Penerimaan Pemeriksaan Inventarisasi TINJAUAN TEORITIS PADA PENGADAAN BAHAN PUSTAKA

Selain prosedur di atas, ada beberapa sumber pertukaran bahan pustaka yang seperti dikemukakan oleh Yulia, 1993: 57, antara lain: 1. Universitasakademik yang berupa terbitan resmi, disertai atau abstrak bahan pustaka duplikat, terbitan university press, terbitan perpustakaan, reprint, terbitan unit penelitian. 2. Pemerintah, berupa Undang-undang, peraturan-peraturan, lembaran negara, dan terbitan resmi lainnya. 3. Organisasi ilmiah dan profesi. 4. Perusahaan-perusahaan industri. Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa prosedur yang telah disebutkan perlu dipedomani dalam melakukan tukar-menukar bahan pustaka, baik yang diperoleh melalui universitas, pemerintah, organisasi, dan lain-lain.

2.4.4. Penerbitan Sendiri

Terbitan sendiri yang dimaksud adalah terbitan sendiri yang berasal dari lembaga induk di mana perpustakaan tersebut bernaung, yang mencakup pengertian : 1. Penerbitan dari lembaga induk tempat perpustakaan berada a Perpustakaan hendaknya dijadikan pusat penyimpanan semua penerbitan lembaga induk. b Perpustakaan dapat ditunjuk sebagai penyalur dari semua terbitan lembaga induk yang bersangkutan. 2. Penerbitan oleh perpustakaan itu sendiri, seperti daftar kleksi, bulletin, manual bibliografi, dan sebagainya.

2.5. Penerimaan Pemeriksaan

Keseluruhan bahan pustaka yang sudah diterima, baik itu melalui pembelian, sumbanganhadiah, terbitan sendiri, tukar menukar, sebelum diinventarisasi, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan. Pada saat bahan pustaka sudah rusak. Apabila terdapat ketidaksesuaian, diberikan kesempatan bagi pihak perpustakaan yang tidak merasa puas untuk melakukan klaim, supaya dipertimbangkan untuk menggantinya. Setiap bahan yang diterima, diperiksa pengarang, judul, edisi, penerbit, tempat terbit, tahun terbit, ISSN. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: 1. Pemeriksaan judul bahan pustaka yang telah diterima, apakah sebagai hadiah, langganan, tukar-menukar, atau terbitan sendiri. Kemudian dispesifikasikan dan sesuai dengan daftar yang sudah ada. 2. Pemberian tanda captanda yang biasanya diletakkan pada halaman terdepan. 3. Pencatatan pada kartu yang telah disediakan oleh perpustakaan. Lasa, 1994: 39. Universitas Sumatera Utara

2.6. Inventarisasi

Bahan pustaka yang sudah diperiksa kemudian diinventarisasididaftarkan dalam bukukartu inventarisasi. Kegiatan kerjanya adalah pemberian tanda cap milik perpustakaan dengan tujuan supaya kepemilikannya dapat dipastikan. Kemudian tujuan dari inventarisasi untuk menghindari apa yang namanya duplikasi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan inventarisasi, antara lain: a. Tanggal penerimaan b. Nomor urutinduk, di mana setiap eksemplar diberi nomor tersendiri c. Pengarang d. Judul penerbit tempat penerbit e. Asal sumber, apakah bahan pustaka tersebut berasal dari pembelian, hadiah, tukar-menukar, dan lain-lain. f. Harga g. Golongan nomor klasifikasi dilakukan setelah bahan pustaka siap diproses. h. Keterangan Hal-hal yang dianggap perlu i. Penerbit, Siregar, 2002: 3. Universitas Sumatera Utara

BAB III KINERJA PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PADA

PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

3.1. Sejarah Singkat Perpustakaan USU

Perpustakaan USU didirikan pada tahun 1970. Kemudian perpustakaan ini menjadi perpustakaan sentral yang dimulai dengan bergabungnya sejumlah perpustakaan fakultas dan pindah ke gedung baru yang diresmikan pada tanggal 2 November 1987 oleh mentri Pendidikan dan Kebudayaan. Bila ditelusur kembali sejarah USU, perpustakaan pertama didirikaan di lingkungan USU adalah Perpustakaan Fakultas Kedokteran 1952 dan kemudian disusul oleh Perpustakaan Fakultas Hukum 1954 . Ketika itu USU masih merupakan sebuah yayasan yang kemudian diserahkan kepada pemerintah serta diresmikan sebagai Perguruan Tinggi Negeri ketujuh di Indonesia pada tanggal 20 November 1957. Perpustakaan USU menempati sebuah gedung berlantai empat dengan luas sekitar 6.090 meter persegi yang terletak di tengah-tengah kampus. Disamping itu, ada beberapa perpustakaan tingkat fakultas dan departemen yang terdapat di lokasi masing-masing. Gedung perpustakaan dikelilingi areal taman dan parkir seluas sekitar 3,5 Ha. Gedung Perpustakaan dapat menampung sekitar 900 orang pembaca dalam waktu yang bersamaan dan masa kuliah. Perpustakaan biasanya sangat ramai sehinga ada kalannya dalam memperolah layanan tertentu mahasiswa harus antri terutama pada jam-jam sibuk. Dibandingkan dengan dua dekade sebelumnya, perpustakaan mengalami perkembangan pesat sejak lima belas tahun terahkir. Sejah tahun 1991, perpustakaan mulai melakukan perubahan mendasar dalam berbagai aspek pelayananya denagan menerapkan manajemen baru unuk memberdayakan sivitas akademika USU. Perpustakaan benar-benar berorientasi pada kepentingan mahasiswa sebagai pelangan utama USU. Prinsip kewirausahaan yang mengutamakan kepuasan pelanggan dijadikan sebagai filosofi peyelengaraan pelayanan. Upaya tersebut menunjukan hasil yang sangat menggembirakan ditandai dengan meningkatnya pengunaan fasilitas perpustakaan oleh mahasiswa dengan pertumbuhan rata-rata antara 15 s.d 25 setiap tahun dalam kurun waktu 1991 sampai dengan 2008. Perpustakaan sebagai fasilitas penunjang utama program Tridharma memiliki peranan yang besar dalam mendukung misi dan tujuan USU sebagai pusat pendidikan yang Universitas Sumatera Utara