Alasan Pemilihan Tema Interpretasi Tema Studi Banding Tema Sejenis .1 Einstein Tower by Eric Mendehlson

30

BAB III ELABORASI TEMA

3.1 Alasan Pemilihan Tema

Bentuk bangunan dapat dicapai melalui beberapa pendekatan yang disesuaikan dengan fungsi bangunan. Hal ini penting karena dalam bangunan komersial bentuk dan estetika bangunan lebih berperan untuk kemudahan dalam memberi kesan dan daya tarik, disamping tetap memperhatikan fungsi ruang dan sistem struktur yang ada dalam bangunan tersebut. Pengambilan tema Ekspresionisme dalam Arsitektur pada Medan Convention and Exhibition Center adalah untuk menampilkan bentuk bangunan yang dapat mengkomunikasikan perasaan dan emosi yang tercipta pada fungsi tersebut sehingga bentukan bangunan dapat lebih bervariasi dan memiliki daya tarik yang kuat. 3.2 Tinjauan Umum 3.2.1 Pengertian Ekspresionis Ekspresionis berasal dari kata ekspresi. bebrapa pengertian ekspresi :  Maksud reaksi dari interpretasi terhadap suatu objek  Hasil perpaduan kombinasi dari unsur, garis, bidang tekstur dan warna dari bentuk- bentuk arsitektur yang menghasilkan suatu pengungkapan maksud dan tujuan bangunan secara meyeluruh.  Pernyataan atau pengungkapan perasaan Beberapa pengertian Ekspresionisme :  Melukiskan dasar-dasar emosi paling dalam dari diri seorang seniman, sedih, marah, takut, dsb  Aliran yang dominan di Eropa Utara sekitar tahun 1905-1925. Dalam arsitektur, merupakan kelanjutan dari Art Nouveau dan berlanjut setelah perang dunia kedua sebagai Brutalisme. Bangunan tidak harus fungsional tetapi menciptakan sensasi dari bentuk-bentuk abstrak.  Aliran dalam seni pada awal abad 20 yang menekankan pada ekspresi subjektif dari pembuatannya  Aliran yang menyatakan perasaannya melalui gubahannya, rasa benci, rasa cinta  Suatu gaya sekitar Perang dunia I yang sangat pribadi, dan sering dieksekusi dengan kegairahan yang kejam Universitas Sumatera Utara 31

3.2.2 Perkembangan Aliran Ekspresionisme A. Tinjauan Umum

Perkembangan arsitektur pada awal abad 20 sangat dipengaruhi oleh keadaan dan suasan politik pada saat itu. Di Eropa terjadi suatu keadaan yang bertentangan dengan kenyataan pada saat itu. Kemandekan ekonomi yang hanya menguntungkan orang-orang kaya, rezim politik yang berkuasa dengan otoriter, suasana yang hancur-hancuran akibat perang mengakibatkan kemelaratan dan kemiskinan rakyat. Namun hal ini semua tertutupi oleh bangunan-bangunan baroque yang megah. karya-karya sastra yang gemilang lukisan-lukisan dan sclupture yang sama sekali tidak mengisyaratkan kebobrokan keadaan pada saat itu. Keadaan-keadaan tersebut mengakibatkan timbulnya reaksi dari kalangan seniman. Mereka dengan tegas menyatakan perang terhadap seni dari masa lalu: Medieval, Classical, Gothic, Art Nouveau, Romanticism, Impresionist . Berbagai penemuan baru dan inovasi teknologi pada saat itu turut mendorong munculnya usaha-usaha untuk menggantikan seni masa lalu dengan pencarian terhadap paradigma seni yang baru yang berdasarkan pada tingkah laku dan perubahan zaman. Pendiri Deutsche Werkbund pada tahun 1907 oleh arsitek Jerman, Hermann Muthesius, memberikan kontribusi yang penting bagi konsep baru dalam desain industri, yang sebenarnya berupaya meningkatkan kualitas fabrikasi industri Jerman dengan memadukan Seni dan Industri. Seiring dengan semangat Werkbund ini, muncul aliran-aliran baru yang berperan penting dalam usaha mendefenisikan Arsitektur Baru yang melengkapi pendekatan yang didefenisikan oleh Walter Gropius dan Bruno Taut. Aliran-aliran tersebut diantarnya:  Cubisme , yang berkembang di Prancis pada tahun 1907 Merupakan gerakan artistik sebagai reaksi terhadap penggunaan seni bargambar oleh kaum borjuis yang mengandung maksud - maksud politik. Aliran ini meningkatkan penggunaan bentuk - bentuk abstrak yang bermaksud memurnikan seni, yang berpengaruh terhadap sclupture, seni graphis, lukisan dan arsitektur  Futurism , berkembang di Italia pada tahun 1909 Merupakan gerakan dalam sastra yang mempengaruhi kelukisan, sclupture dan arsitektur. Manifesto futuris ini secara puitis berusaha menggebrak dan melepaskan diri dari konsep-konsep statis kuno demi dinamisme yang modern  Ekspresionisme , berkembang di Jerman pada tahun 1914 Merupakan usaha penarikan diri ke minat artistik yang bersifat emosional dan sangat pribadi. Aliran ini timbul sebagai reaksi terhadap keadaan Jerman yang hancur- hancuran akibat perang. Merupakan gerakan dalam seni lukis, seni musik, sastra dan arsitektur.

B. Sejarah Universitas Sumatera Utara

32 Bruno Taut , pencetus teori Eksprsionisme berpendapat bahwa masyarakat yang baru hanya akan dapat dicapai melalui kebangkitan kembali arsitektur dan seni bangunan yang menawarkan sintesis kebudayaan dari setiap ilmu yang terlibat didalamnya. Visi Taut tentang reunifikasi seni dan arsitektur ini dilatar belakangi oleh Deutscher Werkbund pada tahun 1907 yang dibawah komando pendirinya Herman Muthesius, berupaya untuk mendekatkan seni di Jerman dengan industri yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas desain dan fabrikasi Jerman. Visi Taut ini diwujudkan melalui sebuah kelompok yang disebut Arbeitsratfur Kunst or soviet for art . Ide-ide kelompok ini diwujudkan melalui sebuah jaringan surat menyurat diantara anggota-anggotanya yang disebut Dieglaserne Kette atau Glass Chain . Diantaranya termasuk Bruno taut, Walter Gpropius dan Han Scharoun. Arsitek lainnya seperti Hans Poelzig melalui Grosse Schauspielhaus di Berlin, 1919, dan Erich Mendelsohn melalui Einstein Tower di Postdam 1917-1921 secara tepat mewujudkan ide ini ke prakteknya. Arsitektur ekspresionis mencapai puncaknya pada tahun 1918-1921, yaitu pada masa Jerman mengalami kesulitan ekonomi yang sangat parah yang merupakan akibat dari kekalahan Jerman pada perang dunia I. Pada saat itu nyaris tidak ada bangunan baru sehingga para arsitek hanya bebas menciptakan dan memabangun dalam alam khayal. Arsitektur ekspresionis dipengaruhi oleh isu-isu pokok yaitu biomorphic, geomorphic, yang terpenting yaitu makhluk the creatur , seperti yang terlihat pada karya Erich Mendelsohn Einsten Tower , Gua the Cave , seperti yang terlihat pada karya Poelzig Grass Schauspielhaus dan Kristal the crystal yang terlihat pada karya Bruno taut Glass Pavilion . Aliran ini perlahan mulai menghilang akibat gempuran-gempuran dari ide-ide lain yang lebih dekat dengan realita kehidupan modern. Puncak kekalahan ekspresionisme terjadi pada tahun 1928, pada Congres Internationaus d’ Architecture Moderne CIAM di La Sarraz, Switzerland. Salah seorang arsitek Ekspresionis Hugo Haring yang konsern terhadap bentuk non-normative mengalami kekalahan dari Le Corbusier yang pada saat itu memproklamasikan arsitektur yang fungsinal dan bentuk-bentuk murni geometris sebagai dasar dari arsitektur modern.

3.2.3 Ekspresionisme secara umum

Seni dimana emosi merupakan pertimbangan yang dominan diklasifikasikan kedalam ekspresionisme. Ekspresionisme memandang sesuatu kepada dunia yang mengungkapkan emosi dan pernyataan-pernyataan secara psikologi dari pada memandang dunia sebagai refleksi dari warna. Universitas Sumatera Utara 33 Para ekspresionis sadar sepenuhnya terhadap dunia nyata, tetapi menolak ide klasik yang menganggap seni sebagai imitasi dari alam, mereka menggali kedalam alam pikiran, spirit dan imajinasi. Para ekspresionis sadar sepenuhnya terhadap dunia nyata, tetapi menolak ide klasik yang menganggap seni sebagai imitasi dari alam, mereka menggali kedalam alam pikiran, spirit dan imajinasi. Ekspresionis, melukiskan perasaan yang paling dalam, emosi, sedih, marah dan sebagianya. Ekspresi merupakan cabang dari Analogi Linguistik yang pada dasarnya adalah satu cara untuk menjelaskan bagaimana ungkapan-ungkapan dapat dicapai dengan membatasi komponen-komponen pada elemen-elemen yang bermanfaat, yang kemudian dapat diperhalus atau diperindah sesuai dengan kepantasan tuntutan. Arsitek-arsitek yang menganut aliran ekspresionis diantaranya adalah Bruno Taut, Eric Mendelsohn, Walter Gropius, Mies Van der Rohe, Hans Poelzig dan lain-lain. Contoh bangunan ekspresionis adalah Erich Mendelsohn’s Einstein Tower, The Amsterdam School dan lain-lain. Ekspresionisme dalam desain arsitektur adalah :  Aliran yang lebih menekankan sisi spiritual dan emosi daripada aspek fungsional bangunan. Bangunan dipandang sebagai wadah pengungkapan pikiran arsitek.  Menempatkan emosi sebagai pertimbangan yang dominan dalam merancang suatu arsitektur. Ciri-ciri ekspresionisme berdasarkan buku “Ruang dalam Arsitektur” oleh Cornelis van De Ven adalah sebagai berikut :  Irasional, merupakan pembelokan dari fisafata objetif dan konsep-konsep statis mengenai ruanganyang lebihmengarah ke subjektifitas.  Emosional , dimana emosi ebih diutamakan daripada nalar.  Antopometrik, merupakan proyeksi simbol-simbol organisme ke dalam masa asitektural. Bangunan dianggap sebagai makhluk yang hidup yang menghasikan bentuk-bentuk organik dengan garis melengkung dan kurva-kurva.  Kristalin, merupakan perwujudan artistik kristal yang angular. Wujud-wujud angular tersebut merupakan pembagian secara sadar atas geometri sederhana dari kubus, prisma, dan sebgainya.  Utopian, diakibatkan oleh tendensi yang pada saat itu merupakan keputusasaan akibat perang. Banyak bangunan yang tidak dapat diwujudkan sehingga para arsitek membangun dalam alam khayalnya.  Monumental, menempatkan bagian utama dari komposisi arsitektural yang terdiri dari sebuah masa yang sentral, dominan, dan menjulang. Universitas Sumatera Utara 34 Tabel 3.1 Karateristik Ekspresionisme Melalui Karya Masa Arsitek Karya Ciri-ciri Mchael de Klerk EigenHaard haousing , 1913- 1920, Amsterdam Menciptakan mbentuk-bentuk kurva dengan menggunakan bata untuk menciptakan sudut- sudut yang dibulatkan Bruno Taut Glass Pavilion, 1914 Cologne, Jerman Penggunaan bahan kaca. Atapnya berupa kubah persegi yang terbuat dari kaca sehingga befungsi untuk memasukkan cahaya kedalam ruangan. Dinding terbuat dari glass block, denah berbentuk bulat Erich Mendelsohn Einstein Tower, 1917-1921, Postdam Menonjolkan efek platis dari beton untuk menciptakan bentuk sclupture yang berbentuk mahkluk yang berotot dalam posisi yang siap menerkam. Atap kubah dipuncak diasosiakan sebagai kepala dan bukaan jendela ditarik kedalam diasosiasikan sebagai mata. Bangunan ini juga menggunakan susdut- sudut yang dibulatkan. Ekspresionis Awal Hans Poelzig Grosse Schauspielhaus, 1919, Berlin Menonjolkan interior dalam bertujuan membawa orang kealam mimpi. Berusaha menggambarkan gua tempat hidupnya Zarathystranya Nietzche yang dipercaya tempat lahirnya agama dan seni. Foyernya berbentuk sirkulasi mengelilingi kolam. Puncaknya raungan teater yang langit- langitnya penuh dengan barisan stalagnit-stalagnit ayng tebal yang dicat merah menggantung Universitas Sumatera Utara 35 dengan ratusan lampu warna- warni yang disembunyikan disuatu kedalman, memberi kesan berkilau Walter Gropius Monumen buat pekerja yang tewas, 1921 Monumen ini terbuat dari beton yang dibentuk bergerigi Fritz Hoger Chilehaus, 1923, Hanburg Dibangun di site yang berbentuk segitiga dipusat kota Hanburg. Atap pada salah satu sudut dilancipkan keatas seolah-olah menggambarkan bubungan kapal, menyimpulkan Hanburg sebagai kota pelabuhan Ekspresionis Akhir Hugo Haring Cow Shed on the Garkau farm, 1924-1925, Lubeck, Jerman Penggunaaan atap dan sudut yang dibulatkan. Dinding bata yanghorizontal kontras dengan papan-papan vertikal pada loteng jerami dan gudang di cat hijau pada akhir 1930-an Hans Scharoun Berlin philharmonic, 1956-1963 Berbentuk seperti gelombang dengna dinding bertekstur berwarna kuning dan ujng atapnya yang dilancipkan Jorn Utzon Sydney Opera haouse, 1956- 1973, Sydney Menggunakan efek plastis dari beton. Mengibaratkan kapal yang sedang berlabuh Awal kebangkitan Ekspresionisme Eero Saarinen TWA JFK Airport, 1956-1962, AS Menggunakan efek plastis dari beton untuk menggambarkan burung raksasa yang siap terbang. Dengan ruang – ruang yang mengalir yang diibaratkan sebagai urat nadi dari burung tersebut Universitas Sumatera Utara 36

3.3 Interpretasi Tema

Konsep dasar yang ingin diterapkan pada perancangan Medan Convention and Exhibition Center ini adalah bagaimana menerapkan ekspresi aktifitas para pengunjung Medan Convention and Exhibition Center yang dinamis, aktif, kreatif, intelek dan penuh semangat kedalam bentuk dan karakter bangunan yang dirancang. Sehingga bentuk yang tercipta memiliki karakter yang dinamis dan intelek yang dapat dirasakan oleh masyarakat ketika melihatnya. 3.4 Studi Banding Tema Sejenis 3.4.1 Einstein Tower by Eric Mendehlson EERO SAARINEN, TWA BUILDING, NEW

3.4.2 Guggenheim Museum Bilbao, Bilbao, Spain Frank O. Gehry

Bangunan ini dirancang oleh Eric Medelson , sebagai Arsiteknya. Sang Arsitek mengekspresikan bangunan rancangannya dari raut muka. Menonjolkan efek platis dari beton untuk menciptakan bentuk sclupture yang berbentuk mahkluk yang berotot dalam posisi yang siap menerkam. Atap kubah dipuncak diasosiakan sebagai kepala dan bukaan jendela ditarik kedalam diasosiasikan sebagai mata. Bangunan ini juga menggunakan susdut-sudut yang dibulatkan. Bangunan ini merupakan perpaduan berbagai bentuk yang luar biasa. Bangunannya sendiri merupakan kombinasi bentuk-bentuk yang luar biasa. Dengan pemakaian batu gamping yang tampil kontras dengan lengkungan yang dilapisi titanium. Dinding kaca memenuhi kebutuhan akan cahaya dan transparansi Gambar 3.1 Einstein Tower Sumber : Internet Gambar 3.2 Guggenheim Museum Sumber : Internet Universitas Sumatera Utara 37

3.4.3 Conjunctive Points Theater Complex, Culver City, California. Eric Owen Moss

Conjuntive Pounts Theater Complex adalah pengembangan fungsi bangunan mix-used yang menggabungkan seni dan teknologi melalui penciptaan unik dan inovatif dari sebuah pusat seni teater. Menetapkan latar belakang dari kantor yang intelektual , ruang retail dan restoran, hasilnya akan banyak tempat untuk komersial dan ekspresi dari karya seni. Proyek ini juga akan memberikan banyak area untuk fungsi publik, termasuk teater di ruang terbuka, plaza yang menghadap Selatan, dan taman. Panel-panel titanium setebal setengah millimeter yang melapisi permukaan bangunan dijamin ketahanannya hingga 100 tahun. Desain Gehry menciptakan struktur yang spektakuler dan tampak jelas yang tampil sebagai patung sculpture raksasa dengan kota Bilbao sebagai latar belakangnya. Gambar 3.3 Guggenheim Museum Sumber : Internet Gambar 3.4 Conjunctive Points Theater Complex Sumber : Internet Universitas Sumatera Utara 38 Untuk meminimalkan tapak, bangunan ini disusun ke dalam sebuah blok 100’ x 100’ , terletak di sepanjang garis Utara dari tapak untuk memaksimalkan ekpos di sebelah Selatan. Volume suara yang akan disesuaikan untuk mengakomodasi tiga jenis teater dalam kelompok ruang. Ke arah Timur, bentuk bangunan bengkok vertikal untuk menampung volume tinggi, 750 tempat duduk, teater dan mengambil keuntungan dari pemandangan kota. Ke arah Barat, bentuk bangunan membelit 90 derajat, disesuaikan ke arah sudut akses utama kendaraan, dan tercelup ke dalam tapak untuk mengakomodasi dua tingkat, teater dengan tempat duduk dan kapasitas 1650 penonton. Rotasi memungkinkan untuk membuat volume yang lebih lebar dan memberikan ruang sebuah sculpture akustik yang natural. Menekan teater ke dalam tapak membuat sebuah lekukan yang menjadi sebuah amphiteater terbuka. Dengan meletakkan panggung diantara dua teater, berbagai konfigurasi ruang adalah bisa dlakukan. Akhirnya, ketiga teater multi fungsi terletak langsung diatas ruang di lengkungan yang terletak di sebelah Barat dari ujung bangunan ini. Pusat dari bangunan, yang mempertahankan keaslian bagian 100 x 100 , yang diduduki oleh lima blok kaca di lantai bawah dan ruang kantor diatasnya. Ramp eksterior menghubungkan beberapa lantai dengan blok kaca yang akhirnya menghubungkan ruang teater yang merupakan bagian akhir bangunan. Sistem sekunder dari sirkulasi khusus teater ini terletak di dua daerah atrium kaca yang besar, memungkinkan teater patrons untuk melihat dan dilihat dari berbagai vantages. Ketiga lift inti terletak di bagian tengah bangunan untuk menghubungkan parkir garasi ke tingkat utama plaza, dan tingkat utama plaza ke kantor yang berada di atas. Pintu masuk utama yang terletak di bagian garis Selatan yang berdekatan dengan plaza publik yang besar. Gambar 3.5 Maket Conjunctive Points Theater Complex Sumber : Internet Gambar 3.6 Potongan Conjunctive Points Theater Complex Sumber : Internet Universitas Sumatera Utara 39 Sistem struktur utama bangunan merupakan rangkaian bingkai ortogonal beton yang meluas dari sistem yang mendukung garasi bawah tanah. Sistem sekunder bingkai pipa baja bengkok membungkus ortogonal struktur ini, dan mendukung artikulasi permukaan exterior bangunan. Dengan ritme dan frekuensi frame ini dimaksudkan untuk memperkuat konsekuensi dari penyesuaian dari bentuk bangunan untuk mengakomodasi tiga unsur teater. Tiga blok inti beton dan beton cruciform frame diposisikan untuk mendukung bagian menara teater paling timur melengkapi diagram struktural. Gambar 3.7 Denah Conjunctive Points Theater Complex Sumber : Internet Universitas Sumatera Utara 40

BAB IV ANALISA

4.1 Analisa Eksisting 4.1.1 Analisa Lokasi Medan Polonia Lokasi proyek Medan Convention and Exhibition Center, terletak di Kota Medan yang merupakan ibukota Propinsi Sumatera Utara. Berada pada Kecamatan Medan Polonia yang merupakan bagian WPP D yang merupakan kawasan komersil yang mewadahi kegiatan komersil khususnya dalam bidang perdagangan. Letak geografis kota Medan berada pada Sumatera Utara Medan Gambar 4.1 Analisa Lokasi Sumber : Hasil Olah Data Primer Universitas Sumatera Utara