Sistematika Penulisan A. Latar Belakang
memiliki tiga unsur, yaitu 1 kognitif pengetahuan, 2 afektif emosi,perasaan, dan 3 konatif tindakan. Jadi dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap adalah
suatu mental dan saraf sehubungan dengan kesiapan konsumen untuk menanggapi apa yang mereka sukai dan yang tidak disukai karena adanya rangsangan.
2. Komponen sikap konsumen Kepercayaan merek merupakan komponen kognitif dari sikap, evaluasi merek merupakan
komponen afektif atau perasaan, maksud untuk membeli merupakan komponen konatif atau tindakan hubungan anara ketiga komponen ini dijelaskan pada gambar berikut :
2
Gambar 2.1 hubungan antara tiga komponen sikap sumber :setiadi, 2003
2
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen Pendeatan Praktis Disertai : Himpunan Jurnal Penelitian YOGYAKARTA : CV. ANDI OFFSET, 2013, h.197.
Komponen Kognitif Kepercayaan Terhadap
Merek
Komponen Afektif Evaluasi Merek
Komponen Konatif maksud untuk membeli
3. Peranan sikap dalam pengembangan strategi pemasaran Pengukuran sikap konsumen bagi pemasar merupakan hal yang sangat penting. Dengan
mengetahui sikap konsumen, pemasar dapat mengidentifikasikan segmen manfaat, mengembangkan produk baru, dan memformulasikan serta mengevaluasi strategi promosi.
Pengembangan produk dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengetahui sikap konsumen. Pengukuran sikap konsumen dapat dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada
kelompok konsumen sasaran yang sebelumnya telah diidentifikasi berdasarkan demografi,kelas sosial dan gaya hidup
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan oleh produsen untuk mengubah sikap konsumen,yaitu :
3
a Mengombinasikan beberapa fungsi Strategi pengubahan sikap sering dilakukan dengan memaparkan beberapa fungsi sikap
untuk menarik perhatian konsumen sehingga mereka terdorong untuk mengubah sikapnya.
b Mengasosiasikan produk dengan sebuah kelompok atau peristiwa Berbagai kelompok, atau peristiwa nasional dan internasional sering kali menumbuhkan
sikap positif konsumen terhadap kelompok atau peristiwa tersebut. c Memecahkan konflik dua sikap yang berlawanan
Konsumen sering kali memiliki dua sikap yang berlawanan terhadap suatu produk. Konsumen akan memandang susu secara positif karena susu mengandung zat – zat yang
dibutuhkan tubuh seperti protein, kalsium, zat besi, dan vitamin. Namun disisi lain
3
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen Pendeatan Praktis Disertai : Himpunan Jurnal Penelitian YOGYAKARTA : CV. ANDI OFFSET, 2013, h.199.
konsumen juga mungkin bersikap negatif terhadap produk susu karena susu dianggap mengandung banyak lemak sehingga menyebabkan kegemukan, dengan demikian
pemasar harus membuat strategi komunikasi yang tepat untuk memecahkan konflik sikap yang dihadapi konsumen tersebut.
d Mengubah evaluasi relative terhadap atribut Suatu produk sering kali dikenAl oleh konsumen karena popularitas atributnya yang
memiliki fungsi spesifik, atau yang dikenal karena situasi pemakaian yang khas e Mengubah kepercayaan merek
Para produsen berkewajiban untuk selalu mengingatkan konsumen bahwa produknya adalah produk yang lebih baik atau yang terbaik sehingga konsumen memiliki sikap
positif yang permanen dan konsisten terhadap produk tersebut. f Menambahkan sebuah atribut pada produk
Strategi mengubah sikap konsumen dapat dilakukan dengan memberikan atribut baru pada produk. Atribut yang ada pada sebuah pada sebuah produk akan memberikan citra
positif kepada konsumen bahwa produk tersebut selalu inovatif, kehadiran atribut baru akan menyebabkan konsumen melihat perbedaan yang nyata antara merek tersebut
dengan merek pesaingnya g Mengubah penilaian merek secara menyeluruh
Salah satu cara lain untuk mengubah sikap konsumen terhadap produk atau merek adalah dengan membangun sikap positif secara keseluruhan terhadap merek
h Mengubah kepercayaan terhadap merek pesaing Strategi lain untuk mengubah sikap adalah dengan mengubah sikap atau kepercayaan
konsumen terhadap merek pesaing.
4. Pengertian Kepuasan Konsumen Berikut adalah teori –teori yang membahas kepuasan konsumen :
4
a Teori perasaan afektif eksperiental experientially affective feeling theory. Menurut Jones 2008 , teori ni beranggapan bahwa kepuasan konsumen
dipengaruhi oleh perasaan positif dan negatif yang diasosiasikan konsumen dengan produk yang sudah dibeli dan dikonsumsi.
b Teori kepuasan the expectancy disconfirmation model. Teori kepuasan mengemukakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan konsumenmerupakan
dampak dari perbandingan antara harapan onsumen sebelum pembelian dengan kinerja produk yang sesungguhnya. Ketika membeli suatu produk konsumen
memiliki harapan tentang bagaimana kinerja produk tersebut
product performance :
i. Produk berkinerja lebih baik dari yang diharapkan. Inilah yang disebut
diskonfirmasi positif. Jika ini terjadi konsumen akan merasa puas. ii.
Produk bekerja seperti yang diharapkan. Inilah yang disebut konfirmasi sederhana. Produk tersebut tidak memberikan rasa puas, tetapi juga tidak
mengecewakan konsumen. Konsumen akan memiliki perasaan yang netral.
iii. Produk bekerja lebih buruk dari yang diharapkan. Inilah yang disebut
diskonfirmasi negative. Produk yang berkinerja buruk tidak sesuai dengan
4
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen Pendeatan Praktis Disertai : Himpunan Jurnal Penelitian YOGYAKARTA : CV. ANDI OFFSET, 2013, h.183.
apa yang diharapkan konsumen akan menyebabkan kekecewaan sehingga konsumen merasa tidak puas.
c Teori Atribusi,Kegagalan Produk dan Kepuasan Konsumen Ketika membahas teori atribusi, teori ini merupakan cara untuk
mengidentifikasi penyebab suatu tindakan. Atribusi yang dibuat konsumen dapat sangat memengaruhi kepuasan pascapembelian mereka terhadap suatu produk
atau jasa. Bila produk gagal konsumen akan berupaya menentukan penyebab kegagalan itu. Bila melambangkan kegagalan pada produk atau jasa tu sendiri,
mereka mungkin merasa tidak puas, tetapi jika melambangkan kegagalan pada faktr kebetulan atau tindakan mereka sendiri mereka tidak mungkin merasa tidak
puas. Ada tiga jenis atribusi menurut Jones 2008, yaitu :
i. Atribusi kausal causal attribution. Bila terjadi kesalahan, konsumen
akan menilai siapa yang patut disalahkan ii.
Atribusi control control attribution. Konsumen akan menilai apakah ketidakpuasan masih berada dalam control pemasar atau tidak
iii. Atribusi stabilitas stability attribution. Konsumen akan memberi
penilaian jika mereka tiak puas dengan kinerja produkperusahaan, apakah hal ini akan terulang dikemudian hari atau tidak. Jika mereka meyakini
jawabannya ya, intensitas ketidakpuasan yang dirasakan akan semakin tinggi.
Dari perspektif manajerial, mempertahankan dan atau meningkatkan kepuasan pelanggan adalah hal sangat kritis. Oleh karena itu, para manajer harus memandang program – program
yang dapat
meningkatkan kepuasan
pelanggan sebagai
investasi. Tingkat
kepuasanketidakpuasan ini juga akan dipengaruhi oleh evaluasi konsumen atas ekuitas pertukarab, seta oleh atribusi mereka terhadap kinerja produk. Membuat produk berkualitas
tinggi merupakan hal yang krits bagi keberhasilan pemasaran internasional sekarang ini dan pemasaran bisnis yang satu ke bisnis yang lainnya. Unsur yang penting dalam manajemen
kualitas total adalah konsep bahwa kualitas “dikendalikan oleh konsumen” dan karenanya, perusahaan harus menilai persepsi konsumen atas kualitas. Kualitas produk didefinisikan sebagai
evaluasi menyeluruh pelanggan atas kebaikan kinerja barang atau jasa
B. Faktor Faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen Untuk memuaskan nasabah perlu diketahui faktor faktor yang menentukan tingkat
kepuasan nasabah. Menurut Handi Irawan ada lima faktor yang menentukan tingkat kepuasan nasabah, yaitu :
5
1. Kualitas Produk Konsumen merasa puas kalua telah membeli dan menggunakan suatau produk dan
ternyata produk yang digunakan berkualitas. Ada 6 elemen kualitas produk, yaitu Performance,Durability,Feature,Reliability,Consistency dan Design. Agar produk yang
dibuat laku dipasaran, maka penciptaan produk haruslah memperhatikan tingkat kualitas yang sesuai dengan keinginan nasabahnya. Produk yang berkualitas tinggi artinya
memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan produk pesaing atau sering disebut produk plus. Bagi dunia perbankan produk plus harus diciptakan setiap waktu, sehingga
5
Handi Irawan “10 Prinsip Kepuasan Pelanggan Jakarta : PT Elex Media Komputindo,2002,h 37
dapat menarik minat calon nasabah yang baru atau dapat mempertahankan nasabah yang sudah ada sekarang ini.
Ada banyak keuntungan atau manfaat yang dapat dipetik dengan adanya produk plus, misalnya :
6
a Untuk meningkatkan penjualan. Dalam hal ini produk yang memiliki nilai lebih akan menjadi pembicaraan dari mulut ke mulut antar nasabah. Setiap kelebihan
produk tersebut akan dibandingkan dengan produk pesaing, sehingga berpotensi untuk menarik nasabah lain atau akan menambbah nasabah lama untuk
menambah konsumsi produk tersebut. b Menimbulkan rasa bangga bagi nasabahnya. Hal ini disebabkan produk yang
dijual memiliki keunggulan diabndingkan produk pesaing, misalnya dalam hal fasilitas tabungan yang diberikan dengan multifungsi. Artinya, apa yang dapat
diberikan bank kita belum dapat dipenuhi pesaing. c Menimbulkan kepercayaan. Dalam hal ini akan memberikan keyakinan kepada
nasabah akan kesenangannya dari fasilitas yang diberikan. Sehingga nasabah semakin percaya kepada produk yang dibelinya.
d Menimbulkan kepuasan. Pada akhirnya nasabah akan mendapatkan kepuasan dari jasa yang dijual sehingga kecil kemungkinan untuk pindah ke produk lain, bahkan
kemungkinan akan menambah konsumsinya. 2. Harga
Untuk nasabah yang sensitif, biasanya harga murah adalah sumber kepuasan yang penting karena mereka akan mendapat Value For Money yang tinggi. Komponen harga
6
Kasmir “Pemasaran Bank” Jakarta: Kencana,2005 h 137
ini relatif tidak penting bagi mereka yang tidak sensitif terhadap harga. Untuk industri ritel, komponen harga ini sungguh penting dan kontribusinya terhadap kepuasan reatif
besar. Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan pemasaran harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan mengingat harga sangat menentukan
laku tidaknya produk dan jasa perbankan salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan nantinya.
Adapun tujuan penentuan harga secara umum adalah sebagai berikut :
7
a Untuk Bertahan Hidup Artinya dalam kondisi tertentu, terutamma dalam kondisi persaingan yang tinggi.
Dalam hal ini bank menentukan harga semurah mungkin dengan maksud produk atau jasa yang ditawarkan laku dipasaran
b Untuk Memaksimalkan Laba Tujuan harga ini dengan mengharapkan penjualan yang meningkat sehingga laba
dapat ditingkatkan. Penentuan harga biasanya dapat dilakukan dengan harga murah atau tinggi.
c Untuk Memperbesar Market Share Penentuan harga ini dengan harga yang murah, sehingga diharapkan jumlah
nasabah meningkat dan diharapkan pula nasabah pesaing beralih keproduk yang ditawarkan
d Mutu Produk Tujuan dalam hal mutu produk adalah untuk memberikan kesan bahwa produk
atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi dan biasanya harga
7
Kasmir “Pemasaran Bank” Jakarta: Kencana,2005 h 153
ditentukan setinggi mungkin dan untuk bunga simpanan ditawarkan dengan suku bunga rendah
e Karena pesaing Dalam hal ini, penentuan harga dengan melihat harga pesaing tujuannya adalah
agar harga yang ditawarkan jangan melebihi harga pesaing, artinya bunga simpanan diatas pesaing dan bunga pinjaman dibawah pesaing.
3. Kualitas Pelayanan Konsumen merasa puas apabila mereka memperoleh pelayanan yang baik atau
sesuai dengan apa yang diharapkan. Salah satu konsep kualitas pelayanan popular adalah serqual yang dikembangkan oleh parasuraman Berry dan Zeithaml. Berdasarkan konsep
ini, kualitas
pelayanan mempunyai
lima dimensi
yaitu reliability,responsive,assurance,empathy dan tangibles
Pengukuran Kualitas Pelayanan Dimensi
Definisi Reliability
keandalan Kemampuan pegawai untuk menyampaikan layanan yang dijanjikan secara
akurat sejak pertama kali
Responsives daya tanggap
Kesediaan dan kemampuan pegawai untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan segera
Assurance jaminan
Pengetahuan dan kesopanan pegawai serta kemampuan merekan dalam menumbuhkan rasa percaya diri dan keyakinan pelanggan
Empathy empati Kesediaan pegawai memahami masalah para pelanggannya dan bertindak
demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal para pelanggan
Tangibles wujud Fasilitas visi,fasilitas layanan, peralatanperlengkapan dan sumber daya
manusia
Tabel 2.1 Pengukuran Kualitas Pelayanan
Atau dengan kata lain dengan faktor pelayanan yang baik terhadap pengguna bilyet giro akan menambah kepuasan pelaku tersebut
4. Faktor Emosional Pelanggan yang merasa bangga dan yakin orang lain kagum terhadap dia bila
menggunakan produk merek tertentu, cenderung memiliki tingkat kepuasan lebih tinggi. Kepuasan bukan karena kualitas produk,tetapi rasa bangga, percaya diri yang menjadikan
pelanggan tersebut terhadap merek tertentu. Jadi apabila pengguna bilyet giro sudah merasa bangga dengan produk yang
dimilikinya, pengguna bilyet giro tidak akan berpindah kelain produk yang sama oleh bank lain
5. Biaya dan kemudahan untuk mendapatkan produk atau jasa Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah dan efisien dalam mendaapatkan
produk atau pelayanan. Hal ini disebabkan pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidaak perlu menabung waktu untuk mendapatkan produk atau jasa.
Dengan penggunan bilyet giro,pelaku bisnis tidak perlu repot mengirim dana dengan bentuk fisik uang yang keamanannya kurang, sehingga bilyet giro lebih aman
dalam bentuk uang yang nantiny bisa lanngsung dipindahkan kerekening yang tertera pada bilyet tersebut.
C. Pengertian Bilyet Giro
Istilah bilyet giro berasal dari kata belanda. “Bilyet” yang berarti surat dan “giro” berarti simpanan nasabah pada bank yang pengambilannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek atau dengan pemindahbukuan. Menurut H.M.N. Purwosujipto, SH., bilyet giro adalah surat perintah tak bersyarat dari nasabah yang telah dibakukan bentuknya, kepada bank
penyimpanan dana untuk memindahkan sejumlah dana dari rekening giro yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya, kepada bank yang sama, atau kepada bank
lainnya. Lebih lanjut, Imam Syakir dan Soedarjanto, mengartikan bilyet giro sebagai surat perintah dari nasabah kepada bank untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekeningnya
kepada pihak penerima yang disebutkan namanya serta bank dimana penerima menjadi nasabah. Dalam pengertian lain Munir Fuady merumuskan pengertian bilyet giro sebagai suatu perintah
tanpa syarat dari penerbitnya untuk memindahbukukan sejumlah uang yang ada pada bank dimana penerbit memiliki rekening giro dan dana dalam jumlah yang cukup, dana tersebut
dipindah bukukanditransfer ke rekening baik pada bank yang sama atau pada bank lain. Sejalan dengan diterbitkannya Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.2832KEPDIR
tentang Bilyet Giro. Dalam ketentuan tersebut yang dimaksud dengan bilyet giro adalah surat peritah nasabah kepada bank penyimpanan dana untuk memindakbukukan seumlah dana dari
rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebutkan namanya. Sedangkan dalam ketentuan Pasal 1 butir 6 Undang-Undang No. 10 tahun 1998 ditentukan bahwa bilyet giro
adalah salah satu cara untuk melakukan pemindahbukuan terhadap simpanan dalam bentuk giro yang dapat dilakukan setiaap saat oleh nasabah yang bersangkutan.
8
Dari berbagai pengertian tentang bilyet giro dapat dikemukakan bahwa dalam pengertian bilyet giro tersebut mengandung unsur – unsur sebagai berikut :
8
Hermansyah “ HUKUM PERBANKAN NASIONAL INDONESIA”, Jakarta : Kencana.2008 edisi revisi h108
1. Surat perintah 2. Dari nasabah penyimpan kepada bank
3. Pemindahbukuan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan 4. Sejumlah
uang tersebut
ditujukan kepada
penerima yang
disebutkan namanya
Bilyet giro adalah perintah dari penarik nasabah kepada bank untuk memindah bukukan sejumlah dana tertentu pada tanggal tertentu kepada pihak yang tercantum di
dalam BG.
9
Adapun perbedaan Perbedaan cek dan dengan bilyet giro adalah sebagai berikut :
10
BILYET GIRO CEK
1. Tidak dapat diambil tunai 1. Dapat diambil secara tunai
2. Mempunyai tanggal aktif 2. Tidak mengenal tanggal aktif
3. Tidak dapat diendosmen 3. Dapat dilakukan secara
endosemen 4. Tanggal waktu penawaran 70 hari sejak
tanggal penarikan 4. Masa berlaku 70 hari sejak
tanggal penerbitan 5. Dapat dibatalkan
5. Tidak dapat dibatalkan kecuali dengan lapor polisi
Tabel 2.2 Perbedaan cek dan dengan bilyet giro
11
9
Zulkifli sunarto “Panduan Praktis TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH”. Jakarta: PT. Bestari Buana Murni,2008 h105
10
Faisal afiff dkk STRATEGI dan OPERASIONAL BANK Bandung : PT ERESCO, 1996 h 61
11
Faisal afiff dkk STRATEGI dan OPERASIONAL BANK Bandung : PT ERESCO, 1996 h 61
dalam giro terdapat jasa giro, yang dimaksud jasa giro adalah bunga yang diberikan kepada nasabahnya untuk setiap hari pengendapan dana
dalam giro terdapat istilah cross cliring yang artinya adalah fasilitas yang diberikan oleh
bank kepada nasabahnya untuk menarik dana, meskipun dana tersebut belum efektif
istilah selanjutnya yang disebut dengan Over Draft,yaitu fasilitas yang diberikan oleh
bank kepada nasabah apabila penarikan dana lebih besar daripada saldo yang tersedia Berkaitan dengan itu dapat dikemukakan bahwa bilyet giro merupakan salah satu sarana
dalam lalu lintas uang utamanya sebagai instrrumen pembayaran. Di Indonesia ketentuan mengenai bilyet giro dapat ditemukan dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 4670HPPBPBB
tanggal 24 januari 1972. Dalam surat edaran tersebut ditentukan bahwa syarat formal bilyet giro, antara lain :
1. mencantumkan nama bilyet giro dan nomor seri pada formulir bilyet giro 2. perintah yang jelas tanpa syarat untuk memindah bukukan atas sejumlah dana atas
beban saldo penarik 3. nama dan tempat bank tertarik, kepada siapa perintah tersebut ditujukan
4. nama pihak yang harus menerima pemindahbukuan dana secara administratif tersebut dan jika dianggap perl juga alamatnya
5. jumlah dana yang dipindahbukukan baik dalam angka maupun dalam huruf 6. tanda tangan cap penarik dan cap stempel badan usaha jika si penarik merupakan
suatu perusahaan berbentuk badan usaha 7. tempat dan tanggal penarikan
8. tanggal mulai efektif berlakunya amanat perintah dalam bilyet giro
9. nama bank dimana pihak yang harus menerima dana pemindahbukuan tersebut mempunyai rekening, sepanjang nama bank si penarik diketahui oleh penarik.
Sebagai alat perintah pemindah bukuan, bilyet giro tidak dapat dilakukan pembayarannya dengan uang tunai. Bilyet giro sebagai alat pembayaran mempunyai 2 macam tanggal, yaitu
tanggal efektif dan tanggal penerbitan. Sebelum tanggal efektifnya berlaku, bilyet giro sudah dapat diedarkan, tetapi hanya sebagai alat pembayaran kredit saja. Walaupun demikia bilyet giro
tidak dapat dipindah tangankan melalui endosemen, karena didalamnya tidak terdapat kalusul yang mengatur cara pemindahannya. Dalam lalu lintas pembayaran dengan bilyet giro pihak
penerbit adalah nasabah bank yang mempunyai rekening giro, sedangkan pihak tersangkutnya adalah bank dimana penerbit mempunyai rekening giro. Pihak pemegang atau penerbit adalah
bank juga, baik bank yang sama maupun yang lain, oleh karena itu pembayaran pemindahbukuan dengan menggunakan bilyet giro dapat dilakukan. Dalam suatu transaksi perdagangan yang
pembayarannya menggunakan bilyet giro sebagai alat pembayaran, maka kemudahan kemudahan yang akan diperoleh oleh nasabah bank adalah sebagai berikut :
12
a Bebas bea materai Bilyet giro termasuk surat berharga jangka pendek. Tenggang waktu pembayarannya
adalah 70 hari terhitung sejak tanggal penerbitannya. Oleh karena bilyet giro ala pemindahbukuan, dan tidak dapat dibayar secara tunai, maka ia dibebaskan dari beban
bea materai. Mengenai pembebasan bea materai ini tercantum dalam kalusul yang tertulis pada bilyet giro bebas bea materai.
b Lebih aman penggunaannya
12
Hermansyah “ HUKUM PERBANKAN NASIONAL INDONESIA”, Jakarta : Kencana.2008 edisi revisi h112
Bilyet giro telah diisi lengkap dengan nama dan bank penerima dana sehingga tidak dapat digunakan oleh orang lain apabila hilang.
c Kewajiban penyediaan dana Pada bilyet giro penyediaan dana oleh penerbit baru timbul pada saat tanggal efektifnya
tiba. Oleh karena itu, masih ada kesempatan bagi penerbit untuk mencari dana, dan bilyet giro yang sudah dapat diedarkan sebagai alat pembayaran dan pemindahbukuan
d Pelaksanaan amanat samai pada tujunnya Bilyet giro yang telah diisi lengkap oleh penerbit tidak dapat beredar lagi dan penerbit dpat mengetahui segera bahwa dananya
sudah dipindahbukukan kedalam rekening orang yang menjadi tujuannya e Dapat dibatalkan
Selama amanat dalam bilyet giro belum dilaksanakan oleh bank yang bersangkutan, maka bilyet giro tersebut dapat dibatalkan oleh penerbitnya. Faktor ini merupakan penolong
yang sangat tepat bagi penerbit yang kebetulan berhubungan dengan pihak yang tidak jujur, beritikad buruk, mupun wanprestasi.
13
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dam setiap penerbitan bilyet giro, antara lain :
14
a. Tidak dapat dibayar tunai
b. Pembayaran bilyet giro dilakukan pada saat jatuh tempo
c. Tenggang waktu penawaran bilyet giro adalah 70hari sejak tanggal penarikan. Bila
tidak disebutkan, maka yang berlaku adalah tanggal efektif bilyet giro. Setelah masa
13
Hermansyah “ HUKUM PERBANKAN NASIONAL INDONESIA”, Jakarta : Kencana.2008 edisi revisi h112
14
Zulkifli sunarto “Panduan Praktis TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH”. Jakarta: PT. Bestari Buana Murni,2008 h105
tenggang, bank masih dapat membayar BG. Bilyet giro dapat dibatalkan secara seihak melewati masa tenggang 70 hari.
d. Cekbilyet giro hapus karena kadaluwarsa setelah 6 bulan terhitung mulai akhir
tenggang waktu pengunjukkanpenawaran. e.
Nilai bilyet giro harus ditulis dengan angka dan huruf. Dalam hal terjadi perbedaan antara huruf dan angka, maka yang berlaku adalah nilai yang tertera dalam huruf.
Menurut KUHD, apabila terdapat perbedaan antara angka dan huruf maka diambil nilai yang terkecil. Sementara itu menurut aturan tentang materai, apabila terdapat
perbedaan, maka pembayaran cek tersebut dapat ditolak Bank wajib menolak pembayaran cek atau bilyet giro dalam hal :
a. Saldo tidak cukup
b. Rekening telah ditutup
c. Tidak memenuhi syarat formal cekBG
d. Diajukan sebelum tanggal efektif BG
e. Cek ditarik kembali oleh penarik setelah berakhir masa tenggang
f. BG dibatalkan oleh penarik setelah berakhir masa tenggang
g. Kadaluarsa
h. Terdapat coretanperubahan yang tidak ditanda tangani penarik
i. Bea materai belum lunas
j. Tanda tangan tidak cocok dengan specimen
k. Stempel kliring tidak ada
l. Stempel kliring tidak sesuai dengan bank penerima
m. Endosemen pada cek atas nama atau cek atas order tidak ada
n. Warkat diblokir oleh instansi berwenang
o. Perhitunganencode tidak sesuai dengan nominal yang sebenarnya
1 Kuitansi Kuitansi adalah surat perintah kepada seseorang yang namanya tertera pada
kuitansi tersebut untuk melakukan pembayaran atas sejumlah uang tertentu. Masa tenggang kuitansi adalah 20 hari,kuitansi sekurang kurangnya harus memenuhi unsur
unsur sebagai berikut : a.
Tanda tangan pihak penerbit b.
Pengakuan dari penerbit telah menerima uang sejumlah tertentu c.
Penyebutan nama pihak yang ditujuk oleh penerbit untuk melakukan pembayaran sejumlah uang tertentu terhadap diri penerbit
d. Tanggal kuitansi
2 Alat perintah bayar lainnya Selain media tersebut diatas, giro juga dapat ditarik dengan menggunakan alat
perintah bayar lainya seperti surat kuasa, ataupun surat pemindah bukuan lainnnya D. Operasional Bilyet Giro di Bank Syariah
Sebelum membuka rekening giro, petugas bank harus melakukan analisa terhadap calon nasabah, analisa ini meliputi :
15
a. Meminta tanda bukti diri seperti KTP,SIM,Paspor, dan lain-lain
b. Meminta refrensi tertulis dari pihak ketiga yang dikenal baik oleh bank. Biasanya hal
ini dilakukan oleh pejabat bank itu sendiri
15
Zulkifli sunarto “Panduan Praktis TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH”. Jakarta: PT. Bestari Buana Murni,2008 h108
c. Untuk calon nasabah berbadan hukum, maka harus menyerahkan akta pendirian atau
anggaran dasar sesuai ketentuan pemerintah. Hal in dilakukan antara lain untuk melihat kewenangan penarikan dana
d. Melakukan BI Bank Indonesia checking, antara lain memeriksa daftar hitam dan
daftar kredit macet Bank Indonesia. e.
Melakukan bank checking, antara lain dengan memperhatikan record nasabah tersebut dibank lain. Hal ini biasanya dilakukan dengan memanfaatkan hubungan
baik antara officer bank. f.
Kepada calon nasabah yang bersangkutan, bank harus membuat perjanjian pembukaan rekening yang memuat antara lain :
i. Apabila dana tidak mencukupi cek atau bg yang ditarik oleh nasabah,maka
cek atau bg tersebut akan ditolak bank dan dinyatakan sebagai cekbg kosong ii.
Penarikan cekbg atas dana yang belum efektif cross kliring dan ternyata ditolak pembayarannya dinyatakan sebagai cekbg kosong.
iii. Bila dalam jangka waktu 6 bulan nasabah menarik cekbg kosong sebanyak 3
kali, maka rekening yang bersangkutan akan dimasukkan dalam daftar hitam Bank Indonesia
iv. Jika nasabah tercantum dalam daftar hitam yang dikelurkan Bank Indonesia,
maka otomatis rekeningnya akan ditutup v.
Apabila rekening ditutup, maka nasabah wajib mengembalikan sisa buku cekbg kepada bank
g. Pemberian cekbg kepada nasabah sebaiknya juga memperhatikan bonafiditas nasabah atau sesuai keperluan saja seperti misalnya untuk nasabah baru hanya
diberikan 10 lembar saja. Selain itu bank dalam mengelola bilyet giro pun ikut mengikuti peraturan mengenai
tenggang waktu penawaran bilyet giro. Tenggang waktu penawaran bilyet giro perlu ditetapkan, agar amanat atau perintah dalam bilyet giro yang bersangkutan tidak terlalu terus menerus
sehingga menyulitkan administrasinya. Adapun penetapan yang dimaksud adalah 70 hari terhitung sejak tanggal penarikannya. Tenggang waktu penawaran ini sama dengan tenggang
waktu penawaran pada surat cek, yaitu 70 hari terhitng sejak tanggal penerbitannya. Jika dibandingkan dengan dengan surat cek, bilyet giro mempunyai dua macam tanggal efektif yang
merupakan tenggang waktu dimana penerbit diberi kesempatan untuk mengusahakan dana untuk membayar dengan cara pemndahbukuan. Tenggang waktu yang dikenal pada bilyet giro ada dua
macam yaitu :
16
a Tenggang waktu dari tanggal penerbitan sampai pada tanggal efektif. Dalam hal ini diberikan kesempatan kepada penerbit untuk mempersiapkan dana guna
membayar bilyet giro dengan pemindahbukuan. Dalam tenggang waktu ini bilyet giro ttentunya sudah beredar.
b Tenggang waktu mulai tanggal efektif sampai berakhirnya waktu tenggang yaitu 70 hari. Dalam hal ini, kesempatan diberikan kepada pemegang untuk
menawarkan kepada bank tersangkut guna pemindah bukuan dana. Setiap saat pemegang bilyet giro menawarkan kepada bank tersangkut. Bank tersebut harus
16
Farida hasyim “hukum dagang” Jakarta : Sinar Grafika,2009 h 265
menerima untuk pemindahbukuan kecuali jika bilyet giro itu kosong atau tidak ada dananya.
c Bebas bea materai Karena tenggang waktu penawarannya 0 hari, baik surat cek maupun bilyet giro
termasuk surat berharga jangka pendek, artinya surat berharga yang tenggang waktu peredarannya kurang dari tiga bulan. Menurut ketetuan Pasal 69 ayat 3
Aturan Bea Materai 1921, surat berharga jangka pendek yang dapat dibayar dengan uang tunai dikenakan bea materai. Karena bilyet giro merupakan surat
berharga yang tidak dapat dibayar dengan uang tunai sehingga membuat bilyet giro dibebaskan dari bea materai
Selain itu dari sisi penarikan simpanan giro, yang dilakukan melalui bank lain, disebut dengan kliring. Kliring adalah pertukaran warkat danatau data keuangan elektronik antar peserta
kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Bank yang menerima setoran cek danatau bilyet giro bank lain
akan menagihkan kepada bank yang menerbitkan cek danatau bilyet giro tersebut. Penagihannya dilakukan melalui lembaga kliring setempat, yaitu Bank Indonesia atau bank yang ditunjuk
sebagai lembaga kliring oleh Bank Indonesia.
17
Dalam pengertian lain, kliring diartikan sebagai sarana perhitungan warkat antar bank yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia guna
memperlancar dan memperluas lalu lintas pembayaran giral. Berdasarkan pengertian diatas
17
PBI No 829PBI2006 Tentang daftar hitam nasional penarik cek dan atau bilyet giro kosong no 23
dapat dikatakan bahwa tujuan pokok diadakannya kliring adalah untuk memperlancar lalu lintas pembayaran giral dan merupakan pelayanan kepada masyarakat yang menjadi nasabah bank.
18
Kliring diselenggarakan oleh bank Indonesia antara bank bank disuatu wilayah kliring yang biasa disebut dengan kliring local. Wilayah kliring adalah suatu lingkungan tertentu yang
memungkinkan kantor kantor tersebut memperhitungkan warkat warkatnya dalam jadwal kliring yang telah ditentukan. Berkaitan dengan itu, untuk wilayah wilayah yang tidak terdapat kantor
Bank Indonesia, maka penyelenggaraan kliring diserahkan kepada bank yang ditunjuk oleh Bank Indonesia. Tentu bank yang ditunjuk sebagai penyelenggaara kliring harus memenuhi beberapa
persyaratan, persyaratan yang dimaksud sebagai berikut :
19
a. Bank bank yang sudah mendapat izin dari menteri keuangan dan mendapat persetujuan dari Bank Indonesia terlebih dahulu
b. Bank tersebut telah menjalankan usahanya minimal 3 bulan atas izin menteri keuangan
c. Bank tersebut sudah memenuhi penilaian sebagai bank yang sehat ditinjau dibidang administrasi,pimpinan maupun keuangan
d. Simpanan masyarakat dalam bentuk giro dan kelonggaran kredit yang diberikan oleh kantor tersebut telah mencapai sekurang kurangnya 20 dari syarat modal
disetor minimum bagi pendirian bank baru diwilyahnya. e. Bank peserta kliring wajib membuka rekening koran di Bank Indonesia
f. Bank yang tidak tercatat sebagai peserta dapat ikut serta secara tidak langsung
melalui pengikutsertaanya dengan bank lain peserta penyertaan secara tidak
18
Hermansyah HUKUM PERBANKAN NASIONAL INDONESIA , Jakarta : Kencana.2008 edisi revisi h85
19
Hermansyah “ HUKUM PERBANKAN NASIONAL INDONESIA”, Jakarta : Kencana.2008 edisi revisi h85
langsug tersebut bisa terjadi karena kemungkinan menghadapi masalah keuangan, jarak antara bank yang bersangkutan dengan penyelenggaraan kliring, dan lain lain.
g. Menyetor jaminan kliring sebesar 50 rata rata kewajiban 20 hari terakhir dikurangi 40 rata rata tagihan harian 20 hari terakhir. Kewajiban tersebut hanya
berlaku bagi kantor bank yang baru menjadi peserta kliring atau yang baru direhabilitasi. Kewajiban menyetor jaminan kliring ini tidak berlaku bagi peserta
tidak langsung atau peserta yang pindah wilayah kliring h. Bank peserta menentukan anggotanya sebagai wakil tetap pada lembaga kliring dan
memberitahukan secara tertulis kepada Bank Indonesia. Selain kliring dikenal juga istilah yang disebut dengan inkaso, inkaso adalah kuasa pada
bank oleh perusahaan atau perorangan untuk menagihkan, atau memintakan persetjuan pembayaran akseptasi atau menyerahkan begitu saja kepada pihak yang bersangkutan tertarik
ditempat lain dalam atau luar negri atas surat surat berharga, dalam rupiah atau valuta asing seperti wesel, cek kuitansi surat aksep promissory notes, dan lain lain.
Inkaso dapat dibedakan menjadi 2 dua macam, yaitu :
20
a. Inkaso berdokumen, yaitu apabila surat surat berharga yang dinnkasokan itu disertai dilampiri dengan dokumen dokumen lain yang mewakili barang dagangan, seperti
konsumen bill of loading faktur, polis asuransi dan lain lain b. Inkaso tak berdokumen, yaitu apabila surat surat berharga yang diinkasokan itu tidak
disertai dokumen dokumen yang mewakili barang.
20
Hermansyah “ HUKUM PERBANKAN NASIONAL INDONESIA”, Jakarta : Kencana.2008 edisi revisi h83
Setiap jasa yang diberikan oleh bank tertentu mempunyai manfaat, baik bagi pengguna jasa nasabah maupun bagi bank yang bersangkutan. Manfaat bagi inkaso adalah sebagai berikut
: a. Nasabah pengirim tidak perlu menagih sendiri atau mendatangi sendiri pihak yang
ditagih, yang berada ditempat lain, cukup menyerahkan surat tagihan tersebut kepada bank
b. Nasabah dapat menghemat tenaga dan biaya serta keamanan pun terjamin. Sedangkan yang menjadi objek inkaso adalah hal hal sebagai berikut :
a. Wesel b. Cek
c. Surat undian d. Money order
e. Kupon dan deviden f. Surat aksep
g. Kuitansi h. Nota nota tagihan lainnya.
Tata cara perhitungan bilyet giro antar bank yaitu terdapat dua cara yang dapat dilakukan untuk melaksanakan amanat dalam bilyet giro.
21
a Bank penyimpanan dana menerima bilyet giro dari penarik dan memindahkan dana tersebut dalam bilyet giro dengan nota kredit kepadda bankir nasabah penerima dana
21
Farida hasyim “hukum dagang” Jakarta : Sinar Grafika,2009 h 271
untuk dikreditkan ke rekening penerima yang namanya tercantum dalam bilyet giro tersebut.
b Bilyet giro langsung diserahkan oleh penarik kepada penerima dana yang terakhir disetorkan ke rekeningnya kepada bank tertarik itu sendiri ataupun pada bank lainnya.
Dalam hal ini, apabila disetorkan kepada bank berlainan, maka bank nasabah memperhitungkan untuk menyetor bilyet giro tersebut melalui
clearing kepada bank tertarik.
Jadi dalam bilyet giro sendiri penulis menarik kesimpulan bahwasannya kriteria dari blyet giro sendiri adalah
1. Nominal 2. Kemudahan jangkauan
3. Kepraktisan 4. Kepercayaan penerbit
Bila disambungkan dengan faktor kepuasan yang terdiri dari kualitas produk, harga, kualitas pelayanan, faktor emosional dan biaya kemudahan asumsinya adalah
Bilyet giro X Kepuasan pelaku bisnis Y
1. Nominal 1. Kualitas produk
2. Kemudahan jangkauan 2. harga
3. Kepraktisan 3. kualitas pelayanan
4. Kepercayaan penerbit 4. faktor emosional
5. Kliring dan inkaso 5. Biaya kemudahan
Tabel 2.3 Asumsi Dasar
Bila asumsikan hubungan antar variabel adalah
x1 dan y1 : Apakah jumlah nominal mempengaruhi kualitas produk ?
Asumsinya adalah jumlah besar atau kecilnya nominal yang tertera pada bilyet giro syariah, bank tetap mampu memindahkan dana yang ada kepada rekening tujuan,atau bank mampu
mencairkan dana sesuai yang tertera pada bilyet giro syariah.
x1 dan y2 : apakah nominal mempengaruhi harga ?
asumsinya adalah semakin tinggi nominal mempengaruhi hargabeban kepada penarik dana atau sebaliknya.
x1 dan y3 : apakah nominal mempengaruhi kualitas pelayanan bank ?
asumsinya adalah besar kecilnya nominal yang tertera bank tetap memberikan pelayanan yang memuaskan
x1 dan y4 : apakah nominal akan mempengaruhi faktor emosional
asumsinya adalah nominal mampu memberikan faktor kepuasan emosional kepada nasabah
x1 dan y5 : apakah nominal mempengaruhi biaya kemudahan ?
asumsinya adalah nominal yang besar atau kecil sama sama diberikan biaya kemudahan yang reatif sama
Asumsi X1 ini berdasarkan teori bilyet giro, Hal ini Bank penyimpanan dana menerima bilyet giro dari penarik dan memindahkan dana tersebut dalam bilyet giro dengan nota kredit
kepada bankir nasabah penerima dana untuk dikreditkan ke rekening penerima yang namanya tercantum dalam bilyet giro tersebut.
x2 dan y1 : kemudahan akses jangkauan mempengaruhi produk ?
asumsinya adalah semakin mudah aksesnya biyet giro syarah mempengaruhi kualitas produk
x2 dan y2 : kemudahan akses jangkauan mempengaruhi harga ?
asumsinya adalah semakin mudah bilyet giro dijangkau tidak mempengarhi hargabiaya
x2 dan y3 : kemudahan jangkauan mempengaruhi kualitas pelayanan bank ?
asumsinya adalah kemudahan jangkauan pemegang bilyet giro akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan bank
x2 dan y4 : kemudahan jangkauan mempengaruhi faktor emosional ?
karena kemudahan jangkauan yang diberikan oleh bilyet giro memberikan kepuasan faktor emosional
x2 dan y5 : kemudahan jangkauan mempengaruhi biaya kemudahan?
Asumsinya adalah kemudahan jangkauan yang diberikan oleh bilyet giro mempengaruhi biaya kemudahan untuk pemindahan dana di bilyet giro.
Ini berdasarkan teori kemudahan jangkauanDan juga teori mengenai faktor emosional, biaya Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah dan efisien dalam mendaapatkan
produk atau pelayanan. Hal ini disebabkan pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidaak perlu menabung waktu untuk mendapatkan produk atau jasa.
x3 dan y1 : kepraktisan mempengaruhi kualitas produk ?
Asumsinya adalah kepraktisan produk bilyet giro akan mempengaruhi kualitas produk, semakin praktis penggunaannya semakin baik kualitas yang diberikan
x3 dan y2 : kepraktsan mempengaruhi harga ?
Asumsinya adalah kepraktisan bilyet giro tidak berpengaruh terhadap bilyet giro
x3 dan y3 : kepraktisan mempengaruhi kualitas pelayanan bank ?
asumsinya adalah kepraktisan pemindahan dana pada bilyet giro dapat meningkatkan kualitas pelayanan bank
x3 dan y4 : kepraktisan mempengaruhi faktor emosional ?
Asumsinya adalah kepraktisan terhadap penggunaan bilyet giro dapat meningkatkan faktor emosional pelaku bisnis,jadi pelaku bisnis merasa terbantu dengan kehadiran bilyet giro syariah
x3 dan y5 : kepraktisan mempengaruhi biaya kemudahan ?
Asumsinya adalah kepraktisan yang diberikan oleh bilyet giro bisa memberikan biaya kemudahan terhadap penggunanya
x4 dan y1 : kepercayaan penerbit mempengaruhi kualitas produk ?
asumsinya adalah kepercayaan penerbit bilyet giro sendiri akan mempengaruhi kualitas produk bilyet giro tersebut
x4 dan y2 : kepercayaan penerbit akan mempengaruhi harga ?
asumsinya adalah beda pihak penerbit akan memberikan harga atau return yang berbeda
x4 dan y3 : kepercayaan penerbit akan mempengaruhi kualitas pelayanan bank ?
asumsinya adalah kepercayaan pihak penerbit bilyet giro syariah akan memberikan kualitas pelayanan yang berbeda
x4 dan y4 : kepercayaan penerbit akan mempengaruhi faktor emosional
asumsinya adalah pihak penerbit bilyet giro syariah akan memberikan pengaruh yang berbeda dalam memberikan faktor emosional nasabahnya
x4 dan y5 : kepercayaan penerbit akan mempengaruhi biaya kemudahan ?
asumsinya adalah setiap bank syariah yang menerbitkan bilyet giro akan memberikan biaya kemudajan yang berbeda pula.
Hal ini berdasarkan teori kualitas produk. Untuk memuaskan nasabah perlu diketahui faktor faktor yang menentukan tingkat kepuasan nasabah. Menurut Handi Irawan ada lima faktor yang
menentukan tingkat kepuasan nasabah, yaitu :
22
Konsumen merasa puas jikalau telah membeli dan menggunakan suatau produk dan ternyata produk yang digunakan berkualitas. Ada 6 elemen kualitas produk, yaitu
Performance,Durability,Feature,Reliability,Consistency dan Design. Agar produk yang dibuat laku dipasaran, maka penciptaan produk haruslah memperhatikan tingkat kualitas yang sesuai
dengan keinginan nasabahnya. Produk yang berkualitas tinggi artinya memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan produk pesaing atau sering disebut produk plus. Bagi dunia perbankan
produk plus harus diciptakan setiap waktu, sehingga dapat menarik minat calon nasabah yang baru atau dapat mempertahankan nasabah yang sudah ada sekarang ini.
22
Handi Irawan “10 Prinsip Kepuasan Pelanggan Jakarta : PT Elex Media Komputindo,2002,h 37
BAB III A. Metode Penelitian
Format penelitian kuantitatif dalam ilmu sosial tergantung pada permasalahan dan tujuan penelitian itu tersendiri. Ada dua format penelitian kuantitatif berdasarkan paradigm dominan
dalam metodologi penelitian kuantitatif yaitu format deskriptif dan format eksplanasi, kedua format ini dijelaskan sebagai berikut :
Gambar 3.1. Format penelitian kuantitatif Penelitian kuantitatif dengan format deskritif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan
berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul dimasyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkut ke permukaan
karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut. Fomat deskriptif studi kasus tidak memiliki ciri – ciri pemairan menyebar dipermukaan. Tetapi memusatkan diri pada
suatu unit tertentu dari berbagai variabel. Dari ciri yang demikian, memungkinkan studi ini dapat amat mendalam dan menusuk sasaran penelitian. Sedangkan format eksplanasi dimaksud untuk
menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh satu variabel dengan variabel yang lain. Lazimnya format deskriptif
Dilihat dari pendekatan
penelitian Penelitian
kuantitatif
Penelitian kualitatif
Deskripsi
Eksplanasi Survei pemasaran
Studi kasus Survei pemaiaran
Eksperimen
suvei tidak menggunakan sampel penelitian, karena itu secara mutlak tidak menggunakan hipotesis penelitian, tetapi penggunaan hipotesis dalam pengumpulan data merupakan sebuah
keharusan.
1
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptip, penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang terstruktur dan mengkuantifikasikan data untuk digeneralisasikan.
2
Selain itu metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatifstatistik, dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
3
Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan,meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai
variabel yang timbul dimasyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkat kepermukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi,
ataupun variabel tersebut.
4
Agar penelitian lebih terarah peneliti menggunakan pendekatan secara kuantitatif untuk mengolah data yang diperoleh dari teknik kuisioner diwilayah penelitian. Tujuan pokok
kuisioner adalah untuk memperoleh data yang relevan dengan tujuan penelitian. Melalui kuisioner, informasi yang diperoleh mempunyai validitas dan reliabilitas yang tinggi.
5
B. Lokasi Penelitian
1
Burhan bungin, Metode Penelitian Kuantitatif JAKARTA : KENCANA, H 35
2
Muslich Anshori dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kualitatif SURABAYA : Pusat Penerbitan dan Percetakan UNAIR, h.13
3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD BANDUNG : Alfabeta,2009, h8
4
M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Edisi pertama JAKARTA : Kencana,2005 h.36
5
Sofian Effendi “Metode Penelitian Survei”Jakarta : LP3ES,2012 h 182
Alasan peneliti melakukan penelitian didaerah kasemen adalah karena perekonomian didaerah kasemen dan putaran uang yang tinggi disetiap harinya. Dan semua perusahaan kayu
memiliki karyawan yang berasal dari daerah tersebut, sehingga hal ini mampu menyerap pengangguran didaerah tersebut dan perekonomian masyarakat kasemen serang banten.
Maraknya usaha jual beli kayu di wilayah Kasemen, Kota Serang, menghidupkan ekonomi di wilayah tersebut. Bukan hanya bagian-bagian kayu yang sudah dipilah dan dipotong sesuai
keinginan yang dijual, tetapi juga potongan kayu yang tidak terpakai dan menjadi limbah.
6
PETA KECAMATAN KASEMEN
Gambar 3.2Peta kecamatan kasemen Kecamatan Kasemen memiliki luas wilayah 56,36 Km
2
, dengan batas-batas Kecamatan sebagai berikut :
6
“Pengolahan Limbah Kayu di Desa Banten Menghidupi Kasemen” , BANTEN RAYA, 21 FEBRUARI 2014
Utara : Laut Jawa
Selatan : Kecamatan Serang
Barat : Kecamatan Kramatwatu Kabupaten
Serang
Tabel 3.1 Batas Kecamatan kasemen
Ibukota Kecamatan Kasemen terletak pada jarak ± 9 Km dari ibukota Serang. Bentuk topografi wilayah Kecamatan Kasemen sebagian besar merupakan dataran, dengan ketinggian
rata-rata 500-700 m dari permukaan laut, dengan rata-rata curah hujan 12 mmtahun. 1. Secara Administrasi wilayah Kecamatan Kasemen terbagi menjadi 70 Dusun, 70 Rukun
Warga RW, 245 Rukun Tetangga RT. Dengan jumlah penduduk 91.852 jiwa, yang terdiri dari 47.725 jiwa laki-laki, dan 44.127 jiwa perempuan.
2. Kecamatan Kasemen merupakan wilayah pembangunan bagian utara dari kota Serang. Wilayah Pembangunan Bagian Utara ini diarahkan dengan fungsi utama pariwisata cagar
budaya dan cagar alam, pelabuhan, perdagangan dan jasa, perumahan dan berbagai fasilitas umum.
3. Di wilayah Kecamatan Kasemen melintas sebuah sungai yang cukup besar dan terkenal yaitu Sungai Cibanten yang bermuara di Karangantu yang ada di wilayah Kecamatan Kasemen. Di
Kecamatan Kasemen juga terdapat Cagar Budaya Banten Lama dan Cagar Alam Pulau Dua. Cagar Budaya Banten Lama ini merupakan tempat ziarah yang banyak dikunjungi oleh
Timur : Kecamatan
Pontang Kabupaten
Serang
peziarah baik dari daerah Banten sendiri maupun dari luar daerah Banten, serta masih banyak peninggalan sejarah di masa Kesultanan Banten yang ada di wilayah Kecamatan Kasemen.
Jumlah Penduduk Kecamatan Kasemen Serang Banten
Tabel 3.2
C. Metode Populasi dan Sampel 1. Populasi
DesaKelurahan Laki-laki
Perempuan Total
1 2
3 4
1. Kasemen 7.539
7.106 14.645
2. Warung Jaud 4.454
4.343 8.797
3. Mesjid Priyayi 3.793
3.414 7.207
4. Bendung 3.745
3.727 7.472
5. Sawah Luhur 5.076
5.198 10.274
6. Kilasah 3.763
3.351 7.114
7. Terumbu 4.719
4.505 9.224
8. Margaluyu 3.021
3.015 6.036
9. Kasunyatan 3.451
3.988 7.439
10. Banten 8.061
7.760 15.821
Kasemen 47.622
46.407 94.029
Populasi adalah wilyah generalisai yang terdiri atas : obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik sampelnya.
7
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek yang mempunyai kualitas dan karakterisik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudan ditarik kesimpulannya.
8
Pada penelitian ini menggunakan populasi terbatas, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang jelas batas batasannya secara kuantitatif.
9
Jumlah populasi perusahaan dagang pada peelitian ini berjumlah 143 yang mana angka disebut diperoleh dari data industri non formal kota serang yang peneliti dapatkan
dari kantor kecamatan serang 2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Hal hal yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan iberlakukan untuk populasi.
Untuk tu sampel yang diambl dari populasi harus betul betul representative mewakili populasinya.
10
Teknik pengambilan sampel pada penelitian menggunakan teknik Non Probability Sampling, yaitu mengambil sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih sebagai sampel.
11
Metode Non Probability Sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling yaitu teknik penentuan
sampel dengan memilih respon secara kebetulan dan cocok sebagai sumber data dengan
7
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD BANDUNG : Alfabeta,2009, h80
8
Muslich Anshori dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kualitatif SURABAYA : Pusat Penerbitan dan Percetakan UNAIR, h.92
9
M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Edisi pertama JAKARTA : Kencana,2005 h.99
10
Muslich Anshori dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kualitatif SURABAYA : Pusat Penerbitan dan Percetakan UNAIR, h.94
11
Sugiono, Statistik Untuk Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2007, Cet. 13, h.61
berbagai pertimbangan, yaitu responden merupakan mitra yang bergabung di BMT Berkah Madani Cimanggis Depok.
D. Pengukuran variabel Dalam penelitian ini digunakan ukuran nominal. Ialah suatu ukuran yang diberikan
kepada obyek hanya mempunyai arti sebagai label saja. Ukuran nominal ini merupakan ukuran yang paling sederhana. Obyek dikelompokan dalam set – set dan kepada semua
anggota set diberikan angka
12
Dan untuk ukuran skala pada penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekolompok
orang tentang fenomena sosial, dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan
skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrument yang dapar berupa pertanyaan atau pernyataan.
13
E. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Uji validitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur pengukur itu mengukur apa
yang ingin diukur. Sekiranya peneliti menggunakan kuisioner didalam pengumpulan data penelitian, maka kuisioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya.
Setelah kuisioner tersebut tersusun dan teruji validitasnya, dalam praktik belum tentu data yang terkumpulkan adalah data yang valid. Banyak hal lain yang mengurangi
12
Muslich Anshori dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kualitatif SURABAYA : Pusat Penerbitan dan Percetakan UNAIR, h.65
13
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD BANDUNG : Alfabeta,2009, h93
validitas data. Misalnya apakah si pewawancara yang mengumpulkan data betul betul mengikuti petunjuk yang diberikan dalam kuisioner tersebut.
14
Untuk mengkorelasikan data tersebut dapat digunakan formula perhitungan rumus korelasi product moment dari
pearson yaitu.
15
r
xy =
Untuk menguji apakah butir-butir pertanyaan valid, maka dilakukan uji validitas terhadap 50 kuesioner yang telah diisi oleh responden. Suatu pertanyaan dapat dikatakan valid apabila nilai
koefisien korelasi positif dan bernilai 0,27. Nilai validitas dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Pernyataan Corrected
Item- Total Correlation
Keterangan A1
0.595 Valid
A2 0.682
Valid A3
0.442 Valid
A4 0.397
Valid A5
0.537 Valid
A6 0.459
Valid A7
0.559 Valid
B1 0.223
Tidak Valid B2
0.473
Valid B3
0.511
Valid C1
0.776
Valid C2
0.102
Tidak Valid D1
0.478
Valid D2
0.313
Valid D3
0.399
Valid D4
0.441
Valid D5
0.408
Valid
14
Sofian Effendi “Metode Penelitian Survei”Jakarta : LP3ES,2012 h 125
15
Muslich Anshori dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kualitatif SURABAYA : Pusat Penerbitan dan Percetakan UNAIR, h.84
N∑ XY – ∑ X ∑ Y
N ∑ X
2
∑ X
2
N∑ Y
2
– ∑ Y
2
D6
0.453
Valid D7
0.456
Valid
Tabel 3.3 Uji Validitas Sedangkan uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur
tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur suatu gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki
kemampuan untuk memberikan hasil yang pengukuran hasil yang konsisten. Pada alat pengukur fenomena fisik, seperti berat dan panjang beban, konsistensi hasil pengukuran bukanlah hal yang
sulit dicapai. Akan tetapi mengukur fenomena sosial,seperti sikap,opini dan persepsi, pengukuran yang konsisten agak sulit dicapai. Makin kecil kesalahan pengukuran, makin reliabel
alat pengukur. Sebaliknya, makin besar kesalahan pengukuran makin tidak reliabel alat pengukur tersebut.
16
Suatu kuesioner dikatakan realibel jika nilai koefisien alpha 0,27. Nilai reliabilitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Pernyataan Cronbach
Alpha Keterangan
A1 0.874
Reliabel A2
0.876 Reliabel
A3 0.880
Reliabel A4
0.874 Reliabel
A5 0.876
Reliabel A6
0.875 Reliabel
16
Sofian Effendi “Metode Penelitian Survei”Jakarta : LP3ES,2012 h 141
A7 0.875
Reliabel B1
0.882 Reliabel
B2
0.876
Reliabel B3
0.876
Reliabel C1
0.904
Reliabel C2
0.890
Reliabel D1
0.878
Reliabel D2
0.881
Reliabel D3
0.876
Reliabel D4
0.878
Reliabel D5
0.877
Reliabel D6
0.872
Reliabel D7
0.877
Reliabel
Tabel 3.4 Uji Reliabilitas F.
Analisis faktor Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis faktor dikarenakan peneliti ingin
mengetauhi faktor-faktor yang mempengaruhi kepusan pelaku bisnis perusahaan kayu dalam menggunakan bilyet giro syariah. Metode analisis faktor memungkinkan peneliti untuk mencapai
tujuan penelitian karena tujuan penggunaan analisis faktor adalah: a. Mengidentifikasi dimensi pokok atau faktor yang menerangkan korelasi antara
sekumpulan variabel. b. Menentukan atau menyeleksi variabel-variabel mana yang dominan dan yang
saling berhubungan dari sekumpulan variabel yang semula dianggap tidak saling berhubungan.
c. Mengidentifikasi beberapa variabel yang lebih menonjol dari yang lainnya. Pada awalnya teknik analisis faktor dikembangkan pada awal abad ke-20. Teknik
analisis ini dikembangkan dalam bidang psikometrik atas usaha ahli statistik Karl Pearson, Charles Spearman, dan lainnya untuk mendefinisikan dan mengukur
intelegensia seseorang. Pada analisis faktor dapat dibagi dua macam yaitu analisis komponen utama principal component analiysis = PCA dan analisis faktor factor
analisis = FA. Kedua analisis itu bertujuan menerangkan struktur ragam-peragam melalui kombinasi linear dari variabel-variabel pembentuknya. Sehingga dapat dikatakan
bahwa faktor atau komponen adalah variabel bentukan bukan variabel asli. Secara umum analisis faktor atau analisis komponen utama bertujuan untuk mereduksi data dan
menginterpretasikan sebagai suatu variabel baru yang berupa variabel bentukan.
17
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah analisis faktor. Analisis faktor merupakan analisis yang bertujuan mencari faktor-faktor utama yang paling
mempengaruhi variabel dependen dari serangkaian uji yang dilakukan atas serangkaian variabel independen sebagai faktornya.
Sebelum melakukan analisis faktor, sejumlah asumsi yang harus dipenuhi adalah: a. Korelasi antar variabel Independen. Besar korelasi atau korelasi antar independen
variabel harus cukup kuat, misalnya di atas 0,5. b. Korelasi Parsial. Besar korelasi parsial, korelasi antar dua variabel dengan
menganggap tetap variabel yang lain, justru harus kecil. Pada SPSS deteksi terhadap korelasi parsial diberikan lewat pilihan Anti-Image Correlation.
17
Analisis Faktor,
h.168, artikel
diambil dari
http:www.fp.unud.ac.idindwp- contentuploadsmk_ps_agribisnisekonomitrika8_.20Analisis20Faktor.pdf
diakses pada tanggal 28 Oktober 2013
c. Pengujian seluruh matriks korelasi korelasi antar variabel, yang diukurr dengan besaran Bartlett test of Sphericity atau Measure Sampling Adequacy MSA.
Pengujian ini mengharuskan adanya korelasi yang signifikan di antara paling sedikit beberapa variabel.
18
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses analisis faktor adalah sebagai berikut:
a. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis b. Menguji variabel agar menjadi variabel yang layak dimasukkan dalam analisis faktor
dengan melihat angka pada KMO dan Bartlett’s Test c. Setelah sejumlah variabel terpilih, maka dilakukan proses factoring, atau ekstraksi
variabel hingga menjadi satu atau beberapa faktor d. Lalu dilakukan proses factor rotation untuk memperjelas apakah faktor yang
terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor lain. Beberapa metode rotasi yang dapat dilakukan adalah:
1 Orthogonal Rotation, yaitu memutar sumbu 90
o
. Perotasian ini dilakukan dengan tetap mempertahankan keortogonalan faktor-faktor yang berimplikasi pada ada
atau tidaknya perbedaan antara pola dengan bobot terstruktur. Beberapa rotasi yang termasuk rotasi orthogonal adalah rotasi Varimax, Quartimax, Equamax,
dan Parsimax. 2 Oblique Rotation, yaitu memutar sumbu ke kanan namun tidak harus 90
o
. Pada rotasi ini diasumsikan bahwa faktor-faktor yang dihasilkan saling berkorelasi.
18
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006, h.13
Beberapa rotasi yang termasuk rotasi oblique adalah rotasi Promax, Procustes, dan Harris-Kaiser.
e. Interpretasi faktor yang telah terbentuk. Yaitu dengan memberi nama atas faktor yang terbentuk, yang dianggap dapat mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut.
19
Proses seleksi variabel pada analisis faktor dalam penelitian ini didasarkan pada: a. Kaiser Meyer Olkin KMO dan Bartlett’s Test
KMO dan Bartlett’s Test menunjukkan uji kelayakan dari analisis faktor. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah faktor-faktor tersebut valid atau tidak. KMO
merupakan indeks pembanding besarnya koefisien korelasi observasi dengan besarnya koefisien korelasi parsial. Secara umum, analisi faktor dapat dilakukan
bila indeks KMO lebih besar dari 0,5. Klarifikasi nilai KMO adalah sebagai berikut:
0,9 : sangat memuaskan
0,8-0,9 : memuaskaan 0,7-0,8 : nilai menengah
0,6-0,7 : cukup 0,5-0,6 : kurang memuaskan
0,5 : tidak dapat diterima
b. Measure of Sampling Adequacy MSA Dilakukan pemeriksaan terhadap nilai anti-image correlation pada tabel anti-
image matrices yang ditunjukkan oleh nilai diagonal dari kiri atas ke kanan bawah yang bertanda huruf a pada setiap nilainya yang merupakan nilai Measure of
19
Statistics of Your Life, artikel diambil dari http:exponensial.wordpress.com20101130
analisis-faktor diakses pada tanggal 19 September 2013
Sampling Adequacy MSA. Bila nilai MSA 0,05 maka variabel tersebut
sebaliknya di drop dari system analisis dan dilakukan analisis ulang hingga mencapai semua nilai MSA0,5
c. Eigenvalues Total varians explained menerangkan nilai persen dari varians yang mampu
diterangkan oleh
banyak faktor
yang terbentuk.
Nilai eigenvalues
menggambarkan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam menghitung varians dari variabel-variabel yang di analisis. Banyaknya faktor yang harus
diambil didasarkan pada initial eigenvalues total 1 atau lebih besar dari satu. d. Loading Factor
Rotated Component Matrix adalah nilai loading faktor dari setiap variabel. Loading factor merupakan besarnya korelasi antara faktor skor dan variabel
tersebut. Penempatan variabel ke dalam faktor ditentukan berdasarkan loading factor tersebut.