Fenny W.P. Batak Toba Shakai Ni Okeru Martonun. 2007 USU e - Repository©2009
‘martonun’. Kerajinan martonun ini ditemukan di desa Lumban Suhi-suhi Toruan Kecamatan Pangururan.
Bagi masyarakat Batak Toba, dahulu hanya mempergunakan ulos sebagai pakaian yang dibuat sendiri dengan cara menenun. Tetapi sejak daerah Samosir dikembangkan
menjadi salah satu tujuan wisata di Sumatra Utara, maka sejak itu pula para pengrajin ulos di Samosir tidak hanya menenun untuk kepentingan masyarakat tetapi juga untuk
souvenir bagi wisatawan. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk memilih
martonun pada masyarakat Batak Toba sebagai judul kertas karya.
1.2 Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk: • Memahami martonun dalam konteks kebudayaan Batak Toba di Desa Lumban
Suhi-suhi Toruan Kecamatan Pangururan • Memahami fungsi martonun dalam kehidupan sosial ekonomi dan sosial budaya
masyarakat Desa Lumban Suhi-suhi Toruan Kecamatan Pangururan • Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dari jurusan Bahasa Jepang Fakultas
Sastra,USU
1.3 Pembatasan Masalah
Penulis hanya membahas tentang martonun pada masyarakat Batak Toba Desa Lumban Suhi-suhi Toruan Kecamatan Pangururan.
1.4 Metode Penelitian
Fenny W.P. Batak Toba Shakai Ni Okeru Martonun. 2007 USU e - Repository©2009
Karya tulis ini bersifat Deskripsi yang berusaha untuk mengumpulkan data kualitatif untuk menggambarkan pengetian martonun dalam konteks sosiokultural.
Fenny W.P. Batak Toba Shakai Ni Okeru Martonun. 2007 USU e - Repository©2009
BAB II GAMBARAN UMUM DESA LUMBAN SUHI-SUHI TORUAN
2.1 Asal Usul dan Sejarah Terjadinya Desa Lumban Suhi-suhi Toruan
Menurut asal katanya, Lumban Suhi-suhi berasaldari kata ‘lumban’ dan ‘suhi- suhi’. Dalam bahasa Batak Toba, lumban artinya kampung, dan suhi artinya sudut. Jadi
kalau diartikan secara harfiah, makna Lumban Suhi-suhi artinya ‘kampung sudut’, tetapi dalam kenyataannya Desa Lumban Suhi-suhi tersebut tidak terletakdi sudut. Ada alasan
mengapa desa tersebut diberi nama Desa Lumban Suhi-suhi. Pada jaman dahulu di Tanah Batak terjadi peperangan antar kampung huta.
Untuk memeprtahankan huta tersebut pemimpin mengatur strategi memerintahkan supaya para anggotanya menyerang dengan dua suhi sudut. Dengan taktik ini mereka
bisa mempertahankan huta mereka. Karena kemenangan ini, mereka lalu menyebut huta mereka dengan Lumban Suh-suhi yang artinya desa sudut.
Lumban Suhi-suhi dibagi menjadi tujuh: 1. Desa Saor Nauli
2. Desa Pardamean II 3. Desa Parsaoran II
4. Desa Harapuhan 5. Desa Sitare-tarean
6. Desa Pea Silalahi 7. Desa Lumban Naginjang
Fenny W.P. Batak Toba Shakai Ni Okeru Martonun. 2007 USU e - Repository©2009
Selanjutnya tahun 1990 terjadi penggabungan desa dari 7 desa menjadi 3 desa, yaitu
1. Desa Lumban Suhi-suhi Toruan 2. Desa Lumban Suhi-suhi Dolok
3. Desa Pardomuan Nauli Masyarakat Desa Lumban Suhi-suhi Toruan yang menetap sekarang mayoritas
bermarga Sihaloho, Simarmata, Situmorang dan Sitinjak.
2.2 Lokasi dan Keadaan Alam