Ayu Lestari : Mekanisme Penyelesaian Sengketa GATT Dan WTO Ditinjau Dari Segi Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional Secara Damai, 2007.
USU Repository © 2009
internasional secara damai terhadap kasus-kasus GATT dan WTO sehingga berbagai persoalan-persoalan dalam kerangka GATT dan WTO dapat diselesaikan
tanpa menimbulkan konfrontasi antar negara. Secara praktis skripsi ini ditujukan kepada kalangan perdagangan dan
industri lokal maupun internasional agar fair trade dapat terwujud dengan baik. Skripsi ini juga diharapkan dapat meberi nafas baru dan masukan sistem bagi
perdagangan multilateral.
D. Keaslian Penulisan
Berdasarkan pemeriksaan dan hasil-hasil penelitian yang ada penelitian mengenai masalah mekanise penyelesaian sengketa GATT dan WTO ditinjau dari
segi hukum penyelesaian sengketa internasional belum pernah dilakukan dalam topik dan permasalahan yang sama. Jadi penelitian ini dapat disebut “asli” dan
sesuai dengan asas keilmuan yang jujur, rasional, objektif dan terbuka. Semua ini merupakan implikasi etis dan proses menemukan kebenaran ilmiah. Sehingga
penelitian ini dapat dipertaggung jawabkan kebenarannya secara ilmiah.
E. Tinjauan Kepustakaan
1. Tujuan Hukum Perdagangan Internasional
Dalam upaya negara-negara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi mereka, dewasa ini mereka cenderung membentuk blok-blok perdagangan baik
bilateral, regional, maupun multilateral. Dalam kecenderungan ini pun perjanjian internasional menjadi semakin penting.
Ayu Lestari : Mekanisme Penyelesaian Sengketa GATT Dan WTO Ditinjau Dari Segi Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional Secara Damai, 2007.
USU Repository © 2009
Semakin pentingnya peran perjanjian-perjanjian di bidang ekonomi atau perdagangan inipun telah melahirkan aturan-aturan yang mengatur perdagangan
internasional di bidang barang, jasa dan penanaman modal di antara negara- negara.
Tujuan hukum perdagangan internasional sebenarnya tidak berbeda dengan tujuan GATT yang termuat dalam preambulenya. Tujuan tersebut adalah:
a. Untuk mencapai perdagangan internasional yang stabil dan menghindari
kebijakan-kebijakan dan praktik-praktik perdagangan nasional yang merugikan negara lainnya;
b. Untuk meningkatkan volume perdagangan dunia dengan menciptakan
perdagangan yang menarik dan menguntungkan bagi pembangunan ekonomi semua negara;
c. Meningkatkan standar hidup umat manusia;
d. Meningkatkan lapangan tenaga kerja
e. Mengembangkan sistem perdagangan multilateral, bukan sepihak suatu
negara tertentu, yang akan mengimplementasikan kebijakan perdagangan terbuka dan adil yang bermanfaat bagi semua negara; dan
f. Meningkatkan pemanfaatan sumber-sumber kekayaan dunia dan
meningkatkan produk dan transaksi jual beli barang.
5
2. Aspek-aspek Hukum Perdagangan dalam World Trade Organization
WTO adalah suatu lembaga perdagangan multilateral yang permanen. Sebagai suatu organisasi permanen, peranan WTO akan lebih kuat daripada
5
Preambule GATT dan Preambule Perjanjian WTO.
Ayu Lestari : Mekanisme Penyelesaian Sengketa GATT Dan WTO Ditinjau Dari Segi Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional Secara Damai, 2007.
USU Repository © 2009
GATT. Hal ini secara langsung tercermin dalam struktur organisasi dan sistem pengambilan keputusan.
World Trade Organization WTO memiliki status sebagai organ khusus PBB seperti halnya IMF dan IBRD. WTO memiliki fungsi mendukung
pelaksanaan administrasi dan menyelenggarakan persetujuan yang telah dicapai untuk mewujudkan sasaran. Persetujuan-persetujuan tersebut merupakan forum
perundingan bagi negara anggota mengenai persetujuan-persetujuan yang telah dicapai, termasuk keputusan-keputusan yang ditentukan kemudian dalam
pertemuan tingkat menteri, mengadministrasi pelaksanaan ketentuan mengenai penyelesaian sengketa perdagangan, mengadministrasikan mekanisme peninjauan
kebijakan di bidang perdagangan. Menciptakan kerangka kerja sama internasional dengan IMF dan Bank Dunia, serta badan-badan lain yang terafiliasi.
Dengan terbentuknya WTO sebagai suatu organisasi perdagangan multilateral, peranannya akan lebih meningkat dibandingkan GATT, yakni:
a. mengadministrasikan berbagai persetujuan yang dihasilkan Putaran
Uruguay di bidang barang dan jasa, baik multilateral maupun plurilateral, serta mengawasi pelaksanaan komitmen akses pasar di bidang tarif
maupun nontarif; b.
mengawasi praktik-praktik perdagangan internasional dengan secara reguler meninjau kebijaksanaan perdagangan negara anggotanya dan
melalui prosedur nontifikasi; c.
sebagai forum dalam menyelesaikan sengketa dan menyediakan mekanisme konsiliasi guna mengatur sengketa perdagangan yang timbul;
Ayu Lestari : Mekanisme Penyelesaian Sengketa GATT Dan WTO Ditinjau Dari Segi Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional Secara Damai, 2007.
USU Repository © 2009
d. menyediakan bantuan teknis yang diperlukan bagi anggotanya termasuk
bagi negara-negara berkembang dalam melaksanakan Putaran Uruguay; e.
sebagai forum bagi negara anggotanya untuk terus menerus melakukan perundingan pertukaran konsesi di bidang perdagangan guna mengurangi
hambatan perdagangan dunia WTO akan membantu penerapan dan beroperasinya semua persetujuan
dan instrumen hukum yang telah dirundingkan dalam putaran Uruguay dan persetujuan plurilateral menjadi forum perundingan, mengadministrasikan
Understanding on Rule and Procedures Governing the Settlement of Dispute and Trade Policy Review Mechanism TPRM, dan bekerjasama dengan IMF dan
Bank Dunia. Di dalam Preambule, Agreement Establishing WTO menekankan kembali
tujuan GATT, yaitu meningkatkan standar kehidupan dan pendapatan, menjamin tersedianya lapangan kerja, memperluas produksi dan perdagangan, dan
pemanfaatan secara optimal sumber daya di dunia, serta memperluas hal-hal tersebut kepada perdagangan jasa. Disebutkan pula tentang pemikiran mengenai
pembangunan berkesinambungan dalam kaitannya dengan pemanfaatan secara optimal berbagai sumber daya yang ada di dunia serta perlunya melindungi
lingkungan hidup sesuai dengan tingkat perkembangan perekonomian nasional masing-masing negara. Selain itu, terdapat pula pengakuan bahwa diperlukan
adanya suatu upaya khusus bagi negara berkembang terutama negara berkembang terbelakang agar dapat pula menikmati pertumbuhan dan perdagangan
internasional.
Ayu Lestari : Mekanisme Penyelesaian Sengketa GATT Dan WTO Ditinjau Dari Segi Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional Secara Damai, 2007.
USU Repository © 2009
Mengenai proses pengambilan keputusan decision making process disebutkan bahwa WTO akan melanjutkan praktik pengambilan keputusan yang
selama ini dilaksanakan dalam GATT, yaitu secara konsensus bila tidak ada anggota yang secara resmi merasa keberatan atas suatu masalah. Dalam hal tidak
dicapai suatu keputusan secara konsensus, maka dapat diadakan pemungutan suara voting.
2. Sengketa Dalam Perdagangan Internasional