleh tendensi yang pada saat itu merupakan keputusasaan akibat
perang. Banyak bangunan yang tidak dapat diwujudkan sehingga para arsitek membangun dalam alam khayalnya.
Monumental,
menempatkan bagian utama dari komposisi arsitektural yang terdiri dari sebuah masa yang sentral, dominan, dan menjulang.
Universitas Sumatera Utara
34
Tabel 3.1 Karateristik Ekspresionisme Melalui Karya
Masa Arsitek Karya
Ciri-ciri Mchael de
Klerk EigenHaard
haousing , 1913- 1920, Amsterdam
Menciptakan mbentuk-bentuk kurva dengan menggunakan
bata untuk menciptakan sudut- sudut yang dibulatkan
Bruno Taut Glass
Pavilion, 1914 Cologne,
Jerman Penggunaan bahan kaca.
Atapnya berupa kubah persegi yang terbuat dari kaca sehingga
befungsi untuk memasukkan cahaya kedalam ruangan.
Dinding terbuat dari glass block, denah berbentuk bulat
Erich Mendelsohn
Einstein Tower, 1917-1921,
Postdam Menonjolkan efek platis dari
beton untuk menciptakan bentuk sclupture yang
berbentuk mahkluk yang berotot dalam posisi yang siap
menerkam. Atap kubah dipuncak diasosiakan sebagai
kepala dan bukaan jendela ditarik kedalam diasosiasikan
sebagai mata. Bangunan ini juga menggunakan susdut-
sudut yang dibulatkan. Ekspresionis
Awal
Hans Poelzig Grosse
Schauspielhaus, 1919, Berlin
Menonjolkan interior dalam bertujuan membawa orang
kealam mimpi. Berusaha menggambarkan gua tempat
hidupnya Zarathystranya Nietzche yang dipercaya
tempat lahirnya agama dan seni.
Foyernya berbentuk sirkulasi mengelilingi kolam. Puncaknya
raungan teater yang langit- langitnya penuh dengan barisan
stalagnit-stalagnit ayng tebal yang dicat merah menggantung
Universitas Sumatera Utara
35 dengan ratusan lampu warna-
warni yang disembunyikan disuatu kedalman, memberi
kesan berkilau Walter
Gropius Monumen buat
pekerja yang tewas, 1921
Monumen ini terbuat dari beton yang dibentuk bergerigi
Fritz Hoger Chilehaus,
1923, Hanburg
Dibangun di site yang berbentuk segitiga dipusat kota
Hanburg. Atap pada salah satu sudut dilancipkan keatas
seolah-olah menggambarkan bubungan kapal, menyimpulkan
Hanburg sebagai kota pelabuhan
Ekspresionis Akhir
Hugo Haring Cow Shed on the
Garkau farm, 1924-1925,
Lubeck, Jerman Penggunaaan atap dan sudut
yang dibulatkan. Dinding bata yanghorizontal kontras dengan
papan-papan vertikal pada loteng jerami dan gudang di cat
hijau pada akhir 1930-an Hans
Scharoun Berlin
philharmonic, 1956-1963
Berbentuk seperti gelombang dengna dinding bertekstur
berwarna kuning dan ujng atapnya yang dilancipkan
Jorn Utzon Sydney
Opera haouse, 1956-
1973, Sydney Menggunakan efek plastis dari
beton. Mengibaratkan kapal yang sedang berlabuh
Awal kebangkitan
Ekspresionisme
Eero Saarinen TWA JFK Airport,
1956-1962, AS Menggunakan efek plastis dari
beton untuk menggambarkan burung raksasa yang siap
terbang. Dengan ruang – ruang yang mengalir yang diibaratkan
sebagai urat nadi dari burung tersebut
Universitas Sumatera Utara
36
3.3 Interpretasi Tema